Tapi nyatanya tidak demikian... kami tetap tersenyum saat di foto...


Banyak foto2 yang berhasil di abadikan.. baik dari EOS nya si Cibul maupun dari camera handphone saya..







Duuuhh malah foto2 Dapur itu lagi.......



![Big Smile :big_smile]](./images/smilies/big_smile.gif)
Setelah dirasa cukup berputar2 di area Lobang Jepang...saya pun segera menghubungi teman2 via HT untuk segera berkumpul di area parkir .. kita mau ke Ngarai Sianok...sebuah spot ngarai yang cukup terkenal di Bukittinggi...
Break...Break....Break... !!!

Kami berjalan ber iringan 4 kendaraan menuju ke Ngarai Sianok......Saya sempat memperhatikan satu warung makan yang pada Juni 2014 lalu saya jadikan tempat bersantap itiak mudo lado ijo (Bebek muda cabe hijau) ..dan saya lihat warung itu baru saja buka tapi masih bersiap2... lalu sempat saya kontak teman2 via HT : apakah kita akan langsung makan beebk dulu..? Teman2 menjawab : Masih kenyang sarapan di Hotel tadi pagi.... Nanti saja kita makan setelah dari Ngarai Sianok..
Memang kami belum merasa lapar... dan kita hanya akan foto2 saja sebentar di Ngarai Sianok yang indah itu..
Sebentar.... Ya Hanya Sebentar.... paling sekitar 15 menit saja... maksimal 30 menitan lah...
Saat itu waktu menunjukkan jam 10an pagi... ya pas lah menjelang jam 11an siang kita nanti akan makan Itiak Mudo Lado Ijo.. nyam..nyam..nyam..
Demikian lah rencana dan Teori yang kami susun dengan sangat mutakhir...




Ngarai Sianok adalah sebuah lembah curam (jurang) yang terletak di perbatasan kota Bukittinggi, di kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Lembah ini memanjang dan berkelok sebagai garis batas kota dari selatan ngarai Koto Gadang sampai ke nagari Sianok Anam Suku, dan berakhir di kecamatan Palupuh. Ngarai Sianok memiliki pemandangan yang sangat indah dan juga menjadi salah satu objek wisata andalan provinsi.

Ngarai Sianok yang dalam jurangnya sekitar 100 m ini, membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m, dan merupakan bagian dari patahan yang memisahkan pulau Sumatra menjadi dua bagian memanjang (patahan Semangko). Patahan ini membentuk dinding yang curam, bahkan tegak lurus dan membentuk lembah yang hijau—hasil dari gerakan turun kulit bumi (sinklinal)—yang dialiri Batang Sianok (batang berarti sungai, dalam bahasa Minangkabau) yang airnya jernih. Di zaman kolonial Belanda, jurang ini disebut juga sebagai karbouwengat atau kerbau sanget, karena banyaknya kerbau liar yang hidup bebas di dasar ngarai ini.

Batang Sianok kini bisa diarungi dengan menggunakan kano dan kayak yang disaranai oleh suatu organisasi olahraga air "Qurays". Rute yang ditempuh adalah dari nagari Lambah sampai jorong Sitingkai nagari Palupuh selama kira-kira 3,5 jam. Di tepiannya masih banyak dijumpai tumbuhan langka seperti rafflesia dan tumbuhan obat-obatan. Fauna yang dijumpai misalnya monyet ekor panjang, siamang, simpai, rusa, babi hutan, macan tutul, dan juga tapir.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Ngarai_Sianok

Awal mula kami tiba di Ngarai Sianok......... Foto2 masih di atas jalur jalan cor Beton....
Lalu saya mulai iseng minta teman2 ikutan foto di dekat sungai...artinya turun dari jalur jalan permukaan cor beton..lalu perlahan parkir dengan ban menapak di pasir dan batu kerikil campur air sungai becek2an dikit.. ga ke tengah yah... kita maen di pinggir saja.. lalu foto2, seolah kami adalah segerombolan petualang yang doyan main air di sungai menggunakan mobil... Ya Mobil, bukan Perahu seperti orang normal pada umumnya...





Aksi kami foto2 di bibir sungai ini sukses membuat seorang Bapak2 yang mengaku sebagai wisatawan ini minta ijin untuk Foto2 di depan 4 kendaraan kami yang terparkir di dekat sungai... Kata Bapak itu : Waaaa Hebat sekali Mobil nya bisa masuk SUngai.. saya pikir hanya perahu yang bisa jalan di sungai...




Kami pun senang sekali mendapatkan pujian dari Bapak2 itu...
Terlihat dari Foto saya dan om Riz yang sumringah di bawah ini......
Saking senengnya bisa foto2 di sungai Ngarai Sianok ini..





