harga mobilnya sendiri cukup terjangkau, karena ada fasilitas subsidi DP sebesar 50% dr harga mobil dari mereka.
Dan karena ini mobil ini sisa stoknya banyak, saya cukup bayar 6.3jt won (75.6jt rupiah)
Exterior
Saya awalnya tidak mengetahui kenapa di korea secara umum tidak ada mobil diluar warna silver putih dan hitam. Ternyata pajaknya mahal untuk mobil yg berwarna "ngejreng". bodohnya lagi saya kepincut dengan kuning karena harganya lebih murah 10%. Jadilah saya beli warna kuning. Nicknamenya bus sekolah, karena warna bus sekolah disini sama kuningnya. Saya bilang mobil ini ganteng, wheel archnya besar, rooflinenya rendah, dan grillnya besar tapi tidak berlebihan (nowadays BMW grille is ehhmmm)
dan jujur saya lebih seneng liat mobil ini dr sisi sberang jalan karena keliatan coupe.
buat yg ga tau, mobil ini seperti kijang super, pintunya asimetris dan cuma ada 3. ini juga poin plus buat saya, penumpang belakang ga perlu menderita buat masuk ke belakang dan saya ga cape geser2 jok.
Dan 3 pintu ini membuat dia stand out dibanding hatchback lainnya.
Interior
Cukup lega untuk bawa 4 orang. bukan 5? kecuali penumpang di kursi belakang tengah mau duduk di cup holder. Di foto berikut leg room untuk driver 168cm. cukup lega, tapi yang jadi masalah adalah legroomnya yang cukup mengenaskan karena desain rooflinenya yang sloping ke bawah.
posisi duduknya sangat rendah dan sporty tidak 100% selonjor karena ini sebenarnya tetap hatchback. Jangan berharap banyak dari interiornya karena ini sebenarnya Hyundai accent Wit (disini panggilannya grand avega.) plastik semua dan tidak banyak soft touch plastic. tp saya senang pake mobil yg banyak hard plasticnya, awet dijemur dan cenderung tidak ada masalah.
tapi penggunaan soft touchnya cukup baik di titik2 tertentu yang memang sering disentuh. Mungkin anak2 jaman skrg belum pernah keluar duit betulin soft touch yang pecah2 kena cuaca tropis dan high humidity.
Saya senang bgt dengan letak tombol start stop di tengah, padahal ternyata ini alasan efisiensi supaya investasi setir kiri dan kanan bisa minim tp panel gapnya konsisten dan dibanding mobil jepang sekelasnya ini cukup setara. harganya mirip2 dengan toyota 86, bisa dibandingkan kira2 seperti itu.
Kursi depannya nyaman dan cukup supportive. tapi kursi belakangnya cukup keras dan tidak nyaman diduduki khususnya bagian punggung dan kepala penumpang belakang yang harus hati2 dengan kaca. kaca di blkg jg kecil dan terasa claustrophobic.
Performance and driving experience
4 cyl 1.6 turbo dengan tenaga 201hp. walaupun sudah saya remap dan naik sekitar 20% ke 239hp. 0-100nya kisaran 7.7 detik dengan bensin oktan 98 (karena disini cuma ada oktan 98 dan 100. menurut saya ini poin plus besar dari mobil ini, untuk kelas basic, dia cukup cepat akselerasi dan top speednya bisa mencapai 210km/h.
Jujur semua mobil2 hyundai terlihat bagus di atas kertas dan di brosur, tapi kalau anda mencari excitement dan karakter dari mobil ini? salah tempat
turbo lagnya cukup terasa dan performancenya terasa cukup baik. tapi powerband yg cukup limited dan karakter mesin yg cukup flat terasa hambar.
mobil ini powerbandnya paling nyaman ada di 1750-4500 rpm. lewat dr situ napasnya habis dan dibawah itu turbolag terasa.
driving experiencenya juga tidak terlalu istimewa, yg pasti lupakan menggunakan kaca spion tengah karena benar2 useless lagi2 karena bentuk kacanya dan ada seperti garis di kacanya. banyak area blindspot khususnya blkg dan pilar C.
