
Kembali nubie meripiu sebuah mobil... yang kebetulan bersamaan dengan sesi TD sodara jauhnya hari sabtu kemarin, hanya saja, ane memprioritaskan ripiu Datsun duluan...
===============================
Sebelum TD Datsun dan beberapa saat setelah bro Nyoman datang, sang sales segera mempersiapkan roti tawar yang benar2 tawar... Yang benar2 membuat ane penasaran dengan roti tawar sebelumnya yang pernah ane TD...
Nissan Serena C26 Highway Star 2013


Dan begitu ane melihat penampakannya, body repair telah selesai dengan sempurna tetapi kaca depan yang pecah... Why can't i get a proper tombstone... errr... Nissan car?

===============================
Eksterior
Jujur, ane suka dengan front end nya... cakep dan tegas dengan garis mengotak...



... hingga ke headlamp yang apes nya masih belum dilengkapi lampu proyektor.


Tentu saja, fungsi proyektor di headlamp digantikan dengan gril krum segede gaban... and here we see, the gril is doing a bling2 thingy...

The chromier, the better, the luxurier...

Beralih ke sisi samping, dan jujur, di sini ane mulai menyukai penampilan lekukan C26... Benar2 proper people mover... Kaca super besar terbentang dari depan hingga belakang dan tentu menjadi pekerjaan melelahkan bagi installer kaca film...

Dan didukung dengan ban berukuran... errr... segitu, dan tipe nya... Ecopia... yes2... ane salah baca, karena ane pikir "APA!? Ethiopia!?" *plakkk*


Nah, semua impresi bagus ane tiba hancur lebur begitu melihat bokong mobil ini... Layaknya one night stand dengan nonik super sempurna dan berakhir dengan kekacuan karena sang nonik murus2 akibat salah makan. Disaster!



Benar proporsional bokong C26 untuk ukuran roti tawar tanpa kulit. Lurus sempurna bagai dipancung guilottine atau light saber...
Satu lagi, Nissan memutuskan untuk bercanda dengan door handle di mobil ini. Tombol untuk mengunci pintu berbeda warna...

Benar2 mirip Hyundai jaman jebot dimana baut2 untuk mencegah mobil tercerai berai di jalan berwarna warni layaknya lampu pohon Natal. Christmas comes early!


All in all, sebuah properly boxy roti tawar dengan front end dan sisi samping yang cukup enak di kunyah... err... dipandang. Tetapi bokong nya sanggup membuat mata ane katarak dan glaukoma. Saran ane, demi kemanusiaan, ada baiknya membiarkan pengemudi lain mendahului mobil ini.

===============================
Interior...
Disinilah, ane semakin bingung dengan pilihan rasa dari para roti tawar yang berkeliaran di pasar.
C26 memilih dominasi warna hitam di interior dan langsung menyerah dengan pilihan fabrik di kursi yang cukup... begitulah. Impresif? nope. Rubbish? nope. Somewhere in the middle? yes.

Doortrim dengan kombinasi fabrik dan plastik yang terlihat selusuh kaos kaki basah... dengan tombol2 yang tidak mengundang untuk ane pencet... Plus... kenapa itu sekrup di handle tidak ditutup dengan plastik? Ini mobil 400jeteng dan CBU *kata salesnya, dan setelah bertanya ke rekan2 SMers, ternyata CKD* seharusnya detail2 seperti ini diperhatikan.


Dashboard berwarna hitam dengan piano finish di tengah yang menutupi betapa kacaunya Head Unit roti ini. Head unit nya sendiri memiliki resolusi yang cukup menyedihkan. Blurry layaknya TV CRT jaman jebot dengan antena berkarat di tengah hujan badai... Di bawah HU tersebut terdapat console AC digital yang dapat mengendalikan fan belakang, tetapi jangan harap dapat 3-zone climate control di marih... hanya blower control.
Di sisi pengemudi terdapat instrumen panel dan glove box... Nice touch karena instrumen panel diletakkan begitu tinggi di dashboard dengan desain setir yang menurut ane: jelek.
Instrument panelnya sendiri digadang2 Nissan sebagai digital LCD...

Dengan MID di tengah yang menunjukkan range --- km lagi *kayaknya ane dikutuk kalau TD harus menggunakan uap bahan bakar*


Nah, om bimo_s mengingatkan ane:
B: "metced... tuh cluster ga kayak Jag yang full TFT hi-res lho"
M: "ciyuz om...?"
B: "ciyuz, seperti kalkulator jaman jebot, tapi dikasi warna"
M: *le_die*

Dan ternyata benar... ada pixel/segment yang kaput.


Haloooo... ini mobil TD... why it is so lousy?



