
ijinkan ane untuk lagi-lagi menulis sepatah-dua patah Review.
Sebuah sedan dari daratan Munich, Germany. Of course, it's a Beemer.
Sebuah BMW 520i Modern (F10)

============================
Intro
Sebetulnya semua yang terjadi hari ini adalah coincidence.
3 Minggu yang lalu setelah melihat pameran di GrandCity dan masuk ke dalam sebuah 520i, ane sangat mengagumi ambient kabin dan posisi duduk yang sangat rileks. dan terpikir di otak ane "why don't we take a spin?"
sayangnya waktu itu unit TD tidak dibawa. jadi ane kontek kucing untuk menemani ane TD 520i. Setelah scheduling dan tertunda beberapa kali akibat jadwal TD lain, akhirnya minggu lalu saat di GM (sekaligus mini KuSeM dengan madcat, sandal, dan Felix_Wasir), madcat ketemu dengan orang BMW kenalannya, dan kami janjian untuk TD sabtu ini.
Kemudian 3 hari yang lalu ada sebuah kabar dari Madcat :
"Bro ChZ, kita sabtu ke Araya!"
errr... bukannya BMW di HR Muhammad? Ahh, lalu sebuah gambar dipost oleh madcat di grup KuSeM :
Yes! bertepatan dengan sebuah acara yang diadakan oleh Astra BMW. dan unit TD yang ane incar ada di sana. And luckily, kami tidak perlu berjuang dengan traffic Surabaya Barat yang seperti neraka di sabtu siang.
Dan pagi ini, ane meluncur untuk menjemput kucing dari kandangnya, lalu kami langsung ngibrit ke TKP. Tentu saja, ane tidak melewatkan moment ini untuk mengambil sedikit photoshoot

Akhirnya sampailah kami ke TKP dan disambut oleh 3 unit mobil yang siap untuk dipera.... errr.... di TD. 320i, 520i, dan X3 2.0d.
Dan karena madcat yang mengerti betapa obsessed nya ane dengan 5-series, kami pertama kali memasuki 520i berwarna putih terlebih dahulu, yang ane kira itu 535i karena menggunakan rim 18inches



dan ternyata ini standar! bukan optional


So, here we go.
==============================
BMW Without Bangle?
Pertanyaan yang mungkin ada di benak para BMW-fans setelah Christopher Edward Bangle atau akrab disapa dengan Chris Bangle meninggalkan BMW. Ya, chief designer BMW tersebut akhirnya meninggalkan BMW di tahun 2009.

Yang pertama menjadi pertanyaan adalah, bagaimana tampilan BMW di masa depan tanpa Bangle?
Selama ini karya tangan Bangle dikenal kontroversial dan menerima banyak pujian dan caci maki dari beberapa kritikus. Bahasa desain radikal Bangle sangat sulit diterima oleh masyarakat pada masanya. Beberapa buah karya Bangle seperti seri-7 E65/66, seri-5 E60/61, seri-3 E90/91/92, dan beberapa model BMW lainnya di era 2001 sampai 2010. Disebut sebagai era "Deconstructivism". Peninggalan terakhir Bangle yang bisa kita lihat sekarang adalah di BMW 7-series F01.

Banyak orang mengagumi desain Bangle, sekaligus banyak orang yang membencinya.
Apakah desain Bangle jelek? Subjectively, nope. Justru desain Bangle ini menjadi influence beberapa mobil masa kini. Paling kentara kita lihat di Honda Accord CP2 2008-2012. Potongan pilar C ke bagasinya begitu mirip dengan 5-series E60, sengaja dibuat "patah". Dan tail lamps yang mirip dengan seri-7 E65.


Nope, desain Bangle sama sekali tidak jelek, hanya saja radikal dan melebihi zaman. Justru ketika kita melihat model-model BMW era Bangle di masa sekarang, malah terlihat relevan. Semakin berumur semakin cantik, bukan malah menua seperti kebanyakan lawannya.
Lalu, bagaimana setelah peninggalan Bangle?
Posisi Chief Designer BMW diteruskan oleh Adrian van Hooydonk. Kabar bagusnya, van Hooydonk memiliki hubungan cukup dekat dengan Bangle sewaktu Bangle masih di BMW. Hooydonk sendiri orang yang juga mendesain E64 6-series dan juga E65 7-series. van Hooydonk sendiri memiliki pandangan radikal yang sama dengan Bangle.

