New KIJANG Innova V.S. New SERENA !

Segala mobil tipe minibus/station (Kijang, Kuda, Panther, dll).

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

hdrw
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 433
Joined: Sat Aug 21, 2004 19:46

Post by hdrw »

Kijang 200 jutaan tetap aja kijang.
Mending beli Stream or New Serena, kan ABS juga, dan ada double airbags.
Tampaknya yang paling masuk akal dan paling laris yang tipe G A/T.
User avatar
DigitALL
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 9595
Joined: Thu May 15, 2003 16:12
Location: Indonesia

Post by DigitALL »

To : caldina
Aku scan saja brosurnya Cara uploadnya bagaimana ?
Cara upload setelah di scan. Gampang, pertama klik icon " POST REPLY " yang letaknya dibawah dan disebelah icon " NEW TOPIC ".

Seudah itu, ada fasilitas untuk add attachmnet. Nah tinggal ikuti prosedurnya aja. Mudah kan.
User avatar
DigitALL
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 9595
Joined: Thu May 15, 2003 16:12
Location: Indonesia

Post by DigitALL »

Kijang 200 jutaan tetap aja kijang.
Mending beli Stream or New Serena, kan ABS juga, dan ada double airbags.
Tampaknya yang paling masuk akal dan paling laris yang tipe G A/T.
Kalo Stream dimasukkan rasanya ngga pas deh. Karena dari daya akomodasinya Stream ini kurang nyaman untuk penumpang baris ketiga.

Ya rival KIJANG paling dekat cuma NEW SERENA.
szli
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 917
Joined: Mon Jun 07, 2004 2:38

Post by szli »

Saya mau reply banyak nih :

1. Pajak mobil di Indo rangenya 1501-2000, 2001-2500 cc dan seterusnya. Correct me if I am wrong. Jadi pajak X-trail 2.5 ama CRV 2.0 jelas beda. Meskipun pajaknya sama, tetap artinya si Honda kurang hajar kan ?, mungkin Direksinya Honda tiap hari karaoke habis 10 juta per hari. Jadi perlu gaji yang besar, ya ambil dari kantong konsumen ! Kan CRV ada 2.4 !


2. Kapan boleh beli Astra ? Jawaban saya simple. Jika anda rasa Astra itu barang bagus, dan harganya masuk akal, then Just Do It ! Jangan try to predik kapan harganya sampai titik paling rendah. Jika saya bisa, atau anybody else, ya dia sudah tinggal di Miami Florida, ngak perlu kerja lagi.


3. Meskipun Innova di isi banyak barang, ngak mungkin lebih nyaman dari Serena. Why ? Serena kan juga bisa di isi banyak accessories seperti 4 TV, etc. Simple reason. Innova headroomnya kalah ama Serena. Headroom sangat penting untuk rasa leluasa. Innova cuman unggul di satu aspek kenyamanan, yaitu dompet. Memang Innova lebih murah. But you get what you pay for !

Bayangkan Innova tipe V ada LCD, 4 TV etc. dan assumsi Serena juga di upgrade lagi supaya featurenya sama. Nah tetap Serena lebih enak. Cuman again memang harus keluar extra uang untuk dapat extra comfort ini.


4. Once again, best buy untuk Innova adalah tipe G, yang harganya sekitar 170-180aan juta. Jika mau beli Innova V atau yang 2.7 yang main di 205-230 jutaan, forget it. Go for Serena standard yang 233. Sudah twin airbag. Mesinnya lebih kuat 12% dan remnya selain ABS ada EBD dan BA lagi. Innova kan remnya ngak se komplit itu.

Dan tetap saya binggung Innova 2.0 kok cuman 136 Hp ? I wonder why ? Voxy / Serena / CRV 2000 cc kan main di 145 Hp semua.


5. Why saya ngak mau Innova. Bukan dia jelek. Di banding Kapsul, Innova is an excellent car, dan featurenya lebih pas untuk harganya (dan kasus ini illustrasi bahwa selama ini Toyota Kapsul itu kidding with us. Innova buktikan bahwa Kapsul itu sangat overvalued ! Jauh featurenya di bawa Innova kok harganya mirip !)

Jika saya pemilik Kapsul sekarang, saya pasti marah banget ama Toyota ! Artinya selama ini you kasih saya barang junk, dan sekarang anda tawarkan saya barang bagus dengan harga yang nyaris sama !

Innova versi paling low cuman 130 jutaan. Nah yang naik versi V yang 204.5 juta kan gengsinya di tarik bawah saudaranya yang murah. Kan bodinya sama ! Jika saya Toyota, saya ngak mungkin keluarin versi super cheap. Anyway, siapa sih yang mau beli Innova cheap yang ngak ada AC, ngak ada power steering etc ?

Paling pas versi G dan V saja. Orang yang mau irit tinggal lari ke APV. Its all there already. Dan cuman 115 jutaan. I mean jangan tanggung. Mau irit, sekaligus irit banyak. Dan APV kan ada AC, power steering, etc.