Mobil ini sebenarnya basisnya dari Grand Avega dan jelas ini bukan ide bagus untuk hot hatch. setup suspensinya sebenarnya tergolong empuk dan ketika beberapa kali dipakai di inje speedium untuk trackday, body roll cukup terasa dan yang cukup parah understeernya sangat mengenaskan.
traction controlnya juga clearly diset seperti mobil biasa, jadi lebih baik dimatikan saja. setup torsion beam di belakang juga tidak membantu handling mobil ini di tikungan.
Sialnya lagi transmisi manualnya juga tidak slick seperti competitornya, saya pernah 2x punya honda (EK9 type R dan S2000 AP1). jujur feelnya agak rubbery dan pedal koplingnya terlalu enteng. engagementnya juga tidak ada rasa sama sekali. agak2 rubbery.
Steeringnya adalah hal yang paling saya benci, feedbacknya nol. terasa sangat virtual. untuk mobil yg mengaku2 hot hatch, rack steeringnya sangat lamban dan tidak responsif sama sekali.
Harapan terakhir ada di suara mesin atau knalpot, ternyata sangat senyap. yang bersuara cukup kencang ternyata cuma suara mesin virtual dari speaker internalnya. Long term reliability:
- ada satu yg sangat menjengkelkan ketika masuk kilometer 90rb, veloster turbo manual py lock up system yang bisa mencegah driver masuk ke gigi 1 ketika hendak shifting dari 2 ke 3. sialnya saya jadi kesulitan masuk gigi 1. akhirnya saya harus mengganti lock up systemnya karena ada insiden di km 92rb saya ga bisa masuk gigi 1 dan harganya cukup mahal (650rb won = 8jt rupiah).
- Issue dengan wastegate nyangkut, untungnya ini cepat ditangani dan tidak merusak mesin. karena wastegate yg rusak akan berefek ke boost turbo yg selalu tinggi. klaim garansi. terjadi di km yg cukup tinggi diluar itu cukup reliable, kaki2 ada penggantian tapi cukup wajar karena saya sebulan sekali saya sering turun trackday di inje speedium.
Conclusion:
+ Akselerasi dan powernya salah satu yg terbaik di kelasnya ketika itu.
+ Surprisingly nyaman untuk hot hatch.
+ Interior lega
+ Jujur 3 pintu ini ide bagus.
+ Kursinya nyaman
+ Knalpot belakangnya bentuknya bagus
+ Reliable dan cukup irit bensinnya (saya pakai sampe kilometer 100rb lebih)
+ Bentuk unik dan berbeda
- Hot hatch tapi senyap sekali padahal knalpotnya besar dan sangat sporti bentuknya
- Steering dan handlingnya berlawanan dengan desainnya. (Swift sport jauh lebih sip daripada mobil ini untuk urusan driving feel)
- Gearbox manual yang mmmehhhh
- blind spot dimana2 khususnya bagian belakang dan pilar C.
- Neraka untuk penumpang belakang (headroom sempit dan panasss)
- Turbo lag
Swift sport menurut saya jauh lebih fun daripada mobil ini, walaupun anda yg cuma bermodal brosur dan angka tidak akan beli mobil ini.
Toyota 86 lebih lambat tapi jauh lebih fun dan brilian daripada Veloster.
Mobil ini cocok untuk orang yg tidak mengerti driving feel dan ingin terlihat keren dari 1 lampu merah ke lampu merah lain.
Andai tidak ada COP, saya tidak akan beli mobil ini.

FYI: mobil ini adalah salah satu dari proyek PYL supaya hyundai terlihat menarik untuk anak muda di sana dan memang merchandisenya banyak.