Van Hooydonk
Hanya saja, pendekatannya berbeda. van Hooydonk memiliki filosofi berbeda : understated exterior with high-value interior.
Hasilnya? Yes, seperti yang kita kenali sekarang, BMW F10 5-series. Exterior F10 sendiri didesain oleh Jacek Frohlich, head of exterior design BMW dari Januari hingga Oktober 2010. Frohlich mendesain exterior 5-series dengan konsep "must feel longer and sporty, like a sports coupe".


Jacek Frohlich
Sporty? Well, kalo sama E-Klasse W212 dan A6 sih memang F10 masih terlihat paling sporty. Desain F10, however, tidak se-radikal E60, lebih mudah dicerna oleh masyarakat luas, dan memang terlihat lebih classy. Selengkapnya di Review aja lah.
Tetapi jika boleh saya bilang, F10 adalah "missing link" antara BMW era Bangle dengan BMW masa sekarang. F10 adalah "transisi" dari Bangle-era ke present-era.

Karim Habib (kiri) w/ Van Hooydonk
Tahun 2011 Karim Habib, mantan designer BMW yang juga turut terlibat di perancangan exterior 7-series F10 yang pindah ke Mercedes, kembali lagi ke BMW, lalu menjabat menjadi "Director of Design". Van Hooydonk sendiri dinaikkan pangkatnya menjadi Vice-President BMW. Dan BMW mendapatkan corporate identity baru sejak Karim menjabat. Orang yang cukup berjasa menciptakan corporate identity baru sekaligus membuat tampang BMW terbaru lebih segar dan lebih agresif


................... yang sepertinya juga meng-influence Mazda dalam mendesain Mazda6


Back to 5-series.
5-series di Indonesia masuk dalam 5 trim : 520i Modern dan 520d Modern sebagai entry level, 528i Luxury sebagai mid-level, 535i M Sport sebagai top trim. Dan tentu saja, the almighty F10 ///M5 bermesin V8 4.4L TwinTurbo

Dan model yang akan saya review ini adalah model terbaru yang baru saja mendapatkan Facelift di awal 2014. Revisi berupa grill, bumper, dan beberapa ubahan minor termasuk i-Drive yang lebih lengkap. Model 520i bermesin N20B20 4-silinder TwinPowerTurbo dengan spek 184hp/270Nm. Mesin ini juga digunakan di 528i dengan output lebih besar, 245hp/350Nm.
Cukup signifikan bedanya daripada Mercedes yang E200 dan E250 cuma beda 20hp aja.

OK, daripada berlama-lama langsung saja reviewnya. Hereby i proudly Present :
BMW 520i Modern F10

Reference :
http://www.bmwism.com/bmws_designers.htm
=================================
1. Exterior
Seperti yang sudah banyak saya bahas di atas, F10 masih belum mendapatkan "wajah baru" BMW seperti F30. Bagaimanapun, guratan desain dari Frohlich cukup berhasil membuat F10 terlihat panjang namun tetap sporty.


Tampang depan terlihat lebih garang, dibanding F10 pre-FL yang terlihat begitu konservatif. Revisi di bumper dan grille untuk versi FL ini seakan menegaskan bahwa F10 tetaplah sebuah BMW dan tetap sporty. Bumper depan begitu mirip dengan seri-3 dan grill yang seakan terlihat seperti gigi seekor ikan hiu yang lapar siap menerkam seekor kucing yang tenggelam....


Revisi pada penampilan F10 ini sedikit mengingatkan pada New Z4.


