Saya ingin berbagi impresi penggunaan LED Philips Ultinon Essential G2 H4 di motor Yamaha Scorpio. Tentunya motor ini sudah tidak standar 100% untuk perlampuannya. Berawal dari kegelisahan tidak bisa melihat tapak lampu saat ketemu hujan super deras di wilayah ibukota yang tidak terkena cahaya PJU, maka saya putuskan untuk mengganti lampu bawaan dengan lampu H4. Tentunya tidak bisa PNP karena bawaan motor adalah tipe M5 35W. Saya pun mengganti reflektor menjadi Depo H4 berukuran diameter 7 inchi.

Sejauh ini cukup puas dengan cahaya bohlam halogen 55/60W. Tentunya dengan ditunjang dengan upgrade kelistrikan. Beberapa bulan, masalah muncul ketika saya jatuh di parkiran karena motornya memang terlalu tinggi. Saya pikir kaki sudah bisa menapak, tetapi akhirnya jatuh ke kanan. Untungnya saya tidak tertiban karena refleks menyelamatkan diri hingga motor pun jatuh. Karena jatuh ini, maka air aki pun berkurang. dipaksa jalan terus menerus hingga 1 bulan, ketika saya cek, air aki sudah berkurang banyak di bawah garis. Itulah awal mula permasalahan terjadi. Sel aki jadi tidak kuat menopang lampu H4. Saya memutuskan harus ganti lampu pakai watt lebih kecil, karena sayang kalau ganti aki. (Biar sekalian upgrade lampu



Halogen H4 55/60W di bawah hujan
Di sini saya mencoba lampu Ultinon Essential G2. Memiliki spek 6500K dan daya 21W. Ini adalah lampu untuk mobil. Saya tidak memilih versi Ultinon Moto karena hanya berukuran daya 9W. Kurang jos. Dari hasil pengamatan melalui youtube dan google, pilihan saya jatuh ke LED ini dengan alasan:
Positif:
+ Terjangkau
+ Garansi 1 tahun. (hanya satu seller yang kasih garansi Ultinon Essential G2. Karena resminya tidak ada).
+ Irit daya (sangat penting karena aki sudah mulai bermasalah)
+ Cutoff bagus seperti halogen
+ Glare terkontrol
+ Hotspot jelas
+ High dan Low persis seperti halogen aslinya
+ Respon high beam sangat jelas dan cepat. Bagus untuk kasih kode jalan saat menemui tikungan atau hendak menyalip.
+ Jalan basah masih terlihat. Di sini bukan jalannya terlihat super jelas. Tetapi saya bandingkan dengan kondisi tanpa lampu, mata saya masih menganggap dengan lampu ini lebih baik. Kalau direkam lewat foto atau video memang aspak hitam serasa gelap. Tetapi masih lebih enak pakai lampu. Artinya masih cukup aman walau tidak sebaik waktu kondisi aspal/beton kering.
Lalu setelah saya pakai selama 2 hari siang dan malam, akhirnya saya menemukan kelemahan produk ini yaitu:
Negatif:
- Dark spot (umum terjadi pada bohlam LED retrofit)
- Cahaya bisa tembus asap tetapi mata melihat cahaya memantul balik apabila ada asap. Saya tidak sengaja lewat tukang sate, lalu saya menemukan fenomena yang tidak biasa saya temui waktu pakai halogen. Kepulan asap sate seperti menjadi tembok tipis yang berbayang di depan headlamp. Saya merasa kepulan asap ini bisa dijadikan patokan sebagai pengganti kabut.
- Ternyata silau kalau melihat pantulan lampu ini dari jarak super dekat memantul lewat bodi belakang mobil saat macet-macetan, terutama mobil dengan cat warna cerah atau ada krom di belakangnya.
Karena ada aturan motor harus menggunakan lampu utama di siang hari. Saya jadi tidak khawatir voltase drop terlalu banyak ketika macet-macetan di siang hari. Anggap saja lampu ini sebagai DRL serbaguna. Panteng nyala terus. Kecuali jika hanya muter2 komplek perumahan baru saya matikan.
Sekian dan terima kasih

Unboxing

Bentuk LED

Tanpa lampu (1/10s ƒ/1.7 ISO800 3.71mm )

dengan lampu (1/10s ƒ/1.7 ISO800 3.71mm)

Low Beam (1/10s ƒ/1.7 ISO800)

High Beam (1/17s ƒ/1.7 ISO1600)
Test Ride