Anyway, semua kekacauan di baris depan berakhir begitu pindah ke baris kedua. Kursi dengan leg room yang lega dan bisa dijadikan bench dengan menggeser kursi kiri ke tengah... dan sayang nya hanya kursi kiri saja.

Tentu saja, tidak lengkap rasanya membicarakan C26 tanpa mode SMART di kursi...
Saat pre-deployed, center console yang terlihat normal bertengger di baris pertama...

Dengan menarik sebuah tuas di bagian bawah belakang ataupun di depan console tersebut akan menyebabkan console tersebut bergeser ke belakang...

Dan begitu sudah terkunci dengan baik di posisi nya, benda ajaib tersebut dapat menjadi:
- Sebuah Center console di kursi baris kedua

- Arm rest sehingga kursi baris kedua menjadi semi captain seat, atau menghilangkan arm rest dan kursi baris kedua menjadi full bench seat

Setelah proses geser menggeser berakhir, tentunya baris pertama kehilangan center console nya dan memperlihatkan rel yang tidak simetris... *doh!*


Berhubung Nissan memberikan roof-mounted 10 inch TV...

Maka AC controller yang hanya mengendalikan kecepatan blower mau ga mau harus diparkir di sisi kanan.

Lanjut ke baris ketiga. Dalam kondisi normal, leg room nya cukup manusiawi...

Sayangnya ternoda oleh kualitas instalasi yang menyedihkan. Tidak presisi dengan gap yang lebih besar dari Grand Canyon...


Bijimanepun, sesuai kodrat roti tawarnya, C26 memiliki nuansa kabin yang lega sekali.

*harus lega, kalau ga lega bukan roti tawar namanya, melainkan roti gagal mengembang karena yeast nya kaput*

===========================
Under the Cup!
Sebuah mesin four bangers MR20 1997cc dengan 147hp dan 206nm di 4400rpm menyediakan tenaga untuk menghela roti berbobot 1630kg ini.
Dipadukan dengan CVT, seharusnya mesin tersebut menyediakan torsi optimal setiap saat dan sensasi mengemudi yang menyedihkan.

Waktunya dicoba...

===========================
Driving Impression...
Setelah keyless berpindah tangan, ane segera masuk dan menyalakan mesin dengan start/stop button... Mesin menderum halus...
Akses masuk ke kabin cukup mudah karena lantai yang rata dengan ketinggian yang nyaman. Posisi duduk nyaman dengan pandangan yang begitu luas... Nyaris tanpa blindspot... Grip setir baik dengan diameter yang terbilang cukup besar.
Segera ane menggerakkan tuas transmisi yang terlihat sudah kuno, engage mode D...
Mobil menggelinding dan ane segera mengarahkan setir untuk keluar dari pelataran parkir... Berhubung ini EPS, setir terasa ringan tetapi tidak sehambar Odyssey RC1. Rem cukup baik dengan karakter yang lembut dan tidak terlalu agresif. Ini MPV, seharusnya rem dibuat selembut ini.
Ane segera menambah tenaga dan melihat rev mesin yang bertengger di 2500rpm... plus angka digital yang menunjukkan kecepatan roti ini bertambah... Hmmm... CVT as usual. Kekedapan cukup baik, ada road noise yang masuk dari ruang roda karena faktor ban. Klakson dan suara sepeda motor cukup sayup2 meski tidak benar2 dapat di insulasi.
Suspensi benar2 empuk dan nyaman, layaknya mobil Nissan. Dan begitu bertemu U-Turn pertama, langsung terasa limbungnya mobil ini. Memang cukup firm tetapi pergerakan badan mobil dapat ane pantau dari spion dan horizon. Nyaman untuk jalan mulus? tentu saja. Tetapi untuk jalan jelek bakal berakhir dengan diperlukannya vomit-bag untuk seisi kabin kecuali supir. EPS juga cukup membantu dengan perubahan bobot setir nya... speed sensitive sepertinya. Yang pasti, jauh lebih baik dari EPS di Odyssey RC1 un-Prestoge yang mendapatkan kehormatan di dasar jurang terdalam Hall of Driving Crap ane, tentu saja ditemani sodaranya, Jazz 500jeteng: Honda CRZhit CVT.

Waktunya ane mencoba flat out, mesin menderum ke 4000an rpm dan torsi menarik mobil ini dengan cukup mudah. C26 memiliki torsi yang lebih besar dari kapal induk ane, 206nm vs 203nm, tetapi kapal induk mencapai torsi maksimum di 3500rpm dan C26 di 4400rpm, menjadikan kapal induk benar2 seperti kapal induk bertenaga nuklir dan C26 seperti kapal tongkang. Jujur, akselerasi CVT di C26 cukup membosankan bagi ane, suara mesin yang cenderung cempreng dan ketiadaan power loss ala AT jebot membuat akselerasi atau stunt apapun di C26 benar2 tidak memberikan kesan apapun.
Lagian, orang gila mana yang ngebut dan melintir dengan MPV?

