Akhirnya saya sempat untuk menuliskan review untuk Wuling Almaz Saya.
Sekali lagi, harus benar-benar mengumpulkan niat rupanya untuk bisa menuliskan ini.
Well, tulisan ini untuk berbagi pengalaman menggunakan Wuling Almaz sampai dengan nyaris 55.000 km sampai dengan tulisan ini dibuat.
Tulisan ini ada lanjutan dari thread saya sebelumnya viewtopic.php?f=19&t=29215
Bagi yang belum membaca review sebelumnya,
saya sarankan untuk dibaca lebih dahulu karena saya tidak akan menulis ulang yang sudah saya tulis (mungkin hanya yang penting2 saja yang saya ulang).
Perlu saya jelaskan sekali lagi, ini adalah mobil pribadi dan review ini bersifat netral dan saya juga bukan expert hanya penggemar dan penikmat produk-produk otomotif saja.
Mobil ini saya gunakan sehari-hari dengan berbagai rute seperti tol, jalan kota dan jalan kampung. Pernah juga sekali dipakai mudik sampai dengan jawa timur.
Mobil ini pembelian atau tepatnya saya terima unitnya di bulan Mei 2019, artinya ini adalah almaz generasi pertama (waktu itu hanya ada 1 tipe kalo tidak salah) dan menjadi kendaraan harian saya dengan jarak dari rumah ke lokasi kerja sekitar 90an km (pp sehari sekitar hampir 200km), karena itu mileage nya lumayan ngacir.
Well,
Secara umum, untuk penampilan fisik dan review beberapa fitur, keunggulan dan kelemahan sudah saya bahas di thread sebelumnya. Di sini saya akan berbagi untuk apa saja kira-kira yang berubah atau penting diketahui setelah pemakaian tembus 50rb km.

Exterior
Untuk exterior setelah pemakaian selama setahun dan selalu parkir berpayung langit (baik di kantor maupun di rumah yang kebagian tidak beratap untuk tempat parkirnya), saya agak susah komen, karena kebetulan dari awal pembelian langsung saya nano coating. Cat belum ada perubahan walau di tempat saya bekerja kondisi panasnya bisa dikatakan sangat ekstrem. Namun untuk catatan penting, sedari menerima unitnya, saya perhatikan ada beberapa warna yang sedikit belang yaitu pada bagian antena shark fin dan handle pintu. Mobil saya berwarna putih, saya tidak tahu untuk warna yang lain apakah sedikit belang juga. Btw, ini sudah saya tuliskan juga di review yang 30 rb.
Catatan lain untuk kap mesin saya sudah ada bocel-bocel kecil karena stone chip (loncatan kerikil), bahkan ada yang sampai dalam. Kadang sampai heran, sudah di coating saja lukanya bisa sedalam itu bagaimana bila tidak (tapi jujur ga tahu juga sih, apalah coating cat memberi pengaruh atau tidak terhadap kekuatan cat menghadapi goresan).
Rumah lampu belum ada yang menguning atau berubah warna. Sebagai pembanding, mobil sebelumnya yang saya pakai, sekitar satu tahun karena selalu kena panas (dan juga hujan) di kantor sudah mulai berubah warna dan bahkan seperti muncul garis-garis tipis. Untuk almaz ini masih belum berubah sama sekali.
Karena sedang membahas lampu, sekalian saya sampaikan untuk semua lampu belum ada yang mati. Kualitas lampu depan masih sama, maksudnya sama pas-pasan terangnya di malam hari.
Kaca depan sudah mulai berjamur dan sudah saya lakukan pembersihan jamur serta untuk wiper depan sudah saya ganti seluruhnya sekali.
Kapan hari ada yang minta difotokan untuk bannya setelah pemakaian tembus 50rb km. Berikut untuk fotonya

Kualitas ban masih bagus, indikator ketebalan bisa dilihat di foto. Karena almaz generasi pertama menggunakan ban Continental, saya merasa cukup beruntung untuk itu. Rasa-rasanya faktor handling mobil ini sangat-sangat terbantu oleh kualitas ban continental ini. Dan untuk kekuatan dan ketahanan ban ini bisa saya acungi jempol, handling oke tapi tidak cepat aus, juga sampai sekarang tidak ada yang benjol sama sekali. Padahal biasanya saya selalu ada yang ganti karena benjol itu minim setahun sekali (baca: 50rb km). Bagaimana dengan bocor? Ya tentu saja sudah pernah, ada 2 ban yang sudah pernah bocor masing-masing sekali. Oh ya, semua ban ini saya rotasi per 20rb km. Dan ingat ,sebaiknya rotasi hanya dilakukan di Beres karena mesti reset semua untuk indikator tekanan ban. Bener-bener harus manual di reset satu per satu per ban, supaya cocok dengan indikator di HU atau MID Spidometer.
