Oh baiklah, mungkin kita berpikir bahwa mobil ini akan masuk ke A-Segment crossover, bersaing dengan Ignis.
Tetapi di sinilah segala sesuatunya terlihat semakin complicated.
Sambutlah, KIA Sonet.
Mobil yang awalnya saya pikir adalah head-on competitor dengan Suzuki Ignis atau Renault Kwid. Tidak sebelum saya melihat mobilnya dengan mata kepala sendiri yang.... tidak sekecil yang saya pikirkan.

Size and Style
Sonet adalah crossover kelas B yang dikembangkan dari platform KIA K2. Platform ini sama dengan yang digunakan oleh Seltos.
Bertabrakan kelas ? Well... sesuatu yang di tahun 2020 sudah sangat biasa. Mitsubishi punya Outlander Sport dan Eclipse Cross, Toyota punya C-HR dan Corolla Cross. Mobil berukuran mirip-mirip yang lahir dari platform yang sama. Penerapan modular platform sudah semakin "liar" semakin ke sini.
Sonet adalah produk KIA yang menerapkan konsep yang sama. Mobil ini 22.5 cm lebih pendek dari Seltos, 1 cm lebih ceking dari Seltos, dan memiliki tinggi yang sama. Wheelbase nya lebih pendek 15 cm. Jadi ini adalah "Seltos" tapi lebih pendek.
Berbeda dengan Seltos yang lebih didominasi garis - garis tegas dan lebih terkesan "tough", Sonet memiliki gaya yang agak lebih chic dan lebih terkesan funky. Gayanya lebih mengesankan mobil perkotaan.
Well, biarpun gaya berlekuk-lekuk membulat begini memang khas sekali di kalangan mobil yang didesain untuk pasar India... tetapi Sonet tidak terlalu polarizing. Orang akan mudah suka dengan design nya. Design ini akan sangat disukai kalangan wanita dan ibu-ibu muda, apalagi mengingat ukurannya tidak terlalu besar.



Satu-satunya gangguan visual di sini adalah velg 16 inch yang mengisyaratkan ini adalah mobil yang "murah", dibalut ban Apollo 215/60/16. Sepertinya mobil ini perlu rims lebih besar dan roda lebih lebar untuk mengimbangi postur ruang roda yang gemuk.
Lelampuan di mobil ini depan-belakang sudah dihiasi LED. Berbeda dengan Seltos yang nyala sampai ke grill, Sonet masih jauh lebih "normal". Saya jauh lebih bisa menikmati tampilan Sonet ketika lampu nyala ketimbang Seltos yang mirip pasar malem...

Goodness Inside

Sonet memiliki bentuk dash yang cukup lucu. ventilasi AC nya vertikal dan ventilasi AC bagian tengah diletakkan di bawah HU. Posisi yang kurang lazim dan berpotensi membuat tangan anda kena hembusan AC terus menerus.

Sedangkan head unit dan infotainment screen nya nyambung - mirip seltos, hanya di Sonet lebih rapi dan tidak terkesan pasang-pasangan. Sayangnya bentuk meter cluster ini justru bikin Sonet terasa lebih el cheapo dibanding Seltos... mengingatkan saya pada cluster meter mobil - mobil "murah" Eropa seperti Renault Kwid dan Triber.

Fitur di mobil ini ada buanyak sekali karena ini tipe tertinggi. airbagnya ada 6, Android Auto, ESC, HAC, Wireless Charging, BOSE speakers (high trim only), remote engine start, sunroof, Drive / Traction mode seperti pada Seltos... sampai fitur kurang penting seperti mood light.

Saya tidak terlalu peduli dengan fitur-fitur di atas karena ada sekitar 30% fitur yang hanya ada di tipe tertinggi yang menurut saya mahal, dan fitur jelas tidak akan jadi alasan utama membeli mobil ini. Tapi saya hanya peduli satu hal : ventilated seats alias pendingin kursi. KIA memasukkan sebuah fitur yang relevan untuk para pengguna mobil ini yang mayoritas akan digunakan untuk daily driver.

Lalu joknya empuk, terasa plush, tidak keras, memiliki support yang cukup. Dan ergonomi kabin pun tidak terkompromi walau ukurannya kecil : bagian belakang dan bagasi mobil ini masihlah proper untuk membawa keluarga dan perlengkapan liburan.