Nah, setelah selesai berakselerasi, waktunya menggunakan mode tiptronik! Engage trippy...!

*bingung nyari paddle shift atau tulisan +/- di gear console...*

Errr... no tiptronik, hanya ada mode L yang ane sama sekali bingung untuk apa... Launch Mode? Waktunya mencoba di traffic light... Engage Launch mode! Pedal to the metal! ........ dan mesin meraung2 ga karuan... bleh... Sepertinya untuk menahan rpm di low ratio dan membuat mobil tersentak2.

Setelah beberapa km, waktunya mengembalikan mobil ini ke dealer. Masuk ke pelataran parkir dan memarkirkan mobil ini cukup mudah. Hanya saja, resolusi rear cam nya kurang tajam, tapi setidaknya ane bisa membedakan mobil dan tembok dan pak satpam saat bermanuver mundur.

==================================
Verdict
Nissan Serena C26 Highway Star 2013
Sebuah MPV kelas menengah yang sudah berkeliaran di jalanan Indonesia dan mendapatkan reputasi tersendiri. Sayangnya, berkat kedudulan NMI, versi C25 tidak dimasukkan dan C24 dibiarkan bertempur hingga teler melewati masa hidupnya.

Bentuk eksterior yang cukup baik memang sangat menarik, kecuali bagian bokong nya. Dan interior yang seperti roti tawar lainnya: too plasticky dan membosankan. Untungnya, kelegaan kabin khas roti tawar menjadi nilai tambah dan suspensi superior Nissan benar2 menunjukkan kemampuan nya di MPV ini.
Pro:

- Bentuk eksterior yang cukup menarik... kecuali bokongnya.
- SMART mode di kursi baris kedua, kelegaan kabin
- Mesin cukup bertenaga, CVT cukup halus dan mampu mengolah torsi, rem lembut.
- Suspensi lembut dan nyaman, handling layaknya roti tawar, airbag bejibun
- Instrument cluster digital
- Versi tertinggi memiliki panoramic roof
Cons:

- Bokong jelek
- Beberapa detail di interior terabaikan, HU jelek, kualitas interior biasa saja
- Pilihan warna gelap di kabin membuat kelegaan kabin sedikit aneh
- Tidak tersedia mode tiptronik atau simulated manual untuk CVT nya.
- Bodyroll segambreng karena karakter suspensinya yang lembut
==============================
Quickie Comparison
Di rentang harga dan kelasnya, terdapat Toyota NAV-1 dan Mazda Biante Skyactiv... Ketiga roti tawar menawarkan keunggulan masing2 dan kelemahan masing2 juga.
Eksterior Nav-1 paling membosankan meski mungkin memiliki potensi timeless... when you got bored, nothing matters anymore. Eksterior Biante paling futuristik ala space shuttle, tetapi versi FL menambah terlalu banyak chrome. C26 memiliki penampilan yang konservatif dengan garis2 tajam dan tak lupa chrome satu ton di moncong. Sayangnya bokong jelek.
Interior Nav-1 dengan warna cerah dan dashboard two-tone dengan desain kotak menjamin mobil ini cocok untuk supir. Biante memberikan dashboard yang futuristis, juga dengan laburan warna cerah dan jok kulit yang kurang rapi. C26 melakukan pendekatan berbeda dengan nuansa gelap dan instrument cluster digital-segmented LCD jaman jebot.
Berbicara tentang kenyamanan, Nav-1 memberikan kursi baris kedua yang bisa berputar 180', Biante dengan captain seat dan berbagai setting di baris kedua dan ketiga, sementara C26 dengan SMART mode nya.
Urusan powerhouse dan handling, hanya Biante dan C26 yang sempat ane TD. C26 mendominasi sektor powerhouse dengan torquey enjin dan CVT nya, mobil benar2 memiliki tenaga yang cukup. Sementara Biante mengalami kekurangan tenaga dan transmisi yang gugup. Handling wise, kedua mobil ini cukup berimbang, karena profil boxy dan atap tinggi nya.
Ketiga mobil benar2 membutuhkan supir untuk dapat menikmati kenyamanan di baris kedua dan ketiga nya. Jadi, seretlah supir pribadi untuk menemani TD...

===============================
Terima kasih telah membaca ripiu ini, dan sampai jumpa di ripiu berikutnya...