Background
Ini mobil diberi dari baru gress oleh kakak TS pada bulan Juli 2014, dan dijual kepada TS pada bulan Januari 2021. Sebelumnya TS tidak pernah terpikir untuk membeli mobil ini karena mobil ini terasa terlalu besar dan tinggi untuk digunakan untuk rute ehari-hari dalam kota. Ditambah lagi antrian untuk pembelian BBM biosolar yang sangat panjang di kota domisili TS. Tetapi di lain sisi, TS juga mulai merasa bosan dengan Yaris dan juga ingin memiliki mobil Turbo Diesel.
Akhirnya TS mulai memasarkan Yaris di media sosial marketplace di kota domisili dan tidak lama kemudian uang hasil penjualan mobil Yaris dibayarkan kepada kakak TS sebagai DP dan sisa pembayaran akan dicicil dalam 24 bulan.
Ketika TS mendapatan mobil ini, odometer baru menempuh 47.600km dalam 6.5 tahun. Mobil ini merupakan mobil kesayangan kakak TS, dan hanya digunakan pada akhir pekan. Service record dan nota bengkel resmi juga lengkap dan BBM selalu menggunakan menggunakan Pertadex.
Setelah memakai mobil ini selama 3 bulan dan sudah menembuh jarak lebih dari 2600 (sekarang odometer ada di 50250), ada beberapa perubahan yang dilakukan kepada mobil ini:
1. Penggantian oli mesin + filter oli menggunakan PTT 10W30. (DC 420rb + filter Sakura 50rb)
2. Penggantian oli gardan menggunakan Unioil SAE 90. (DC: 45rb x 3 liter)
3. Pemasangan EGR suspender. (DC: 245rb)
4. Penggantian kampas rem depan menggunakan MK Kashiyama Ceramic. (DC: 230rb)
5. Penggantian filter udara + kabin menggunakan Denso. (DC: 145rb)
6. Penggantian filter solar menggunakan Sakura. (DC: 45rb)
7. Penggantian oli Power Steering menggunakan AFW+ sisa flushing ATF Yaris (DC: 0)
8. Penggantian minyak rem menggunakan Prestone DOT 3 (DC: 65rb)
9. Penggantian coolant menggunakan merk Master (DC 130rb)
10. Purging menggunakan LiquiMoly (DC 150rb).
Sebenarnya masih ada PR seperti penggantian ban + ATF, tetapi mungkin bakal ane tunda hingga akhir tahun atau ketika mencapai odometer 60rb.
Exterior
Menurut ane mobil ini masih terlihat gagah, bahkan jika dibandingkan dengan beberapa SUV ladderframe yang masih dijual saat ini seperti Chevrolet TB atau Isuzu MU-X.

Dari fascia depan, grill depan model chrome masih terlihat cukup cantik, terlihat jauh lebih modern dibanding model honeycomb yang ada pada model pre-2013. Sayang model antena masih terlihat kuno, dikarenakan belum mengadopsi model Shark Fin.

Dari samping terlihat model velg Dakar dengan model akar pohon yang dibalut ban bawaan Bridgestone Dueler HT 265/65/17 cukup terlihat gagah dipadukan dengan overfender besar mobil ini. Spion sudah full chrome dan foot step berwarna hitam dop juga cukup menawan. Terdapat emblem bertuliskan VGT Hi-Power yang akan lebih cantik jika berwarna merah.

Jika dilihat dari belakang terlihat stop lamp model horizontal yang menggunakan plastik berwarna bening, model pre-2013 berwarna kuning. Terdapat emblem Dakar dan list bagasi berwarna chrome yang lebih besar dibanding yang tersedia di varian Exceed.
Interior