Tetapi interior ini tetap tidak tanpa kelemahan. Build quality ala mobil India masih terasa sekali. Beberapa plastic nya rasanya fragile, handle pintunya mirip Seltos dan itu bukan hal yang baik karena terasa murah. Intinya urusan build quality, masih di bawah HR-V rakitan karawang.
A Surprisingly "Fun to Drive" Car...
Satu hal yang paling saya suka dari Sonet adalah profil dasbor yang tidak terlalu panjang. Saya bukan penggemar cluster meter nyambung dengan head unit seperti ini, tetapi di Sonet dasbornya sangat pendek sehingga anda dengan mudah dapat melihat sisi kiri-kanan tanpa kesulitan. Manuver menyalip dengan mobil ini pun sangat mudah. Seating positionnya agak tinggi biarpun bukan selera saya tetapi ini memang dibutuhkan karena sekali lagi, lebih rendah sedikit saja pandangan kita terhalang frame speedometer dan head unit dan kita kehilangan 3/4 visual ke depan.
Lalu powertrain adalah bagian yang cukup seru pada mobil ini.
Mesinnya 1.5 Liter "Smartstream" bertenaga 115 ps @ 6.300 RPM / 144 Nm @ 4.500 RPM dengan transmisi IVT alias CVT. Artinya mesin ini kalah 5 ps dan 2 Nm dari L15Z1 Honda di HR-V 1.5 ...Figur peak power pada 6.300 RPM itu membuat saya teringat pada karakter mesin - mesin Honda yang sangat peaky, dan Hyundai/KIA memang juga terkenal membuat gasoline engine dengan karakter yang cukup peaky.

Dan ini terbukti. Low-end power Sonet bukan yang paling brilian. Putaran bawah mobil ini cenderung "kosong". Tetapi kickdown dan.... BOOM.
CVT dengan sigap melakukan lock-up, RPM langsung naik dengan G-Force yang menghempaskan badan ke belakang diiringi laju mobil yang terus bertambah dan tenaga yang selalu terisi. Serbuan tenaga seperti ini jarang sekali saya temukan di mobil sekelas ini. Biasanya mesin - mesin 1.2 - 1.5 Liter NA selain Honda selalu hanya fokus di 2.000 - 3.000 RPM early torque, mereka tidak pernah terlalu peduli dengan top end power.
Tetapi KIA justru meletakkan mesin dengan kekuatan segini besar di mobil yang kebanyakan akan digunakan untuk grocery shopping. Dan karena ini adalah mobil yang ukurannya lebih kecil dari HR-V, kombinasi CVT yang sigap dan power yang kuat membuat G-Force pada mobil ini jadi sangat kuat.
Dan kencangnya mobil ini juga diimbangi dengan handling yang sangat baik untuk rentang harga segini. Steering feedbacknya cukup rich, mungkin the best di rentang harga 250 - 300 juta, not even Mazda punya rasa steer sebaik ini. Set suspensi juga cukup firm dengan rubber bushing dan damper yang baik sehingga mobil ini terasa.... "mahal". Cukup sulit menemukan mobil di bawah 300 juta yang tidak glodakan lewat rel kereta dan polisi tidur, dan Sonet adalah salah satunya. Di jalan gelombang set suspensinya justru pas tidak terlalu wobbly atau terlalu loncat-loncat.
Ditambah dengan visual ke depan yang cukup baik membuat feel mobil ini sangat lincah dan terasa jauh lebih kecil daripada Seltos, padahal ukuran lebarnya hanya berselisih sedikit.
Kombinasi visual ke depan yang baik, G-force, mesin high-rev, steering, dan set suspensi... saya tidak mau berlebihan dan tidak suka mengumbar kata fun to drive, tetapi ya, Sonet adalah mobil paling fun to drive di rentang 200 - 300 juta. Tanpa harus exageratting specs dengan humble 1.5 Liter with CVT. Mungkin terdengar aneh, but you gotta try it yourself. Dan fakta bahwa tipe terbawah, manualnya memiliki harga di bawah 200 juta, artinya you get more for less money - walaupun modern manual transmission tidaklah terlalu natural dibanding automatic.
Keluhan terbesar pada mobil ini.... mungkin datang pada sektor grip. Apa yang anda harapkan dari ban sebuah econobox merk India ? Ban ini bahkan tidak dapat handle traksi mesin saat menikung gaspol. Bahkan dalam kondisi stability control menyala grip ban masih struggle.
How to Set a Good Deal...
Seltos was quite disappointing. The DCT was lame, the 1.4 engine doesn't have too much juice, the interior quality was rubbish.
Tetapi... Sonet benar-benar mobil yang sangat mengejutkan.
Lighter, feels smaller, fast, and it cools down your a$$. Segala sesuatu yang anda butuhkan untuk sebuah city commuter yang akan anda gunakan sehari - hari. Semakin sempurna lagi karena garansi mobil ini untuk powertrain adalah 7 tahun / 200.000 kilometer.
Sonet ditawarkan dalam 5 tipe mulai dari 193 juta hingga 300 juta. Jika anda ingin transmisi Automatic tipe termurahnya adalah 260 juta-an. Dan menurut saya ini cukup. 40 juta untuk "beli fitur" is a total waste, apalagi mengingat ini bukan global model seperti HR-V.
Satu-satunya alasan make sense untuk beli tipe tertinggi adalah airbagnya 6 buah dan... ventilated seats. Sisanya tidak terlalu perlu dan bukan sesuatu yang anda perlu extra 40 juta, alias hampir seratus juta dari harga base model.
Dan jika anda ingin tahu seperti apa "good deal" dalam membeli mobil - KIA Sonet adalah jawabannya.
