Yg udah dapet Livina absen disiniii.........
Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 702
- Joined: Thu Jun 07, 2007 1:45
- Location: MEDAN - JAKARTA - MEDAN
Yah liat kawah tuh disono. Kawahnya putih dan ada air belerang. Hawanya sejuk. Kecuraman jalan bisa 45-60 derajat. Coba saja disana. Test GL bisa naik tidak dengan full load.
Saatnya konsumer lebih kritis.....beli sesuai dengan hati nurani...biarpun bermerek tapi mahal tidak sesuai harga.....dan jangan pernah dibohongin dengan alasan2 yang aneh lagi.....go konsumer Indonesia
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 5870
- Joined: Thu Jul 05, 2007 4:21
wah 60 derajat kayaknya gak mungkin bro...itu mah udah ampir tegak lurus....tanjakan di the valley aja gw bilang jg palingan 35an derajat....Leonhearts wrote:Yah liat kawah tuh disono. Kawahnya putih dan ada air belerang. Hawanya sejuk. Kecuraman jalan bisa 45-60 derajat. Coba saja disana. Test GL bisa naik tidak dengan full load.

-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 353
- Joined: Wed Sep 27, 2006 8:22
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1121
- Joined: Wed Apr 18, 2007 2:03
dhukun wrote: To clarify, Sorry Bro bukan gue tuh, gue hanya pembaca yang baik sambil nunggu indent aja. Betul bung Maxx, gue lihat NMi juga respond,
atas complain indent yang ada. Yang namanya forum publik mungkin ada yang salah kata, tapi sebagai moderator harusnya lebih memandang dengan kepala dingin, bukan dibuat panas...itu menurut saya lho.. enjoy aja
Btw bung ichsan, sebelum dapet GLnya ditelpon no rangkanya nggak? selisih berapa hari dari penerimaan bung?
Gubraks itu orang milis jg bung dhukun.. yahh jadi maklum2 saja lah. Iya dulu dikasih tau dan tidak beda, hanya beda 2 hari kalau tidak salah.
BTW gw udah isi bensin lagi sekarang, pengukuran yang ketiga, pakai shell.. hasilnya untuk pemakaian normal di atas jam 8 malam keliling dijalan jakarta yang relatif sudah senggang... konsumsi bensin... 1:8,14!!
Kalau dibilang gw kecewa, iya. iya karena gw bicara sebagai seorang konsumen yang merasa kasian dengan orang2 yang ingin mobil keluarga seperti kijang, namun sekarang dibayangin mimpi seram oleh konsumsi bensinnya yang kisaran 1:7-8. atau bagi kalangan yang ingin memiliki mobil irit BBM, ekonomis, namun berkualitas sehingga menjual mobil lamanya. Kalo hanya masalah nyaman, mewah, hening, dan bantingan.. gw merasa innova dengan tipe rendah pun saya rasa jg tidak kalah. Xenia dan Avanza pun, sampai sekarang masih ada peminatnya karena memang irit despite of bantingan mungkin keras, dan tampilan tidak mewah.
Sekarang kita balik lagi ke basic concept, seperti apa family car yang diinginkan pasar indonesia. 1. memiliki kabin lapang, 2. memiliki suspensi yang nyaman untuk perjalanan jauh, 3. Harga yang ekonomis dan ongkos pemeliharaan murah serta 4. hemat BBM. Ke empat hal ini lah yang selama ini digembar-gemborkan oleh media massa. Sehingga banyak yang terkesima oleh image livina yang muncul ditengah2 pasar yang memimpikan livina sebagai mobil "all in one" solution bagi keluarga. Tapi apa faktanya dibalik livina?
memang livina bisa jadi memiliki ke 3 dari kriteria tersebut. namun seperti ada harga mahal jg untuk itu, yaitu tingkat konsumsi bensin yang tidak bisa dikatakan irit. padahal saya yakin, banyak yang memilih mobil ini dengan pertimbangan irit & ekonomis seperti yang digembor-gemborkan. Dari sekian majalah yang saya buka kembali (Autobild, top gear, mobilmotor) hanya top gear yang saya lihat hasil reviewnya lebih relevan. Autobild. mengclaim untuk konsumsi dalam kota adalah 1:9,6-10 untuk dalam kota. dan kombinasi antar tol dan dalam kota adalah 1:13-14. Sedangkan Top gear, hanya menulis "untuk konsumsi didalam perkotaan melewati tol dan beberapa jalan macet sehingga bisa dikatakan kombinasi, konsumsi bensin adalah 1:9. Dan top gear tidak menulis lebih lanjut berapa konsumsi yg dalam kota yang mungkin dirasa secara redaktorial akan melukai hati NMI sebagai klien karena hardcover-depannya penuh adalah iklan nissan livina, tapi bagaimanapun caranya top gear ingin agar tetap independen dalam mengemukakan berita/ulasan.
Dan kalau boleh jujur, saya yakin, untuk segmen kelas 100-200 juta, unsur pertimbangan BBM irit dan biaya ekonomis bagi negara berkembang dengan tingkat ekonomi seperti indonesia adalah masih no.1. Jadi bila pada nantinya 6 bulan dari sekarang banyak yang sudah mulai sadar dan gerah kembali.. kenapa dulu saya jual innova yang lebih lapang, lebih nyaman, lebih mewah.. untuk diganti dengan livina yang lebih sempit, baris ketiganya jg lebih lapang xenia (top gear), dan bensinnya jg tidak lebih irit! maka, kita simpan thread ini dan kita lihat.. apakah livina tetap menjadi mobil legendaris ataukah nasibnya menjadi seperti peogeot 206!
Saya rasa, dari berbagai thread baik di SM ini maupun di milis anda, pak dhukun dan pak gun dan lainnya jg bisa menilai cepat atau lambat. bukan satu dua orang yang sudah mengeluh ini mobil tidak seirit yang kita kira. atau pak dhukun yang ikut milis, dari ribuan posting, coba katakan, yang pertama kali mengemukakan adanya keluhan di GL (boros, posisi pedal rem, bau hangus) lebih dahulu datang dari anggotanya atau dari moderatornya yang notabene sudah menikmati GL jauh lebih cepat dari orang2 umumnya. saya rasa hanya dibeberapa media dan milis livina lah mobil ini dengan imagenya bisa lari kencang hingga 200km/jam, dan stabil ditikungan dengan kecepatan tinggi diatas 120km/jam. ditambah, pemberitaan sangat iritnya konsumsi bensin untuk dalam kota yang bisa 1:12-14 walaupun Automatic! hebat


saya rasa, banyak disini yang mencoba mobilnya dengan konteks normal2 saja, dan bukan dalam kondisi "ekstrem" (jalan/nikung 200km/jam dll karena logikanya siapa yang mau mengambil resiko mengeber mobil milik sendiri yang masih dalam masa ingereyen seperti itu kecuali wong deso yang kaget baru bisa punya mobil. afterall kita bicara mengenai konteks family car, bukan sport car). jadi lebih baik simpan saja itu dalih teori2 menyetir matic atau terminologi2 ngga penting, boros yah boros. dan kalau dibilang pengukuran BBM yang valid adalah diluar kota, (karena kalau dalam kota bisa menyesatkan), lalu konteks mobil irit itu dimana? maksudnya irit yah dalam kota, titik. kecuali anda orang luar kota, itu lain urusan.
