evolution21 wrote: Wed Oct 14, 2020 10:19
disini ada yg punya pengalaman tanahnya dibeli sama pemerintah utk tol / keperluan lainnya?
pribadi si ngga. tapi kenal beberapa orang. pelajaran yg saya petik:
1. kalau memang yg kena tetangga dan banyak jumlah KK, bolehlah tarik ulur agar nilai taksir bisa naik terus, dan tahan terus sampe mepet, siapa tahu dapat banyak. ini cerita yg kena proyek MRT di daerah radio dalam jakarta.
2. kalau kena sendirian atau tetangga ada juga tapi ga banyak jumlah KK karena lahan luas dan untuk komersil, ketika appraisal sebut berapa, coba nego2 dengan alasan ini kan pabrik untuk proyeksi kedepannya mau dikembangkan dll intinya nilainya pasti akan terus naik karena produktif, sisanya langsung lepas secepatnya saja. ini cerita yg lahan belakang pabrik garmen di daerang tangerang untuk toll atau jalan propinsi.
3. kalau tanah hanya untuk investasi dan cuma buat tanem pohon produktif, seperti nomor 2 ya ngikut saja sejadinya terserah. kalau memang under priced banget coba saja nego ke sebelah2 dulu siapa tahu ada yang bisa "goreng". ini cerita yg kena proyek toll trans sumatera.
4. biasa kalau akan dibeli pemerintah, beberapa tahun sebelumnya akan banyak mafia yg "goreng" daerah tsb, dan kadang main "kasar". belum oknum pemda, pemkot dsb. kalau kejadian di nomor 1 ya kompak2nya RT dan RW = warga saja gimana kalau perlu surat tanah "diamankan" dulu ke bank

tapi ada juga yg cerita mirip di nomor 1 hanya ini daerah rumah tinggal di daerah kota kecil Jawa Tengah, biasanya mendadak di sekitar situ banyak OKB karena sudah jual duluan itu surat tanah ke mafia atau sudah yakin dapat harga bagus.
5. sebagusnya nilai yg didapat tetaplah dibawah harga pasar

terbaiknya sama dengan harga pasar

ini cerita saya saja ya, terutama nomor 5 karena ada juga banyak cerita yang bilang dapetnya diatas harga pasar tapi saya abaikan karena yg cerita ini dari katanya si ini si itu
