Ad blocker detected: Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker on our website.
Resta wrote:Dua hari lalu,,mudik start Cikarang to Dieng,,saya ikuti jalur di goglemaps,,,jd dar jalan pantura dia belok aranh ke Dieng didepan kantor polsek Tulis,,,lanjut ke Jl Kembangan - Bandar,,,jalan ini tembus langsung ke pasar Batur,,,waktu tempuh dr Cikarang 5 jam,,,tapi rute ini tidak saya rekomendasi,,,jalurnya banyak rusak,,ada sebagian pengecoran jalan,,,tanjakannya extrim,,di sebagian tempat,bg pemakai FWD ban sering selip karena jalan batuan lepas,,,saya sendiri pakai sedan.
So lebih baik jalur rute SM saja lewat Batang,,,
So Dieng,,,,brrrrr dinginnn
Lewat batang pun tembus ke Bandar juga Om... Yg mana setelah bandar, tanjakannya assoyyy...
Apalagi lewat situ jam 1 dini hari trus gerimis & kabut...
Untung rombongan ber 4 mobil...
Selamat Malam Suhu2 SM yang tercinta. Mumpung masih suasana lebaran, saya ucapkan Mohon Maaf Lahir dan Batin, semoga semua amal ibadah kita diterima Allah SWT.
Pada kesempatan ini saya ingin sedikit update terkait perjalanan mudik via dieng 2 minggu yang lalu. Setelah menimbang2 beberapa rute alternatif saran dari suhu semua, saya akhirnya mengambil rute via Kajen, dengan pertimbangan kondisi jalan yang cocok untuk pemula..hehehe. Berikut ini rundown perjalanan nya, mohon maaf apabila berlepotan, karena memang sangat awam dengan teknik story telling yang baik.
Jumat dini hari 01:00 AM : Berangkat dari Setu, Bekasi, masuk entry tol Cibitung, kondisi rame lancar sampe exit Cikampek. Exit Cikampek mulai mampet, cek google maps, ternyata macet sampe gerbang tol Cipali, akhirnya saya putuskan ambil kiri exit cikampek, kemudian pertigaan ambil kanan arah Subang. Dan ternyata benar, kosong melompong, bisa gas poll sampe Kalijati dan masuk lagi tol Cipali via Kalijati. Selanjutnya tol Cipali lancar jaya, berhenti di rest area km 228A untuk istirahat dan sholat subuh. Ini rest area recomended, toiletnya banyak dan bersih, begitu juga dengan musholanya. Tempat makan juga tertata rapi dengan daftar harga yang tertulis jelas.
Jumat Pagi 05:41 AM : Melanjutkan perjalanan setelah istirahat 1 jam lebih. Ambil exit tol Pemalang menuju jalur pantura ke arah pekalongan. Kondisi jalan pantura pagi itu juga lenggang, hanya saja jalannya bergelombang parah, jadinya tidak nyaman kalo kecepatan tinggi. Disini mulai mencari persimpangan Wiradesa ke arah Kajen sesuai petunjuk suhu SM, plang penunjuk jalan kurang jelas, jadi kalo tidak melototin peta kayaknya saya bakal kelewatan ini persimpangan. Selanjutnya ambil kanan ke arah kajen, jalan mulus 2 lajur. Lurus sampe perempatan monumen Kajen, dan tetap lurus ke arah Linggoasri. Beberapa km dari perempatan kajen tersebut, kita akan memasuki area wana wisata linggoasri, disinilah edisi pemandangan indah dimulai, jalan masih mulus 2 lajur. Dari kajen menuju dieng, google maps menunjukkan jarah sekitar 80km lebih, dengan estimasi waktu tempuh 3 jam.