Sorry, bukan berarti saya benci semua orang2 milis livina, buat apaan jg, saya ngga ada urusan, tapi saya hanya kemukakan permainan cantik NMI didalam multimillion dollar market seperti lazimnya perusahaan2 lainnya. sekali lagi, ini gw tujukan untuk NMI.
Mari kita simpan thread ini biar jadi kenangan, semoga saya salah. dan semoga livina tidak berakhir seperti carens atau 206. karena from my standpoint as a business people (penjual siomay), teknik manipulatif seperti ini terlalu LICIK! untuk disebut sebagai strategi.
Peace guys! this is my final report for livina 1.5 XV AT.
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 320
- Joined: Mon Apr 23, 2007 5:56
wah pak Ichsan udah kecewa berat nih... Kalau bener seperti yang dibicarakan pak Ichsan, maka Livina bakal sepi peminat. Dimana reviewer lainnya? Saya sangat-2 memahami perasaan pak Ichsan. Saya sendiri pun akan sama dengan pak Ichsan. Saya sendiri beli mobil ini dengan alasan terutama dari segi kenyamanan dan keiritan. Tidak menutup bahwa itu pilihan yang menurut saya paling sip dikelas 150 jt. Untuk orang-2 sperti saya, faktor bensin ini juga memegang peranan penting.
Pak Ichsan, sudah menutup kesimpulan dia. Sekarang yang lain (termasuk saya) akan menyimpulan berdasarkan pemakaian asli. Tunggu saja review dari saya. Mungkin mulai senin akan saya pakai u/ bekerja. Saya juga ingin tahu, seberapa irit sih ini mobil? Kalo 1:8.14, wah kelaut aja deh. Masak kalah ama lancer (1600 cc) saya yang 1:10?
Tunggu review saya u/ kelas 1.5XV manual.. (eng..ing...eng....)..
Pak Ichsan, sudah menutup kesimpulan dia. Sekarang yang lain (termasuk saya) akan menyimpulan berdasarkan pemakaian asli. Tunggu saja review dari saya. Mungkin mulai senin akan saya pakai u/ bekerja. Saya juga ingin tahu, seberapa irit sih ini mobil? Kalo 1:8.14, wah kelaut aja deh. Masak kalah ama lancer (1600 cc) saya yang 1:10?
Tunggu review saya u/ kelas 1.5XV manual.. (eng..ing...eng....)..
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1121
- Joined: Wed Apr 18, 2007 2:03
karena saya waktu beli ini mobil untuk klaim iritnya pak. kalau untuk sedikit lebih mewah dari xenia saja ngga begitu menghibur kalo boros. hehehe.. maklum pak, jadinya tidak sesuai dengan kebutuhan. giliran pak gun yah tak tunggu reviewnya. btw mau MT sama AT saya rasa begitu beda jauh lah pak, masih bisa dibuat kira2
gunawan98 wrote:wah pak Ichsan udah kecewa berat nih... Kalau bener seperti yang dibicarakan pak Ichsan, maka Livina bakal sepi peminat. Dimana reviewer lainnya? Saya sangat-2 memahami perasaan pak Ichsan. Saya sendiri pun akan sama dengan pak Ichsan. Saya sendiri beli mobil ini dengan alasan terutama dari segi kenyamanan dan keiritan. Tidak menutup bahwa itu pilihan yang menurut saya paling sip dikelas 150 jt. Untuk orang-2 sperti saya, faktor bensin ini juga memegang peranan penting.
Pak Ichsan, sudah menutup kesimpulan dia. Sekarang yang lain (termasuk saya) akan menyimpulan berdasarkan pemakaian asli. Tunggu saja review dari saya. Mungkin mulai senin akan saya pakai u/ bekerja. Saya juga ingin tahu, seberapa irit sih ini mobil? Kalo 1:8.14, wah kelaut aja deh. Masak kalah ama lancer (1600 cc) saya yang 1:10?
Tunggu review saya u/ kelas 1.5XV manual.. (eng..ing...eng....)..
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1142
- Joined: Wed May 02, 2007 16:45
saya pake livina 1.5 matic.. n tetep aja.. sby jember 1:14.. pake premium.. ngga ada rekayasa.. isi full trus dipake.. isi lagi.. selisih dibagi..
temen2 yg pake livina jg bilang hemat..
btw, media control bisa dipake saingan nissan lho.. livina bisa dibilang boros ato ngga bisa nanjak..
peace guys.. hehehe..
temen2 yg pake livina jg bilang hemat..
btw, media control bisa dipake saingan nissan lho.. livina bisa dibilang boros ato ngga bisa nanjak..
peace guys.. hehehe..
-
- Full Member of Junior Mechanic
- Posts: 122
- Joined: Thu Jun 21, 2007 10:00
- Location: Perbatasan Jakarta Utara & Barat
kalao di valley dago sih udah pernah nyoba awal bulan lalu pas liburan dengan muatan 5 dewasa dan 1 anak (+/- 30 kg), ga masalah sih pakai 1.5 A/T.
Jadi kawah putih lebih curam dari valley yah, kalau ada waktu bulan depan mau nyoba deh, thx bro....
Jadi kawah putih lebih curam dari valley yah, kalau ada waktu bulan depan mau nyoba deh, thx bro....
Risol1 wrote:wah 60 derajat kayaknya gak mungkin bro...itu mah udah ampir tegak lurus....tanjakan di the valley aja gw bilang jg palingan 35an derajat....Leonhearts wrote:Yah liat kawah tuh disono. Kawahnya putih dan ada air belerang. Hawanya sejuk. Kecuraman jalan bisa 45-60 derajat. Coba saja disana. Test GL bisa naik tidak dengan full load.
