Background
Sejak kecil, keluarga saya memang pecinta Honda, mulai dari accord prestige, accord maestro, accord cielo, civic excellent, grand civic LX, civic ferio, CRV RD 2005, CRV RE 2010 , GE8 2009 ,sampai sekarang dengan RW1 2019 . Yes , from childhood, my family is a honda - loyalist. Saya sendiri pas lahir juga dibawa jalan - jalan pake civic ferio dengan orang tua saya. Hingga akhirnya mobil tersebut mengalami tabrakan di tol dan dijual pada tahun 2005, diganti dengan CRV RD 2.0 2005. Dari mobil inilah, keluarga saya mulai meninggalkan sedan dan beralih ke SUV, mulai dari CRV 2005, CRV 2010, CX5 2013, CX5 2018 , sampai CRV 2019 . Well, back to CRV RD. Mobil ini buat saya desainnya termasuk gagah pada masanya, serta punya peforma yg cukup baik meski mesinnya 2.000 CC. Mobil ini termasuk awet dan bandel, sampai dijual pada akhir 2010 lalu, gak ada masalah aneh2. Disitulah saya puas dengan honda, dan memutuskan untuk upgrade ke CRV RE 2.4 FL 2010 (pemakaian 2011). Bentuknya yg timeless, bahkan buat saya the best CRV untill now dibanding RM dan RW sekalipun , serta sukses membuat CRV RD terlihat jadul. CRV RE sebenarnya mobil yg bagus, fun to drive, dan tarikannya lumayan oke dibanding T31 pada masanya. Sayang, fiturnya yg minim (audio steering switch aja gak punya sama keyless aja gak ada padahal harganya udh 380 jt tahun 2010) + bensinnya yg boros banget (1:8 dalkot kalo nyetir santai dan 1:5-6 kalo sruntulan) bikin bapak saya pengen buat ganti mobil. Tahun 2012, hampir saja beli tucson tanpa TD, karena tertarik dengan bentuknya yg ala eropa , sayang karena fiturnya biasa aja + citra merek korea saat itu yg blm sebagus sekarang di Indo, bikin bapak saya mundur. Sampai suatu ketika tahun 2013 , saat saya sekeluarga sedang jalan - jalan di kota Bogor dengan menggunakan CRV 2010 yg hampir dijual tersebut, tiba - tiba ada sesosok mobil warna biru sedang terpakir didepan sebuah showroom yg saat itu masih asing bagi saya yg awam soal otomotif . Setelah ditelusuri lebih lanjut , mobil tersebut adalah CX5 Gen 1, yang sedang hype2nya saat itu , karena selain baru launching, mobil tersebut digadang - gadang menjadi lawan berat bagi CRV RE dan T31 yang sudah lama malang melintang di dunia otomotif Indonesia. Buat saya, bentuknya bagus, grill kodo design yg terlihat sangar dan kokoh, belum lagi belakangnya yg terlihat simpel tapi elegan membuat saya ingin meminang mobil tersebut untuk menggantikan CRV 2010 saya. Alhasil, mampirlah kami ke showroom tersebut untuk mengobati rasa penasaran kami akan mobil tersebut. Setelah dilihat- lihat, Wow, amazing, mesin skyactiv yg katanya sangat irit BBM, serta fitur yang jauh lebih lengkap dibanding CRV 2010 saya, tapi dijual dengan harga yg kompetitif (410 jt), walaupun saat itu cuma tersedia mesin 2.000 CC saja hehehe.
Kemudian, kami sekeluarga melakukan test drive terhadap mobil tersebut dan impresinya sangat positif. Fun to drive, handling oke, tarikan terasa di semua putaran , bahkan tarikan awalnya lebih kenceng daripada CRV 2.4 2010 saya hehehe , ditambah lagi dengan perpindahan transmisi 6 speednya yg sigap dan smooth, membuat saya berpikir "i will own you someday to replace my CRV" . 2 days later, bapak saya iseng2 nyoba CRV RM Prestige di sebuah dealer, sekalian servis rutin CRV 2010 saya, which is hasilnya mengecewakan, BQ worse than RE, dull handling, dull feedback, not fun to drive at all, road noise parah , borosnya jg 11 12 sm RE, belum lagi tampilan HUnya yg kek avanza veloz PFL bikin tambah ilfeel (yg di test saat itu yg 2.4 biasa) . Finally, bapak saya memutuskan untuk break up dulu dengan ahond, dan pindah ke Mazda, dengan SPK 1 Unit CX5 Gen 1 2.0 Touring pada Maret 2013 lalu, dengan inden sekitar 3 bulan (mobil datang akhir bulan Mei ) warna putih metalik.
Memelihara CX5, merupakan tantangan bagi keluarga saya, karena belum pernah mencoba merek tersebut, dan selama puluhan tahun hanya memakai 2 merek saja, yaitu atoyot dan ahond. Apalagi brand mazda saat itu belum terlalu populer seperti saat ini, serta terkenal boros, unreliable, part mahal dll. Berhubung saat itu keluarga saya masih awam soal mazda , dan penasaran dengan durability dan realibilitynya berhubung merek ini merupakan merek nonmainstream, bapak saya memutuskan untuk keep dulu CRV nya sampai 3 tahun, untuk mengetahui apakah CX5 reliable atau tidak setelah dipakai selama 3 tahun. Jadinya peliahara CRV sm CX5 deh barengan , 2 medium SUV beda merek dalam 1 garasi hehehe


