Jujur salah satu aktivitas yang sudah lama tidak saya lakukan di masa pandemik adalah : melihat - lihat mobil baru di pameran. Karena pandemik aktivitas yang berpotensi kerumunan - seperti pameran mobil besar di mall jelas dikurangi atau bahkan tidak ada sama sekali. Terlepas dari kontroversi beberapa hajatan tetap diadakan dan tetap saja tidak jaga jarak, so much for "protokol kesehatan".
Lalu inovasi dari dealership adalah mengadakan pameran virtual - yang sebenarnya ya sama saja seperti liat mobil di brosur atau website resmi ATPM. Walaupun ada yang kreatif seperti Mercedes membuat 3D showroom supaya terkesan ngeliat langsung mobil, yang artinya bebas dari dicaci maki oleh netijen dan reviewer wannabe soal build quality

Main dealership Honda di kota saya juga baru saja mengadakan pameran virtual. Iseng - iseng lah saya memasukkan data diri untuk request brosur pdf sebuah Civic Type R. Eh besoknya ada telpon masuk dari seseorang yang ternyata adalah sales spv dealer yang meladeni dengan ramah walau saya terang-terangan ngomong "cuma iseng".
Baiklah siang ini pun diajak mampir ke dealer tsb karena kebetulan ada 1 unit CTR FK8 dipamerkan yang konon katanya adalah satu-satunya unit tersisa sebelum masuk model facelift (sadly, no test drive). VIN 2019 dengan diskon 80 juta-an. bagi yang berminat bisa PM ane supaya ane sambungkan ke ybs


lalu ane tidak mau pulang dengan tangan kosong.
di parkiran ada beberapa unit dengan plat nomor khas mobil tes Honda (tiga angka khas yang sangat dapat ditebak kalau ini unit milik dealer).
Perhatian saya tertuju pada sebuah Accord generasi 10 berwarna putih, dan isenglah saya sepik si sales SPV dengan disclaimer (lagi - lagi) tidak ada niatan membeli cuma mau nyoba, lalu di-acc lah keinginan saya dan langsung gercep ke unit accord warna putih di parkiran


Kunci diserahkan ke saya, atur posisi duduk, dan kita jalan.
Styling : Audi of the East.
Jika julukan "BMW of the east" sudah direbut oleh Mazda secara terang-terangan sejak 2012 bahkan sampai meniru interiornya, Honda sepertinya malah meniru pabrikan Jerman yang lain : Audi. Paling tidak, kita melihat beberapa design cue sedan - sedan Audi modern di mobil Honda seperti Civic dan Accord, misalnya pilar kaca dekat bagasi yang merupakan signature dari sedan - sedan Audi, dan di Accord bentuk konservatif - kotak-kotak nya ditiru juga.
Tetapi justru saya menangkap kesan modern ingin menjadi identitas desain Accord terbaru, dan mungkin ini salah satu mengapa mereka seperti meniru Audi ketimbang BMW.
Orang boleh saja punya opini previous gen Accord terlihat lebih majestic - tetapi gaya desain seperti itu hanya menarik konsumen yang berusia matang dan kurang terkesan seperti sebuah sedan yang memiliki radar pintar yang dapat menjalankan mobilnya sendiri. Accord lama lebih seperti sedan yang mana anda duduk di belakang dan disupirin. Much like Toyota Camry XV40/50 - makanya mereka mengubah gaya desain Camry baru.



2013 Honda Accord CR2

Walau secara faktual ukurannya membesar, tapi Accord yang ini justru terkesan lebih ramping dan atletis. Bentuk kotaknya sukses menyamarkan penambahan dimensinya. Roof line landainya pun terlihat memberi karakter kuat, dan lanjut ke belakang dengan signature C-Shaped light yang diadopsi di Honda era 2017 ke-atas. Bentuk lampu ini jelas menimbulkan like it or hate it, tetapi buat saya lha kalau memang ingin menonjolkan signature, sah-sah saja lah. Pajero Sport dibilang pantatnya aneh toh kalian semua juga beli


Intinya bagi yang suka gaya desain mobil dengan clean lines, Accord boleh dibilang less busy daripada New Camry atau Mazda6 sekalipun. Khas Audi sekali.
Design velg nya, surprise, kita mendapat velg top trim di US. Berukuran 18 inch dan entah kenapa Honda seperti punya kontrak dengan Michelin untuk suplai karet bundar di Accord sejak tiga generasi terakhir. Accord CP mendapat Michelin Energy, Accord CR mendapat Michelin Pilot Sport, dan Accord CV mendapatkan ban silent top-of-the-line Michelin : Primacy 3ST, yang sekarang sudah mendapat penerus Michelin Primacy 4.