Sementara beralih ke bagian sampingnya, proporsi F10 betul-betul pas. Profil sedan panjang, wheelbase panjang, roda berukuran 18inches. Stance roda begitu pas mengisi ruang fender, tidak seperti 520i PFL yang fendernya terkesan kopong akibat ukuran velg kecil.
Dari tampilan samping saja kita bisa mengidentifikasi bahwa F10 punya "split-personality", di satu sisi ia keliatan sporty, di sisi lain ia terlihat sangat elegan tanpa harus tampil berlebihan dengan chrome 100ton atau guratan garis aneh. Sekilas terlihat lebih panjang dari dimensi aktualnya, yang hanya sepanjang Honda Accord CP2 dan New Mazda6, yaitu 4,9m.



Melongok sedikit ke belakang.... mmmm..... sedikit terkesan konservatif. Sekilas kita akan sulit membedakan seri-5 dan seri-3 di jalanan kalau liat dari belakang. Meskipun jujur, bentuk stoplamp ini saya jauh lebih suka dibanding E60. Lebih terkesan sleeper dan less-aggressive. Filosofi untuk terlihat understated pun nyata paling terlihat dari bentuk lampu belakangnya.
Overall, apakah saya suka exteriornya?
Yes, absolutely, yes! Melihat exterior F10 saya serasa ingin memilikinya. Profil sedan dengan wheelbase panjang dan tampang sangarnya membuat siapapun jatuh cinta. Plus, penggunaan 18inch alloy rims dengan finishing warna gunmetal membuat F10 facelift ini terlihat sangat proporsional.
Exterior Score : 10/10
===============================
2. Interior
Here we go. Bagian favorit saya di F10.

Ambient kabin dari F10 begitu menyenangkan dan inviting. Posisi duduk di baris pertama sangat nyaman dan rileks.
Warna interior untuk unit test kami berwarna merah, yang jujur saja saya kurang sreg. Lebih suka warna hitam untuk interiornya, senada dengan dashboard.
Cluster Meter

Cluster sederhana ala BMW, tidak terlalu bling-bling dan tidak terkesan high-tech seperti di Mercedes. Karena semua high-tech terdapat di sistem i-DRIVE.
Steering wheel

Steering wheel yang berbahan lembut dan ukurannya pas di genggaman.

Dashboard

Dashboard begitu simpel dan fungsional. Semua tata letak instrumen mudah dijangkau dan dioperasikan. Pun layar i-DRIVE yang tidak terlihat cheap seperti di present Mercedes.
Kekurangan dari dashboardnya adalah : wood panel berwarna terang !


saya lebih prefer carbon panel atau piano finish, karena bagaimanapun wood panel terlihat sangat overrated di sebuah BMW.

dan nightmare wood panel ini berlanjut ke......
Doortrim!

Center Console!

Serius, wood panel menjadi pengacau interior keseluruhan. Dan hal buruknya wood panel ini tidak bisa diganti carbon atau piano finish

Center Glovebox

Cukup baik dengan slot USB dan tempat untuk meletakkan HP anda. Practical.
Sunroof!


Dilengkapi dengan wind deflector.
Bagaimanapun, meskipun detail di F10 ini cukup baik dan ada beberapa refinement seperti :
Bagian sambungan panel tengah, PFL (photo by AD74YA) :

dan di unit TD saya (FL) :

tetap kualitas materialnya tidak sebagus Mercedes. Jok kulitnya tidak terasa lembut seperti di Mercedes, begitu pula untuk bagian - bagian lain, terasa sekali materialnya kurang berkualitas jika dibandingkan dengan Mercedes.
Overall apakah saya suka interiornya?
Mmmmh. In terms of practicality, yes. In terms of material, no. Tapi karena saya masa bodo dengan interior quality, jadi saya yes saja

Interior Score : 7/10
==============================
3.iDrive System and Entertainment
Yah, bagian paling rumit dan saya paling males jelasin. Karena saya gaptek dan naik mobil selama ini taunya ngegas doang

Meskipun iDrive di BMW sekarang sudah simplified, jauh lebih simpel dibanding iDrive di BMW - BMW lawas yang katanya mau naik mobilnya aja harus dikuliahin 3 SKS dulu.
Anyway mengoperasikan iDrive di F10 Facelift ini cukup mudah. Here's the menus.

Mulai dari bagian paling menarik dulu :

Powahhhhmeter!


Vehicle status

Trip Computer. Please, there's nothing to do with the average FC



Dan reference buat yang males buka manual book.

