Lanjut cerita perjalanan Padangsidimpuan - Bukittinggi....
Ketika saya pasang mata lebar2 mencari spot kuliner pagi di Padangsidimpuan, ternyata hasilnya nihil... ga ketemu sama sekali, maksud hati ingin mampir ke sebuah kedai kopi yang menyediakan kuliner hangat untuk isi perut di pagi yang dingin ini seperti saat di Lampung, Palembang, Jambi & Pekanbaru... di Padangsidimpuan kami tak menemukan kedai2 seperti itu.
Akhirnya kami terus bergerak meninggalkan Kota Padangsidimpuan... dan..........
Keseruan pertama pagi itu dimulai... yaitu saat kami menemukan banyak kios buah2an yang diatas diatas kios nya lengkap dengan buah2an asli dari pohon nya... walau hujan gerimis masih turun cukup deras, saya ajak om Sugi dna om Q melipir... jadi pagi itu kami jajan buah.. bahkan saya sempat mencicipi beberapa butir durian hahaha...
Setelah selesai icip2 buah2an di spot itu..kami kembali bergerak... dan setelah 1 jam perjalanan tibalah kami di Siabu..
Siabu merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Siabu, kabupaten Mandailing Natal, provinsi Sumatera Utara
Disini becak nya sudah tidak lagi ditarik oleh motor vespa, melainkan motor honda.. setidaknya saya lihat dari beberapa foto yang berhasil saya abadikan pagi itu...
Nah tidak jauh dari Siabu ini, kami mulai memasuki Wilayah Madina atau Mandailing Natal....dan bertemu sebuah spot keramaian lagi, seperti sebuah pasar dengan banyak kios dan toko di kiri kanan jalan... naluri kuliner saya pun kembali muncul karena perut sudah mulai protes belum di isi..
Saat itu saya lihat sebuah SPBU di sisi kiri jalan, dan kami berniat untuk mampir untuk ke Toilet, sedangkan bahan bakar kami masih penuh jadi kami tidak isi bahan bakar di SPBU ini..
Disitulah saya mulai bergerilya, mencari informasi... dimanakah kami bisa menikmati kuliner khas daerah sini...
Pertama saya bertanya kepada seorang laki2 berusia agak muda yang ada di sekitar SPBU, tapi hasilnya : dia sendiri tidak tahu...
Kedua, saya lihat ada petugas SPBU yang berumur sudah agak tua... saya sedikit yakin beliau sudah lama bermukim di Kota ini, pasti hafal seluk beluk kota ini.... dan memang benar, beliau memberikan infomasi bahwa di depan akan ada Restoran yang sangat terkenal di Kota ini.. namnya :
Rumah Makan Pondok Paranginan
Masih menurut Bapak ini..sebenar nya ada 2 Rumah makan, cabang nya bahkan ada dekat sini tapi si Bapak mengarahkan kami agar ke Pusat nya saja..itulah Rumah makan yang pertama disana... setelah saya yakin akan posisi nya yang katanya ada di kanan jalan.. dekat sebuah tugu yang jalan nya agak melingkar..nanti kami harus masuk ke sebuah jalan ke arah kanan...akan bertemu Rumah makan yang dimaksud.. :
Rumah Makan Pondok Paranginan
Akhir nya kami mulai bergerak kembali, tak lupa saya mengucapkan terimakasih atas informasi nya kepada Bapak tua yang bertugas di SPBU tadi..
Sempat berhenti untuk foto2 disebuah gerbang
Kabupaten Mandailing Natal yang pagi itu matahari cukup terang sehingga saya kesulitan mengambil gambar karena silau...
Kabupaten Mandailing Natal juga sering disebut dengan Madina adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara, Indonesia. Kabupaten Mandailing Natal berbatasan dengan provinsi Sumatera Barat.
Setelah Foto2...kami kembali bergerak... mancari
Rumah Makan Pondok Paranginan yang akan kami jadikan tempat sarapan pagi itu...engga sabar saya ingin segera tiba..dan ingin tahu bagaimana situasi serta rasa dari makanan nya... alasan, padahal sih emang saya sudah lapar sekali hehehe...
Sekitar 1 Kilometer sebelum kami tiba di Rumah makan yang kami tuju......
kami melalui jalan yang saat itu dipenuhi oleh banyak sekali santri... pas sekali saat santri bubar....kami lewat...