B2279JM
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 320
- Joined: Mon Apr 23, 2007 5:56
Pak Ichsan, monitor terus yah thread ini please... Saya akan review sejujur-jujurnya. Minggu ini saya tidak akan bawa u/ ke Tretes. Pertimbangan belum sampe 1000 km. Tapi mulai senen depan, saya akan bawa ke kantor pp. Besok akan saya post kan gambar mobil saya, buat bukti bahwa bener tuh saya punya mobil itu. Rumah saya di Surabaya, kantor di Sidoarjo. PUlang pergi PP kira-kira 50 km. Biasanya pake sedan saya habis 31 ltr seminggu (310km). Ini bisa jadi ukuran deh. Kondisi SBY-Sidoarjo adala kombinasi. Dimana 50% nya adalah ramai lancar (sby jarang macet pak, gak kaya jkt. Macetnya sby masihbisa jalan). Ada beberapa titik-titik kemacetan. Tapi so far saya bisa bilang iin nantinya bisa mewakili kombinasi luar kota+dalam kota.ichsan_n wrote:karena saya waktu beli ini mobil untuk klaim iritnya pak. kalau untuk sedikit lebih mewah dari xenia saja ngga begitu menghibur kalo boros. hehehe.. maklum pak, jadinya tidak sesuai dengan kebutuhan. giliran pak gun yah tak tunggu reviewnya. btw mau MT sama AT saya rasa begitu beda jauh lah pak, masih bisa dibuat kira2
gunawan98 wrote:wah pak Ichsan udah kecewa berat nih... Kalau bener seperti yang dibicarakan pak Ichsan, maka Livina bakal sepi peminat. Dimana reviewer lainnya? Saya sangat-2 memahami perasaan pak Ichsan. Saya sendiri pun akan sama dengan pak Ichsan. Saya sendiri beli mobil ini dengan alasan terutama dari segi kenyamanan dan keiritan. Tidak menutup bahwa itu pilihan yang menurut saya paling sip dikelas 150 jt. Untuk orang-2 sperti saya, faktor bensin ini juga memegang peranan penting.
Pak Ichsan, sudah menutup kesimpulan dia. Sekarang yang lain (termasuk saya) akan menyimpulan berdasarkan pemakaian asli. Tunggu saja review dari saya. Mungkin mulai senin akan saya pakai u/ bekerja. Saya juga ingin tahu, seberapa irit sih ini mobil? Kalo 1:8.14, wah kelaut aja deh. Masak kalah ama lancer (1600 cc) saya yang 1:10?
Tunggu review saya u/ kelas 1.5XV manual.. (eng..ing...eng....)..
Mulai senen deh.. saya test..
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 183
- Joined: Mon Aug 16, 2004 18:19
Interestingnya, autobild liga irit menetapkan GL m/t juara 1 irit.
Andaikan GL yg dites versi a/t bisa jadi FC nya udah kalah jauh kemana2 kali, dari city / jazz i-dsi.
Sepertinya transmisi apalagi teknologi matic nya merupakan faktor penting kontribusi ke FC.
Mungkin transmisi a/t GL yg masih konvensional menyumbang boros nya FC, krn sptnya mesin HR/MR series di tiida/latio,
ada yg versi dgn CVT (yg jg bekerja berdasarkan kontrol electonic) deh. CMIIW
Andaikan GL yg dites versi a/t bisa jadi FC nya udah kalah jauh kemana2 kali, dari city / jazz i-dsi.
Sepertinya transmisi apalagi teknologi matic nya merupakan faktor penting kontribusi ke FC.
Mungkin transmisi a/t GL yg masih konvensional menyumbang boros nya FC, krn sptnya mesin HR/MR series di tiida/latio,
ada yg versi dgn CVT (yg jg bekerja berdasarkan kontrol electonic) deh. CMIIW
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1121
- Joined: Wed Apr 18, 2007 2:03
Ngga papa pak, kan cuman "time will tell" seperti kata saya. berdebat sekarang jg percuma belum ada hasil pastinya. pak jhon jg memang sudah yakin bahwa bensin pak jhon mewakili semuanya? Cuman satu pak, pengalaman2 saya dulu ada beberapa mobil yang memang pake premium malah lebih irit. contoh gallant saya itu, kalau isi shell malah 1:6, tapi isi premium malah bisa 1:8. jadi saya jg rencana mau pake premium seperti pak jhon ini.
btw saya kerja di telekomunikasi, bukan otomotiv. dan, hehehehe.. saya orang biasa saja kok, as konsumen yang kecewa. thats all.. ngga ada maksud berposisi sebagai saingan NMI. bukan tandingan... salah kamus pak. btw kalau nanjak, saya sudah coba dimetro atom dengan 2 orang tetap nanjak kok. cuman dengan 5 orang dewasa sudah harus oper 1 seperti saya pernah utarakan toh diulasan sebelumnya. tapi saya tidak bilang "saya gagal nanjak" walau sudah pake gigi 1. beda dengan CRV pak atau jazz yang memang harus 4 orang. pake D saja lancar. itu saja kok pak. seperti biasa, nissan beda. time will tell pak jhon.
btw saya kerja di telekomunikasi, bukan otomotiv. dan, hehehehe.. saya orang biasa saja kok, as konsumen yang kecewa. thats all.. ngga ada maksud berposisi sebagai saingan NMI. bukan tandingan... salah kamus pak. btw kalau nanjak, saya sudah coba dimetro atom dengan 2 orang tetap nanjak kok. cuman dengan 5 orang dewasa sudah harus oper 1 seperti saya pernah utarakan toh diulasan sebelumnya. tapi saya tidak bilang "saya gagal nanjak" walau sudah pake gigi 1. beda dengan CRV pak atau jazz yang memang harus 4 orang. pake D saja lancar. itu saja kok pak. seperti biasa, nissan beda. time will tell pak jhon.
johnlegend wrote:saya pake livina 1.5 matic.. n tetep aja.. sby jember 1:14.. pake premium.. ngga ada rekayasa.. isi full trus dipake.. isi lagi.. selisih dibagi..
temen2 yg pake livina jg bilang hemat..
btw, media control bisa dipake saingan nissan lho.. livina bisa dibilang boros ato ngga bisa nanjak..
peace guys.. hehehe..
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1121
- Joined: Wed Apr 18, 2007 2:03
Sip pak saya tunggu. Btw pake shell kan yah bensinnya? karena pak jhon sudah pake premium. biar bisa lebih dapet perbandingannya siapa tahu memang kalau pake premium lebih irit seperti yang pertama kali saya emagn rasakan pas isi premium.
gunawan98 wrote:Pak Ichsan, monitor terus yah thread ini please... Saya akan review sejujur-jujurnya. Minggu ini saya tidak akan bawa u/ ke Tretes. Pertimbangan belum sampe 1000 km. Tapi mulai senen depan, saya akan bawa ke kantor pp. Besok akan saya post kan gambar mobil saya, buat bukti bahwa bener tuh saya punya mobil itu. Rumah saya di Surabaya, kantor di Sidoarjo. PUlang pergi PP kira-kira 50 km. Biasanya pake sedan saya habis 31 ltr seminggu (310km). Ini bisa jadi ukuran deh. Kondisi SBY-Sidoarjo adala kombinasi. Dimana 50% nya adalah ramai lancar (sby jarang macet pak, gak kaya jkt. Macetnya sby masihbisa jalan). Ada beberapa titik-titik kemacetan. Tapi so far saya bisa bilang iin nantinya bisa mewakili kombinasi luar kota+dalam kota.ichsan_n wrote:karena saya waktu beli ini mobil untuk klaim iritnya pak. kalau untuk sedikit lebih mewah dari xenia saja ngga begitu menghibur kalo boros. hehehe.. maklum pak, jadinya tidak sesuai dengan kebutuhan. giliran pak gun yah tak tunggu reviewnya. btw mau MT sama AT saya rasa begitu beda jauh lah pak, masih bisa dibuat kira2
gunawan98 wrote:wah pak Ichsan udah kecewa berat nih... Kalau bener seperti yang dibicarakan pak Ichsan, maka Livina bakal sepi peminat. Dimana reviewer lainnya? Saya sangat-2 memahami perasaan pak Ichsan. Saya sendiri pun akan sama dengan pak Ichsan. Saya sendiri beli mobil ini dengan alasan terutama dari segi kenyamanan dan keiritan. Tidak menutup bahwa itu pilihan yang menurut saya paling sip dikelas 150 jt. Untuk orang-2 sperti saya, faktor bensin ini juga memegang peranan penting.
