Kijangers wrote: Mon Mar 15, 2021 11:19
Salam Kenal Para Pembaca SM yang baik hati dan tidak sombong
Salam hormat buat para senior
Dream come true….
Kalau ditanya kenapa Kijang?Mobil kuno, minim entertain, minim kenyamanan dan driving experience yang yaahhh biasa aja…
Menurut ku sih simple, karena untuk jatuh cinta tidak membutuhkan apapun. Aku cinta dengan semua kesederhanaan dan keminim-an Kijang
Sejak pertama melihat dia dipajang di showroom, aku yang mengendarai Kijang super ’91 pun menaruh hati pada nya… Selama belasan tahun aku pun menaruh harapan agar bisa membawa nya pulang
Time flies ~~~~~
Akhirnya setelah 17 tahun akhirnya tabungan+utangan dirasa cukup, akhirnya aku memberanikan diri untuk mencari unit di marketplace. Tiba2 hatiku tertambat pada satu iklan Kijang Krista silver Diesel 2003 yang masih 80% orisinil bukan ex modif dengan km yang lumayan rendah 158rb setelah.
Ku bulatkan tekad dan ku beranikan diri untuk contact penjualnya.. Entah kenapa hanya dari gambar seperti sudah ada chemistry dengan nya. Tanpa pikir Panjang, akhirnya pada bulan Feb 2021 kemarin nekat untuk melihat unit, walau harus menempuh ratusan kilometer
Iklan 5.jpg
Iklan 6.jpg
Jok 1.jpg
Yaa benar saja, perasaanku untuknya tidak salah. Mesin bagus sekali, ga ada rembesan, kompresi ga bocor, service record. Dan hari itu juga saya dan keluarga sepakat untuk membawanya pulang. Walau aku bukan yang pertama untuknya....
Dalam perjalanan pulang notice beberapa hal masih butuh peremajaan terutama di sektor kaki depan, ampere solar yang kadang idup kadang engga suka2 dia, lampu plat nomer mati, fanbelt bunyi dll dll dll (Yaahh Namanya juga mobil tua, apa boleh buat)
Welcome to my garage Krista Silver Diesel MT 2003. Please kasih ide buat nama dong….
Garage.jpg
Test konsumsi BBM. Ndak tau termasuk irit atau engga… Menurutku sendiri secara rupiah sangat irit, walau di tol rata2 80-90kpj.
Konsumsi BBM 2.jpg
Sempet iseng test lari, tapi ga tega, sudahlaahh…
Top speed.jpg
Okaayy sudah bersenang-senang nya… Saatnya membawa nya ke masa kejayaan
Untuk proses restorasi ane banyak bertanya dan mendapatkan support dari sesepuh2 di SM ini… Om Nescafe, Om Poeticmind, Om Paidjo, Om Avangardebronze… Terima kasih sesepuh semua, walau kedepannya pasti aku lebih banyak lagi ngerepotin *sujud*
Kalo tadi yang disebut adalah rekan2 yg pro, tapi ada juga yang bakal kontra. Ga perlu saya sebut Namanya disini. Saya takut digiles dan di winch dengan fort truck putih nya…
Tapi yaahhh namanya hidup pro kontra itu selalu ada…
Life must go on, walau bumper besi membayangi di belakang…
Euforia...
Iseng coba aplikasi Wax dari Tokped warehouse Bekasi Timur. Ok juga lhoo hasilnya
Old car old wax.jpeg
beading 1.jpg
Karena Om Poeticmind dan Om Nescafe sudah memberikan support sebuah coaxial pioneer sayang kalau tidak segera di tanamkan. Segeralah melaju ke bengkel awud yang ada di kota kecilku.
Sampe sana kok tiba2 melihat jajaran split dipajang. Hhmm… Godaan macam apalagi ini….
Di showcase teronggok JBL GT7-6C, Vox Altitude AL62, Codia fit165 dan Mutant Volcano. Codia dan Mutant belum pernah denger (maaf saya bener2 newbie awud dengan kuping murahan). Kegalauan terjadi di Vox Altitude AL62 dan JBL GT7-6C
Ingin hati berdiskusi dengan master audio Mbah Paidjho, tapi aku tau dia pasti fans JBL. Untuk menghindari pertanyaan seperti “konsep nya mau gimana?yg dikejar apa?yg sekarang kurang apa?” yang malah menurut newbie ini bikin pusing dan tidak menyelesaikan masalah yg sedang ane hadapin, jadi diskusi dengan Mbah Paidjho kita skip dulu untuk saat ini. Maaf ya Mbah
Pilihan lain, diskusi dengan suhu kedua Om Nescafe, sepertinya menarik. Oke lah kita mulai berdiskusi dengan beliau. Panjang lebar ane coba untuk menerangkan situasi yang ada di depan mata ini. Sungguh diluat dugaan. Diskusi ditutup dengan jawaban “Aku ikut sampeyan aja Mas, ikuti intuisimu”
Whaattt????Ini bukan jawaban yang aku harapkan
Okelah, akhirnya ane harus menentukan pilihan dengan cara newbie...
Cari earphone yang ada di tas, yang kebetulan pake JBL (tenan, ini hanya sebuah kebetulan). Kita buka yutub dan cari di yutub video in car yang pasang JBL GT7-6C dan Altitude AL62, lalu compare. Simple, beres, selesai.
Aku tau kalian pasti bilang ga bisa gitu, karena banyak factor dalam video, hp/noise dll dll dll
Yaaa… tp cobalah jadi saya di waktu itu. Ga mungkin ane harus belajar otodidak tentang audio sedangkan Nci nya sudah menunggu dengan muka yang meng isyaratkan “c’mon it’s not a big deal, just choose and install. I know your ear won’t complain”.
Finally the time is come, I have to decide and follow my intuition. Yesss purely intuition, without skill or knowledge.
Keputusan bulat Vox Altitude AL62.
awud 4.jpeg
Karena berdasarkan belajar singkat di yutub dengan metode yang sangat tidak disarankan, suara freq atas JBL terlalu nusuk. Walau yang jual bilang Lhoo itu malah tanda kalau suara mid dan atas keluar.
Ga salah compare JBL dan VOX pakai earphone JBL dan memilih VOX???
aku tau ini tak adil bagi JBL. Tapi, maaf, aku harus bagi2 kue. Sudah cukup aku menjadi pembeli setia earphone mu.
Buat kuping murahan ini Vox lebih bersahabat.
Setelah dipasang semua dan test nyala… Dueeenggg
Kenapa Coaxial Pioneer ini dominan sekali?menggelegar di seluruh kabin kotak ini?
Ohh yaa lupa, di HU OEM ini masih ada setting fadder. Ya sudah dengan cara ala newbie tinggal fadder majukan ke depan. Beresss…
Surprisingly suaranya acceptable, membuat kabin ini berasa seperti lounge.
Note: mesin dalam kondisi mati.
Ohhh yaa, hampir kelupaan... Karena gagal ganti sendiri bohlam lampu plat nomer (baut nya udh pada bulet) Jadi ane bawa aja ke bengkel, minta tolong di ganti. Taraaaaaa... Akhirnya nyalaaaa
awud 6.jpg
Yeaayyy, hari ini ditutup dengan senyuman, karena sudah memberikan yang terbaik (ala newbie) buat yang tersayang
Okay, sekian dulu yaa… That’s all?
DEFINITELY NO!
Next project, sek tunggu dulu duit dah cekak plus kudu bayar utang… Lanjut di komen yaahh sambil nunggu hasil ngepet dan saweran..