Menjawab beberapa permintaan, saya yang bukan reviewer mobil ini mencoba untuk me-review mobil di atas ya. Mohon maaf kalo ada banyak kekurangan
![Yes / No [emo-yesno]](./images/smilies/2017-yesno.gif)
Saya adalah salah satu pecinta KIA Sedona, saat ini saya memiliki 2004 Kia Sedona LS dan 2018 Kia Grand Sedona Ultimate. Saya sengaja menggabungkan review kedua mobil ini menjadi satu topic agar mudah dibandingkan

KIA Sedona LS 2004 (1st Gen)
- Mesin Bensin: Petrol Rover KV6 24-Valve Quadcam V6 2500cc, FWD
- Body/Chassis Structure: Monocoque, Body Color: Royal Blue
- Performace: 150HP/224Nm @ 4000rpm
- BBM: Pertamax Turbo, dalkot: 1:9, tank: 75L
- Comfort: Driver electric seat & lumbar, Captain seat, Ban: Michelin XM2
- Mileage saat ini: 200rb-an KM. Rawatan Beres: KIA Sunter, KIA BSD & KIA Bintaro
- Sudah full Overhaul, Shockbreaker semuanya telah ganti baru

Saya merupakan pemilik urutan ketiga, dan saat hunting mobil ini kebetulan saya coba menimba ilmu dan informasi dari para suhu di CSOC, forum internet dsb tentang masalah-masalah yang ada. Waktu yang dibutuhkan sampai dapat unit yang pas di hati kurang lebih 6 bulanan. Saya memilih Sedona dibanding Carnival dengan beberapa pertimbangan berikut:
- Rem tromol belakang sudah menggunakan drum yang besar
- Blok mesin sudah upgrade guna menghindari penyakit blok mesin retak di generasi sebelumnya
- Mesin sudah Euro 3 kalo tidak salah. Konsumsi BBM lebih irit dari generasi sebelumnya
- Kosmetik : warna exterior sudah two-tone
Saat mendapatkan mobil ini saya sudah inspect terdapat masalah di solenoid matic, as roda dan extra van, namun sebelumnya saya sudah check ke Beres KIA Sunter biayanya. Saat ambil mobil langsung masuk ke beres KIA Sunter.
Selama mobil ini menemani keluarga kami, banyak suka duka yang kami alami dari masalah overheat, kompressor AC, Mounting, MAF/IAC dan masalah minor lainnya. Semua saya percayakan perbaikan ke bengkel resmi karena harga sparepart juga menurut saya tidak mahal dan semua terbayar dengan kenyamanan dan ketangguhan mobil ini. Untuk performa di jalan tol, TOP Speed yang pernah saya coba sampai 170-an Km/h, suara Kick Down cukup garang. Salah satu yang membuat saya surprise adalah AC-nya yang 6PK sangat dingin bahkan diterik siang hari, selain itu konsumsi BBM yang irit untuk mesin sebesar itu. Suspensi mobil ini juga sangat nyaman bahkan menurut saya lebih dari MPV mewah di atasnya. Untuk handling, gejala body roll dan bouncing sangat minim, peredaman suara juga baik. Banyak detail di mobil ini yang mungkin tidak terdapat di mobil sekelasnya, seperti adanya chiller udara ke arah kaca samping untuk menghilangkan embun dan adanya push-out cup holder di kursi penumpang tengah.
Untuk interior, jok sudah saya ganti dengan jok kulit Danilo, dan pernah di-detailing oleh Master Poles om Gio. Berikut penampakannya:





Overall, menurut saya mobil ini memiliki impresi yang berbeda dengan kompetitornya dari Jepang dan walaupun banyak caci-maki dan cemooh yang pernah saya terima tentang mobil ini, tidak pernah melunturkan rasa cinta kami sekeluarga terhadap gajah tua ini hehee. Berikut kira-kira besarnya si gajah:

Beberapa kekurangan mobil ini selain brand image:
- Mekanik beres yang menurut saya perlu diimprove skillnya
- Dashboard sedikit rattling setelah mobil terjemur panas terik matahari (windshield menggunakan VKool70)
- Pintu sliding seringkali berat dan kurang presisi (akibat umur)
- Handle pintu sliding yang mudah patah apabila salah teknik membuka pintu
KIA Grand Sedona Ultimate 2018 (3rd Gen)
- Mesin Bensin: Lambda II MPI 3.3L V6
- Body/Chassis Structure: AHSS, Body Color: Titanium Brown
- Performace: 270HP/317Nm @ 5200rpm
- BBM: Pertamax Turbo, dalkot: 1:9 (belum test full), tank: 80L
- Comfort: Standard Ultimate feature, Ban: Kumho

Sejak mobil ini launching perdana diluar saya sudah seringkali bertanya ke KIA Motor Indonesia, kapan mobil ini akan masuk ke Indonesia. Informasi yang saya dapat tidak ada yang pasti bahkan saya dapat juga informasi kalo masuk pun akan masuk yang Diesel. Karena Sedona 2nd Gen juga tidak masuk Indonesia, saya anggap versi ini pun mungkin tidak akan hadir di Indonesia, oleh sebab itu saya memutuskan ambil Alphard G tahun 2015. Saat hadir di GIIAS 2016 sudah ada titik terang namun memang harga yang diprediksi agak tinggi, tapi di luar memang harganya juga tergolong tinggi bedanya full feature.
Saat saya memutuskan membeli mobil ini, indent memang tidak lama namun order sudah lumayan bertambah dibanding saat keluar di 2016. Beberapa missing point yang saya rasakan di versi Indonesia ini:
- Exterior: Grill bukan menggunakan Diamond Grill seperti versi luar
- Camera hanya reverse Camera, padahal dari tahun lalu versi luar sudah menggunakan Camera 360
- Layout kursi yang dimasukkan adalah 4 baris bukan 3 baris dengan captain seat+foot rest yang kursi baris ketiga bisa dilipat masuk kedalam rata lantai
- Tidak ada parking sensor
Beberapa kekurangan/unik yang saya rasakan di mobil ini adalah sebagai berikut:
- Tidak ada sensor parkir depan belakang sehingga kadang menyulitkan pada saat parkir dan jalanan padat
- Spion tengah tidak dilengkapi Auto-dimming, hanya day/night view saja sehingga terkesan jadul
- Steering wheel yang agak ringan mungkin pada setting electric power steeringnya ya.
- Fungsi smart tailgate yang memungkinkan kita membuka tailgate secara otomatis hanya dengan berdiri dibelakang mobil kadang membuat kuatir saat kita tanpa sengaja membawa kunci dan sedang stay di belakang mobil dan otomatis pintu akan terbuka setelah beep warning panjang. Untungnya fungsi ini dapat di nonaktifkan.
Berikut foto-foto perbandingan ukuran dan model antara si tua dan penerusnya ya heheh, semoga berkenan:




Secara dimensi, KIA Grand Sedona lebih panjang dan lebar dari Alphard Gen-3 dan Sedona LS. Berikut perbandingannya kira-kira:





Demikian dulu review singkatnya, semoga bermanfaat dan dapat menjadi informasi tambahan bagi teman-teman sekalian hehe..