Ternyata sebuah Pondok Pesantren ... bernama :
Pondok Pesantren Musthafawiyah Purbabaru
Location : https://goo.gl/maps/6NmkdUXR6yr
Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru merupakan salah satu pondok pesantren yang terletak di kabupaten Mandailing Natal dan berlokasi di desa Purba Baru, Lembah Sorik Merapi, Mandailing Natal. Merupakan salah satu pesantren tertua di pulau Sumatera dengan usia sekitar 1 abad dan telah banyak mencetak ulama di Indonesia.
Sejarah Berdiri Pesantren Purba Baru
Ponpes Musthafawiyah yang lebih dikenal dengan nama Pesantren Purba Baru didirikan pada 12 November 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily. Pesantren ini berlokasi di kawasan jalan lintas Medan - Padang , desa Purbabaru Kabupaten Mandailing Natal , Sumatera Utara, Indonesia. Awalnya pesantren ini didirikan di Desa Tanobato, Kabupaten Mandailing Natal. Karena Tanobato dilanda banjir bandang pada tahun 1915, Musthafawiyah dipindahkan oleh pendiri ke Desa Purba Baru hingga kini .
Sang pendiri dan pengasuh pertama, yang belajar ilmu agama selama 13 tahun di Makkah itu, meninggal pada November 1955. Pimpinan pesantren berpindah kepada anak lelaki tertuanya, H. Abdullah Musthafa.
Pada tahun 1960 dibangun ruang belajar semipermanen. Pada tahun 1962, ruang belajar yang dibangun dari sumbangan para orang tua santri berupa sekeping papan dan selembar seng setiap orangnya ditambah tabungan H. Abdullah Musthafa Nasution. Bangunan ini diresmikan Jenderal Purnawirawan Abdul Haris Nasution. Para santri putra dilatih kemandiriannya dengan membangun pondok tempat tinggal mereka. Ribuan pondok yang terhampar di Desa Purbabaru ini menjadi pemandangan unik di jalan lintas Sumatera. Lama pendidikan selama 7 (tujuh) tahun di ponpes ini.
Para alumni banyak bertebaran di seluruh Indonesia, khususnya di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh, Riau, Jambi. Di antara mereka ada juga yang melanjutkan studi ke Mesir, Suriah, Yordania, Yaman, India, Makkah, Maroko, Sudan, Pakistan.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Pondok_Pe ... Purba_Baru
Satu Kilometer kemudian.... tibalah kami di sebuah jalan agak melingkar berbelok ke kiri, dan di tenagh2 lingkaran itu ada sebuah taman bermana :
Taman Jam Godang Jembatan Merah
Location :
https://goo.gl/maps/JCSmS7pe3Tk
Dari jalan memutar itu kami tidak ikut belok kiri, melainkan kami masuk ke kanan.. ke sebuah jalan keluar dari jalur utama sesuai arahan Bapak di SPBU tadi... hanya berjarak sekitar 250 meter tibalah kami di :
Rumah Makan Pondok Paranginan
Location : https://goo.gl/maps/DjAmLHX1xtH2
Ternyata memang benar... Rumah makan ini cukup unik... ada sebuah sungai deras di belakang nya lengkap dengan Jembatan Merah Kayu Laut yang kami jadikan objek untuk foto2 pagi itu...sementara menunggu hidangan yang kami pesan datang... masakah disini adalah masakah khas Madina atau Mandailing Natal...
Sekarang saya baru faham kenapa Bapak di SBPU ini menyarankan kami singgah ke Rumah Makan ini...
Makan disini bukan hanya dapat menikmati hidangan khas Madina nya sja, tapi juga bisa menikmati suasana alam yang benar2 khas...
Sangat Recomended untuk teman2 mencoba nya singgah disini...
Dan tak lupa saya juga menikmati Kopi Mandailing yang terkenal itu........
sambil menikmati udara sejuk di pinggir sungai yang air nya mengalir dengan deras sekali..
menimbulkan suara gemuruh yang membuat suasana makin asik...
Setelah makan dan piknik ala Rumah makan berjembatan sungai deras ini, kami bersiap untuk meneruskan Perjalanan kembali menuju Kota Bukittinggi, Hmm... masih jauh nih... masih sekitar 200 Kilometer dengan melalui rute Panorama Alam indah Sumut - Sumbar... bakalan ngga akan bisa cepat2 sampai, karena kami pasti brenti2 untuk Foto & Video.. hehehe...
Oke .... 7 Jam lagi kami tiba di Bukittinggi...