Jumat Pagi 10:15 AM: Akhirnya sampe juga ke Area Dieng Plateu. Sepanjang perjalanan selama lebih kurang 3 jam dari Kajen menuju Dieng, melalui paninggaran, kalibening, batur, jalannya mulus, lebar dan lancar. Hanya sempat tersendat di kawasan pasar di kalibening dan batur, selebihnya lancar. Sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan indah dan temperature yang sejuk, sekitar 22-24 derajat, sangat enak driving santai dengan membuka semua jendela...fresh. Dari Batur menuju Dieng lebih oke lagi pemandangannya, lereng2 yang ditanami sayur dengan kabut tipis2..wow..luarbiasa. Masuk area Dieng, malah bingung mau kemana tujuannya, browsing2 sebentar akhirnya memutuskan singgah dulu di Telaga Warna, selanjutnya menuju Batu Ratapan Angin, trus kompleks candi Arjuna dan ditutup ke kawah Sikidang, semuanya menyajikan pamandangan alam yang bagus, areanya cukup terawat, terutama Area Batu Ratapan Angin, dan kompleks Candi Arjuna. Hanya kawah Sikidang yang terlihat kurang terawat dan agak kumuh dengan banyaknya pedagang kaki lima untuk souvenir dan oleh2. Bukit Sikunir dilewatkan karena rekomendasinya adalah untuk melihat matahari terbit...lha ini sudah siang..apa yang mo dilihat, apalagi konon ceritanya..harus mendaki tangga yang cukup lumayan untuk sampe ke puncaknya..
Jumat Sore 16:00 PM : Tak terasa hari sudah beranjak sore, waktunya untuk melanjutkan perjalanan, pemberhentian selanjutnya adalah visit sodara di kota Temanggung. Buka google maps..rekomendasi rute tercepat adalah via Jalan Kebun Teh Tambi menuju parakan trus Temanggung. Sempat teringat pos suhu SM terkait jalur Teh Tambi ini, penasaran, dan mumpung matahari masih terang akhirnya saya putuskan lewat jalur ini. Wow...jalur ini lumayan menantang adrenalin, turunan dan tikungannya lebih extrim dari jalur2 sebelumnya, dan jalannya sempit, begitu papasan 2 mobil besar..salah satu harus turun ke bahu jalan...which..sedikit lagi sudah bibir jurang. Gak kebayang kalo mesti lewat jalur sini pas sudah gelap...pasti nyali ciut. Tapi ketegangan tadi ditebus oleh pemandangan yang luar biasa indah...dan waktu tempuh yang singkat. Kurang lebih satu jam..sudah sampai di parakan dan kemudian temanggung. Sejenak istirahat sambil silaturahmi di rumah sanak saudara
Jumat Malam 19:30 PM : Saatnya melanjutkan perjalanan ke pit stop pertama di Kota Solo, dari Temanggung, melalui jalur Ambawara dan masuk ke Tol Bawen. Perjalanan lancar jaya, kondisi jalan Raya Yogya - Semarang lebar dan mulus, konturnya naik turun dan sepertinya pemandangan juga cukup oke, namun karena sudah malam dan sudah capek jadi kurang peduli...pinginnya cepat masuk tol supaya bisa gas poll. Masuk tol Bawen - Solo juga lancar..kecepatan rata2 100km/jam, mungkin bisa lebih cepat, tapi karena mata mengantuk...dan kondisi lelah, tidak berani lebih cepat. Akhirnya kami sampai di penginapan di Alila Solo sekitar jam 9 malam, cukup singkat sebenarnya, namun karena kondisi mengantuk...rasanya lama. Hotelnya sangat oke, dan ratenya lumayan kompetitif untuk hotel bintang 5, saya dapat tidak sampe 1 juta karena promo mungkin. Cek in...bawa barang2 naik dan akhirnya bisa beristirahat dengan nyaman, tak lupa berucap syukur karena diberikan kelancaran perjalanan hari ini. Besok akan lanjut perjalanan menuju Jember via tol Solo-Surabaya-Probolinggo
Demikian field report perjalanan menuju dieng untuk pertama kalinya untuk keluarga kami. Sebagai informasi, saya trip berempat bersama istri dan 2 anak saya, yang satu cowok usia 9 tahun yang kedua cewek usia 5 tahun. Anak2 enjoy dengan semua spot wisata yang ada di dieng, dan walaupun berbukit2 tidak menyulitkan bagi anak saya yang masih 5 tahun, mereka bisa jalan sendiri dan tidak perlu dibantu digendong2. Biaya masuk area2 wisatanya juga relatif terjangkau, hanya saja, belum menemukan tempat makan yang oke di area tersebut. Saya sempat mencoba mie ongklok di area parkiran Telaga Warna, dan kurang cocok dengan rasanya, Mie dicampur dengan saus kacang dan Sate. Habis semangkuk karena lapar..tapi akhirnya perlu ditutup dengan Pop Mie untuk koreksi rasa. Hahaha. Overall sangat puas dengan tripnya..mungkin bisa diulang next time, terutama melihat sun rise di bukit Sikunir yang masih terlewat.