Pak Ichsan, sudah menutup kesimpulan dia. Sekarang yang lain (termasuk saya) akan menyimpulan berdasarkan pemakaian asli. Tunggu saja review dari saya. Mungkin mulai senin akan saya pakai u/ bekerja. Saya juga ingin tahu, seberapa irit sih ini mobil? Kalo 1:8.14, wah kelaut aja deh. Masak kalah ama lancer (1600 cc) saya yang 1:10?
Tunggu review saya u/ kelas 1.5XV manual.. (eng..ing...eng....)..
Mulai senen deh.. saya test..
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1142
- Joined: Wed May 02, 2007 16:45
hehehe.. dari pertama saya langsung pake premium pak.. sejak bulan april pertengahan masuk garasi rumah.. kaga pernah isi pertamax or pertamax plus.. kemahalan -_-
yah time will tell lha.. tp i am totally sure.. kl livina di jalan kota2 jkt 1:8.. harus nya innova paling engga 1:6 *max*
btw, lampu o/d livina yg di dashboard pak ichsan uda mati ato nyala teyus nih?
yah time will tell lha.. tp i am totally sure.. kl livina di jalan kota2 jkt 1:8.. harus nya innova paling engga 1:6 *max*
btw, lampu o/d livina yg di dashboard pak ichsan uda mati ato nyala teyus nih?
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 320
- Joined: Mon Apr 23, 2007 5:56
Di surabaya tidak ada shell pak...ichsan_n wrote:Sip pak saya tunggu. Btw pake shell kan yah bensinnya? karena pak jhon sudah pake premium. biar bisa lebih dapet perbandingannya siapa tahu memang kalau pake premium lebih irit seperti yang pertama kali saya emagn rasakan pas isi premium.
gunawan98 wrote:Pak Ichsan, monitor terus yah thread ini please... Saya akan review sejujur-jujurnya. Minggu ini saya tidak akan bawa u/ ke Tretes. Pertimbangan belum sampe 1000 km. Tapi mulai senen depan, saya akan bawa ke kantor pp. Besok akan saya post kan gambar mobil saya, buat bukti bahwa bener tuh saya punya mobil itu. Rumah saya di Surabaya, kantor di Sidoarjo. PUlang pergi PP kira-kira 50 km. Biasanya pake sedan saya habis 31 ltr seminggu (310km). Ini bisa jadi ukuran deh. Kondisi SBY-Sidoarjo adala kombinasi. Dimana 50% nya adalah ramai lancar (sby jarang macet pak, gak kaya jkt. Macetnya sby masihbisa jalan). Ada beberapa titik-titik kemacetan. Tapi so far saya bisa bilang iin nantinya bisa mewakili kombinasi luar kota+dalam kota.ichsan_n wrote:karena saya waktu beli ini mobil untuk klaim iritnya pak. kalau untuk sedikit lebih mewah dari xenia saja ngga begitu menghibur kalo boros. hehehe.. maklum pak, jadinya tidak sesuai dengan kebutuhan. giliran pak gun yah tak tunggu reviewnya. btw mau MT sama AT saya rasa begitu beda jauh lah pak, masih bisa dibuat kira2
Mulai senen deh.. saya test..

Saya selasa lalu isi full tank 37 ltr pake PERTAMA PLUS. Waktu saya terima KM menunjukkan 48 an. Sekarang masih 60 kam an pak. O ya, tolong pak Ichsan tetap review pemakaian BBM nanti SETELAH 1000km. Menurut teman saya, kemungkinan setelah di bawah 1000 km masih boros bensin, untuk menjaga agar tidak terlalu panas. Entah mana yang benar.
Nanti akan saya rencana juga mau isi bensin biasa. Pingin tahu aja nih.... Mana yang bener?
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1121
- Joined: Wed Apr 18, 2007 2:03
wahh selalu mati pak, saya pake OD itu kalau sudah diatas 60-80km/jam.. itu jg buat nyalib yang mana jg jarang2 pak. wong baru dipake 5 kali loh pak ini mobil artinya dari kemarin beli sampe sekarang. iya pak, nanti saya pakein premium setelah ini shell habis, saya jg penasaran masalahnya. semoga lebih irit.
johnlegend wrote:hehehe.. dari pertama saya langsung pake premium pak.. sejak bulan april pertengahan masuk garasi rumah.. kaga pernah isi pertamax or pertamax plus.. kemahalan -_-
yah time will tell lha.. tp i am totally sure.. kl livina di jalan kota2 jkt 1:8.. harus nya innova paling engga 1:6 *max*
btw, lampu o/d livina yg di dashboard pak ichsan uda mati ato nyala teyus nih?
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 183
- Joined: Mon Aug 16, 2004 18:19
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1121
- Joined: Wed Apr 18, 2007 2:03
bisa jadi pak, tapi sih mengambil konteks mobil irit jazz ku dulu. dari awal beli sampe sekarng udah 2 tahun yah FC nya tetep segitu2 aja.. 1:10-12 untuk dalam kota. mau macet mau lancar.. yah segitu lah pak kira2 untuk pakai normal operasional sehari2. wahh berat jg nih pak kalo pertamax plus.. emang pertamax saja ngga ada pak? pak, kalau BMW istri saya dulu iya, dikasih pertamax saja suka ngelitik, tapi ini sepertinya untuk mobil livina ngga perlu takut pak (mesinnya sudah lebih canggih), pertamax biasa saja sudah lebih dari cukup kok. (imho)
gunawan98 wrote:
Di surabaya tidak ada shell pak...
Saya selasa lalu isi full tank 37 ltr pake PERTAMA PLUS. Waktu saya terima KM menunjukkan 48 an. Sekarang masih 60 kam an pak. O ya, tolong pak Ichsan tetap review pemakaian BBM nanti SETELAH 1000km. Menurut teman saya, kemungkinan setelah di bawah 1000 km masih boros bensin, untuk menjaga agar tidak terlalu panas. Entah mana yang benar.
Nanti akan saya rencana juga mau isi bensin biasa. Pingin tahu aja nih.... Mana yang bener?
