
Mumpung belum kelupaan


Overview singkat
Road trip kali ini saya lakukan di bulan Juni 2021 kemarin, kenapa di bulan Juni? karena menurut saya pertengahan tahun merupakan waktu yang cukup tepat untuk melakukan perjalanan di pulau ini, selain kondisi cuaca yang cukup bersahabat, tidak banyak hujan, kondisi lautan pun lagi tenang-tenangnya, tidak badai seperti di bulan Desember / Januari. Selain itu di bulan Juni lalu juga kondisinya sedang mendukung, syarat perjalanan tidak seketat waktu masa PSBB, dan sudah melewati fase mudik lebaran, jadi saya pikir cukup aman buat melakukan perjalanan darat panjang. Mengenai prokes tentunya menjadi prioritas utama, selalu sedia masker dan hand sanitizer di dalam mobil.
Dan terbukti, Juni merupakan waktu yang tepat, karena meleset sedikit saja sudah kena PPKM darurat, hehehe
![Police [emo-police]](./images/smilies/2017-police.gif)
Diawali dari kota Malang, trip ini start dari tanggal 3 Juni 2021 sampai 30 Juni 2021 (waktu berangkat dan sampai rumah) dengan menaiki sebuah kijang diesel yang diawaki oleh 2 orang dewasa dan 1 anak balita. Menempuh kurang lebih 6,500 Km dan sekitar 500 liter bbm, perjalanan ini menyinggahi berbagai kota besar di Sulawesi seperti Makassar, Pare-pare, Makale (Toraja), Kendari, Poso, Palu sampai Manado dan Mamuju.
Secara singkat ini rute yang saya tempuh selama trip memutari pulau Sulawesi kemarin
3 Juni - Berangkat dari Malang, naik kapal dari Tj. Perak Surabaya
4 Juni - Di kapal menuju Makassar
5 Juni - Sampai Makassar, wisata kota dan Bantimurung
6 Juni - Toraja, Rantepao
7 Juni - Rantepao - Malili
8 Juni - Malili - Kendari
9 Juni - Stay di Kendari
10 Juni - Kendari - Malili
11 Juni - Malili - Sorowako - Pendoloh
12 Juni - Pendoloh - Poso - Parigi - Palu
13 Juni - Stay di Palu
14 Juni - Palu - Marissa
15 Juni - Marissa - Gorontalo
16 Juni - Stay di Gorontalo
17 Juni - Gorontalo - Manado
18 Juni - Stay di Manado
19 Juni - Manado - Tomohon
20 Juni - Tomohon - Marissa
21 Juni - Marissa - Palu
22 Juni - Palu - Mamuju
23 Juni - Mamuju - Parepare
24 Juni - Stay di Parepare
25 Juni - Parepare - Makale - Sengkang
26 Juni - Sengkang - Tj. Bira
27 Juni - Tj. Bira - Malino - Makassar
28 Juni - Stay di Makassar
29 Juni - Di kapal menuju Surabaya
30 Juni - Sampai kota Malang
Sekilas melihat itinerary diatas, bisa disimpulkan kalau roadtrip ini waktunya lebih banyak dihabiskan di jalan daripada di tempat wisatanya

Kebanyakan rute didominasi tikungan pegunungan, pinggir pantai atau malah jalan perintis batu makadam yang cuma bisa dilewati dengan kecepatan 10-40 Kpj. Perlu fisik dan mental yang kuat untuk bisa melalui jalanan trans Sulawesi. Ya, fisik saja tidak cukup, perlu mental yang kuat untuk melintasi rute trans Sulawesi, karena bisa saja perjalanan yang sudah di jam mepet, dan perlu segera sampai di tujuan, hanya kurang beberapa kilometer ternyata jalannya putus, atau harus menunggu berjam-jam untuk jalannya dibuka kembali karena longsor.
Sabar mungkin kata yang lebih tepat dibanding kuat mental, seperti pepatah Jawa bilang, "alon-alon asal kelakon", hehe


Tapi itu semua tak menjadi masalah, karena saya beranutan bahwa roadtrip itu yang utama adalah proses perjalanannya, bukan tujuannya. Saya lebih suka jalan seharian dengan sesekali mencari kuliner khas atau buah-buahan lokal yang murah2 sambil sesekali mampir di alun-alun kota daripada ke satu tempat wisata tertentu yang kadang saya bingung mau ngapain setelah sampai
![Yes / No [emo-yesno]](./images/smilies/2017-yesno.gif)
Terlepas dari itu semua, sungguh trip ini penuh dengan cerita dan pengalaman yang tak akan terlupakan, yang telah memberikan saya perspektif lain dalam melihat suatu kehidupan.

Merasakan bahwa selama ini ternyata saya sungguh kurang bersyukur dengan segala kemudahan yang saya 'take for granted' selama hidup di pulau Jawa.

Backstory
Sulawesi merupakan pulau yang unik. Dibentuk dari puluhan sel patahan bumi, dengan 3 lempengan patahan bumi bertemu di pulau Sulawesi ini. Pulau ini pun terbentuk dari potongan berbagai macam pulau di Indonesia, sebagian kalimantan, sebagian jawa dan sebagian potongan dari benua Australia, menjadikan ekosistem di Sulawesi ini cukup beragam, mulai dari penduduknya yang terdiri dari berbagai macam suku, dari suku Bugis, Makassar, Mandar, Toraja, Minahasa dan masih banyak lagi yang lainnya. Lalu kondisi alamnya yang campuran dari pesisir pantai, hutan lebat, padang savana sampai kebun kelapa dan sawit lengkap dalam satu pulau.
Bertemunya 3 lempengan utama dunia inipun menyebabkan konsekuensi yang cukup ekstrim di bumi pulau Sulawesi, patahan yang bergerak sampai 30-40mm per tahun ini lebih aktif 10 kali dari patahan yang ada di sekitar pulau Jawa atau Sumatera, menjadikan pulau ini sangat rawan terhadap Gempa. Mungkin belum lupa dari ingatan kita pada 2018 lalu terjadi Gempa besar di kota Palu yang diikuti oleh Tsunami sampai meluluh lantakkan daerah pesisir Palu dan Donggala.
Tidak hanya gempa dan tsunami saja, badai laut, banjir bandang, longsor bahkan liquifaksi cukup menghantui keseharian hidup penduduk di pulau ini. Jujur saja, selama perjalanan ini saya melihat beberapa rambu-rambu baru yang jarang ada, dan kalau rambu tentang bencana alam rasanya di pulau ini paling lengkap, hehehe.
Tapi apa itu membuat niat saya mengunjungi pulau ini berkurang? Tidak. Justru jika tidak dikunjungi rasa penasaran diri ini terhadap eksotisme pulau ini jadi semakin membuncah. Jika tak sekarang maka kapan lagi? Apa menunggu sampai tua dulu baru melakukan roadtrip Sulawesi? Ah, daripada berpikir terlalu lama, yang akhirnya tidak jadi, maka diputuskan berangkat saja dulu daripada nanti menyesal nggak bisa berangkat karena semakin banyak yang jadi pertimbangan, hehehe
[Bersambung]