Sampai akhirnya, after 5 years,di 2018, si CX5 sudah memasuki usia senja ,dan kmnya sudah 100 rb km + si CRV sudah penyakitan dan umurnya sudah 8 tahun . Hingga akhirnya bingung harus jual yg mana. Finally, saat AN CX5 keluar akhir 2017 lalu, saya melihat banyak improvement dibanding gen sblmnya , ditambah lagi dengan desain interior yg kek mobil eropa menambah kesan positif saya terhadap mobil ini . Akhirnya, CRV saya dilego awal 2019 lalu dan ditukar dengan AN CX5 Elite 2018 (pemakaian 2019). Mengapa saya ambil CX5 lagi? Karena kepuasan saya dan keluarga saya terhadap CX5 gen 1 menambah keyakinan keluarga saya terhadap AN CX5 Elite ini, sudah TD CRV dan Xtrail juga, tapi CRV RW buat saya lack of features , blm lagi problem tuas transmisi yg menghantuinya bikin saya mundur buat minang mobil ini + kekecewaan saya terhadap CRV RE menguatkan niat saya untuk break up dengan ahond saat itu. Sedangkan T32, nyaman sih, fitur oke, bantingan juga empuk, tapi teknologi dan fiturnya rada outdated compare to RW dan AN CX5, jadi SPK CX5 saja jadinya. Setahun terlalu, si putih (panggilan CX5) mulai terlihat berumur, apalagi odonya sudah hampir 150rb KM . Mulailah kepikiran buat upgrade si CX. Berbagai opsi pun bermunculan, dengan berbagai macam kandidat. Mulai dari mobil eropa (Benz dan BMW ) sampe mobil jepangan.
Opsi pertama, upgrade ke mobil eropa . Hampir SPK X1, tapi karena harganya 800 jt OTR, jadinya mundur teratur deh , karena buat bapak saya, harga segitu kemahalan buat sebuah X1. Tak lama kemudian, sempet kepikiran buat jual 2 mobil (CX5 dan xpander + COP kantor bapak saya ) buat beli mobil europe lagi, tapi dari kubu 3 pointed star, yaitu mercy GLC/ W205 . Saya pilih GLC karena GC tinggi, belakang lega, nyaman sama pajaknya gak semahal sedan + harganya beda tipis sm W205 dan X1, kemudian beli lg avanza / innova bekas buat backup kalau si mercy kenapa2 sekaligus mobil daily . Sayang sekali, karena blm siap dengan spare cost untuk maintenancenya (karena jual 2 mobil + COP aja masih nombok dikit buat GLC nya, jadi blm ada spare cost buat maintenancenya, kalau amit2 mobil tersebut kenapa2) . Jadi diputuskan, ambil mobil jepangan lagi saja karena perawatan lebih murah dibanding european car
Untuk japs carnya sendiri, kandidatnya ada Voxy, C27, Mazda 2 dan CX3, serta AN Mazda 3 hatchback. Mazda 2 langsung dicoret karena terlalu kecil dan rasa nyetirnya jomplang kalo dari CX5, CX3 juga sama, karena mesinnya sama, jadi rasa nyetirnya juga gak jauh beda sm CX5. Kemudian, untuk c27, hampir SPK ,karena nyaman dan bantingannya empuk, cuma akhirnya dicoret karena minus sunroof dan menurut bapak saya, rasa nyetirnya gak begitu enak, karena mobil ini bakal dipake ganti2an sm ortu saya, jadi perlu yg nyaman, tapi enak disetir juga, at least gak kek supir rasanya hehehe. Kemudian, tersisa Voxy, karena C27 sudah dicoret, setelah TD, voxy merupakan mobil yg enak, cuma bantingan suspensinya rada