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1121
- Joined: Wed Apr 18, 2007 2:03
Kalau pak jhon sudah tes tuh pak, dan lebih irit dibanding pakai pertamax. coba nanti saya jg cobain pake premium.
liongkiky wrote:yg bikin penasaran dan mesti tes; yg versi a/t dgn premium FC dalam kota nih.
krn trend mobil dgn a/t mulai ramai dan makin ke depan bisa jadi tuntutan sebuah mobil.
kalo yg manual sptnya rata2 cenderung irit.
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 327
- Joined: Thu Jul 06, 2006 9:36
ada yg posting begini nih di milis sblh
QUOTE
=====
Hi teman 2,
Saya akhirnya bisa cicipin dan kenal GL 1.5 A/T lebih dalam. Sebab
saya ada teman baik yang lagi ada urusan keluar kota berapa hari. Dia
tau saya sayang mobil, jadi dia setuju untuk kasih saya pakai berapa
hari.
Yang sudah umum di ketahui orang saya tidak akan ulang lagi. Nanti di
cap sales Nissan lagi. Capek kan ? OK. Pertama, accelerasi sebenernya
cukup untuk dalam kota, tapi kalau di Cipularang ngak tau, sebab saya
ngak ke situ. Maklum di kota terus cari nafkah. Saat kickdown ada
sedikit delay sebelum mesinnya respon. Dan sesudah lewat 3000 rpm
jika gas di pertahankan terus, nafasnya lumayan panjang sampai 6000
rpm baru ganti gigi.
Mau mencapai 160 km/jam gampang. Dan itu dia, ACnya malam hari
dingin. Eh, jika AC gitu dingin artinya bisa sering pakai dengan
setting thermostat paling kecil, dan seharusnya bantu lagi BBM lebih
hemat. Kalau AC perlu sering nomor 2 atau 3 ya makin boros kan ?
Memang overall cabinnya ngak bisa di bilang gede amat. Tapi itu dia,
mau irit BBM, mau harga terjangkau tanpa korbankan sisi lain, tapi
mau cabin ala Elgrand, mana bisa ? Hukum fisika simple dan tidak bisa
di langgar kan? Beban makin berat, butuh extra energy (BBM) untuk di
gerakan. Coba tebak, pesawat Boeing 747 ama Boeing 737 mana yang
lebih boros ? Kenapa B747 mesinnya ada 4 dan B737 cuman 2 sudah
cukup ?
Mungkin kah B737 SAMA borosnya ama B747 ? Thats why Serena mau
tanding ama GL dalam hal BBM, LUPAKAN SAJA. Serena 2000 cc, bobotnya
1580 kg. Vs GL 1230 kg mesin 1500 cc. NO WAY ! Dengan catatan power
to weight rationya wajar.
Tapi saya bukan bilang GL kecil banget. B737 vs B747 cuman sebagai
contoh saja. Untuk keluarga ngak gitu besar, misalnya suami, istri
plus 2/3 anak + kadang bawa suster, apakah ngak cukup GL ? Tapi duit
lebih banyak mau beli Serena / Elgrand ya silahkan. Lebih sip sih
memang. Kan UUD.
Toh dari pengalaman saya, kecuali mobil macam Elgrand, mobil lain
baris 2 lebih baik di isi 2 dewasa dan 1 anak untuk jarak jauh.
Kecuali dewasanya mungil semua.
Saya lakukan gaya stir kickdown terus di tol dalam kota, di tol
airport, pokoknya asal ada kesempatan pokoknya saya ngebut, gas.
Sambil uji BBMnya dengan gaya stir orang kebelet terus. Akhirnya
setelah siklus pertama, saya isi BBM di SPBU pasti pas, sampai luber.
Feeling saya dengan kickdown terus, jika rationya 1:7/8 ya wajarlah.
Dalam kota kickdown terus. Saat SPBU cetak kertas, saya hitung, Kmnya
365. Premium di isi 36.91 liter.
JADI BBM premiumnya ............ 1:9.89 ! Surprise ! Kenapa ? Ngak
cuman gaya stir saya yang galak, TAPI siklus pertama ini teman saya
lupa ganti oli sebelum saya ambil mobilnya. Sudah jalan 10,000 km
lebih sejak baru itu oli belum di ganti. Bayangkan olinya sudah not
so good lagi kan ? Eh masih bisa 1:9.89. NOT BAD. NOT BAD AT ALL !
So saya bantu dia service 10,000. Ganti oli NGO 10W30, ganti filter,
dan lain lain. Terus saya top-up premium lagi dan mulai lah siklus ke
2 baru. Kali ini saya gaya stirnya tentu berubah. Saya akan stir gaya
NORMAL. Santai tapi bukan artinya seperti murid baru belajar stir
mobil. Perlu salip di 3000 rpm ya I'll do it. Tapi saya akan
minimalkan kickdown kecuali sangat perlu.
Juga tekanan ban saat saya ambil ni mobil 30 psi. BIASA ! Banyak
orang di Indo terbiasa tekanan ban 30. Ngak sadar ada mobil yang
perlu 35 psi jaman sekarang. Tentu saya langsung koreksi !
Nanti siklus ke dua sudah selesai, saya akan laporkan hasilnya di
sini. Jika masih di 1:9.89 artinya SOMETHINGS WRONG ! Feeling saya
seharusnya bisa 1:12. Oli baru plus gaya stir ECO driving.
Sooo... Dengan pengalaman saya ini, jika ada yang laporkan GL 1.5
dalam kota cuman bisa 1:7/8, saya yakin penyebabnya adalah :
1. Gaya stirnya galak
2. Tekanan ban kurang
3. Jika pakai manual, mungkin tekan gasnya agak dalam saat angkat
kopling. Maklum driver manual skillnya tentu beda antara orang,
meskipun sudah stir berapa tahun.
Jadi ingat satu kata " Orang pengalaman 10 tahun ama orang pengalaman
1 tahun di ULANG 10 kali itu BEDA LO ! " Yang pertama tentu jadi
jago, yang ke dua " Just don't get it ! "
4. Sering kena macet parah berjam jam tiap hari. Kalau sudah gini,
mobil apapun juga pasti boros. Iya gak ? Mungkin kalau kasus ini GL
1:8, ya mobil lain yang lebih berat, bongsor, mesin CC lebih gede
bisa saja malah 1:5 !
5. Tiap hari mobilnya di isi 6/7 dewasa / banyak barang dan kena
macet lagi. Ini juga bisa bikin boros tentu saja.
6. Orang yang claim angka 1:7/8 adalah...... Hahaha ! Tau sendiri...
Bisa saja kan ? Namanya forum terbuka identitas tidak jelas. Bisa
saja saya juga asal bunyi.... So take my word for it or not. Terserah
anda deh....
