vvti16valve wrote: Sat Sep 11, 2021 13:21
dimasapri wrote: Thu Sep 09, 2021 19:47
Turboman wrote: Sat Sep 04, 2021 15:19
Bagus nih cenel buat tontonan sebelum tidur
https://yout*ube.com/c/LubricationExplained
Ini channel YouTube yg bergizi.
Ada penjelasannya ttg zinc.
https://you*tu.be/3PeqJqss0Ao
Perhatikan mulai di menit 3:40 dijelaskan yg merusak catalyst adalah sulfur & phosphorus nya.
Jadi bukan zinc yg merusak catalyst.
Dan ZDDP sebagai antioxidant diterangkan di sini.
https://you*tu.be/6TF4a35WfLk
Bandingkan dgn sumber2 yg asal ngebacot seperti ini : https://you*tu.be/PgXRNEukzn0
Kaum racing mania yg berpuluh2 tahun masih saja pakai kaca mata kuda mengira yg dikuatirkan merusak catalyst adalah zinc.
Sampai bikin cerita hoax di mana2 yg berisi misleading informasi : zinc merusak catalyst, API mengurangi antiwear karena mengurangi kadar ZDDP sejak API SM.
Padahal ahli2 kimia sdh berulang2 kali menerangkan yg merusak catalyst adalah phosphorus (P) & sulfur (S).
Yg dikurangi oleh API adalah P, S, & sulfated ash karena akan merusak catalyst.
Itulah kenapa disingkat SAPS (
Sulfated
Ash,
Phosporus, &
Sulfur).
Orang eropa lebih suka menyebutnya SPAsh.
Pengurangan SAPS berdampak akan turunnya ZDDP, yes!
Tapi requirement antiwear juga dituntut makin tinggi sehingga perusahaan oli mengubah komposisi additive termasuk base oil nya untuk mengkompensasi penurunan ZDDP agar antiwear nya ttp lebih baik dan lolos standar API terbaru yg menuntut antiwear lebih baik.
Yg konyol kalau ada produk oli yg ngaku meet API requirements cuma dari sisi bench test nya dan fokus ke max kandungan P, S, & sulfated ash nya.
Sedangkan engine test requirements nya gak comply.
Oli2 seperti ini yg akan memperpendek umur mesin.
Mau tanya om, terkait tulisan yg saya Bold diatas.
Jika ada beberapa Oli yg memang melakukan test sendiri seperti requirement yg dilakukan oleh API dan dari hasil test itu
mereka menyimpulkan sudah meet API atau setara requirement API tapi tidak mendaftar untuk Approval karena suatu & lain hal.
lalu oli itu melakukan test lagi selain test yg dilakukan oleh API dan bisa dikatakan test itu lebih berat seperti contoh test yg dilakukan oleh Mercedes-Benz untuk specification for operating fluids (engine oil) dengan hasil spesifikasi test kode MB.229.x1/2 dan oli tersebut lulus juga diakui oleh Mercedes Benz AG
jadi bisa dikatakan oli tersebut konyol dan akan memperpendek umur mesin?
jadi bagaimana pendapat om mengenai capture yg saya berikan dibawah ini ?
Jangan sampai misleading, Om.
Perhatikan baik2 statement saya.
Jika ada oli yg klaim meet API cuma dari bench rest (lab test).
Tapi tidak comply dgn engine test.
Melakukan engine test tdk semudah melakukan lab test.
Di dalam lab test requirement yg diatur hanya masalah viscosity dalam kondisi fresh (belum disiksa di dalam mesin).
Juga kandungan maksimum SAPS.
Lebih berat sedikit, masalah elastomer compatibility.
Yg berat2 lagi ada phophorus retentian, gelation index, ball rust test, etc; yg tidak bakalan terbaca hasilnya dalam uji oli semacam VOA atau UOA yg biasa dilakukan suhu2 SM di Trakindo.
Apalagi kalau sdh bicara engine test requirement.
Sequence2 pengujiannya sdh diatur secara spesifik, menggunakan mesin tipe tertentu yg sdh ditentukan untuk tiap tipe sequence nya, untuk mensimulasikan minimum quality yg ditetapkan.
Bagaimana kita bisa yakin sudah diuji dgn benar kalau hanya klaim sepihak?
Satu2nya cara trial & error.
Kalau saya gak bakalan mau gambling.
Mending beli oli yg sdh pasti ada approval nya dan benar2 terdaftar dalam registrasi approvalnya.
Adapun oli beres, mereka boleh saja merasa gak perlu pakai approval2 segala karena mereka sendiri yg menjamin jika ada kerusakan yg disebabkan oleh penggunaan oli mesin mereka.