Terimakasih atas masukan suhu2 SM untuk rutenya, saya sepertinya mulai menyukai roadtrip ke daerah2 baru, seru dan sekaligus memberikan wawasan untuk kedua anak2..bahwa dunia ini tidak hanya rumah, sekolah, mall, macet dan gadget.
Maaf mau nanya, kalau misal dari Jakarta tujuan Wonosobo, lebih enak lewat mana? Yang exit Weleri - Muntung - Parakan - Wonosobo atau exit di Pemalang? Secara jalurnya yang tidak terlalu ekstrem.
tmthrvn wrote: Wed Jun 26, 2019 7:28
Maaf mau nanya, kalau misal dari Jakarta tujuan Wonosobo, lebih enak lewat mana? Yang exit Weleri - Muntung - Parakan - Wonosobo atau exit di Pemalang? Secara jalurnya yang tidak terlalu ekstrem.
Terima kasih sebelumnya
Ikuti jalur om Donisetio saja,,,,lebih aman. kalo jalur Bandar-Batur via Sibiting lebih extrim(jalur googlemaps)
tmthrvn wrote: Wed Jun 26, 2019 7:28
Maaf mau nanya, kalau misal dari Jakarta tujuan Wonosobo, lebih enak lewat mana? Yang exit Weleri - Muntung - Parakan - Wonosobo atau exit di Pemalang? Secara jalurnya yang tidak terlalu ekstrem.
Terima kasih sebelumnya
Kalo tujuannya Wonosobo, bukan Dieng, mungkin bisa pake jalur yang direkomendasikan sebelumnya sebagai jalur Bus Safari Dharma Raya, yakni jakarta-alasroban-weleri-parakan-wonosobo. Treknya agak memutar, tapi kalo jalannya Bus ya semestinya mulus dan tidak ekstrim. Waktu tempuhnya bisa jadi lebih cepat vs lewat dieng. Thanks
tmthrvn wrote: Wed Jun 26, 2019 7:28
Maaf mau nanya, kalau misal dari Jakarta tujuan Wonosobo, lebih enak lewat mana? Yang exit Weleri - Muntung - Parakan - Wonosobo atau exit di Pemalang? Secara jalurnya yang tidak terlalu ekstrem.
Terima kasih sebelumnya
enak ini maksudnya apa? pemandangan yang bagus, tantangan jalan atau cepet sampe?
Dark Brownies with Cappuccino
Red and Gold
Lime Green
Saran saya keluar tol Pemalang, ambil jalur biasa terus belok kanan lewat Kajen, itu paling aman & masih ok menurut saya, selain mutar lewat timur ( Parakan - Wonosobo ).
Saya pernah Pekalongan baru belok kanan, cukup extreme & tidak direkomendasikan apalagi kalo sudah mulai gelap.
tmthrvn wrote: Wed Jun 26, 2019 7:28
Maaf mau nanya, kalau misal dari Jakarta tujuan Wonosobo, lebih enak lewat mana? Yang exit Weleri - Muntung - Parakan - Wonosobo atau exit di Pemalang? Secara jalurnya yang tidak terlalu ekstrem.
Terima kasih sebelumnya
enak ini maksudnya apa? pemandangan yang bagus, tantangan jalan atau cepet sampe?
Yang paling cepet dan jalannya ga terlalu ekstrem om prioritasnya.
patrickstar wrote: Thu Jun 27, 2019 4:16
Saran saya keluar tol Pemalang, ambil jalur biasa terus belok kanan lewat Kajen, itu paling aman & masih ok menurut saya, selain mutar lewat timur ( Parakan - Wonosobo ).
Saya pernah Pekalongan baru belok kanan, cukup extreme & tidak direkomendasikan apalagi kalo sudah mulai gelap.
Lebih cepat mana om, yang lewat timur (Parakan) atau lewat Kajen?
adhika wrote: Thu Jun 27, 2019 4:19
Wiih...Lagi mau berburu embun es ya?
Iya om. Dulu pernah pergi kesana sekitar Bulan Desember 2011, jadi ga dapet liat embun beku nya.
tmthrvn wrote: Wed Jun 26, 2019 7:28
Maaf mau nanya, kalau misal dari Jakarta tujuan Wonosobo, lebih enak lewat mana? Yang exit Weleri - Muntung - Parakan - Wonosobo atau exit di Pemalang? Secara jalurnya yang tidak terlalu ekstrem.