Jadi conclusion saya, ini GL matik 1.5 (manual saya ngak mau claim,
sebab yang saya pakai matik), saya FEELING KUAT, jika di pakai dalam
kota, oli OK, tekanan ban OK, beban ngak terlalu berat, gaya stirnya
konservatif, mau pecahkan 1:10 itu GAMPANG ! Dengan catatan macetnya
ngak gila tiap hari. Ini yang bikin susah ukur BBM dalam kota, sebab
tiap pemakai kondisi macetnya, gaya stirnya tentu beda.
Cuman yaitu, untuk saya pribadi, jika sering kickdown, oli sudah
tidak bagus, ni mobil masih bisa 1:9.89, apalagi siklus ke dua ?
Tunggu laporan saya berikutnya nanti.
UNQUOTE
======
sorry, bukan utk memperpanjang argumen, saya bukan pengguna, penggemar, atau penginden (ikutan milis cma utk general knowledge aja) dan apa yg saya quote di atas sama sekali gak mewakili pendapat saya.
QUOTE
=====
Hi teman 2,
Saya akhirnya bisa cicipin dan kenal GL 1.5 A/T lebih dalam. Sebab
saya ada teman baik yang lagi ada urusan keluar kota berapa hari. Dia
tau saya sayang mobil, jadi dia setuju untuk kasih saya pakai berapa
hari.
Yang sudah umum di ketahui orang saya tidak akan ulang lagi. Nanti di
cap sales Nissan lagi. Capek kan ? OK. Pertama, accelerasi sebenernya
cukup untuk dalam kota, tapi kalau di Cipularang ngak tau, sebab saya
ngak ke situ. Maklum di kota terus cari nafkah. Saat kickdown ada
sedikit delay sebelum mesinnya respon. Dan sesudah lewat 3000 rpm
jika gas di pertahankan terus, nafasnya lumayan panjang sampai 6000
rpm baru ganti gigi.
Mau mencapai 160 km/jam gampang. Dan itu dia, ACnya malam hari
dingin. Eh, jika AC gitu dingin artinya bisa sering pakai dengan
setting thermostat paling kecil, dan seharusnya bantu lagi BBM lebih
hemat. Kalau AC perlu sering nomor 2 atau 3 ya makin boros kan ?
Memang overall cabinnya ngak bisa di bilang gede amat. Tapi itu dia,
mau irit BBM, mau harga terjangkau tanpa korbankan sisi lain, tapi
mau cabin ala Elgrand, mana bisa ? Hukum fisika simple dan tidak bisa
di langgar kan? Beban makin berat, butuh extra energy (BBM) untuk di
gerakan. Coba tebak, pesawat Boeing 747 ama Boeing 737 mana yang
lebih boros ? Kenapa B747 mesinnya ada 4 dan B737 cuman 2 sudah
cukup ?
Mungkin kah B737 SAMA borosnya ama B747 ? Thats why Serena mau
tanding ama GL dalam hal BBM, LUPAKAN SAJA. Serena 2000 cc, bobotnya
1580 kg. Vs GL 1230 kg mesin 1500 cc. NO WAY ! Dengan catatan power
to weight rationya wajar.
Tapi saya bukan bilang GL kecil banget. B737 vs B747 cuman sebagai
contoh saja. Untuk keluarga ngak gitu besar, misalnya suami, istri
plus 2/3 anak + kadang bawa suster, apakah ngak cukup GL ? Tapi duit
lebih banyak mau beli Serena / Elgrand ya silahkan. Lebih sip sih
memang. Kan UUD.
Toh dari pengalaman saya, kecuali mobil macam Elgrand, mobil lain
baris 2 lebih baik di isi 2 dewasa dan 1 anak untuk jarak jauh.
Kecuali dewasanya mungil semua.
Saya lakukan gaya stir kickdown terus di tol dalam kota, di tol
airport, pokoknya asal ada kesempatan pokoknya saya ngebut, gas.
Sambil uji BBMnya dengan gaya stir orang kebelet terus. Akhirnya
setelah siklus pertama, saya isi BBM di SPBU pasti pas, sampai luber.
Feeling saya dengan kickdown terus, jika rationya 1:7/8 ya wajarlah.
Dalam kota kickdown terus. Saat SPBU cetak kertas, saya hitung, Kmnya
365. Premium di isi 36.91 liter.
JADI BBM premiumnya ............ 1:9.89 ! Surprise ! Kenapa ? Ngak
cuman gaya stir saya yang galak, TAPI siklus pertama ini teman saya
lupa ganti oli sebelum saya ambil mobilnya. Sudah jalan 10,000 km
lebih sejak baru itu oli belum di ganti. Bayangkan olinya sudah not
so good lagi kan ? Eh masih bisa 1:9.89. NOT BAD. NOT BAD AT ALL !
So saya bantu dia service 10,000. Ganti oli NGO 10W30, ganti filter,
dan lain lain. Terus saya top-up premium lagi dan mulai lah siklus ke
2 baru. Kali ini saya gaya stirnya tentu berubah. Saya akan stir gaya
NORMAL. Santai tapi bukan artinya seperti murid baru belajar stir
mobil. Perlu salip di 3000 rpm ya I'll do it. Tapi saya akan
minimalkan kickdown kecuali sangat perlu.
Juga tekanan ban saat saya ambil ni mobil 30 psi. BIASA ! Banyak
orang di Indo terbiasa tekanan ban 30. Ngak sadar ada mobil yang
perlu 35 psi jaman sekarang. Tentu saya langsung koreksi !
Nanti siklus ke dua sudah selesai, saya akan laporkan hasilnya di
sini. Jika masih di 1:9.89 artinya SOMETHINGS WRONG ! Feeling saya
seharusnya bisa 1:12. Oli baru plus gaya stir ECO driving.
Sooo... Dengan pengalaman saya ini, jika ada yang laporkan GL 1.5
dalam kota cuman bisa 1:7/8, saya yakin penyebabnya adalah :
1. Gaya stirnya galak
2. Tekanan ban kurang
3. Jika pakai manual, mungkin tekan gasnya agak dalam saat angkat
kopling. Maklum driver manual skillnya tentu beda antara orang,
meskipun sudah stir berapa tahun.
Jadi ingat satu kata " Orang pengalaman 10 tahun ama orang pengalaman
1 tahun di ULANG 10 kali itu BEDA LO ! " Yang pertama tentu jadi
jago, yang ke dua " Just don't get it ! "
4. Sering kena macet parah berjam jam tiap hari. Kalau sudah gini,
mobil apapun juga pasti boros. Iya gak ? Mungkin kalau kasus ini GL
1:8, ya mobil lain yang lebih berat, bongsor, mesin CC lebih gede
bisa saja malah 1:5 !
5. Tiap hari mobilnya di isi 6/7 dewasa / banyak barang dan kena
macet lagi. Ini juga bisa bikin boros tentu saja.
6. Orang yang claim angka 1:7/8 adalah...... Hahaha ! Tau sendiri...
Bisa saja kan ? Namanya forum terbuka identitas tidak jelas. Bisa
saja saya juga asal bunyi.... So take my word for it or not. Terserah
anda deh....