Interior : Who else thinks this is like an Audi, again ?
"Lho, Accord baru ini tidak ada wood panelnya?" tanya seorang teman saya di LINE chat saat saya sedang cerita habis nyoba Accord baru. Kebetulan ybs adalah seorang "fanboy" Honda Accord. Oh ya, saya baru sadar juga kalau di Accord ini tidak ada wood panel.

Tetapi itu bukan cerita buruk - malah sepertinya no wood panel di sini disengaja untuk memberikan kesan high-tech. Kombinasi warna monokrom abu/hitam/putih/silver adalah cara terbaik untuk mencirikan sebuah mobil dengan high tech radars dan sensors. Persis Audi lagi, yang juga jarang menggunakan wood panel di interior.
Speedometer di kanan dengan model analog dan sisanya digital, termasuk tachometer. Banyak sekali warning - warning yang tidak kita temukan di Honda lain karena disunatin. Termasuk sepanjang jalan berjalan dengan peringatan TPMS menyala itu.


Sayangnya yah lagi-lagi Honda malah melakukan sesuatu yang sangat tidak Honda : meletakkan head unit layar tempel di tengah yang merusak estetika. Sudah bagus - bagus penempatan layar di Civic dan CR-V, di Accord malah jadi begini. Walaupun ini sebenarnya hanya layar head unit saja bukan multimedia screen seperti (lagi - lagi), Audi, tetapi tetap lah tidak bagus secara estetik.


Satu hal yang bagus adalah finishing interior dan tombol - tombol yang memang lebih terkesan premium. Tombolnya jauh lebih halus dan smooth pengoperasiannya dibanding CR-V saya. Tombol on-off AC nya sangat berkesan premium, malah seperti tombol kapasitif saat dipencet padahal ia tombol fisik.
Leather di kursi dan setir terasa lebih premium kualitasnya dibanding CR-V, armrestnya lebih kokoh tidak goyang, tuas transmisinya juga lebih solid. Intinya segala komplain kita terhadap buruknya kualitas Civic dan CR-V diselesaikan Honda.... tapi di Accord

Driving and Powertrain : Comfort Cruiser with some Sporty Trait, but Lack of Juice

1.5 Liter Turbocharged 190PS / 260 Nm. Sebuah unit yang sangat familier tentu saja karena sudah wara-wiri sejak 2017, dengan transmisi CVT. Dan ini satu - satunya trimline di Accord. Sedihnya karena kita tidak mendapatkan versi 2.0 Turbo 10-speed, juga tidak ada versi Hybrid. Mobil ini dikembangkan langsung dari platform yang juga sama dengan Civic dan CR-V. Praktis, Honda global sekarang hanya punya dua platform besar : small cars (Jazz, HR-V, Freed, City, dkk), dan medium (Civic, CR-V, Accord).

Mobil ini mempunyai seating position yang lebih rendah daripada previous gen. Accord pada generasi 8-9 memiliki kursi dengan cushion tebal dan posisi duduk agak tinggi, tetapi tidak di Accord CV. Anda bisa duduk sangat rendah di mobil ini, much like di Civic yang juga platformnya semakin rendah.
Desain exterior yang tidak terlalu banyak lekukan memberi advantage tersendiri untuk visibilitas. Visibilitas Accord jauh-jauh lebih baik daripada Civic dan CR-V yang masih sedikit terhalang kap mesin akibat lekukan di kanan-kiri. Di Accord, view ke depan sangat lapang, tidak ada penghalang, kanan-kiri mobil terlihat jelas. Bahkan jauh lebih easy to drive daripada previous CR. Feelingnya hampir mirip Accord CP yang juga sama baiknya soal visibilitas.
Steeringnya jauh lebih padat dan direct daripada CR, level feedback nya seperti Civic, dan di atas CR-V, tetapi tidak terasa se-organik CM (generasi 7) atau CP (generasi