Terima kasih sebelumnya
enak ini maksudnya apa? pemandangan yang bagus, tantangan jalan atau cepet sampe?
Yang paling cepet dan jalannya ga terlalu ekstrem om prioritasnya.
2012 ane pernah dari Dieng ke Cirebon, lewat Kajen. Dieng ke Kajen jalannya lumayan lebar dan mulus. Dari Kajen gak langsung ke Pantura, tapi masih ke arah Randudongkal keluar di Pemalang.
Sebelumnya mengikuti Papago (navigasi) lewat jalur lumayan ekstrim. Pake Livina di tanjakan, roda depan spin. Pedal sudah nempel lantai, kecepatan gak nambah2. trek waktu itu masih gravel. Berhubung penumpang sudah pada pucat, ane putbal dan akhirnya lewat Kajen.
2017 ane dari Jakarta, keluar Pejagan, masuk ke Songgom, Bumiayu, Purwokerto dan Wonosobo. Kalo musim libur, macet parah. Jalannya bagus dan lebar, kecuali dari Pejagan sampe Songgom, jalan kecil.
Masih 2017, dari Jogja ke Cirebon lewat Parakan keluar di daerah Kendal - Pekalongan. Jalan besar dan bagus.
Selain yang kesasar itu, semua jalur aman, untuk yang sudah terbiasa jalur luar kota jalan pedesaan. Tapi tipikal daerah pegunungan, banyak naik/turun dan tikungan patah. hati2 aja di jalan.
Dark Brownies with Cappuccino
Red and Gold
Lime Green
tmthrvn wrote: Wed Jun 26, 2019 7:28
Maaf mau nanya, kalau misal dari Jakarta tujuan Wonosobo, lebih enak lewat mana? Yang exit Weleri - Muntung - Parakan - Wonosobo atau exit di Pemalang? Secara jalurnya yang tidak terlalu ekstrem.
Terima kasih sebelumnya
Kalo tujuannya Wonosobo, bukan Dieng, mungkin bisa pake jalur yang direkomendasikan sebelumnya sebagai jalur Bus Safari Dharma Raya, yakni jakarta-alasroban-weleri-parakan-wonosobo. Treknya agak memutar, tapi kalo jalannya Bus ya semestinya mulus dan tidak ekstrim. Waktu tempuhnya bisa jadi lebih cepat vs lewat dieng. Thanks
Om maaf tadi bacanya terlewat. Iya tujuannya memang Wonosobo dulu om karena menginap disana, baru ke Dieng rencananya. Terima kasih sebelumnya untuk informasi yang diberikan
maskopat wrote: Thu Jun 27, 2019 4:08
enak ini maksudnya apa? pemandangan yang bagus, tantangan jalan atau cepet sampe?
Yang paling cepet dan jalannya ga terlalu ekstrem om prioritasnya.
2012 ane pernah dari Dieng ke Cirebon, lewat Kajen. Dieng ke Kajen jalannya lumayan lebar dan mulus. Dari Kajen gak langsung ke Pantura, tapi masih ke arah Randudongkal keluar di Pemalang.
Sebelumnya mengikuti Papago (navigasi) lewat jalur lumayan ekstrim. Pake Livina di tanjakan, roda depan spin. Pedal sudah nempel lantai, kecepatan gak nambah2. trek waktu itu masih gravel. Berhubung penumpang sudah pada pucat, ane putbal dan akhirnya lewat Kajen.
2017 ane dari Jakarta, keluar Pejagan, masuk ke Songgom, Bumiayu, Purwokerto dan Wonosobo. Kalo musim libur, macet parah. Jalannya bagus dan lebar, kecuali dari Pejagan sampe Songgom, jalan kecil.
Masih 2017, dari Jogja ke Cirebon lewat Parakan keluar di daerah Kendal - Pekalongan. Jalan besar dan bagus.
Selain yang kesasar itu, semua jalur aman, untuk yang sudah terbiasa jalur luar kota jalan pedesaan. Tapi tipikal daerah pegunungan, banyak naik/turun dan tikungan patah. hati2 aja di jalan.
Oms pakar road trip,
kalo di tol trans jawa, e-tol yang paling minim problem apa ya ?
selama ini cuma punya 1 kartu e-tol (mandiri), cuma dipake tol dalam kota aja,
so far seh gak pernah ada problem,
kalo saya mo ke jogja via tol (rencana mampir dulu ke Semarang)
apa perlu cadangan 1 kartu lagi ?
