Setelah selesai makan bakso di BMY (Bakso Mas Yetbo) Kota Subussalam... Kami kembali bergerak, saat ini hari sudah mulai gelap ditambah lagi habis hujan deras jadi tambah gelap karena awan mendung..hitam pekat sekali... dan baru bebera kilometer saja kami berjalan, sekitar 30 menitan dari kota Subussalam, kami dihadapkan pada kondisi jalan yang cukup membuat hati deg2an...
Ya sebuah ruas jalan yang sepi... jalan nya menuruni lembah dengan pohon2 besar di kiri kanan jalan.. bahkan jalan ini saya ingat cenderung seperti membelah hutan... inilah ruas jalan Subussalam menuju Sidikalang, yang kami sedang lalui ini adalah di titik perbatsan antara Aceh dengan Sumatera Utara.
Tanpa Kami sadari, perbedaan kondisi jalan mulai terasa... sangat berbeda... dari jalanan aspal mulus dengan marka lengkap, menjadi jalanan yang sedikit horor... membelah hutan gelap yang mirip lembah menurun dan berkelok2 dengan kondisi aspal yang mulai rusak... lebih rusak... bahkan aspal nya hilang berganti dengan cerukan2 yang di isi oleh air hujan.. kubangan2 ini menghiasi ruas jalan yang kami lalui sore menuju malam itu..

Akhir nya kami tersadar, kami sudah mulai memasuki wilayah Sumatera Utara.. sepi sekali... rasanya belasan kilometer kami hanya menemukan beberapa rumah penduduk yang lokasi nya cukup terpencil di tengah jalanan yang rusak parah itu... sampai kami lihat di peta Google kami sudah melewati daerah bernama : Binalun, yang masuk ke dalam wilayah Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara ..posisi ini sekitar 36 Kilometer menuju SIdikalang, sebelum meneruskan ke arah Danau Toba...
Location : https://goo.gl/maps/DLDwe6TaMMt
Terus terang kondisi jalanan seperti ini perasaan saya mengatakan bahwa daerah ini masuk dalam kategori rawan kriminalitas, begal, rampok dan sejenisnya.. karena insting saya melihat situasi nya sangat sempurna sekali, yaitu : Jalanan sepi, tak ada pemukiman apalagi keramaian.. gelap tak ada penerangan jalan, jalanan rusak parah yang membuat kami sulit untuk memngendarai mobil dengan cepat, kami harus merayap, terseok2...dan saat itu saya segera memberikan aba2 kepada om Q via rakom, untuk waspada terhadap kondisi alam sekitar... saya meminta om Q untuk jangan terlalu jauh dari mobil saya.. merapat.. dan terus awasi dengan seksama jika ada orang, motor, atau mobil yang tiba2 mendekat kita harus siap mengahdapi kemungkinan terburuk...
Ada hal yang membuat hati mulai tenang, saat berpapasan dengan beberapa mobil pickup pengangkut barang yang melintas di jalur ini... setidaknya kami tidak sendiri..karena jalur ini benar2 gelap... di sekeliling kami hanya hutan dengan pohon2 tinggi, ruas jalan ruasak yang berkelok2.. kadang2 ujung2 pohon menjuntai ke ruas jalan yang kami lalui sehjingga jalan menjadi semakin sempit..


