Selasa, 26/06/2007
Renault akan jadikan RI basis produksi MPV
* Cetak
SINGAPURA: Produsen mobil global, Renault SA, berencana menjadikan Indonesia sebagai basis produksi kendaraan penumpang (multi purpose vehicle/MPV) dengan membangun pabrik berkapasitas 150.000 hingga 200.000 unit per tahun.
Rencana tersebut akan diwujudkan Renault menyusul keputusan pemerintah yang akan menjadikan Kendal, Jawa Tengah, sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) sektor otomotif.
"Carlos Ghosn, orang nomor satu di Renault-Nissan, meminta pemerintah Indonesia menyiapkan tujuh hingga delapan item [insentif] saja tentang apa yang bisa disediakan pemerintah, tidak perlu daftar panjang [laundry list]," ungkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhammad Lutfi seusai bertemu dengan Chief Executive Officer Renault-Nissan pada World Economic Forum (WEF) on East Asia 2007 di Singapura, kemarin.
Dalam pertemuan selama 15 menit antara Kepala BKPM dan Ghosn kemarin, terlihat keseriusan produsen otomotif asal Prancis tersebut untuk lebih serius menggarap pasar Indonesia.
"Bahkan dia [Ghosn] merencanakan pada September komitmen investasi itu bisa ditandatangani di Paris saat kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke negara itu."
Matangkan rencana
Menurut Lutfi, pada Kamis pekan ini Ghosn juga akan mengirimkan timnya ke Indonesia untuk mematangkan rencana investasi di industri otomotif untuk merek Renault. "Untuk selanjutnya dimatangkan di kantor pusatnya di Paris."
Dia menjelaskan rencana Indonesia sebagai basis produksi Renault didasarkan pada kondisi pasar domestik yang kian membaik ditandai dengan peningkatan permintaan, khususnya untuk model Nissan Livina yang dalam dua bulan ini permintaannya melonjak 300%.
"Orang nomor satu di Renault itu komit untuk mengembangkan mobil jenis MPV di Indonesia. Tidak saja untuk pasar dalam negeri tapi juga pasar regional," ujarnya.
Untuk sementara waktu, kata Lutfi, Renault akan memanfaatkan fasilitas produksi milik Nissan di Purwakarta, Jawa Barat. Utilisasi pabrik Nissan sekarang dinilai masih relatif rendah dibandingkan kapasitas produksinya yang mencapai 30.000 unit per tahun.
Namun, seiring dengan peningkatan produksi dan penjualan, kapasitas produksi pabrik tersebut diperkirakan tidak akan mampu memenuhi permintaan pasar. "Oleh sebab itulah, Renault SA akan membangun pabriknya di Indonesia."
Lutfi menjelaskan pemerintah segera menyiapkan daftar insentif yang diminta produsen mobil Prancis itu. "Pada tahap awal, kami akan menyiapkan Kendal dengan segala infrastrukturnya untuk dijadikan free trade zone (FTZ), setelah Batam."
Selain itu, pemerintah akan menyediakan insentif lain seperti kebijakan untuk mengembangkan industri pendukungnya.
Di tempat yang sama, Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika Departemen Perindustrian Budi Dharmadi mengatakan potensi pasar otomotif domestik dan regional Asean sangat besar, sehingga menjadi daya tarik bagi produsen mobil global, termasuk Renault-Nissan, untuk berinvestasi.
"Untuk itu kami juga akan menyiapkan infrastruktur fisik termasuk pengembangan jalan tol, di samping merealisasikan amanah PP No. 1/ 2007 tentang insentif bagi investasi baru."
Pemerintah juga akan mengkaji kemungkinan menghapus tarif bea masuk bahan baku industri komponen pendukung yang belum bisa diproduksi di dalam negeri. (neneng.herbawati@ bisnis.co.id)
Oleh Neneng Herbawati
Bisnis Indonesia
Renault akan jadikan RI basis produksi MPV
Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
-
- New Member of Junior Mechanic
- Posts: 19
- Joined: Sun Jun 17, 2007 9:13
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2610
- Joined: Sat Apr 14, 2007 15:01
- Location: Kemanggisan, Jakarta Barat
Di Malaysia ada taksi bebas polusi yang dihibahkan oleh Renault....
Renault juga harus meneliti mesin dieselnya supaya dapat menggunakan solar dari Indonesia....
Renault juga harus meneliti suspensi yang cocok untuk jalan-2 di luar P.Jawa...
Jadi jangan asal bikin mobil terus dijual..... menuh-menuhin jalan...
Kenapa di Pulau Jawa lagi sih... emangnya pulau lain tidak perlu dibikin makmur ????? Bukannya Batam udah bagus untuk jadi free trade zone..????
Renault juga harus meneliti mesin dieselnya supaya dapat menggunakan solar dari Indonesia....
Renault juga harus meneliti suspensi yang cocok untuk jalan-2 di luar P.Jawa...
Jadi jangan asal bikin mobil terus dijual..... menuh-menuhin jalan...
Kenapa di Pulau Jawa lagi sih... emangnya pulau lain tidak perlu dibikin makmur ????? Bukannya Batam udah bagus untuk jadi free trade zone..????
Dari Solo ke Oslo