Jadi conclusion saya, ini GL matik 1.5 (manual saya ngak mau claim,
sebab yang saya pakai matik), saya FEELING KUAT, jika di pakai dalam
kota, oli OK, tekanan ban OK, beban ngak terlalu berat, gaya stirnya
konservatif, mau pecahkan 1:10 itu GAMPANG ! Dengan catatan macetnya
ngak gila tiap hari. Ini yang bikin susah ukur BBM dalam kota, sebab
tiap pemakai kondisi macetnya, gaya stirnya tentu beda.
Cuman yaitu, untuk saya pribadi, jika sering kickdown, oli sudah
tidak bagus, ni mobil masih bisa 1:9.89, apalagi siklus ke dua ?
Tunggu laporan saya berikutnya nanti.
UNQUOTE
======
sorry, bukan utk memperpanjang argumen, saya bukan pengguna, penggemar, atau penginden (ikutan milis cma utk general knowledge aja) dan apa yg saya quote di atas sama sekali gak mewakili pendapat saya.
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 320
- Joined: Mon Apr 23, 2007 5:56
alasan saya pake pertamax plus (bukan pertamax), karena saya punya langganan pom bensin yang menurut saya terbaik. Nah dianya ga jual pertamax. Alasan 2, seperti yang sudah saya post, saya takut CC rusak karena di surabaya tidak ada jaminan bahwa premium biasa sudah non timbal. Bahkan di jakarta apa dijamin non timbal? Coba lihat link saya ke website pertamina, disitu ditulis premium ron 88 ada max TEL 0.3 (entah apa satuannya ini).ichsan_n wrote:bisa jadi pak, tapi sih mengambil konteks mobil irit jazz ku dulu. dari awal beli sampe sekarng udah 2 tahun yah FC nya tetep segitu2 aja.. 1:10-12 untuk dalam kota. mau macet mau lancar.. yah segitu lah pak kira2 untuk pakai normal operasional sehari2. wahh berat jg nih pak kalo pertamax plus.. emang pertamax saja ngga ada pak? pak, kalau BMW istri saya dulu iya, dikasih pertamax saja suka ngelitik, tapi ini sepertinya untuk mobil livina ngga perlu takut pak (mesinnya sudah lebih canggih), pertamax biasa saja sudah lebih dari cukup kok. (imho)
gunawan98 wrote:
Di surabaya tidak ada shell pak...
Saya selasa lalu isi full tank 37 ltr pake PERTAMA PLUS. Waktu saya terima KM menunjukkan 48 an. Sekarang masih 60 kam an pak. O ya, tolong pak Ichsan tetap review pemakaian BBM nanti SETELAH 1000km. Menurut teman saya, kemungkinan setelah di bawah 1000 km masih boros bensin, untuk menjaga agar tidak terlalu panas. Entah mana yang benar.
Nanti akan saya rencana juga mau isi bensin biasa. Pingin tahu aja nih.... Mana yang bener?
Tapi waktu isi, wih.. 37 ltr abis duit 260rb lebih.. pusing juga kalo gini. Next time premium deh.. Apalagi kalo konsumsi cuman 1:8+ kayak pengalaman pak Ichsan, sudah pasti premium deh. Kalo 1:15, nah itu bolehlah entar pake pertamax+.
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1121
- Joined: Wed Apr 18, 2007 2:03
Thanks pak, hehehe.. kan ada moderatornya tuh.. asal ngga gontok2an... tapi saya prefer yang memang sudah punya sendiri sih pak, karena yang sudah posting2 kemaren kebanyakan, unit pinjeman, atau katanya. tapi kalau yang sudah pakai sendiri macam saya atau bung fusionkit itu sama konsumsinya 1.8. tapi ini bicara konteks saya aja yah pak, saya kutip posting sampean :plasworld88 wrote:ada yg posting begini nih di milis sblh
sorry, bukan utk memperpanjang argumen, saya bukan pengguna, penggemar, atau penginden (ikutan milis cma utk general knowledge aja) dan apa yg saya quote di atas sama sekali gak mewakili pendapat saya.
Sooo... Dengan pengalaman saya ini, jika ada yang laporkan GL 1.5
dalam kota cuman bisa 1:7/8, saya yakin penyebabnya adalah :
1. Gaya stirnya galak. --> maaf pak, gaya nyetir saya normal2 saja dan setelah 2 kali isi, untuk isi yang terakhir saya hanya jalan diatas jam 8 malem keliling tol sambil nidurin anak. jadi galak sendirian dijalan jg ngga lucu wong jalanan lenggang and bawa anak... hehehe. dan hanya yang BUKAN MOBIL SENDIRI/PINJEMIN biasanya emang lebih galak nyetirnya.. wong bukan punya pribadi, bodo amat.
2. Tekanan ban kurang. Ini sudah saya minta cek di beres waktu PDI (pemeriksaan akhir) dan katanya sudah Ok, kecuali Beresnya ngga beres!
3. Jika pakai manual, mungkin tekan gasnya agak dalam saat angkat
kopling. Maklum driver manual skillnya tentu beda antara orang,
meskipun sudah stir berapa tahun. ----> eh bung, mobil enak yah enak, irit yah irit, boros yah boros, titik! mobil enak & bagus itu yang bisa menyesuaikan dengan karakter drivernya, bukan drivernya yang disuruh ngehamba ke mobil.. wong bukan mobil mewah aja kok repot bangett disetirnya.. harus ana-ini... angkat kompling jangan segini, segitu. bejak gas harus santai lah, pelan2lah, injek dikit lah... dodol.
Jadi ingat satu kata " Orang pengalaman 10 tahun ama orang pengalaman
1 tahun di ULANG 10 kali itu BEDA LO ! " Yang pertama tentu jadi
jago, yang ke dua " Just don't get it ! " -----> iya deh.. iya deh.. anda memang expertnya, yang baru minjem mobil orang beberapa hari udah jago. apalagi gw kasih yang triptonic ditangan lu
4. Sering kena macet parah berjam jam tiap hari. Kalau sudah gini,
mobil apapun juga pasti boros. Iya gak ? Mungkin kalau kasus ini GL
1:8, ya mobil lain yang lebih berat, bongsor, mesin CC lebih gede
bisa saja malah 1:5 ! ----> nope!! tidak selalu! tergantung teknologi. mau coba bandingin dengan jazz/xenia/avanza untuk macet berjam2? apa mereka 1:5? kalo jazz saya tahu pasti.. wong pemilik, bukan minjem, dan xenia saya jg tidak yakiin kalo sampe 1:5. atau kita ambil konteks ekstrem dehh siapa disini yang pake harrier.. kasih tau tuh konsumsi harrier waktu padetnya pulang kampung di pantura.. itu aja masih 1:7-8... dalam kota? heheh, gw kasih tau jg kaga percaya kalo bisa sama kaya livina. atau BMW 318i thn 2002/3 deh! tanya tuh dalam kota berapa? sekali lg ini terlalu berlebih buat saya (imho).
