Mungkin itu kata - kata yang pas untuk menggambarkan respon netijen maha benar dan maha bijak tentang Ertiga terbaru ini.
Banyak kontroversi yang ditimbulkan dari Ertiga terbaru ini, karena sebagian fiturnya ditambah tapi sebagian lagi dikurangi. Berbeda dengan saat pertama kali rivalnya, Mitsubishi Xpander muncul, rasanya nyaris semua orang melontarkan pujian terhadap mobil itu karena bisa dibilang muncul dengan amunisi paling lengkap dibanding sang market leader, Avanza.
Melihat Xpander yang demikian, rasanya sangat lucu jika Suzuki tidak berusaha untuk kompetitif dengan menghadirkan fitur - fitur terbarunya tapi malah dikurangi.

Tapi mungkin All New Ertiga sebenarnya tidak menyasar Xpander ?
Selama ini, saya masih nggak memandang Avanza dan Ertiga sebagai spesies yang sama. Sulit melihat keduanya sebagai kompetitor yang seimbang. Ertiga, sekalipun di-marketing sebagai rival Avanza, tapi saya tidak melihat Suzuki (along with Honda) berusaha menyamai Avanza terutama dalam hal konsep utilitarian nya. Bahkan mengemudikan ketiganya, feel Ertiga lebih ke Mobilio ketimbang Avanza. Seperti membandingkan Innova dengan Serena, nggak pas.
Baru Xpander yang keliatan beneran "niat" melawan Avanza, secara model keren, interior mewah, fitur banyak, dan ground clearance tinggi yang utama, meskipun kesan utilitariannya tidak sekuat Avanza karena mobil ini penggerak roda depan. Bahkan Ertiga dan Mobilio tidak terkesan mau "ngadu" ground clearance dengan Avanza seniat Xpander.
Melihat prestasi Ertiga selama ini, mobil ini dinamika penjualannya tidak sedramatis Mobilio yang langsung down low padahal sempat booming, posisinya ada di tengah-tengah tapi selalu stabil di angka segitu. Makanya ketika Ertiga baru muncul dengan sebagian fiturnya disunat, saya nggak kaget. Wong memang Ertiga dari dulu nggak pernah punya cita - cita jadi market leader, tapi di BC terus sama rivalnya yang udah mapan, kasian.
Brand Suzuki di Indonesia, lebih tepatnya, nggak pernah punya cita - cita jadi market leader meskipun di negara asalnya Maruti adalah market leader. Mereka hanya provide produk - produk yang nggak stand out, tapi ya sits "right there". Selalu ada kesan "pas" kalo nyetir dan liat mobil Suzuki. Miskin fitur nggak, tapi terlalu kaya fitur juga nggak. Mesinnya powerful nggak, tapi pelan juga nggak. Modelnya jelek nggak, tapi kebagusan juga nggak (kecuali S-Cross non Facelift). Harganya nggak kemahalan nggak kemurahan, selalu pas dengan apa yang diberikan.
Target market All New Ertiga pun sudah kebaca sebenarnya dari daftar equipment yang ada dan disunat : orang - orang yang cuek fitur (contohnya saya) dan maintain konsumen lama Suzuki / Ertiga lama. Suzuki meskipun pasarnya kecil, tapi diem - diem punya penggemar fanatik. Udah kenal 2 orang yang sekaligus punya Ignis dan S-Cross (salah satunya SR di SM) dan member aktif SM yang baru aja trade Ertiga GX nya ke Ignis GX...
Yang unik, fitur - fitur yang krusial justru ditambahi dan Suzuki lebih membenahi sektor efisiensi dan keamanan. Mau contoh ?
Pertama, yang kita tau, mobil ini pakai platform HEARTECT terbaru yang diklaim lebih rigid dan lebih ringan, improvementnya ada pada perubahan struktur floor / lantai mobil yang mana detailnya adalah bagaimana membuat sasis ringan plus rigid tanpa reinforcement berlebih : strukturnya diubah, letak - letak pivot pointsnya di redesign sehingga sasis baru Ertiga ini tak membutuhkan reinforcement sasis berlebihan yang akan berisiko menambah bobot.
Kedua, mesin baru K15B, binatang apa lagi ini ? Bahasa awamnya : mesin Ertiga lama naik 100cc. Dari profil bore x stroke dan bentuk mesin masih 100% sama persis dengan K14B. Stroke nya naik yang otomatis ada perubahan signifikan pada kurva torsinya. Power meningkat sekitar 12 hp dan torsi naik 8 Nm.

