berawal dari niat untuk mencari mobil yang dipakai orang tua kami dengan dikendarai sopir yang kalau dipake kitanya ga mikir, terserah mau diabuse seperti apa. Tentu saja mobil baru bukanlah pilihan. Termasuk juga dicoret dari daftar adalah mobil-mobil 2nd premium harga miring semacam eropa2, big sedan, dan suv keren2 yang mana akan menimbulkan rasa sayang dan gatal untuk merestorasi/memodifikasi secara mendalam.
Intinya harus 3M - murah, mantab, matic
Dengan pertimbangan tersebut, mulailah saya hunting sebuah…Nissan Grand Livina.
“weh…ngapain” “Kan Nissan nganu” “nanti anunya gitu”…demikianlah pendapat beberapa kawan. Tentu saja saya respon dengan “Ah tau apa masyarakat yang kebanyakan bilang katanya itu…”. Keluarga saya banyak yang pake Grand Livina tidak ada kendala apa2, irit, enak, dan nyaman.

Akhirnya setelah hunting berbagai marketplace, di suatu weekend, meluncurlah saya untuk melihat unit ditemani 3 kawan. Kawan 1, seorang juragan logistik baik hati yang hobinya stok aneka sparepart di garasinya untuk di giveaway, Kawan 2 seorang juragan travel umroh yang sungguh kompor seringkali mengeluarkan statemen “UDAH BAYAR AJA MAS!!!”, dan Kawan 3 seorang QC engineer perfectionist penyeimbang Kawan 2.
Tiga unit Grand Livina yang kami kunjungi membuat kami putus asa melihat kondisinya. Bahkan Kawan 2 seolah kehabisan gas kompornya hingga acapkali berkata “Yakin mas?”. Saya seketika teringat bahwa, keluarga saya tersebut di atas semua menggunakan Grand Livinanya dari baru dan di tahun ke 4-5 sudah dijual.

Hari menjelang Maghrib dan saya sudah menyerah mau pulang saja, tiba2 Kawan 1 menghubungi temannya owner showroom dan menyampaikan bahwa ada 1 unit Innova Bensin Matic 2005 dengan penawaran harga yang cukup menggiurkan, membuat kami seketika bersemangat mengunjungi showroom tersebut.
Lihat2 sebentar dan test drive. Tidak sempurna memang. But hey…this is Innova…nyaman, lega, dan “undestructible”. Kawan 2 tentu saja berteriak “UDAH BAYAR AJA MAS!!!” Seketika itu juga deal dan seekor Innova warna TELOR ASIN akan masuk garasi saya. Ya…ya…saya mendengar itu sayup2 “ih kan boros…lemot…mending yang diesel”
Nanti saya sampaikan pembelaannya di akhir tulisan
Misi Akhir Tahun
Tidak ada istilah perbaiki pelan2 untuk kali ini. Innova ini didapat di bulan Oktober dan harus segera siap digunakan untuk road trip mid-Desember sehingga semua hal esensial yang mungkin mengganggu harus segera teridentifikasi dan segera dibenahi. Mulailah aktivitas weekend isinya service dan touch up sini situ meliputi
- Seluruh oli – by Auto Cartrix
- Cooling system – by bengkel rekomendasi member SM yang pake Everest putih guede banget
- AC – by Koolkars
- Ganti kaca depan – by Moroseneng rekomendasi Kawan 1
- Kaca film clear depan – by rekomendasi member SM kijangers
- Ganti wiper – toped lah banyak
- Ganti head unit yang bisa USB/AUX + setting audio – by tuner rekomendasi member SM yang pake Navara silver - Spooring – by Andala
- Kinclongkan kaca dan lampu – by trio kinclong nescafe, paidjho, dan kijangers
- Copot aksesoris dadone – disuruh trio kinclong - Perpanjang surat mati – by Biro jasa deket rumah
Moment of Truth
Liburan panjang akhir tahun tiba untuk menguji kehandalan Innova ini keluar kota. Rute telah ditentukan adalah Jakarta – Semarang – Jepara – Surabaya – Lumajang – Kudus – Semarang – Umbul Sidomukti – Wonosobo – Magelang – Lumajang – Malang – Solo – Jakarta.
Total jarak ditempuh 3500 km tanpa isu berarti kecuali:
- 1x busi basah air karena cipratan hujan (?) sepertinya seal karet koil minta ganti. Seketika ganti 1 busi dan koil 1 dan 4 ditukar tempat
- Fog lamp kiri dudukannya copot, ya dicopot aja sekalian Verdict
Jadi gimana? Lemot?
- Iya, berasa di jalan raya kalau mau nyusul ya harus tega kick down atau downshift. Kalau tarikan awal gitu ya kalah juga sama Avanza. Tapi mau lari di tol 150-160? Bisaa…seberapa Anda bernyali aja
Boros tapi dong?
- Iya juga, isi Pertalite dalam kota 1:7.5, luar kota/tol sepanjang perjalanan aneka tipe jalur roadtrip kemarin (resingan di tol, naik gunung, macet sedikit) 1:9.5, kalau nemu sih masih bisa isi premium
Nyesel ga?
Engga dong
- Secara ekonomis, dengan depresiasi harga Innova bensin seperti sekarang ini, silakan keluarkan excel Anda dan sepertinya baru ngejar yang diesel di tahun ke-2 atau ke-3
- Yang bakal banyak pake adalah pak sopir dan orang tua kami sehingga performa dan akselerasi prima seperti pada diesel bukanlah kebutuhan
- Makenya tega, hajar aja, kijang ini
- Memang mobilnya tidak perfect untuk exterior dan interior, tapi mesin, kaki-kaki, dan ac sehat sehingga itu cukup untuk saya lepaskan ke pak sopir tanpa kendala, plus menghindari saya “terlalu attached” sama mobil itu
Jadi apakah Innova Bensin Matic tua akan menjadi SM Car of The Year 2021?