EfficientDynamics.... mmmh... seriously, nothing to do with this kok

Dan masih banyak lagi menunya...... ahhh sudahlah.... capek saya kalo harus bahas menu satu-satu

Sound System
Jujur saja sound system di F10 ini kurang layak untuk mobil seharga 1M, HiFi standar BMW untuk kuping standar saya saja terasa kurang nendang. Rasa-rasanya speaker standar VW Golf TSI standar saja lebih nendang. Entahlah. Apa kuping saya salah

==================================
4. Accomodation
Belom sampe ke driving ya?

OK lah, untuk akomodasi, 5-series cukup acceptable walaupun tidak terlalu spesial juga.

Legroom belakang tidak bisa dibilang terlalu lega, tapi masih lebih lega daripada Mazda6, masih kalah lega dari Honda Accord. Ya bagaimanapun nggak terlalu masalah, buktinya saya dan madcat bisa duduk di belakang dengan cukup nyaman

Dan bagian menarik yang membuat F10 layak disebut proper family sports-saloon :

Armrest belakang multifungsi


Dan rear AC vent plus beberapa kompartemen kecil, practical indeed

Boot space... errr... lupa liat

===================================
5. Driving Impression
Yes Please! This is the most exciting thing when we talk about BMW. Nggak peduli itu seri-3, seri-5, seri-7, seri-X sekalipun, point utama BMW adalah Joy of Driving

Under the hood, sebuah mesin N20B20 (lupa foto saking excited nya) 1.991cc TwinPowerTurbo bertengger. Spek teknis 184hp @5000RPM dan 270Nm @1250-4000RPM Flat. Spek yang sama dengan BMW 320i F30. Dipadu dengan transmisi ZF 8-Speed. Jujur saja saya agak skeptis. Bodi sebesar ini dicemplungin mesin berkapasitas 2000cc? Sebuah powertrain yang lebih kecil dari New Mazda6 atau New Accord?

Specwise, F10 520i memiliki horsepower sama dengan SKY-G 2.5 di Mazda6 dan torsi yang lebih besar 20Nm dari SKY-G 2.5L. Dan torsi yang flat dari 1250-4000RPM rasanya cukup menjanjikan. Mazda6 sendiri torsi puncaknya di 3250RPM.
OK, start the engine dan kita berangkat. Saya dan ko D sang sales duduk di depan, sementara madcat memilih duduk di belakang, as a mahakitteh.



FYI, Kontur jalan yang saya lewati adalah paving, perfect for sound-testing, not good for drifting


Saya menjalankan mobil di kompleks dengan tanpa ekspektasi berlebihan, pertama saya coba jalan santai. Hajar polisi tidur dan "JEDUK"

Lalu saya hajar full throttle, mobil merespon cepat, tidak terasa turbo lag yang signifikan seperti di SLK200. Dan BOOM! Transmisi ZF 8-speed menyalurkan torsi ke roda belakang dan mobil melaju sangat effortless, semua di luar dugaan saya. Saya kira dengan bobot lebih berat dari F30 dengan mesin sama, F10 akan terasa lame dan lamban seperti mobil orang tua, ternyata tidak. Torsi begitu berlimpah, perpindahan gigi begitu cepat dan agresif. Dipadu dengan engine note yang cukup menggugah, walaupun tentu saja tidak se-menggugah Inline-Six, bagaimanapun ini masih Inline-4 biasa.
Yang bener aja..... Seriously BMW? This car was heavier than 3-series, but still having the same quick response? How come?

Dibandingkan mesin M156 Mercedes yang pernah saya coba di SLK200, mekanikal di BMW jauh lebih refined. Turbo lag tidak terlalu signifikan, transmisi 8-speed berpindah cepat dan halus tanpa menyentak, walaupun tentu saja kekurangan terbesarnya, gearbox terasa agak jerky di kecepatan rendah.
Sampai ke polisi tidur berikutnya yang lebih tinggi dan "JEDUAK". F##k!!!!!!!!!!!!!