Kaki-kaki saya masukkan di exterior saja lah ya, karena kebetulan sudah membahas sampai pada topik ban. Untuk topik kaki-kaki sepertinya menarik untuk disimak.
Well, terus terang kualitas kaki-kaki sudah agak berbeda daripada waktu baru dulu. Untuk suspensi sudah terasa sedikit berbeda, saya agak susah menjelaskan, namun singkatnya rasa2nya seperti menjadi agak lebih mengayun daripada yang dulu (travelnya lebih banyak). Rasa yang seperti ini mulai muncul kira-kira di 40rb km, namun sampai di tembus 50rb ini tidak bertambah parah alias tetap saja di situ, namun rasanya kok ya tetap beda dengan yang pertama2 dulu.
Apakah masih enak? Iya masih enak, tapi tidak seenak yang dulu. Ini hanya berdasarkan feeling saya pribadi ya, sebenarnya niatnya pengen mencoba iseng test drive lagi unit yang baru di dealer untuk benar2 membandingkan, sekedar memastikan saja, tapi karena situasi covid 19 ini ya akhirnya saya batalkan.
Kemudian sudah mulai ada bunyi2an di suspensi depan, masih sedikit sih bunyinya, hanya terdengar kalo benar-benar didengarkan (maklum almaz lumayan kedap), mula-mulanya di kanan depan, tapi kira-kira sebulan ini ada juga di kiri depan. Pada waktu service terakhir sudah saya minta cek dan coba saya klaim, info dari sales advisornya ada mulai penurunan kondisi di ball joint cs juga lower arm. Jika memburuk di service berikutnya akan dibuat laporan klaimnya, tapi untuk yang service 50rb waktu itu belum bisa dibuat klaim karena kondisinya masih belum parah. Well, jika benar ini bisa di klaim dan masuk garansi sampai di 100 rb km itu, rasa-rasanya oke juga nih Wuling.
Oh ya sebagai gambaran, rute saya sehari-hari memang kebanyakan di tol, dan di luar itu, medan jalannya adalah kebalikannya dari tol, artinya jalanan bisa dikatakan agak buruk, banyak lubang dan sebagainya, karena itu juga saya pilih SUV untuk kendaraan harian. Dan jujur saya sengaja tidak terlalu mengurangi kecepatan di kondisi jalan yang buruk ini, karena biasanya dikejar waktu (kalo pas berangkat), dan udah capek pengen cepat sampai rumah (kalo pas pulang).
Interior
Meskipun detil kualitas interior belum sangat baik, ditandai dengan jarak yang masih relatif besar di sudut-sudut sambungan atau pertemuannya, namun secara kualitas bahan lumayan juga, karena sama sekali belum ada bunyi-bunyian yang timbul dari dalam interior. Bunyi-bunyian mungkin ada, tapi ini sudah dari awal dan saya baru menemukan akhir-akhir ini, misalnya handle pintu depan, jika diremas kuat-kuat akan timbul bunyi, dan konsol tengah bawah display HU, bila pinggirnya ditekan pakai lutut juga akan timbul bunyi seperti tidak solid (mirip2 dengan yang handle pintu tadi). Namun semua itu tetap tidak akan berbunyi di kondisi mobil berjalan, baik juga ketika terkena guncangan, tetap sunyi.
Tempat kacamata di plafon depan atas yang per nya patah, coba saya laporkan klaim pada waktu service di 30rb, dan diinfokan mendapat ganti yang baru hanya harus menunggu ready stok. Dan benar-benar diganti 1 unit baru. Kadang juga heran, hanya per yang patah tapi kenapa digantinya full utuh satu set. Tapi ya wis lah, kan malah untung.
Untuk semua tombol elektronik dan indikator masih berfungsi normal, kecuali untuk satu indikator yang lumayan bikin deg-degan karena sempat menyala, yaitu indikator seperti gambar ini:

Jika dilihat di buku manual itu adalah indikator bahwa ada masalah dengan transmisi CVT.
