KielConstantine wrote: Thu Mar 12, 2020 19:57
john117 wrote: Thu Mar 12, 2020 9:02
After all, God never fails to help us.
... Even at the mightiest storm, sometimes we can see sun's light amongst the cloud.
Paling seneng liat orang-orang yg optimis dimasa sukar.
John 8:12 wrote:
"I am the light of the world. He who follows me will not walk in the darkness, but will have the light of life."
Thanks for the uplifting quote from His Word, bro kiel...
Ane cuma ingat, kesusahan sehari cukup untuk sehari. Feeling so blessed that today that I am still alive with my wife besides me, got food to eat, clothes to wear, and a place called home. His grace is suffice. Mw mikirkan kondisi sekarang, memang sukar, tapi susah payah kita memikirkan tidak akan menambahi atau mengurangi apapun. Just, be grateful.
Anytime om fabre...
Bali is still a good place to have a holiday. Masih tetap dengan aktivitas dan budaya kental yang sama. Hotel banyak yang banting harga, diskon berhamburan di mana2. Yang penting jaga kesehatan dan tetap bersemangat. Who doesn't like a holiday anyway?
Selamat om, sebentar lagi dapat baby...
Yeap, the struggle for survival..., I can feel it in the air... But there is still a sense of hope and surrender in Bali's people to Mighty Lord's will that this too shall pass.
satriakarisma wrote: Thu Mar 12, 2020 10:24
aah iya fipper.
istri saya demen banget pakai ni sendal, ada 4 pasang di rumah.
well semoga badai ini lekas berlalu.
Iya om, istri ane punya 3 pasang di rumah... Flashy, strappy, wedges S, dan skr ngincer Victoria. wkwkwkwk..

Entah kenapa cewe demen banget sama sandal ini...
Badai ini pasti akan berlalu om satria, nothing on earth will last forever.
Omnibus wrote: Thu Mar 12, 2020 13:28
denmas8 wrote: Thu Mar 12, 2020 9:30
Wah kl smpi turunnya rame2 ya very2 bad dong um.. Dari great depression, Ww1, ww2.. Lanjut 1997-1998 asia tenggara & amerika latin aja yg kena, yg lain msh bagus jd bisa nolong recovery.. 2008 us & eropa yg kena, yg lain msh bagus & nolong recovery.. Kl skg smpi smua rata kena, trus pasar mana yg nolong.. Brgkl cuma Tuhan yg bisa.. Lha di situasi skg dmn indo makin menang jauh di interest rate aja skg dah ga ngefek kyk maren2, ihsg & idr turun tajam.. Cmiiw..
hmm i see your point ..... sama sekali tdk salah om. cuma sy bilang begitu di atas sbg pov lain. dan sy bilangnya
maybee we're not too bad.

anyway ....
menurut sejarah ketika indo secara ekonomi jatuh, tdk pernah ditolong secara cuma2, there's no such thing as a free lunch. semua pinjaman imf, wb, idb, etc dgn bunga dan embel2 political terms yg berat. ada yg melalui pinjaman bilateral ada terms and conditions nya juga.
maksud pov saya kl kondisi skrg yg turunnya rame2, start dr sama2 resesi maka negara yg punya competitive advantage yg akan keluar duluan dan dpt head start.
skrg global aggregate demand turun, tp posisi trade balance indo normally in deficit condition (import > export). export memang akan berkurang tapi import juga akan berkurang malah dgn proporsi lbh besar. skrg sdh terjadi dimana trade balance deficit sdh berkurang krn import berkurang.
yg jd persoalan Rupiah-nya yg secara historis adalah depreciating currency. skrg turun krn asing sdg capital outflow tp kl masyarakat lokal tetap tenang mudah2an akan stabil. kecenderungannya memang weak currencies akan dilepas n org akan pegang hard currencies, there's no denying. tapi kl global recession yg depreciated bukan rupiah aja, jd anggap saja zero sum at least vs sesama weak currencies.
trus kl global recession market mana yg akan bantu lift up. pertama first aid kit pasti dr domestic demand. kedua dr regional demand (multilateral atau bilateral). indo punya captive domestic demand yg signifikan krn penduduknya banyak dgn komposisi demography usia produktif bagus (negara eropa banyak yg komposisi demography nya inverted pyramid, pensiunan lbh banyak drpd yg produktif). inflasi dlm kondisi terkontrol baik, paling tdk makan msh bisa dpt dibawah $5 sementara di negara lain udah ga bisa. alam bisa ditanami kebutuhan pangan, negara lain ada yg ga punya lahan atau lahannya ga bisa ditanami apalagi yg 4 musim. dlm kondisi depression bangsa yg resilient yg akan menang. trus indo msh banyak subset populasi yg "mau" digaji murah. intinya ekonomi domestik tetap akan jalan krn GDP nya kan besar. coba saja compare dgn negara yg populasinya kecil dan GDP nya kecil, mrk akan sulit bangkit mengandalkan domestic marketnya.
Indeed om omnibus... Bagi masyarakat kita, currencies ga bakal terlalu berpengaruh kecuali yang memang dapat penghidupan dari sana. Karena masyarakat kita ini simple: harga komoditas di end user yang penting. Foreign exchange mw naik atau turun, politik mw gimana, nyonya ane ga bakal peduli, yang dia pedulikan: kalau harga cabe naik, kalau pajak bumi bangunan naik (barusan terima SPT PBB terbaru dan naik 3x lipat nilai pajak yang harus dibayarkan)