IGedeAmat wrote: Fri Jun 28, 2019 1:06
Oms pakar road trip,
kalo di tol trans jawa, e-tol yang paling minim problem apa ya ?
selama ini cuma punya 1 kartu e-tol (mandiri), cuma dipake tol dalam kota aja,
so far seh gak pernah ada problem,
kalo saya mo ke jogja via tol (rencana mampir dulu ke Semarang)
apa perlu cadangan 1 kartu lagi ?
minggu kemarin saya ke bali, selama lewat tol cuma mengandalkan 1 kartu e-toll mandiri dan gak ketemu problem sama sekali.
pernah juga liat kejadian mobil di depan saya saldo e-toll kurang dan ternyata bisa bayar cash ( sebisa mungkin pake duit pas, karena kalo pake kembalian biasanya jadi lama karna petugasnya mesti nyari kembalian dulu).
kalo untuk tujuan yogyakarta, mendingan mampir di semarangnya nanti aja pas pulang, karna jaraknya tinggal dikit lagi untuk sampai ke jogja. nanti om exit tol di salatiga lalu tinggal jalan lurus masuk ke jalan lingkar salatiga kemudian belok kiri untuk mengikuti jalan salatiga - kopeng, jalannya agak kelok-kelok tapi gak macet karena truk jarang yg lewat sana. dibanding mengikuti jalur utama semarang-jogja via secang-magelang yg penuh sama truk.
nanti kalo ke jogja, coba mampir di gubug mang engking pusat yg ada di sleman, kalo cuaca lagi bagus dan cerah, dijamin gunung merbabu dan merapi terlihat dengan jelas, belum lagi indahnya areal persawahan yang luas beserta saluran irigasinya... ahhh, jadi bikin saya pengen mbalik lagi kesana
kalo memang mau main ke mang engking, saya sarankan beli pakan ikan di luaran aja, itu saya beli sekilo cuma 15rb, dibanding beli di tempat, 5rb cuma dapat sekepalan tangan.
Last edited by aipiesblue on Fri Jun 28, 2019 2:51, edited 1 time in total.
Emang Om, kalau roadtrip, ada apa ya itu yang dimakan , emang dieng makanannnya cuma di warung warung itu aja, palingan sate dan mie instant, ane dulu ke dieng udah lupa jalurnya, taunya keluar brebes yang banyak jual telor asin belok kanan ke arah purwokerto, tanjakan lumayan, main di dieng sampai lumayan siang dan nginapnya di batu raden, besoknya baru arah ke Yogya
IGedeAmat wrote: Fri Jun 28, 2019 1:06
Oms pakar road trip,
kalo di tol trans jawa, e-tol yang paling minim problem apa ya ?
selama ini cuma punya 1 kartu e-tol (mandiri), cuma dipake tol dalam kota aja,
so far seh gak pernah ada problem,
kalo saya mo ke jogja via tol (rencana mampir dulu ke Semarang)
apa perlu cadangan 1 kartu lagi ?
minggu kemarin saya ke bali, selama lewat tol cuma mengandalkan 1 kartu e-toll mandiri dan gak ketemu problem sama sekali.
pernah juga liat kejadian mobil di depan saya saldo e-toll kurang dan ternyata bisa bayar cash ( sebisa mungkin pake duit pas, karena kalo pake kembalian biasanya jadi lama karna petugasnya mesti nyari kembalian dulu).
kalo untuk tujuan yogyakarta, mendingan mampir di semarangnya nanti aja pas pulang, karna jaraknya tinggal dikit lagi untuk sampai ke jogja. nanti om exit tol di salatiga lalu tinggal jalan lurus masuk ke jalan lingkar salatiga kemudian belok kiri untuk mengikuti jalan salatiga - kopeng, jalannya agak kelok-kelok tapi gak macet karena truk jarang yg lewat sana. dibanding mengikuti jalur utama semarang-jogja via secang-magelang yg penuh sama truk.
nanti kalo ke jogja, coba mampir di gubug mang engking pusat yg ada di sleman, kalo cuaca lagi bagus dan cerah, dijamin gunung merbabu dan merapi terlihat dengan jelas, belum lagi indahnya areal persawahan yang luas beserta saluran irigasinya... ahhh, jadi bikin saya pengen mbalik lagi kesana
kalo memang mau main ke mang engking, saya sarankan beli pakan ikan di luaran aja, itu saya beli sekilo cuma 15rb, dibanding beli di tempat, 5rb cuma dapat sekepalan tangan.
