stuju om...benzz89 wrote: Tue Aug 04, 2020 4:32
Buat ane sih gak ada yang salah/benar antara yang alergi berhutang vs yang hobby berhutang, ini masalah karakter, mental & point of view nya aja. Hanya jangan sampai kita terjebak dalam suatu statement yang menyatakan bahwa sesuatu itu sudah pasti enak & diluar itu adalah sudah pasti tidak enak.
Ibarat gelas itu setengah kosong atau setengah penuh? Kondisi gelasnya sama2 cuman terisi setengah saja, tapi cara orang melihatnya kan belum tentu sama, that's why kita harus (belajar) melihat dari point of view yang berbeda... IMHO yah (subjective).
Kita liat aja 5 merek ini 20 taon kedepan gimana nasibnya? Akan mati atau malah makin berkibar secara global. 5 merek ini kan juga bukan kaleng2, mereflesikan "muka" dari negara2 yang mewakili merek tersebut.
Jadi ingat satu lagu "what doesn't kill you makes you stronger"... jadikan hutang (produktif) & termanage itu sparring partner, betul ada beban, tapi beban itu membuat kita jadi kuat, mental baja, kreatif, pantang menyerah. Orang yang tidak pernah terima beban vs orang yang terbiasa terima beban cara manage & solving problemnya pasti berbeda.
Kepompong mau jadi kupu2 itu penuh dengan perjuangan, gak ada rumusnya leha2 santuy tanpa beban & perjuangan bisa jadi pemenang... tapi semua itu kan pilihan masing2 individu. It's your choice [emoji111][emoji120]
orang berhutang buat ekspansi usaha. byk yang milih utang krn mungkin duit cashnya diputer buat sektor lain. jadi push buat kerja lebih keras, usaha makin gede, nutup hutang + operasional dan msh bisa nikmatin profit dan bonus karyawan...
vs
orang berhutang krn ga bs manage keuangan dengan baik. gaji 20jt++ tapi cicilan kartu kredit menumpuk krn gaya hidup.
jelas ini dua hal yang berbeda.
buat pribadi yg ideal jelas tanpa hutang, tp buat perusahaan utang itu kadang necessary buat ekspansi lbh jauh.
kecuali owner perush hidup mewah mewah di saat keuangan perusahaan lg boncos dan berdarah-darah utang kaga kebayar ampe banyak PHK, nah ini lain soal lg...