, dan kalau biaya perawatan naik (which is untuk laser di salah satu klinik di Bali uda naik dari 299 ke 499k)
Betul om, domestic demand adalah salah satu power house Indonesia. Dengan 270jt jiwa and counting, domestic demand sangat menolong ekonomi. Makanya kita berharap stimulus ekonomi pemerintah bisa mendorong domestic demand ini dengan catatan utilisasi produksi dalam negeri yang diumumkan. Kita harus bisa mengisolasi ekonomi untuk sementara dalam arti kurangi ketergantungan kepada import, misal benar2 carry out rencana proyek smelter untuk hasil tambang dalam negeri. Hulu sampai hilir harus bisa punya efek multiplier ke domestic.
Last but not least: we, Indonesian citizens are proud of being resilient. Mw sesusah apapun masih bisa makan meski dengan lauk tempe dan sambal. Mau digaji mepet UMK ya monggo, yang penting masih bisa bekerja, masih bisa bawa pulang nafkah. Tentu ada kompensasi yang harus diambil, misal mengurangi budget yang ga perlu seperti jalan2, beli barang hobi, dll. But still, our lives still goes on, a bit harder yes, but not ruined.
denmas8 wrote: Fri Mar 13, 2020 0:04
Bener um.. Bantuan yg dimaksud bukan melulu utang - yg kian seret, tp jg pasar ekspor - substitusi impor, 1998 tertolong permintaan komoditas yg tinggi jd eko indo relatif cepat pulih.. Soal yg jd masalah juga domestic market/consumption byk banget yg didriven barang jadi - setengah jadi/bahan baku produk/komponen impor.. Udah byk berita yg mencemaskan soal kian menipisnya/kelangkaan bahan baku tsb yg akan membuat mesin produksi/manufaktur indo terpaksa mandeg awal - akhir april ini yg pasti akan memukul dalam2 daya beli - kelangkaan barang di domestic market - sinyal stagflasi bakal naik parah.. nti kl beneran kejadian produk farmasi, tekstil, elektronik (trmsuk pln, telko & alat2 rumah tangga dkk), suku cadang otomotif dkk bakal selangka masker bgm dong?.. Cmiiw.
Ada tambahan lg yg ngeri2 sedap terkait kmgkn kejadian kyk subprime 2008 tp di indo.. Bbrp th yl ada yg prediksi soal kmgkn paling lambat di 2020 ini bakal jadi awalan habisnya tabungan negara & rakyatnya hasil jualan komoditas wkt booming 2000 - 2012, percaya ga percaya sih dulu.. Tp berhubung indikasinya menguat dari tahun kmrn.. cuma bisa berdoa kuat2 biar klpun turun ga sedrastis (lenyap) spt kasus subprime 2008 di us & eur. Cmiiw..
Subprime threat is always and has always been a threat. Selama rumah dan KPR masih ada, subprime akan tetap ada. Problem nya adalah menjaga supply demand yang seimbang dalam properti. Jangan sampai overvaluation yang kacaunya masih sering terjadi, banyak oknum bank yang meng-overvaluation nilai rumah atau agunan properti. Bank sentral benar2 harus jaga NPL di sektor KPR tetap terkendali, jangan sampai banyak yang default. Mw bunga semurah apapun, kita harus realistis, bank-bank di Indonesia, terutama bank plat merah adalah bank yang operasionalnya berbiaya tinggi. Pasti mereka juga minta interest yang dapat menutup opex mereka.
Efficiency and prudent analysis to all and every aspect of intertwining economy factor must be taken very cautiously by Bank Indonesia... Jangan sampai salah ambil keputusan. cmiiw.