Lalu, ada hal yang unik di tipe GL, foglamp disunat yang agak sedikit mengecewakan, tapi Suzuki menggantinya dengan ABS EBD, jika dibandingkan dengan tipe GL sebelumnya ada foglamp tapi nggak ada ABS EBD, I would happily trade an old Suzuki Ertiga GL to the new one hanya karena ABS EBD. Dulu consideration orang yang ngerti ambil tipe GX pastinya karena ABS EBD, tapi sekarang saya ngeliatnya tipe GL aja udah cukup karena udah ABS EBD.

Foglamp dijual sebagai aksesoris pastinya, business as always...
Okay, let's begin.
Versi Video :
Styling
Jauh dari desain futuristic nya Xpander, justru arah desainnya lebih ke konservatif seperti Mobilio dan Livina. Tetap mempertahankan garis - garis simpel dari Ertiga lama secara keseluruhan, sehingga kesan elegant nya lebih kuat.

Bahkan dengan lampu utama yang agak mirip dengan Innova generasi 2 dan grill barunya membuat kesan bold di All New Ertiga ini makin kuat. Sayang lampu utamanya belum LED... Padahal jika diberi lampu LED bisa jadi LMPV pertama dengan lampu LED.

Bagian belakangnya lucu, agak kontroversial bentuknya dan terkesan aneh tanpa spoiler. Pilar D nya mirip Xpander, dan lampu belakangnya lebih ke mirip Honda CR-V Turbo meskipun gak pake LED garis. Tinggal kasih spoiler, jadi ganteng deh.



Makanya saya heran kalau dalam konteks target market disamakan dengan Xpander, wong dari styling aja orang gak akan se-ngeh kalo liat Xpander waktu pertama muncul di jalan raya...
Interior
Sekilas interiornya terlihat mewah, panel wood dimana - mana dan melintang sepanjang dasbor, bahkan di setirnya pun ada wood panel yang mengingatkan kita akan luxury cars semacam Mercedes S-Class, dan jika disentuh memang bener - bener terasa mewah untuk harganya, jauh lebih terasa mewah dibanding old Ertiga setidaknya di bagian setir...




Improvement lain ada di bagian cup holder yang diberi cooler, jarang sekali mobil di kelas ini memperhatikan fitur seperti ini, dan letak cup holdernya juga di depan tuas transmisi. Clever design ! Bahkan letak tombol AC pun agak di atas tidak bertabrakan dengan cup holdernya. Seperti well-thought design semuanya di mobil ini.

Ya, ngomongin tombol AC... Sayangnya masih pake knob puter - puteran biasa yang desainnya jelek. Bikin ancur semua kesan mewah yang ada di sini.

Berikutnya jelas, yang paling diributin orang : arm rest belakang hilang. Gak ngerti kenapa barang se-sepele armrest belakang sampe dihilangin. Lalu seatbelt height adjuster juga gak ada... Barang sepele loh.
Untuk ruang, acungi jempol untuk Suzuki yang benar - benar melakukan ubahan di sisi akomodasi. Size mobil ini memanjang sekitar 16 cm dan itu positif untuk ruang baris ketiga. Baik headroom maupun legroomnya cukup acceptable. Ini berkat mekanisme pelipatan kursi baris ketiga yang memungkinkan recline dan sliding menjadi satu kesatuan sehingga setiap kita ngatur duduk baris ketiga selalu akan dapet posisi ideal. Good job!

Bagasi pun ruangnya lebih memadai dibanding generasi lamanya...
Drive
Singkatnya, saya gak terlalu tertarik dengan apapun di Ertiga baru ini selain test drive karena detail - detail teknis yang disampaikan di iklan dan brosur. Maksudnya, di saat LMPV lain jarang ada yang terlalu merhatiin teknis, justru Suzuki me-marketingkan hal yang nggak terduga untuk sebuah LMPV.
Ya, Xpander menjual suspensi belakang yang "mengadopsi teknologi Lancer Evo X", tapi itu mah exageratting aja, susah banget ngomong double-action shock absorber pake bawa-bawa nama legenda yang udah mampus... Sampe bikin banyak jurnalis otomotif yang gak mudeng teknis bingung.
Mesin dan sasis ? Ah, mobil LMPV gak buat ngebut di sirkuit kok diributin. Mending nambah krum.
Ya, ini yang saya bingung, ngomongin pengembangan mesin dan sasis selalu dibilang buat ngebut di sirkuit. Gak ada relevansinya blas. Padahal ya sudah banyak teknologi mobil balap yang justru dibawa ke mobil jalan raya. Pengembangan "under the skin" selalu dianggap gak penting sama so-called "netijen maha benar dan maha bijak" padahal ini yang paling kerasa waktu kita nyetir, secara tidak langsung.
Untuk bahasan mesin dan sasis sudah saya kemukakan di awal review jadi langsung saja.
Pertama diserahin kunci, bentuk kuncinya beda dengan kunci Suzuki kebanyakan seperti Ignis dan Baleno. Keyless sih, tapi cuma kotak biasa macem kunci Grand Vitara lama.