Jadi kejadiannya adalah sewaktu hujan deras dan terjadi aquaplanning hebat di tol dengan kecepatan sedang ke tinggi, terasa bahwa roda depan seperti sempat selip, kemudian normal kembali, setelah itu lalu indikator itu menyala. Pada waktu itu tidak tahu juga itu indikator apa, lalu berhenti dan buka buku manual, sempat was-was begitu tahu jika itu adalah indikator masalah pada CVT. Lalu iseng saja, coba matikan mesin (sampai semua aliran listrik benar-benar mati, indikasinya Head Unit nya sampai mati) lalu kemudian nyalakan lagi, dan ternyata indikator tersebut hilang, dan normal kembali.
Karena pada dasarnya masih penasaran, kemudian beberapa hari setelahnya saya coba tes ulang ketika kondisi hujan deras lagi. Semua genangan air di tol sengaja saya libas dengan kecepatan mulai dari pelan sampai sedang, dan memang merasakan aquaplanning namun masih belum parah, ketika sampai pada aquaplanning yang lumayan parah di genangan air yang agak lumayan dalam, terasa ban depan lumayan spin nya, ternyata indikator itu benar menyala kembali. Namun kali ini saya tidak terlalu panik. Kembali saya menepi, coba matikan mesin lalu nyalakan lagi, dan benar indikatornya langsung hilang lagi.
Sayangnya saya selalu lupa bertanya soal ini pada waktu service. Jadi sharing saja, siapa tahu ada yang mengalami indikator CVT menyala, mungkin bisa dipakai obat sementaranya yaitu dengan restart ulang mesin, siapa tahu sembuh.
Untuk head unit, saya menemukan kelemahan baru yang belum saya ulas di review yang sebelumnya. Yaitu untuk program pemutar musik via USB, ini programnya cukup mengesalkan, karena tidak bisa menampilan per folder, jadi semua file musik tumplek blek jadi satu di situ meskipun itu beda folder. Saya baru tahu juga karena sebelumnya tidak pernah menggunakan slot USB nya, karena selalu setel musik via bluetooth. Mungkin bisa jadi saran untuk wuling supaya bisa diimprove aplikasinya dengan membuat update baru di software nya.
Selain komplain tersebut, masih ada beberapa komplain minor lainnya yang sudah saya tulis di review sebelumnya. Namun di luar itu, kualitas suara yang dihasilkan sekali lagi memang benar-benar luar biasa, rasanya kemudian bisa memaafkan kekurangan soal head unitnya, dan yang lebih parah, kalo menjadikan kualitas suara mobil ini menjadi standar karena sudah terbiasa setiap hari mendengar kualitas suaranya, akan merasa menderita ketika ganti ke mobil yang lain. Rasanya seperti ada yang kurang dan tidak pas saja untuk soal suara. Hasil record pribadi alat musik yang saya mainkan sekarang selalu saya tes dulu di Almaz, untuk tahu kira2 apa yang kurang dan perlu diperbaiki.
Kebetulan mobil ini lebih sering saya pakai sendirian memang, karena itu saya juga baru tau, ternyata reclining jok baris kedua pengoperasiannya agak susah kalo belum terbiasa. Beberapa penumpang selalu kesulitan menarik talinya, bahkan kadang susah menemukan tali penariknya. Tapi kalo sudah terbiasa sih lebih mudah karena tau triknya (sudut arahnya harus tepat).
Untuk kualitas jok masih tetap bertahan, memang kulitnya tidak terlalu nyaman, tapi ketahanannya termasuk baik, belum berubah sama sekali.
Drive Experience
Secara umum sudah saya tuliskan di review sebelumnya, tambahan dari saya, semakin lama semakin bisa menikmati berkendara dengan Almaz ini. Karena jujur saja, saya akhirnya sampai pada kesimpulan mobil ini menurut saya serba nanggung, tidak enak buat jalan pelan atau juga sebaliknya kalo buat kebut-kebutan. Bagi yang suka berkendara halus, mobil ini cukup merepotkan. Sejak kecil saya sudah terbiasa untuk berkendara halus jika mengantar ibu saya, karena kalo tidak pasti kena omel. Dengan mobil ini saya menyerah.
Kenapa tidak bisa berkendara halus terutama untuk jalan pelan? Karena “tambahan” rem nya yang membuat frustasi, begitu lepas gas deselarasi engine break akan terasa dominan sekali (dalam kondisi tanpa mengerem), dan itupun masih ada lanjutannya, ketika mobil sudah dalam keadaan pelan (mungkin sekitar 20an km/jam), akan ada seperti hentakan atau ndut-ndutan sesekali yang begitu terasa, saking terasanya, kepala kita pasti akan tergerak oleh itu. Ini nyaris selalu terjadi di kondisi jalan pelan dan saat kita melakukan deselarasi, di kecepatan sedang dan tinggi tidak terjadi. Jadi ini kombinasi tidak enak antara engine break mesin dan karakter CVT nya di kecepatan rendah.
