TomS wrote:Sithlord wrote: Gee ! Separah itu kah teman teman ? Mendasarkan hukum apa saya pantas di tangkap BIN ? Maybe agent Toyota Astra Motor inggin tangkap saya, tapi mau juga ngak bisa. Wong saya cuman suggest, ngak maksa, namanya juga pikiran, opini. Dan sabotase jualan TAM ? Yeah, but economy Indonesia ? Mana mungkin ? Pula JIKA orang Indonesia semua benar dengar saya dan tunda beli mobil, itu juga HAK orang Indonesia. BIN atau TAM pun ngak bisa apa apa kok. Ngak melanggar hukum.
Sith, saya ingat sejak beberapa tahun lalu anda bilang agar jangan beli mobil dulu tunggu yang namanya LIVINA ?
Mungkin member lama masih pada ingat ?
Jika misi anda saat itu berhasil, yang kelabakan selain TAM, HPM, Daihatsu juga tim ekonomi pemerintah ? Karena apa ? penjualan mobil itu sering dipakai buat gambaran ekonomi
Meluruskan pasar ? Apa maksudnya ?
Ingat kita ini hidup di jaman ekonomi pasar di mana pasar adalah tangan Tuhan (menurut bapak ekonomi, Adam Smith) kok mau diluruskan lagi ?
Itulah anda TomS terlalu hanggap Toyota dan TAM itu terlalu God-like. As if tanpa mereka, economy Indonesia akan babak belur. Yang benar ! Orang ngak beli Toyota, masih ada Nissan, Suzuki, Honda, Mitsubishi etc. !
Tahukah anda economy Indonesia itu sebesar berapa ? So, jika MISALNYA banyak orang semua dengar saya, ngak beli mobil, tunggu Livina, apakah TAM akan tutup ? Mana mungkin ? TAM sudah dapat begitu uang banyak dari orang Indonesia sesudah jual banyak kijang berapa tahun. Inggat kijang kapsul technology 1970s, feature ENOL, harga versi Krista hampir 200 juta ? Bayangkan margin Toyota jaman itu seberapa besar ? Gila kan hoki Toyota jaman dulu saat belum banyak sainggan ?
Cadanggan duitnya begitu besar. Pula Toyota Motor Jepang juga kaya. So assumsi 3-4 tahun ngak ada orang beli mobil TAM lagi misalnya. Apakah mereka benar akan tutup ?
MESKIPUN mereka tutup, so what ? Duit yang masyarakat tidak pakai untuk beli mobil, mereka akan pakai untuk beli SBI, untuk invest real estate, untuk mungkin buka bisnis kecil, untuk belanja etc. Juga akhirnya duitnya akan tetap putar di economy Indonesia kok. Asal duitnya jangan lari ke luar negeri.
Mohon jangan hanggap Toyota Astra Motor itu lokomotifnya economy Indonesia. You make me laugh ! Tanpa mereka, percaya saya, economy Indonesia akan baik baik saja. Malah MISALNYA jika SEMUA orang yang tunda beli barang TAM akhirnya beli Livina, pabrik Nissan akan expansi, uang pajak mobil dan PPN etc dari penjualan Livina juga tetap masuk ke kantong pemerintah.
Cuman bedanya yang stor duit pajak pindah dari 1 merek ke yang lain. Effectnya sama saja. Dan jika saat 3-4 tahun lalu penjualan mobil semua macet gara gara dengarkan saya (gee, saya merasa tidak pantas di sebutkan demikian, mana mungkin post saya di SM ini di dengarkan oleh jutaan pasar mobil Indonesia), nanti April 2007 akan kembali lagi semua, seperti gunung volcano sudah lama ngak meletus, akhirnya keluar api sangat banyak. Jadi jika yang anda katakan terjadi, paling nanti Livina penjualannya jadi misalnya 20,000 per bulan, bayangkan uang pajak yang masuk ke pemerintah jadi berapa ? Supplier Nissan dapat hoki berapa ? Dan yang cukup penting, berapa jutaan liter BBM yang Livina akan bantu hematkan untuk Indonesia ? BBM boros itu ngak bantu siapa siapa kan ?
Apalagi kalau yang boros itu volumenya gede, ribuan per bulan. Kalau cuman 100-300 sebulan, ya effectnya ngak gitu besar. So I tell U, jika nanti penjualan Innova yang dulu 8000 sebulan (sekarang sudah turun ke sekitar 2000+ sebulan) semua pindah ke Livina, inggat, pajak negara tetap dapat, cuman pemakaian BBM Indonesia akan cepat menurun !
But tolong jangan ngomong point ini lagi. Saya benar tertawa sampai sakit perut. Guys, Mana mungkin sih saya tulis di sini, langsung bisa goncang pasar mobil Indonesia yang gitu besar ? Kemampuan saya JAUH JAUH dari yang TomS sebutkan.
Sebab saya tau, ada saja orang yang butuh mobil SEKARANG ! Misalnya baru saja jual mobkas yang sudah rusak, atau alasan yang lain. Atau istri sudah lama ribut, ngak di belikan mutiara, kapan di kasih mobil baru ? My main target adalah orang yang ngak buru buru butuh mobil, santai saja.