Posisi duduknya lumayan tinggi tapi masih lebih rendah sedikit dibanding Ertiga lama, walaupun tetep kalah rendah dari Mobilio. Joknya punya profil support yang lebih baik ketimbang Ertiga lama meskipun tetep bagian bottom nya kurang menyangga badan, sama seperti Ertiga lama. Setir hanya bisa tilt belum telescopic.
Yang terasa lagi di genggaman tangan adalah tuas knob matic yang sangat besar, sangat mantap di genggaman tangan sekilas kayak bawa mobil mahal.

Injek gas dan wow.... Respon awal gasnya spontan sekali. Beda dengan old Ertiga dulu yang pijakan awalnya agak lemot. New Ertiga ini juga sekilas punya karakter kurva yang lebih padat berkat mesin yang naik 100cc. Tenaga masih terus ngisi sampai 5000 - 6000 RPM, kalau saya nggak salah inget dulu Ertiga lama di 5000 udah mulai bengek tarikannya. Karakter transmisi AT kurang lebihnya mirip dengan old Ertiga dan 4AT Suzuki kebanyakan, jarang punya kecenderungan early shifting dan kickdownnya agak lemot. Tapi berkat torsi yang nambah, gak terkesan underpowered seperti old Ertiga.
Lalu soal handling... ini yang mau saya highlight. Hal yang paling saya tidak suka waktu bawa Ertiga lama adalah rasa mobilnya males banget buat gerak. Badannya gede, tenaga cuma kurang dari 100 hp, AT nya lemot. Bahkan tipe Diesel nya pun tetep ada rasa mobilnya "males" karena berat. Dulu saya lebih enjoy bawa Avanza Veloz AT daripada Ertiga AT di rumah... Kalo buat grusa grusu Ertiga gak cocok. Tapi selain mesinnya yang tambah responsif, berkat sasis barunya bobot Ertiga juga justru berkurang dan struktur floorpan juga lebih kuat dan ini pengaruh sekali di handling.
Kesan itu hilang waktu nyetir All New Ertiga. Limbung dan flexing jauh berkurang, rigidity di bagian depan seperti ditambah dan steering response juga seakan dibuat lebih agresif sehingga New Ertiga lebih seperti mobil hatchback daripada MPV yang lebih panjang 16 cm dari pendahulunya.
Suspensi sekilas travelnya sedikit berkurang dibanding old Ertiga, tapi dengan settingan ini justru lebih pas jika dibawa sendiri, saya nggak ngerti kalau nanti dibawa full penumpang bagaimana. Yang jelas kaki - kaki lebih senyap dibanding old Ertiga yang masih suka berisik onderstelnya kalau lewat jalan keriting. Sepertinya mounting dan bushing - bushingnya menggunakan material yang lebih bagus. Semoga saja lebih awet dibanding yang lama...
Karena waktu yang terbatas, jadi ini hanya sebatas first drive experience. Semoga dalam waktu dekat tim SM bisa dapat unit nya untuk pengetesan lebih lanjut. Kesimpulan nanti deh kalau udah dapat unit.
Dan pertanyaan yang banyak ditanyakan oleh orang waktu tau saya udah nyoba mobil ini :
Bagaimana jika dibandingkan dengan Xpander ?
Meski target marketnya berbeda, tapi secara logis orang akan membandingkan dengan Xpander, so, mari kita bahas saja. Faktanya Xpander tipe tertinggi masih lebih mahal dari Ertiga GX AT sekitar 20 juta-an, jadi jika ada poin - poin yang membuat Xpander lebih mahal pastinya ya wajar saja.
Secara teknis, sebenarnya Xpander inferior dibanding Ertiga. Mobil ini punya bobot yang lebih berat jadi dibanding All New Ertiga, Xpander akan terasa lebih underpowered. Xpander menang di sektor kenyamanan suspensi belakang dengan shock absorber double actionnya. Tapi tidak di sektor pengendaraan. Sehingga jika saya harus milih 1 untuk disupirin, Xpander akan jadi pilihan saya. Tapi untuk nyetir sendiri, Ertiga lebih baik.
Secara kemewahan, ya tentu Ertiga sangat inferior dibanding Xpander. Material plastik, bahan fabric jok, panel - panel, semua lebih terasa solid di Xpander dibanding Ertiga.
Intinya secara sekilas Xpander lebih diperuntukkan bagi konsumen LMPV yang punya slogan "saya suka meVVah" ... Karena sebenarnya harga mahal dan "inti" dari Xpander adalah rasa mewah yang diberikan. Sedangkan Ertiga lebih ke konsumen yang punya ekspektasi lebih simplistik.