Mohon izin berbagi cerita Road Trip akhir tahun 2018 dalam menjelajahi ½ Pulau Sumatera..
Total 10 hari Road Trip kami kali ini, etape yang kami tempuh adalah sbb :
22 Desember 2018 : Bintaro – Palembang
23 Desember 2018 : Palembang – Jambi
24 Desember 2018 : Jambi
25 Desember 2018 : Jambi – Bukittinggi
26 Desember 2018 : Bukittinggi
27 Desember 2018 : Bukittinggi – Padang
28 Desember 2018 : Padang
29 Desember 2018 : Padang – Lubuklinggau
30 Desember 2018 : Lubuklinggau – Bandar Jaya
31 Desember 2018 : Bandar Jaya – Bintaro
Berbeda dari Road Trip yang biasa saya jalani, biasanya kami Road Trip sekeluarga berempat (saya, istri, anak umur 10 tahun dan 8 tahun), kali ini Ibu ikut serta dalam perjalanan..
Beberapa bulan sebelum jalan, tentunya saya survei jalur via Gmaps, baca review perjalanan Om Wahdi ke Aceh di akhir 2017, dan sempat beberapa diskusi dengan rekan SMRT yang sudah biasa menjelajahi Sumatera.. Om Ginting dan Om Nai..
Mari kita mulai ceritanya..

Hari pertama (22 Desember 2018) : Bintaro – Palembang
Kami sekeluarga start dari bintaro kurang lebih pukul 03.00 menuju pelabuhan merak, menurut Gmaps perjalanan akan ditempuh kurang lebih dalam waktu 2 jam, artinya kami akan tiba di pelabuhan merak kurang lebih pukul 05.00..
Saat melintas di tol menuju merak, Gmaps mengarahkan kami untuk keluar di cilegon timur, sepertinya ada antrian di ujung tol merak, dan kami putuskan untuk keluar di cilegon timur.. Sesampainya di pelabuhan merak, ternyata sudah antri cukup panjang, meskipun gerbang pembayaran masih cukup terlihat dari posisi antrian kami.. Saya pun mencoba untuk menghampiri petugas tiket kapal, katanya antrian sudah padat sejak pukul 21.00, kondisi saat ini ternyata lebih baik dibandingkan tadi malam.. Pas lagi ngantri, cek WAG SMRT ternyata om andi (dokter) juga sedang posisi mengarah ke pelabuhan merak, namun posisi masih di exit tol..
Menjelang pukul 06.30, kami sudah melewati gerbang pembayaran kapal dan kembali mengantri untuk masuk kapal, dari 8 gate pembayaran yang ada, hanya tersisa 6 jalur antrian masuk kapal.. Karena masih berada di antrian paling belakang, saya estimasi baru kurang lebih 2 kali bongkar muat kapal lagi baru kami bisa masuk, kurang lebih 2 jam..

Namun ternyata prediksi saya salah, kami masuk kapal lebih awal yaitu sekitar pukul 07.00.. Kendaraan kami diarahkan masuk kapal melalui dermaga 3.. Karena masuk paling belakang, hanya berselang 30 mnt kapal sudah jalan.. Saya ga ingat persis nama kapalnya apa, tapi yang jelas kapalnya cukup bagus dan pakai eskalator.. Hahaha... Baru sekali ini saya naik kapal yang ada eskalator..


Menjelang pukul 10.00, kapal sudah sandar di pelabuhan bakauheni.. Langsung gaspol menuju entrance tol.. Ekspektasi saya tol sudah dibuka sampai terbanggi besar seperti yang diinfo oleh member SMRT, om Lulu dan om Beto.. Agar yakin, saya pun berhenti di entrance tol untuk konfirmasi ke polisi bahwa tol sudah dibuka.. Dengan meyakinkan dijawab “iya mas, sudah bisa dipakai sampai terbanggi besar, cuma hati2 karena jalan masih agak bergelombang”.. Makin yakin dong saya..



Namun ternyata tol nya belum bisa digunakan sampai terbanggi besar..


Jangankan sampai terbanggi besar, tol baru dibuka sampai ruas yang pada saat lebaran dilewati oleh Om Wahdi, paling sekitar 10 km saja.. Hufh... Akhirnya saya keluar tol dan melanjutkan perjalanan via lintas timur (Bakauheni-Sukadana-Menggala)..