keras kalo lewatin poldur dan rasa nyetir lagi lagi jadi kendala, bapak saya kurang suka bawa MPV boxy karena dikira supir hahaha. Jadi dicoret deh dari list. Ditengah kegalauan , tiba- tiba ada temen bapak saya yg ngasih info ke dia, kalo CRV RW diskon gede, 2 digit pokoknya, akhirnya bapak saya langsung TD RW gak lama kemudian, dan mempertimbangkan RW buat gantiin CX5 2013 saya. Hingga detik- detik terahir, yaitu sebelum GIIAS 2019 kemarin , bapak saya blm menentukan mau ganti mobil apa.Sempet kepikiran buat ganti AN Mazda 3 hatchback, karena isunya bakal launch dalam waktu dekat ini di Indo, tapi rumornya tahun depan. Makanya saya kepikiran, buat keep CX5 dulu sambil menunggu AN mazda 3 hatchback launch di Indo tahun 2020 mendatang. Namun, karena COP harus dipakai buat beli mobil tahun ini, dan kalo mau tuker AN Mazda 3 hatchback harus nunggu tahun depan, jadi , daripada COP nya hangus, mending beli tahun ini aja. Akhir kata, Bapak saya SPK 1 Unit CRV Turbo Prestige 2019 untuk menggantikan CX5 2013 saya pada bulan juli lalu.
Nah , penyesalan datang saat GIIAS 2019. Surprisingly EMI launch AN Mazda 3 hatchback di GIIAS 2019, dan harganya dibawah 500 jt. WTF. Andai saja saya bersabar dan gak gampang kemakan rumor2 , mungkin saya sudah SPK AN Mazda 3 hatchback yang tampangnya cakep itu buat gantiin CX5 lama saya, karena , ngapain punya 2 medium SUV dirumah, dan udah ada xpander buat mobil 7 seater. Tapi apadaya, nasi sudah menjadi bubur, jadi disyukuri dan dinikmati saja mobilnya. Semoga aja tidak ada problem aneh2 sampai 3 - 5 tahun kedepan . Now , let's go to the review
History
Karena dah banyak yg review, saya jelaskan secara singkat aja ya. Mobil ini diluncurkan akhir 2017 kemarin untuk menggantikan CRV RM , dengan kode RW. CRV ini merupakan CRV Pertama yg bermesin turbo, karena menggunakan mesin dan transmisi yg sama dengan civic turbo. Namun , pada RW ini, tidak ada lagi varian manual, yg ada hanya varian 2.0 CVT, serta 1.5 Turbo biasa dan Prestige. Milik saya ini merupakan tipe Prestige dengan harga 530 jt , dengan diskon 28 jt , jadi bapak saya membelinya seharga 502 jt . Kemudian untuk problem2 yg kerap menerpa mobil ini, bisa dilihat di reviewnya bro CHZ di viewtopic.php?f=19&t=28741. Mobil ini dibeli untuk menggantikan mobil sebelumnya, yaitu CX5 2013 yang sudah 150 rb odonya, reviewnya bisa di lihat di viewtopic.php?t=26922
Why choose CRV?
Kalau melihat background saya yang sudah punya 2 mazda (CX5 2013 dan CX5 2018), pasti anda akan bertanya - tanya, "udah punya mazda kok malah balik ke Honda lagi? udah gitu CRV pula". Well, saya SPK CRV juga gak disengaja, selain keluarga saya perlu mobil yg bisa muat banyak (7 seater) yg lebih lega dan empuk ,karena xpander terlalu keras buat ortu saya, dan agak limbung kalo dibawa di tol, selain itu, CRV juga merupakan mobil yg nyaman dan lega & masih asik untuk dikemudikan walaupun gak sebaik CX5 rasa berkendaranya.
Exterior

