Jepang Bakal Hentikan Penjualan Mobil Konvensional pada 2030
sesuai judulJAKARTA, KOMPAS.com – Tren kendaraan ramah lingkungan terus mengalami peningkatan di seluruh dunia. Seperti di Jepang yang akan mempercepat larangan penjualan mobil baru bermesin konvensional murni pada 2030 untuk mengurangi emisi karbon.
Menurut laporan Nikkei, Menteri Perekonomian dan Perdagangan Jepang tengah mempertimbangkan pelarangan mobil konvensional untuk mempercepat peralihan ke mobil berteknologi elektrifikasi, seperti hybrid maupun listrik murni.
Hal ini menjadi bagian dalam strategi jangka panjang Jepang yang ingin menerapkan nol emisi pada 2050 mendatang, seperti yang disampaikan Perdana Menteri Yoshihide Suga beberapa waktu lalu.
Pelarangan tersebut rencananya akan dibahas pemerintah bersama para eksekutif produsen otomotif yang akan digelar dalam sebuah rapat akhir tahun ini.
Selain itu akan dibicarakan juga arahan transisi dari mobil hybrid ke listrik. Sebab, mobil konvensional disebut menyumbang 20 persen dari total emisi karbon dioksida negara.
Sementara mobil-mobil berbasis EV dan PHEV (plug in hybrid electric vehicle) hanya berkontribusi 0,9 persen dari jumlah polusi di negara tersebut.
Adapun untuk penjualan mobil baru, saat ini mobil dengan mesin bensin mengambil porsi sebanyak 60 persen, sedangkan mobil hybrid sekitar 30 persen.
Seperti diketahui, industri otomotif Jepang terbilang cukup kuat dalam hal kendaraan elektrifikasi hybrid, tetapi belum banyak menjual mobil listrik murni (battery electric vehicle).
Meskipun, status mobil listrik massal pertama di dunia dipegang Nissan dengan memasarkan Leaf pada Desember 2010. Tapi, permasalahan perusahaan melilit Nissan, membuat pamor Leaf jadi tergilas oleh pengembangan Tesla.
Jika terus bertahan dengan strategi yang diterapkan sekarang, Jepang berisiko tertinggal tren industri global yang kini bergeser ke mobil listrik berbasis baterai.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jepang Bakal Hentikan Penjualan Mobil Konvensional pada 2030", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2020/1 ... -pada-2030.
Penulis : Dio Dananjaya
Editor : Agung Kurniawan
judul trit ini bisa jadi merupadakan sambungan dari viewtopic.php?f=34&t=30036
setelah englen skarang jepen
tapi rencana jepen tentu mengejutkan dan ndak terduga sama skale karena mreka dedengkot otomotif global mobil konvensional
jlas beda jauh dgn englen


bahkan 4 produsen terbesar : atoyo, hando, nisin dan miksubiji sama skale blom mengeluarkan pernyataan resmi menanggapi rencana pemerintah mreka
dan mungkin memang terdengar sperti petir bergelefgar di siang bolong bagi mreka
![Yes / No [emo-yesno]](./images/smilies/2017-yesno.gif)
![Yes / No [emo-yesno]](./images/smilies/2017-yesno.gif)
mesti menunggu hasil pertemuan antara mereka dgn pemerintah yg akan digelar akhir taon ini
apakah pemerintah jepen mulai gelisah dan kawatir produsen otomotif mreka akan tertinggal tren industri otomotif global ?


semenjak perang kata toyda versus musk barusan ini, memang byk komentar2 di artikel otomotif luar negeri sana kalo produsen otomotif jepang terlalu nyante mreka smua pasti jadi next kodak dan nokia. bahkan cibiran mreka hanya akan bisa hidup di negara berkembang sahaja
dan masalah nya bukan hanya tesla sahaja yg jadi kompetitor berat tapi jg mbah gugel dan buah apel yg gencar banget mengetest mobil otonom sampe skarang ini
smoga ndak terjadi karna memang sejak pilus kolorna merebak terliat sangat menguntukngkan bagi industri2 teknologi yg skaranag seakan jadi winners takes all


saat semua mengencangkan ikat pinggang, industri teknologi malah bermandikan cuan ndak habis2 nya
bahkan kesenjangan antara industri2 global semakin melebar dan ndak masuk akal lagi


ndak heran byk yg opini kalo pilus kolorna adalah konstipasi elite global


tren boil setrum masa depan tentu jg bukan karena industri teknologi kawatir ingin menyelamatkan masa depan bumi dari global warming tapi tetap tujuan bisnis ngeruk duit se banyak2 nya