Sebenarnya kondisi tersebut sudah sering saya komplain, ya iseng saja, tiap service komplain itu, dan sudah sering ada update program/software seperti saya info di review sebelumnya, memang ada improve namun ya masih saja belum fix untuk rasa berkendara yang aneh itu. Mungkin Wuling sudah demikian pusing dengan hal tersebut, dibuktikan dengan versi software yang sampai belasan, dan sekarang adalah yang ke 15. Ini saya tahu karena di saat service terakhir di 50rb km, saya kembali komplain hal yang sama dan dinyatakan akan coba di update ke software yang baru, karena begitu di cek, mobil saya masih versi yang ke 14, sedangkan yang baru sudah 15.
Sebagai informasi, saya selalu menggunakan mode berkendara Automatic Eco, jarang sekali menggunakan mode Sport karena berasa ga enak dan dipaksakan, kecuali memang murni mau kebut-kebutan, juga ga pernah pakai triptonic nya, disamping arah persnelingnya yang kebalik, juga males repot, pakai otomatis saja yang lebih nyaman.
Nah, mobil ini nyamannya adalah dibuat cruising. Cocok dengan kebutuhan saya sehari-hari. Cruising di 60 sampai dengan 120 atau bahkan 140 masih berasa enak, bahkan dibilang sangat enak. Mobil masih terasa lengket di aspal, tenaga dan tarikan masih enak, suspensi sangat nayman. Sampai di 160 sudah harus extra hati2, terutama bila tidak jalan lurus, limbung sangat terasa, di atas itu tergantung nyali, karena setir jadi berasa sangat2 berat. Well, kecepatan tertinggi yang berani saya capai hanya di 190km/jam. Di atas 160 nafas mobil sudah susah, penambahan kecepatan terasa lebih lama.
Ada keunggulan lain yang mungkin belum saya infokan di review sebelumnya, yaitu setirnya yang berasa relatif sangat enteng, ini sangat berguna ketika ribet putar balik atau parkir di area yang sempit. Iya, Almaz ini radius putarnya jelek banget, saya ga tahu angkanya, tapi yang jelas, mobil saya yang lain, yang lebih besar dari almaz, radius putarnya masih jauh lebih baik dari Almaz. Di sisi lain, setir almaz akan terasa sangat sangat berat di kecepatan tinggi, jadi sangat tidak disarankan sliyat sliyut di kecepatan tinggi dengan mobil ini, di samping setirnya berat yang membuat tidak lincah, juga limbungnya akan sangat terasa, jadi bisa sangat berbahaya.
Secara umum pula, tenaga mesin ini cukup saja, tidak kurang dan tidak lebih. Turbo lag sudah pasti ada, dan karena ini CVT, jadi pas injak gas pol perlu tunggu beberapa saat untuk mendapatkan tenagannya. Namun ketika di rpm sedang, semua tenaga serasa mudah didapat dan turbonya terasanya lebih enak.
Bagaimana dengan boros tidaknya?
Silakan dibaca di review sebelumnya, sepertinya sudah saya jelaskan lumayan lengkap.
Saya akan coba membahas temuan saya yang kiranya menarik, terutama berhubungan dengan soal boros atau tidaknya itu tadi, jika angkanya hanya melihat dari MID speedometer.
Saya mencoba membandingkan antara MID dan hasil aslinya dengan metode full to full. Karena ternyata hasilnya sangat berbeda, saya coba melakukannya dua kali untuk meyakinkan. Dan ternyata memang lumayan berbeda antara angka MID dan konsumsi aslinya.
Berikut untuk ujicoba yang pertama:


Percobaan pertama saya lakukan di km 42 rb an, di mana konsumsi bensin rata2 d MID menyebutkan 14,1 km/L, dengan total jarak yang sudah ditempuh (trip meter) 337,6 km. Dan konsumsi bahan bakar asli ketika diisi full adalah 26,54L. Artinya ketika jarak tempuh dibagi dengan total konsumsi bensin adalah menghasilkan angka komsumsi BBM rata2 riil adalah 12,7 km/L. Jadi kira-kira ada deviasi sekitar 11% antara MID dan riilnya.