5. Tiap hari mobilnya di isi 6/7 dewasa / banyak barang dan kena
macet lagi. Ini juga bisa bikin boros tentu saja. ---> ya iyalah, mio itu kalo untuk sendiri FCnya 1:35, tapi kalo boncengan 1:25. lahh ini cuman dinaekin 2 orang doank aja boros? aduhh kasih tau bapak ini lahh, berapa itu jazz kalo cuman 2 orarng.. ngga usah jazz harus dikasih towing dulu dan narik trailer.. heran excuse mulu.
6. Orang yang claim angka 1:7/8 adalah...... Hahaha ! Tau sendiri...
Bisa saja kan ? Namanya forum terbuka identitas tidak jelas. Bisa
saja saya juga asal bunyi.... So take my word for it or not. Terserah
anda deh.... ---> ya setuju, memang 1:7/8 HANYA ADA DI KASKUS DAN DI SM. no argue. seperti yang saya tulis diatas. emangnya orang bego kaga bisa nilai ini orang ngomong bener apa kaga? sok sekali ini orang, udah kaya paling bener seabad aja. tapi ngga papa toh dimilisnya dia sendiri, sok aja. baru dipinjemin mobilnya aja sok tau!
and btw pak plasword, ini mobil saya baru pake 5 kali. masih mobil baru.. oli jg mau sekotor apa? sorry loh ini bukan offive untuk sampean loh pak plasword. sori kalo kesannya gitu. cuman mau nimpalin ini orang aja. btw pak, saya ngga bilang saya 100% sudah benar, tapi setidaknya saya jujur, "time will tell". cape jg, biar nanti yang UDAH PUNYA SENDIRI aja yang kasih reviewnya.
oh yah... gw minta temen gw minta diforward siapa sih yang kemaren ribut. AHAHAHAHA!.. ada setujunya jg sih gw ama
postingan tuh orang? hahahaha.. gilee komentarnya mirip gw benerrr.. beli duluuu, pake sendirii, baruu komentt! jangan baru ngindent ajeeee udah kaya pake ni mobil tahunan.
----- Original Message -----
> From: pop3gratis
> To: nissan-livina@ yahoogroups. com
> Sent: Wednesday, August 29, 2007 9:51 AM
> Subject: Re: [nissan-livina] Re: Ada apa dengan Livina
>
>
> Saya sependapat dg bung fakhryalif.
> Saya merasakan milis ini lebih jadi sarana sales GL & rekanan.
Isinya
> kebanyakan menggunakan bahasa yg terkesan "sales banget".
> Banyak email yg isinya cerita kelebihan2 GL yg ditujukan untuk
menarik minat
> org membeli GL. Cerita2 yg terkesan "fantastis". ..too good to be
> true...(speed 200kpj, stabil di tikungan pada 160kpj etc),
ditambah cerita2
> yg ada kata2 "konon, katanya etc" krn si penulis ternyata masih
indent
> (mobil blm datang) hanya membuat membaca milis ini spt cerita
dongeng..
>
> OK, saya sadar tulisan saya ini terkesan offensive. Saya siap
diserang balik
> dan di-ban

menguatkan hal yang
> saya rasakan di atas.
Last edited by ichsan_n on Fri Aug 31, 2007 6:59, edited 1 time in total.
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 320
- Joined: Mon Apr 23, 2007 5:56
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1121
- Joined: Wed Apr 18, 2007 2:03
hehe suka sewot aja pak sama orang sok tau kaya gini.. wong baru indent dan TD sekali dua kali aja tapi udah kaya punya ni mobil tahunan. nih mobil jelek sih ngga pak, cuman saya ngga suka aja produsen boong. btw baru nyadar, mana berani livina claim "fuel saver" di iklannya macam jazz.gunawan98 wrote:haha... pak Ichsan sabar pak...
barang kalo jelek ga bisa ditutup-tutupi.. santai aja pak...
(terus terang saya berdoa supaya punya saya ga sejelek itu.. kalo ga nanti saya bisa ngikut marah seperti pak ichsan...)...
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 353
- Joined: Wed Sep 27, 2006 8:22
Pak Ichsan , saya cenderung pikir justru dengan Pertamax/SHell/Petronas hasilnya pasti lbh boros, coba kembali isi premium lagi, perbedaan power tdk terlalu terasa kok.
Kenapa back to premium, waktu awal kedatangan mobil Ultimate 1.8 A/T tlh diisi premium dgn kondisi jarum 1/2 lbh, merasa jauh lbh irit dibandingkan dengan disi pertamx plus.
Pinginnya sich balik ke premium cuma dengar pertamx malah turun +/-2 % ya.
Kenapa back to premium, waktu awal kedatangan mobil Ultimate 1.8 A/T tlh diisi premium dgn kondisi jarum 1/2 lbh, merasa jauh lbh irit dibandingkan dengan disi pertamx plus.
Pinginnya sich balik ke premium cuma dengar pertamx malah turun +/-2 % ya.
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 320
- Joined: Mon Apr 23, 2007 5:56
Pak, terus terang saya tahunya Livina itu justru dari forum ini. Waktu itu kalo ga salah ada threadnya sapa tuh, yang test drive ke bali. tuh ada gambar-gambarnya koq bagus. Irit segala, hening, dah.. macem2 pokoknya. Waktu itu emang saya niat ganti mobil saya yg Taruna, dah ga kuat borosnya pak. Dah tobat sama Daihatsu deh. Makanya waktu ada Terios saya ga tertarik, terus ketemu ini... Wah kesengsem. Jadinya yah sekarang ini pak, ada satu livina di garasi saya...ichsan_n wrote:hehe suka sewot aja pak sama orang sok tau kaya gini.. wong baru indent dan TD sekali dua kali aja tapi udah kaya punya ni mobil tahunan. nih mobil jelek sih ngga pak, cuman saya ngga suka aja produsen boong. btw baru nyadar, mana berani livina claim "fuel saver" di iklannya macam jazz.gunawan98 wrote:haha... pak Ichsan sabar pak...
barang kalo jelek ga bisa ditutup-tutupi.. santai aja pak...
(terus terang saya berdoa supaya punya saya ga sejelek itu.. kalo ga nanti saya bisa ngikut marah seperti pak ichsan...)...

Mengenai kenyamanan, saya cukup puas, hening cukup hening, interior puas banget deh... Tinggal masalah bensin ama tanjakan itu loh pak.. Yang bikin ketar-ketir. Satu hal lagi, apakah ini mesin bandel apa ga? Itu juga belum tahu... Moga-moga aja ga jelek kayak gitu. Maklum pak, saya sih cuma sanggupnya beli kelas kayak gitu. Beli inova aja ga kuat pak...
Moga-moga saya selamet deh...