IGedeAmat wrote: Fri Jun 28, 2019 1:06
Oms pakar road trip,
kalo di tol trans jawa, e-tol yang paling minim problem apa ya ?
selama ini cuma punya 1 kartu e-tol (mandiri), cuma dipake tol dalam kota aja,
so far seh gak pernah ada problem,
kalo saya mo ke jogja via tol (rencana mampir dulu ke Semarang)
apa perlu cadangan 1 kartu lagi ?
minggu kemarin saya ke bali, selama lewat tol cuma mengandalkan 1 kartu e-toll mandiri dan gak ketemu problem sama sekali.
pernah juga liat kejadian mobil di depan saya saldo e-toll kurang dan ternyata bisa bayar cash ( sebisa mungkin pake duit pas, karena kalo pake kembalian biasanya jadi lama karna petugasnya mesti nyari kembalian dulu).
kalo untuk tujuan yogyakarta, mendingan mampir di semarangnya nanti aja pas pulang, karna jaraknya tinggal dikit lagi untuk sampai ke jogja. nanti om exit tol di salatiga lalu tinggal jalan lurus masuk ke jalan lingkar salatiga kemudian belok kiri untuk mengikuti jalan salatiga - kopeng, jalannya agak kelok-kelok tapi gak macet karena truk jarang yg lewat sana. dibanding mengikuti jalur utama semarang-jogja via secang-magelang yg penuh sama truk.
nanti kalo ke jogja, coba mampir di gubug mang engking pusat yg ada di sleman, kalo cuaca lagi bagus dan cerah, dijamin gunung merbabu dan merapi terlihat dengan jelas, belum lagi indahnya areal persawahan yang luas beserta saluran irigasinya... ahhh, jadi bikin saya pengen mbalik lagi kesana
kalo memang mau main ke mang engking, saya sarankan beli pakan ikan di luaran aja, itu saya beli sekilo cuma 15rb, dibanding beli di tempat, 5rb cuma dapat sekepalan tangan.
wah, ini deket kampung halaman saya, 3km selatan kampung saya itu. dr mang engking itu ke utara dikit ada namanya buk renteng selokan van der wijk, keren juga buat foto2...
cerita dikit pengalaman ke dieng kemarin :
desa sembungan dieng, pintu gerbangnya ke bukit sikunir, bener2 negeri diatas awan.
menurut saya luar biasa itu desa. orangnya ramah-ramah dan desanya termasuk bersih, sepertinya penduduknya benar2 sadar wisata.
makanan emang ngga banyak, namanya juga kampung. yg jual ya dirumah-rumah sederhana penduduk situ. di daerah dingin, apapun enak dimakan wkwkwk ...
harganya ? ngga ngepruk, padahal pas peak season lebaran & lokasi ujung gunung gitu yak, ex : nasi goreng 12ribu, gorengan seribuan.
penduduknya juga ramah, bahkan pas saya checkout dr guesthouse disana, penjaganya ngga mau dikasih uang wkwkwkw ...
hal-hal simpel begini yg bikin respect, ngga kapok kesana lagi ...
btw, sempet pengalaman mogok 2x ditanjakan tengah hutan, dibantu sama pemuda2 yg emang sengaja ditugaskan lurahnya standby disana buat jaga2 kalo yg ngga kuat nanjak.
percaya atau tidak, mereka ngga ngarepin minta duit. habis bawain mobil saya lewat daerah batu2an, mereka mau pergi gitu aja.
saya kasih duit ditolak, sampe saya paksa baru mau nerima, lembar biru padahal hahaha
semoga mereka mendapat pahala & lancar rejeki. aminnn.
Apakah perasaan saya saja atau mungkin rekan SMers jg merasakan...bawa mobil matic saat pulang, rute dieng - kajen, yg berasa spt naik rollerkoster yg ada di mall" ?