Setelah belum berhasil mencoba tol bakauheni – terbanggi besar, kami menyusuri lintas timur.. Kontur jalan khas sumatera sangat menyenangkan untuk dilalui, meskipun kondisi jalan banyak lubang, persis seperti terakhir saya lalui di tahun 2001.. Tiba disaat mobil harus isi solar, beberapa SPBU tidak tersedia bio solar karena masih dalam proses pengiriman.. Setelah lebih dari 2 SPBU kita lewati tanpa ada 1 pun tersedia bio solar, akhirnya kami menemukan SPBU di Way Jepara yang menyediakan bio solar.. Langsung isi full tank, 49 liter.. Tangki penuh, jadi tenang bisa gaspol.. Ada yang menarik disini, terjadi antrian mobil cukup panjang untuk beli premium, ekor antrian nyaris mencapai area di luar SPBU..


Liat jam, sudah lebih dari pukul 12.30, sudah waktunya BBM driver dan penumpang yang harus diisi.. Sempat berkabar dengan om Lulu, menjajaki kemungkinan untuk bertemu namun sepertinya waktunya belum cocok, jadi kami melanjutnya perjalanan.. Tadinya kami pengen makan siang di RM Pagi Sore, namun ternyata masih jauh.. Jadi mampirlah kami di RM Siang Malam di daerah tulang bawang, dan ternyata sudah hampir pukul 14.00.. Pantes penumpang dari tadi nanyain “makan nya masih lama ya?”.. Hahaha...

Kurang lebih 30 menit kami makan siang, kami melanjutkan perjalanan.. Ini salah satu alasan kenapa kami pilih resto padang ketika Road Trip, cepat saji dan mengenyangkan.. Sampai dengan kayu agung, perjalanan masih menyenangkan meskipun dari bakauheni – kayu agung jalan >50% kondisi jalan berlubang..

Sekitar pukul 19.30 kami tiba di kayu agung, diarahkan oleh Gmaps untuk tidak lewat dalam kota dan benar saja jalan yang disarankan lebih sepi.. Namun.. Setelah gabung kembali ke jalan lintas sumatera, kami disambut kemacetan.. Kondisi lalu lintas cenderung berhenti, terlihat beberapa polisi berjaga di persimpangan namun tidak dapat berbuat banyak karena volume kendaraan sangat tinggi untuk kedua arah.. Idealnya, kayu agung – indralaya hanya berjarak kurang dari 30 km dan dapat ditempuh kurang dari 1 jam perjalanan..
Faktanya kami butuh waktu lebih dari 4 jam untuk menembus ruas kayu agung – indralaya.. Mobil berjalan dengan jarak yang sangat pendek, ga sampai 100 meter sudah berhenti lagi.. Yang bikin deg2an itu pas lagi berhenti di jembatan dan ada mobil dari arah berlawanan, itu jembatan goyang2.. Penumpang sejauh ini masih kondusif, logistik cukup, meskipun terus bertanya “ini macet karena apa sih?”.. Di suatu momen dua arah berhenti lebih dari 45 menit, banyak driver yang turun dan saling bertanya “itu tadi di depan macet karena apa? Ada mobil mogok? Accident? Atau apa?”.. Dan jawabannya sama, “ga ada apa2, cuma padat aja”.. Hufh... Saking lelahnya, saya sampe minta bantal untuk nyuri2 istirahat.. Menjelang indralaya, kami bertemu kemungkinan penyebab macet, yaitu truk BBM yang kehabisan bensin.. Alamak.. #tiba2 stres sendiri saya klo ingat momen macet disini..

Dah yuk skip.. Setelah melewati indralaya, kami langsung tancap gas menuju tol indralaya – palembang, saya ga ingat persis berapa panjang ruas tol tsb.. Yang ada dipikiran saya pokoknya segera sampe di hotel dan istirahat.. Beberapa saat kemudian, kami sudah keluar tol dan tiba dipersimpangan traffic light, jam di head unit menunjukkan hampir pukul 00.30.. Tiba2 terpikir sebuah ide, gmn klo ga usah ke hotel, kita langsung foto2 di jembatan ampera, klo malam pasti sepi dan lebih mudah untuk foto2.. Dan opsi itu disepakati oleh penumpang, jadi deh kita foto2 di jembatan ampera sekitar pukul 01.00.. Hahaha.. Liat hasil foto jembatan ampera, langsung hilang lelah karena macet tadi..



Setelah puas foto2 di jembatan ampera, kami menuju hotel 101 untuk istirahat.. Sampe kamar, ternyata penumpang pada seger2 semua dan laper, jadi deh kita pesan makan sekitar pukul 03.00.. Hahaha...
Perjalanan hari pertama ditempuh dalam waktu 22 jam, dari bintaro sekitar pukul 03.00 dan sampe di palembang sekitar pukul 01.00.. Perjalanan yang menyenangkan.. Namun akan lebih menyenangkan jika tidak macet..
Bersambung...