Di percobaan kedua, saya lakukan di km hampir di posisi 50rb, di mana seperti terlihat di foto, MID menyebutkan angka 15,2 km/L untuk jarak 273,6 km. Hasil pengisian bensin menunjukkan angka 20,63 L, artinya konsumsi asli rata2 BBM adalah sebesar 13,2 km/L atau ada deviasi sebesar kira2 15%.


Dari dua usaha pengetesan tersebut silakan disimpulkan sendiri, kira2 ada perbedaan 10%-15% antara MID dan riil atau sekitar 1,5-2 km/L.
Jadi kalo angka di MID sudah banyak yang menyatakan boros, siap2 sebenarnya angka aslinya adalah lebih boros lagi.
Di sisi lain, mobil ini sebenarnya bisa juga untuk tidak boros, silakan dibaca saja di review saya sebelumnya.
Berikut foto capaian konsumsi BBM saya di tol yang relatif baik menurut MID, angka aslinya jika pakai asumsi sebelumnya ya kira2 mungkin 1:17an.
Kekurangan penting lainnya menurut saya, yang sayangnya tidak bisa diperbaiki di Almaz generasi pertama adalah hentakan pada saat pindah transmisi dari D ke N, dan yang sayang seribu sayang di Almaz generasi kedua rupanya problem ini sudah solved. Mungkin ini lebih ke hardware sehingga di Almaz generasi pertama tidak bisa dihilangkan masalahnya.
Maintenance
Bicara soal biaya service atau perawatan, mungkin ini yang selalu membuat tersenyum. Apalagi bila nanti garansi produknya benar-benar berlaku untuk apa yang di klaimkan sebelum mencapai 100rb km.
Berikut rincian biaya servicenya:
5rb km: 667rb
10rb km, 20rb km: 740rb
30rb km: 940rb
40rb km: 1,5 jt
50 rb km: 1,2jt
Selanjutnya di atas 50rb km akan mulai dibebankan biaya jasa saya belum tahu besarannya.
Namun secara umum, biaya yang dikenakan relatif cukup murah, mungkin ini bisa juga sebagai bahan pertimbangan. Juga bila ada yang mengeluhkan boros untuk BBM, dibandingkan merek sebelah yang mungkin biaya servicenya yang bisa dua kali lipat (mungkin atau bahkan lebih), selisih boros BBM nya sudah lebih dari cukup untuk mengkompensasinya. Apalagi ketika bisa berkendara lebih hemat. Almaz ini akan lebih berasa value for money nya.
Well, demikian kira-kira pengalaman saya menggunakan Almaz untuk penggunaan harian yang lumayan diajak kerja rodi. Mobil ini masih saya akan pakai terus, karena performanya terus terang belum banyak berubah dan biaya perawatan relatif murah. Melihat kondisi yang sekarang (yang relatif masih sangat baik), sepertinya akan saya pakai minim 2 tahun lagi dan pasti akan tembus ratusan ribu kilometer, kecuali ada mobil lain yang menarik perhatian untuk dicoba (baca di abuse lagi ratusan km per hari).
Yang sepertinya akan sangat menarik perhatian saya adalah mobil listrik (Nissan Leaf). Jika harganya terjangkau, mungkin saya akan mempertimbangkan untuk mengganti Almaz ini dengan mobil listrik.
Cuma sepertinya ketika beneran mobil listrik masuk, maka sepertinya review longterm yang bisa saya tempuh dalam waktu yang relatif singkat menjadi tidak berarti lagi. Kenapa? Karena sepertinya mobil listrik yang masuk tersebut pasti akan banyak jadi taxi, which is miliage nya akan tinggi juga dalam waktu yang singkat.
Btw,
Saya ga akan buat kesimpulan panjang2, karena ternyata masih sama saja kesimpulannya dengan review sebelumnya. Mobil ini value for money secara fitur, tapi jangan berharap banyak untuk sensasi berkendaranya. Mobil ini cocok dibuat santai-santai saja. Selain itu akan dapat bonus suspensi yang sangat nyaman, kabin yang kedap, sound sistem oke dan sekali lagi gimmik serta fitur yang terlalu banyak disebutkan satu per satu. Biaya perawatan murah dan secara umum kualitasnya ternyata cukup baik, terbukti paling tidak di pemakaian tembus 50 rb km.
Terimakasih untuk yang sudah mau merelakan waktu dan sabar untuk membaca sampai dengan kalimat terakhir.
Semua ini adalah opini pribadi berdasarkan pengalaman yang dirasakan.
Salam Sehat!