Tapi yg ini naik turun kelok kanan kiri yg terus menerus , yg ada di mall paling 2putaran selesai , kalo ini berasa mungkin 10putaran lebih lah... sebab karena engine braking matic yg kurang... memacu andrenalin jg,tapi penumpangnya ga pake teriak" jg spt di mall...wkwkwk, mungkin krn dibelakang ga lihat jalan...tp perasaan saya ya spt itulah
patrickstar wrote:cerita dikit pengalaman ke dieng kemarin :
desa sembungan dieng, pintu gerbangnya ke bukit sikunir, bener2 negeri diatas awan.
menurut saya luar biasa itu desa. orangnya ramah-ramah dan desanya termasuk bersih, sepertinya penduduknya benar2 sadar wisata.
makanan emang ngga banyak, namanya juga kampung. yg jual ya dirumah-rumah sederhana penduduk situ. di daerah dingin, apapun enak dimakan wkwkwk ...
harganya ? ngga ngepruk, padahal pas peak season lebaran & lokasi ujung gunung gitu yak, ex : nasi goreng 12ribu, gorengan seribuan.
penduduknya juga ramah, bahkan pas saya checkout dr guesthouse disana, penjaganya ngga mau dikasih uang wkwkwkw ...
hal-hal simpel begini yg bikin respect, ngga kapok kesana lagi ...
btw, sempet pengalaman mogok 2x ditanjakan tengah hutan, dibantu sama pemuda2 yg emang sengaja ditugaskan lurahnya standby disana buat jaga2 kalo yg ngga kuat nanjak.
percaya atau tidak, mereka ngga ngarepin minta duit. habis bawain mobil saya lewat daerah batu2an, mereka mau pergi gitu aja.
saya kasih duit ditolak, sampe saya paksa baru mau nerima, lembar biru padahal hahaha
semoga mereka mendapat pahala & lancar rejeki. aminnn.
Persis seperti yg terjadi waktu teman Roadtrip pulang dr Dieng 2nd Anniversary kebetulan ada sedikit musibah, dan warga membantu dengan cekatan, dan ketika kami mau memberikan imbalan, orang2 tersebut bersikeras menolak. Setelah kami memgatakan bahwa ini adalah bentuk terima kasih kami akhirnya warga setuju menerima untuk disumbangkan ke Masjid disitu. Mereka benar2 tulus membantu.
Lebaran tahun ini di tengah tahun, enak banget suasana persawahan karena padi sudah tumbuh tinggi ijo royo-royo atau mulai menguning, teduh banget lihatnya, tp sekitar satu bln lg klo udah ditebas udah beda rasanya
Big Displacement V engine enthusiast:
V8: 1UR-FSE{|}8AT
V6: 2GR-FE{|}6AT
V6: G6DF{|}6AT
Mohon ijin untuk share beberapa klip video perjalanan ke Dieng lebaran kemaren...dari Kajen ke Dieng. Video amatiran...salah setting dashcam..jadinya kurang begitu jelas, plus lagi proses konversi ke youtubenya masih coba2, belum nemu setingan yang pas. Makin ke belakang agak improve qualitynya, tapi overall harusnya bisa menjadi gambaran singkat bagaimana kondisi jalannya, bagi rekan2 yang mau mencoba. Ada 10 video pendek2..klip 3 menitan di beberapa segmen rute jalan. Semoga membantu.
Salam Road trip [youtube][/youtube]
Tgl 11 juli 2019, sy baru saja ke dieng, berangkat dr tangerang jam 1 dinihari, jalan santai tp tersendat di cikarang, masuk tol cipali, 4 RA pertama pst istirahat krn mata ngantuk.
keluar tol pemalang jam 8 pagi, sempat salah jalan, keluar tol pemalang bukannya belok kanan, tp malah belok kiri, ketemu perempatan wiradesa langsung belok kanan lurus terus sampe ketemu pertigaan, belok kiri masuk linggo asri, jalan 2 jalur mulus agak sempit & tanjakannya cukup lumayan, selalu hajar gigi 1 & 2, dgn rpm 2k s/d 4k, pokoknya excited.
Sampe dieng jam 12 siang, krn beberapa kali berhenti tuk beristirahat, sy hitung dr peninggaran sampai kalibening sdh ada 3 spbu baru, jd klo bensin tipis, tdk terlalu khawatir.
Tgl 13 juli arah pulang lewat wonosobo, memutar jauh sampai ketemu tol pemalang lg.
# jarak tempuh tangerang dieng via paninggaran +- 490 km, dgn FC 17,8/ltr.
# jarak tempuh dieng tangerang via wonosobo +- 504 km, dgn FC 21km/ltr.
# mobil brio E/MT 2016
#di tol cipali speed 120 s/d 155 km/jam, suara yg masuk ke kabin mirip pesawat jet yg mau lepas landas