Membuka pintu depan, terlihat jok dilapis oleh trim kulit berwarna hitam, berbeda dibanding varian Exceed yang berwarna beige. Duduk di bagian pengemudi, sangat terasa headroom cukup terbatas dikarena tersedia sunroof untuk varian Dakar. Pengaturan kursi masih belum elektrik dan pengaturan setir masih terbatas di tilt saja. Posisi mengemudi jg kurang baik dikarenakan kursi sangat rendah dan tidak bisa dinaikan terlalu tinggi karena headroom jg sangat terbatas, jadi terasa seperti agak jongkok untuk TS dengan TB 171cm dan BB 65 kg..
Setir jg berlapis kulit dan tersedia Paddle Shift berukuran raksasa yang bertempat di belakang setir, desain speedometer jg sangat sederhana dan hanya tersedia odometer dan trip A/B. Auto Power Window jg hanya tersedia untuk pengemudi dan hanya untuk menutup, tidak ada auto untuk membuka/menurunkan kaca.
Dashboard bermaterialkan plastik telihat sangat sederhana, tetapi centre console terlihat lumayan cantik karena variasi wood panel. Terlihat HU bawaan dengan fitur yang cukup oke pada tahun 2014, karena sudah bisa terkoneksi dengan smartphone menggunakan bluetooth + kamera mundur + sudah tersedia GPS bawaan. Oh ya, varian Dakar sudah menggunakan sistem Mitsubishi Power Sound Sytem, yang TS tidak bisa buktikan kualitasnya karena TS tidak terlalu mengerti akan kualitas sound system. Diatas HU, terdapat MID yang cukup lengkap, karena memberikan informasi soal: range, konsumsi BBM, temperatur luar, kompas dan barometer. Kenob AC juga masih model kompor, tetapi material yang digunakan sangat baik. Terdapat beberapa tombol untuk menyalakan AC baris ketiga + saklar alarm mundur.
Terdapat beberapa tempat untuk menaruh barang seperti dibawah HU dan di sebelah shift knob. Terdapat 1 buah bottle holder pada masing-masing door trim dan tersedia 2 buah bottle holder yang kecil pada centre console. Tersedia jg arm rest yang posisinya kurang maju dan bisa dibuka dalam 2 cara.

Pindah ke baris kedua, posisi jok bisa diatur kerebahannya, sayangnya tidak bisa dimaju mundurkan. Tersedia arm rest di tengah jok baris kedua, tetapi tidak tersedia head rest untuk penumpang yng duduk di tengah baris kedua. Tersedia masing2 1 bottle holder pada setiap door trim dan kantong kursi. Dikarenakan tersedianya sunroof, tidak tersedia vent AC untuk penumpang baris kedua, vent AC hanya tersedia untuk baris ketiga yang cukup sempit untuk digunakan penumpang dewasa.

1 hal yang TS suka dari bagasi mobil ini, jok baris ketiga bisa dilipat sehingga rata lantai, berbeda dengan rival mobil ini dari pabrikan T. Juga tersedia beberapa tempat penyimpanan tersembunyi pada di belakang row baris ketiga.
Driving Impression
Naik ke mobil ini sangat susah, karena mobil ini sangat tinggi dan tidak tersedia handle tangan pada sisi driver. Duduk di kursi, pandangan keluar cukup jelas, dan tidak ada pilar yang terlalu besar. Menyalakan mesin yang masih menggunakan kunci biasa, terdengar bunyi khas diesel. Ketika kita menutup pintu, suara yang masuk sangat berkurang, dibanding Venturer 2GD matic milik orang tua.
Menjalankan mobil ini, cukup terasa tarikan bawah yang cukup boyo dan turbo lag yang cukup parah. Ketika RPM mencapai 1600-1700 RPM, mulai terasa tarikan + siulan turbo yang cukup terdengar, tenaga sebanyak 176HP / 350 Nm baru terasa setelah mencapai 1700RPM hingga 3000 RPM. Dikarenakan turbo lag pada RPM rendah yang sangat terasa, mengemudikan mobil ini pada saat merayap cukup menyiksa, tetapi mengemudikan mobil ini ketika cruising cukup enak. Konsumsi BBM untuk dalam kota lancar hanya mendapatkan 1L:9.5Km menggunakan biosolar + PTT DFC, cukup boros dibanding ANKI orang tua, yang mudah saja mencapai 1:11 pada dalam kota Surabaya. Hal tsb mungkin disebabkan tarikan RPM bawah yang lemot dan bobot mobil yang mencapai 2 ton.
Suspensi juga sangat keras, bahkan lebih keras dibanding Yaris. Yang mengejutkan, radius putar cukup kecil, bahkan tidak berbeda dibanding ANKI, dan hanya berbeda sedikit dibanding Yaris 2015. Handling mobil ini jg cukup baik, body roll yang terasa lebih sedikit dibanding ANKI, mungkin dikarekanakan suspensi yang keras. Sayang pengereman mobil ini cukup pas-pasan padahal telah menggunakan rem cakram depan belakang.
Kesimpulan
+ Model gagah
+ Perawatan murah dan mudah
+ Fitur cukup lengkap (jok kulit, sunroof, dll)
+ Enak diajak cruising
+ Radius putar cukup kecil
- Keras
- RPM bawah lemot
- Space headroom terbatas
- Rem pas-pasan