Berikut ini kembali saya wong ndeso berbagi sedikit pengalaman selama 2 minggu bersama Mitsubishi ANPS Dakar 4X2 FL 2021. Mohon maaf bahasa nya bahasa wong ndeso, bukan bahasa kuliahan karena memang gak kuliah he…he.
Awalnya ini adalah pelarian dari indent Fortuner TRD mulai SPK 19 April hingga akhir Agustus belum ada kejelasan kapan dapat nomer rangka. Hilang kesabaran dan akhirnya tilpun sales Mitsu gak kenal juga dapat no HP dari internet katanya ada alokasi unit Dakar putih dua minggu janji unit diterima. Akhirnya SPK dan Alhamdulillah meskipun belum kenal salesnya sebelumnya ternyata amanah, prosesnya lancar dan unit saya terima dua mingguan seperti janjinya. Awalnya mau pilih ANPS Exceed karena untuk jaranan/globotan harian di pedesaan tapi saran dari pembaca SM akhirnya pilih Dakar.
Unit sengaja kami ambil langsung ke diler malam hari sampai rumah jam setengah sepuluh malam langsung masuk garasi tutup pintu tetangga sdh pada tidur jadi gak ada yang tahu. Gak enak aja sama tetangga kalau salesnya yg antar kerumah jadi rame soalnya rumah di desa. Diler ini adalah yang paling dekat dengan rumah sekitar 35 km.
Saat terima unit bbm sudah alarm low fuel tank level. Langsung bawa ke SPBU isi full tank biosolar + 2 botol biotreat Schaeffer. Isi hampir 65 liter hanya bayar 332 ribuan cring-cring istri saya tersenyum. Biasanya isi Santafe 700 ribuan. Yah memang semenjak VNT kami jual, isi Santafe selalu Pertadex. Bagi saya sih gak ada masalah. Tapi tiap istri yang bawa dan isi Pertadex selalu nanya apa gak ada lagi yg bisa minum biosolar seperti VNT. Jadi apapun merk ladder frame yang akan kami beli sudah pasti cekokin biosolar mumpung belum dilarang he…he..INFO dari sales mulai pengiriman bulan depan unit ANPS sudah standard EURO 4. Jadi pengiriman bulan ini adalah yang terakhir standard EURO 2.
Exterior:
Dari depan gagah, samping dan belakang juga kami sekeluarga suka.
Interior:
Lay out dashboard kami suka, kualitas material juga masih OK lah. Speedo meter full TFT digital mirip Grand Santafe, tapi ANPS lebih advance, termasuk penunjuk RPM juga digital dan ada animasi gambar bagian belakang mobil stop lamp menyala saat direm. Dari baris pertama hingga ketiga juga lengkap ada cup holder bahkan dibawah transmisi juga ada ruang kosong bisa sebagai tempat penyimpanan. Rem parkir sudah electric dan bisa diset auto Park saat di P sama seperti Santafe
Performance, Handling, Kenyamanan:
Malam kami ambil unit dari dealer besok paginya jam 3 sebelum subuh langsung kami bawa dengan keluraga berlima ke Lumajang dan muter-muter area Jawa Timur. Tarikan awal terasa berat harus injak gas dalam-dalam. Saat di tol coba saya bawa di 165 kph diputaran atas enak mudah sekali didapat. Karena masih inreyen kaki harus sabar dan tahan max speed segini dulu. Suara mesin terasa halus meskipun full biosolar. Peredaman kabin juga OK tapi masih lebih kedap Santafe. Gesekan suara ban juga minim, 11-12 dengan Santafe. Untuk memperbaiki putaran bawah saya ganti Downpipe dengan Kansai, ganti filter udara dengan Sprint Filter, tutup EGR dan remap di kandang diesel Nitro Speed Surabaya (Ronny HAO 507).
Setelah remap jauh sekali improve nya. Tarikan bawah jadi enteng enak buat nyodok/nyalib, kalau injak terlalu dalam perpindahan gigi jadi loncat-loncat nyodok mirip naik motor laki tanpa kopling, terasa sekali hentakan torsinya, cocok pemakaian luar kota jalur dua arah. Kalau ngegasnya nyantai enak sekali. Tanjakan pegunungan juga enteng. Setelah pengetesan jalur pegunungan tiba saatnya test jalan tol target 200 kph.
Akhirnya kami test setelah remap untuk beli makanan favorite keluarga kami sate klathak Pak Pong di Yogya he…he. Jalur yang kami lalui Blitar-Malang- Surabaya-Yogya dengan full load 5 orang dewasa+barang bawaan total load est 450 kg. Kami memang suka makan, he...he makanya jadi gendut2. Saat masuk tol Singosari lalin padat speed maksimum hanya bisa 170 kph. Saat masuk tol Madiun ini jalur favorite saya ada trek lurus sepi langsung geber effortless hingga 190 kph, saat menuju 200 kph terasa mulai melambat dan speed di 198 kph berhenti agak lama posisi D pedal gas rata lantai ditambah lagi jalan agak menanjak, belum mencapai 200 kph sudah ada mobil didepan. Test baru mencapai 198 kph, belum bisa lebih karena kondisi lalin. Saat diatas 190 kph berbeda sekali dengan Santafe meskipun HP dan Torsi mirip namun Santafe speed segitu seperti effortless bahkan hingga 220 kph dengan full load dan posisi D juga belum menyentuh peak power output. Mungkin karena beda design di rasio gear ANPS dan Santafe. O ya setelah remap saat bejek gas asap keluar tipis namun setelah EGR ditutup saat bejek gas asap jadi cumi2 dan ini membuat anak saya senang selalu lihat kebelakang saat saya bejek, bangga dengan cumi-cumi he…he. Kemungkinan ada selang intercooler yang bocor saat dibejek high rev bunyi nyemprit, belum sempat cek/bawa bengkel. Kalau tutup EGR confirmed rapat. Suara mesin setelah remap jadi lebih halus.