Bagian depan yg terlihat agak pipih, dengan desain yg simpel dan elegan, not bad lah. Untuk tipe prestige ini, sudah dibelaki dengan foglamp LED berbentuk ala2 DRL, berbeda dengan yg tipe dibawahnya yg masih foglamp halogen biasa.

Tampak samping yg simpel tapi enak dilihat, sepertinya bagian terbaik dari desain CRV RW ini adalah bagian sampingnya. Perbedaan dengan tipe dibawahnya ada di desain velg, sisanya sama saja

Desain belakang yg bukan selera semua orang termasuk saya, karena terlalu mirip dengan BRV, terutama desain stoplampnya, tapi untungnya ketolong sm nyala lampu yg cakep kalo malem
Interior

Desain interior yg modern. Tapi secara overall, CX5 masih bagus secara desain, tapi lebih baik daripada T32 yg sudah mulai terlihat usang





Wood panel everywhere, yg membuatnya terlihat mewah. Sayang, BQnya masih terasa cheapo di beberapa bagian terutama doortrim. Masih terlihat kurang solid untuk mobil 500jt, walaupun sudah lebih baik dibanding RE dan RM

Airvent

Lubang AC yg mirip lubang ac di bus, serta desain lampu kabin yg cakep, apalgi lampu kabinnya udah LED, yg membuat pencahayaan mobil ini kalo lg gelap jadi lebih bagus

Bagasi yg terluas dikelasnya, sekaligus CRV punya row 2 yg paling lega juga dikelasnya. Selain itu, duduk di row 3 CRV juga masih manusiawi buat yg tingginya 172 CM kebawah, dan lebih baik daripada T32 yg cuma bisa didudukin sama anak- anak
Fitur
Soal fitur dimobil ini, sudah lumayan improve dibanding gen sebelumnya, tapi dibanding pesaingnya, sepertinya honda masih harus banyak berbenah untuk urusan ini, mengingat mobil ini harganya sudah tembus 1/2M.

Start stop engine (for 1.5 turbo pres and non pres), sama udah ada PBD , VSC, dan sensor parkir juga

Tombol untuk buka panoramic sunroof

Panoramic sunroof (Prestige only)

HU dengan layar gede + fitur Nano - E

Tampilan menu pada HU CRV Turbo

interface yg boring dan terlalu plain buat mobil 500 jt, xpander dan yaris saya masih lebih bagus interfacenya

Navigasi yg terlihat biasa - biasa saja tampilannya, untungnya cukup akurat dan resolusinya cukup baik

Setir yg fiturnya cukup lengkap, ada cruise control, dan tombol pengaturan audio di setir serta telepon
Untuk fitur safety, mobil ini sudah dilengkapi dengan 6 airbags (prestige), ABS, EBD, BA , VSC dan HSA
Driving Impression

Kunci mobil

Speedometer yg kek kalkulator jadul, beda jauh sm versi LN yg udh full TFT

Untuk urusan rasa berkendara, mobil ini cukup enak dikemudikan, walaupun gak sebagus CX5, tapi at least feedbacknya sudah better than RM dan road noisenya better than RM, walaupun masih kurang buat mobil 500 jt (masih kedapan xpander saya dirumah). Selain itu, tarikan CVTnya jg lumayan enak walaupun putaran bawahnya rada bengek . Oh iya, mobil ini dilengkapi dengan mesin I - Vtec turbo 1.500 CC dengan tenaga 190 PS + CVT 7 speed. Bantingan mobil ini cukup empuk, bahkan mendekati T32, serta cukup nyaman buat jalan jauh. Pada kesimpulannya, mobil ini masih lebih enak buat duduk di belakang karena kenyamanan dan keempukkan suspensinya , serta masih agak limbung di kecepatan tinggi, tapi gak separah RM sih, but RE still better soal kestabilan
Conslusion
Mobil ini kurang worth it buat 1/2M , dengan downgrade dari versi LN serta fitur yg biasa - biasa saja + BQ yg gak sebagus lawan2 nya + problem yg menghantui mobil ini, seperti tuas transmisi copot dll, untungnya punya saya sampai sekarang masih baik- baik saja hehehe, tapi disisi lain, cocok buat anda yg pengen SUV 7 seater yg cukup enak dikemudikan, nyaman buat jalan jauh, pengen nyobain mesin turbo , penyuka pano sunroof, mementingkan kepraktisan serta akomodasi + pengen mobil SUV dengan desain yg elegan
Plus:
- Panoramic sunroof
- Row 2 dan row 3 lega
- Bagasi luas
- Panoramic Sunroof
- Nyaman
- Bantingan empuk
- CVT nya termasuk oke tarikannya
- Desain interior
- Cukup enak dikemudikan
- Fitur safety lengkap
Minus
- Overprice
- Bad noise insulation
- Creepy head unit
- Bad audio quality
- BQ kurang buat mobil 1/2M
- Isu tuas transmisi copot
- Desain belakang bukan selera semua orang
- Tarikan bawah agak kurang
That's all of my review, i hope you will enjoy it, thank you