Kesan pertama menjalankan mobil ini adalah smooth sekali, spek mobil ini sebenarnya lebih dekat ke CR-V daripada Civic yang membuat karakternya juga agak sedikit sluggish di putaran rendah akibat turbo lag dan karakter transmisi yang lebih mirip CR-V, tidak cekatan seperti Civic. hanya saja di Accord terasa ada balance antara karakter Civic dan CR-V. Mobil ini punya extra 10Nm lebih besar dari CR-V dan lingkar roda lebih kecil karena sedan, sehingga sedikit terbantu saat low-speed, tetapi karakter mesin keseluruhan agak terlalu flat, sepertinya butuh remap. 0-100 mobil ini di angka 8.8 - 9 detikan, mirip dengan CR-V, dan lebih lambat 1.5 detik dari Civic, 1 detikan lebih cepat dari Accord CR 2.4.
Yang lebih istimewa dari Accord adalah platform barunya, yang berdampak membuat mobil sebesar 4.9 meter ini tidak terasa sebesar itu. Manuver dengan Accord seperti mengemudikan sebuah Civic besar, bagian belakang tidak terasa vague dan aneh, malah menurut saya sasis mobil ini lebih ke arah sporti. Ini membuat saya menyesalkan kenapa HPM tidak memasukkan versi 2.0 Turbo, karena sayang sekali sasis sebaik ini dipasangkan ke mesin 1.5 Liter yang lebih ke halus daripada performa.
Dan karena pengalaman saya dengan platform Honda terbaru, saya pun merasa familier dengan karakter suspensinya. Sebenarnya bantingan suspensi di Accord ini malah jadi sedikit lebih kaku daripada CR, tetapi dengan damper baru Honda justru membuat karakter redamannya jadi sangat nyaman dan tidak berisik, dibantu ban Michelin Primacy 3ST yang memiliki tingkat kekedapan dan redaman yang sangat baik. Setelah naik Accord, CR-V terasa seperti mobil yang sangat murah...
Seluruh karakter powertrain dan suspensi serta sasis ini membuat saya agak sayang cuma bisa mencoba sebentar di dalam kota... karena sama seperti CR-V, mobil ini akan nikmat sekali untuk luar kota dengan bonus kabin senyap nya.
Lalu mengenai fitur Honda Sensing - fitur andalan Honda di Accord.
Baiklah pertama saya harus disclaimer kalau saya tetap tidak suka desain layar tengah nonjol - tetapi saya kira Honda merancang layar ini punya maksud tertentu.
Pertama, membuat dasbornya jadi tidak se-sibuk generasi sebelumnya yang akhirnya malah berdampak terlalu tinggi dan mengurangi pandangan.
Kedua, menyesuaikan dengan driver eye-level, karena alih - alih menggunakan sensor bunyi, Blind Spot Monitoring pada Accord ini menampilkan sisi kiri mobil saat ada kendaraan menyusul. Artinya, keanehan ini justru punya fungsi sendiri. Menurut saya ini lebih convenient menggunakan head unit dibanding sekedar beeping dari sensor karena kita bisa mengkira-kira jarak untuk menghindari para lunatic dengan motor Nm*x dan para biker dengan motor sport 250cc nanggung yang entah kenapa sekarang banyak sekali dengan knalpot berisiknya.
Honda Sensing ini juga terintegrasi dengan sistem Adaptive Cruise Control yang menurut saya pintar dan user-friendly sekali. Sangat convenient dan aman jika malas pindah gas-rem-gas-rem buat merayap di dalam kota dan mengikuti traffic. Tinggal set kecepatan dan dia akan mengikuti flow lalu lintas.
Conclusion : 700 millions IDR...
Saya ingin memberi nilai sangat baik pada Accord, yang sayangnya harus saya akui, ganjalan terbesar dari Accord adalah harganya.
Mobil ini harganya 729 juta dan Honda hanya menawarkan 1 trim saja.
Oh baiklah Accord jelas bukan mobil jelek, bahkan menurut saya jauh melebihi ekspektasi. Perwujudan sempurna dari semua komplain kita terhadap produk - produk Honda : minim fitur, kualitas buruk, berisik, semuanya itu tidak ada di Accord. Bahkan New Accord ini tidak terlihat seperti mobil bapacc-bapacc seperti pada generasi CP atau CR, lebih terlihat seperti dikemudikan oleh pemiliknya sendiri daripada oleh supir.
Tetapi, tanpa cheaper options, Accord adalah pilihan dilematis, dan nanggung. Ia adalah yang termahal antara Camry 2.5 V (672 juta) dan Mazda6 Elite (682 juta). Selisih 40 juta hanya untuk Honda Sensing dan Adaptive Cruise Control, sepertinya menjawab betapa sedikitnya populasi Accord terbaru ini dibanding Camry XV70, serta well, mesin 1.500cc Turbo nya justru backfire karena orang Indonesia masih memiliki pandangan "jadul" no replacement for displacement - katakan Accord anda bermesin 1.500cc saat acara keluarga besar dan generasi boomers akan sebagian besar memandangi anda dengan wajah heran : antara anda berbohong atau mereka akan menanyai apakah mobil ini kuat nanjak atau tidak.
Jadi untuk HPM - mungkin pertimbangkan untuk memasukkan versi 2.0 Turbo saja, sekalian menjiwai menjadi "Audi A6 in a budget".