Untuk bermanuver sempat kaget saat pindah jalur/menyalib setir terlambat respon/tidak mau balik sendiri sehingga harus kita intervensi kalau tidak bisa nyelonong. Setir juga terasa berat mungkin karena hydraulic, bukan EPS. Saat kecepatan tinggi dan mau pindah jalur/zig-zag kita juga harus sedikit memiringkan badan kita seperti pembalap motor kalau tidak perasaan mobil akan jalan lurus terus. Lama-kelamaan saya sudah terbiasa dan bisa menyesuaikan diri
Dari review pengguna ANPS yang lain suspensi terlalu empuk dan bikin mual. Namun bagi keluarga kami justru suspensi mengayun enak bikin mudah tertidur. Keluarga kami sudah biasa naik kapal laut/ferry. Saat dari Lombok ke Bali gelombang besar dan harus ngapung karena belum bisa sandar di Padangbay tidak ada satupun yang muntah padahal banyak sekali penumpang lain pada tiarap muntah sepanjang toilet dan pinggiran kapal. Jadi ayunan suspensi empuk ANPS justru kelebihan buat kami yang membuat perjalanan menjadi nyaman. Saat menerjang sambungan jalan tol Pasuruan-Probolinggo mobil lompat dan ngayun enak. Jok kulit ANPS juga lembut dan empuk dari baris depan hingga baris ke tiga. Bahkan anak saya berat 100 kg tinggi 175 cm tidak merasa kalau mobil saya geber 198 kph.
Jok pengemudi bagi saya paling enak dan pas buat support bagian belakang tubuh mulai dari pinggang hingga leher dan kepala, semuanya tersangga meskipun tidak ada lumbar support. Sekali lagi ini jok pengemudi terenak, terempuk, ternyaman, termudah pengaturan penyesuaian dengan tubuh saya dari semua mobil yang pernah saya punya dan saya kendarai. Posisi jok terendah juga tinggi lebih tinggi dari fortuner visibilitas ke depan sangat baik. Untuk audio kualitas audio/suara jelek sekali bahkan paling jelek dari audio mobil yang pernah saya beli. Tapi gak masalah karena pasti akan kami upgrade
Kelegaan kabin mobil ini juga paling lega jarak kaki dengan kursi depanya dengan posisi 3 baris terisi Bahkan baris ketiga juga sangat nyaman, meskipun rada jongkok tetapi kaki longgar meskipun untuk memasukkan kaki ke kolong harus copot sepatu/sandal. Anak saya berat 100 kg tinggi 175 cm juga favorite nya duduk paling belakang lebih nyaman dari Santafe/Fortuner. Istri juga betah jalan jauh duduk paling belakang. Dengan kursi belakang nyaman ini bagasi jadi korban, jadi agak sempit, lebih sempit dari fortuner tapi masih OK lah.
Untuk handling, dan kenyamanan masih dibawah Santafe. Untuk performa meskipun sudah remap terutama untuk ngebut masih enak Santafe kecuali tarikan/rpm bawah setelah remap jauh lebih enak ANPS.
Fuel Consumption:
Sebelum remap (masih inreyen) konsumsi fuel pemakaian campuran average 11 km/l. Setelah remap kami test Blitar-Malang-Surabay-Yogya jarak tempuh 460 km campuran macet, idle, non tol dan tol geber saat lalin sepi tercatat di MID 15.1 km/L full biosolar dari baru plus 1 botol Biotreat Schaeffer 141 untuk 2 X isi solar (100 literan).
Kesimpulan:
Ini adalah mobil pertama kami dari brand Mitsubishi. Dengan kondisi kelebihan dan kekurangan mobil ini kami sekeluarga senang, bangga dan puas membeli dan memiliki mobil ANPS Dakar 4X2 berdampingan dengan Hyundai Grand Santafe dan sangat cocok untuk mendukung keperluan keluarga kami yang tinggal di pedesaan, satu untuk narik beban, satunya buat santai plesiran dan sesekali ngebut. Yang juga berkesan bagi kami adalah adanya tambahan handle/hand grip di pilar depan dan tengah memudahkan orang tua ataupun kita untuk masuk kedalam kabin yang memang posisinya tinggi.
Modifikasi yang sudah dilakukan:
- Remap ECU di Nitro Speed Surabaya
- Tutup EGR
- Reroute vent line gas blow by ke belakang dekat knalpot
- Ganti Downpipe dengan Kansai
Sekian review singkat saya, terima kasih dan mohon maaf apabila ada kata2 yang tidak berkenan.