Next, madcat menyuruh saya mencoba bermanuver dengan mode COMFORT. Begitu saya bermanuver bodyroll terasa sangat besar seperti mengemudikan sebuah Toyota Camry dan respon throttle menjadi tidak seagresif sebelumnya. Berikutnya coba ECOPRO, even worse.
Nope, BMW diciptakan untuk bersenang-senang

Memastikan traffic kosong, saya hajar gas di bundaran komplek Araya, saya belokkan setir dengan tajam sambil menambah gas. Seketika pantat mobil mulai menari di paving, bokong langsung bergeser dan terjadi oversteer yang terkontrol lalu saya koreksi. Woahhhh, this car also can drift


Jika oversteer di SLK200 bikin saya ngeri saking mobilnya tidak balanced, tidak di 520i F10. 520i terasa sangat balanced dan mudah dikontrol, distribusi bobot 50:50 khas BMW benar-benar menunjukkan kehebatannya disini. Oversteer di 520i malah terasa sangat fun! Dibantu bodyroll minim dan steering yang sharp, 520i is surely a surprise for me!
Dan ini baru 520i, entry level 5-series. Saya nggak bisa membayangkan how tail-happy is 528i, 535i, or even M5.
Then, how's the comfort? BMW kan mobil buat fun, keras dong?
Dan ini satu hal yang jadi surprise juga. Sepanjang perjalanan madcat yang duduk di belakang tidak protes apa-apa. Bantingan terasa agak firm tapi damping 520i terasa nyaman, lebih nyaman dari Toyota Harrier. Bahkan madcat sendiri yang pernah merasakan E250 W212 FL berkata lebih prefer berada di dalam F10.
........................... Dan saya nyaris lupa mobil ini pake RFT....... sebelum saya berusaha cari cacatnya : road noise!
Wind noise teredam dengan baik, sayangnya road noise cukup signifikan untuk mobil 1M. Sekali lagi untuk mobil 1M ya. Kalo sama CR-V ya masih lebih kedap 5-series.
Tapi dibandingkan sesama mobil 1M, rasanya 520i paling berisik. Yea, drawback of RFT............ dan saking ngototnya BMW dengan idealisme distribusi bobot 50:50 yan gak mau pasang ban serep.
But yes, itu bisa dimaklumi tentu saja, karena bicara road noise di BMW tentu saja nggak pada tempatnya. Engineering is the point of BMW.
Setelah selesai saya kembalikan 520i ke tempat awal, dan saya parkirkan mundur, no parking cameras.

Surprisingly, memarkirkan 520i pun cukup mudah. Yes, parking cameras are for pussies

Overall, how's the driving impression?
It can drift, it can bring your grandparents comfortably and quickly to their destination. What else do you want?
Driving Impression Score : 9/10
===================================
6. Verdict
520i F10, sebuah sedan yang melebihi ekspektasi saya. Sedan besar yang sama sekali tidak terasa besar, mesin kecil yang sama sekali tidak terasa lamban, dan tentu saja sedan ini mampu membawa orang tua dengan nyaman dan anda bisa melakukan some stunts dengannya.
Sedan dengan split-personality yang menyenangkan. Seketika membuat saya jatuh cinta.
Tampilan agresif, performa menyenangkan, fun to drive, handling yang well-balanced, bisa ngedrift, plus nyaman dan terkesan understated? What else can this car do?
And note it : this car is fuel-efficient! As seen on the idrive monitor, 14,5L/100KM dengan gaya nyetir agresif saya yang dikit-dikit bejek pol alias 6,89km/l atau 7 km/l. What a car!
Dengan harga OTR 1,008 Miliar rupiah dengan potongan sebesar 100juta menjadi 908juta rupiah, it's a bargain. Sebagai perbandingan, arch-rivalnya E200 CGI seharga 946juta Rupiah.
Warranty selama 2 taun termasuk spare parts. Service Inclusive 5 taun.
In the end, Mercedes memiliki detail dan material yang berkualitas, sedangkan BMW memiliki split-personality. The choice is yours.

Tapi untuk middle-aged man yang mengalami krisis paruh baya, 5-series lebih cocok sepertinya. #colek oom sukribo


================================
Sekian Review saya, selamat membaca