Dan satu lagi. Kijang terlalu popular for its own good. Saya ngak mau mobil saya jadi magnet untuk maling / robber. Meskipun ada asuransi etc. kan jika mobil di culik kan sangat repot. Dan ada kasus orang di paksa keluar dari Kijangnya dan Kapsulnya di bawa lari ! Stresskan. Apalagi kalau ke tembak atau ke tusuk knife.

At least saya di Serena rasa lebih aman. Dapat mobil bagus, toh maling / robber ngak terlalu perhatiin saya. Thanks Kijang for distracting orang jahat !

Tapi saya akan make my final conclusion setelah nanti September masuk ke kabin Innova. Siapa tahu saya salah ? Dan kabin Innova selega Serena ? Lets see.
User avatar
Chalupa
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1664
Joined: Mon May 10, 2004 7:22
Location: Taco Bell

Post by Chalupa »

szli wrote:Meskipun ada asuransi etc. kan jika mobil di culik kan sangat repot.
Berhubung hal ini disinggung oleh szli, saya mau sekalian nanya nih, di Indonesia ada semacam lo-jack engga yg dapat digunakan untuk melacak mobil curian melalui GPS?
caldina
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 73
Joined: Thu Jul 01, 2004 14:29
Location: Jakarta

Post by caldina »

hdrw wrote:Kijang 200 jutaan tetap aja kijang.
Mending beli Stream or New Serena, kan ABS juga, dan ada double airbags.
Tampaknya yang paling masuk akal dan paling laris yang tipe G A/T.
Om, Kijang yang ini, sudah REVOLUTION :D
Yang tetap Kijang, cuma namanya saja
Aku sudah upload tapi kok gak keluar gambarnya :(
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

Omong2 soal TV di mobil, ada yang tahu ngak produk yang baik apa dan harganya berapa?
Apa semua TV hanya berfungsi baik pada keadaan berhenti?
Terus nonton film di mobil pusing ngak ya? :shock:
Lebih baik posisi TV yang di central dash (seperti di Highway Star Serena) atau yang digantung dari plafon?

Saya berpendapat bahwa beli Innova jangan yang diesel, karena selain harga lebih mahal (selisih Rp16.5 juta), nanti dijual lagi juga harga lebih jatuh.

Tentang kenapa mesin 2.0Lnya Innova hanya menghasilkan 136 tenaga kuda (lebih rendah dari 2.0Lnya Noah/Voxy), I pikir hal serupa juga terjadi pada BMW330i, dimana di negara eropa angkanya 231, tetapi masuk ke indonesia karena harus disesuaikan dengan mutu BBM di sini, menjadi hanya 218.
caldina
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 73
Joined: Thu Jul 01, 2004 14:29
Location: Jakarta

Post by caldina »

observer wrote:Omong2 soal TV di mobil, ada yang tahu ngak produk yang baik apa dan harganya berapa?
Apa semua TV hanya berfungsi baik pada keadaan berhenti?
Terus nonton film di mobil pusing ngak ya? :shock:
Lebih baik posisi TV yang di central dash (seperti di Highway Star Serena) atau yang digantung dari plafon?

Saya berpendapat bahwa beli Innova jangan yang diesel, karena selain harga lebih mahal (selisih Rp16.5 juta), nanti dijual lagi juga harga lebih jatuh.

Tentang kenapa mesin 2.0Lnya Innova hanya menghasilkan 136 tenaga kuda (lebih rendah dari 2.0Lnya Noah/Voxy), I pikir hal serupa juga terjadi pada BMW330i, dimana di negara eropa angkanya 231, tetapi masuk ke indonesia karena harus disesuaikan dengan mutu BBM di sini, menjadi hanya 218.
Yang harus diperhatikan pertama kali adalah system-nya PAL atau NTSC, karena kebanyakan merk Jepang support cuma NTSC, yang tidak bisa untuk TV di Indonesia. Terus kalau mau tangkap siaran TV harus pasang tuner. Ada produk baru Kenwood yang mutunya lumayan bagus dan harga cukup bersaing.

Kalau TV in-dash biasanya ukuran cuma 6.5"-7" saja, biasanya sesuai dengan ukuran CD Radio yang double DIN.

Tempat yang berpengalaman buat pasang TV adalah Dharma Audio yang di Gunung Sahari

Kalau nonton TV, biasanya lebih cepat pusing dibanding cuma setel dvd konser musik.
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Posisi terbaik TV mobil adalah di belakang headrest jok :)

Kalau diesel zaman dulu aku setuju, tapi kalau diesel modern yg sudah commonrail bisa lebih bagus drpd mesin bensin, lower emission, better mileage (more fuel efficient), and more torque at lower RPMs..sekarang ini di negara2 Europe jumlah S-class/7-series lebih banyak diesel yang terjual daripada their petrol counterparts..

Tapi sebaiknya pakai Solar Plus yang akan dijual Pertamina mulai tahun 2005..atau solar bagus lain dr SPBU impor yang akan mulai masuk Indo tahun depan.. :)
User avatar
Chalupa
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1664
Joined: Mon May 10, 2004 7:22
Location: Taco Bell

Post by Chalupa »

conan wrote: Kalau diesel zaman dulu aku setuju, tapi kalau diesel modern yg sudah commonrail bisa lebih bagus drpd mesin bensin, lower emission, better mileage (more fuel efficient), and more torque at lower RPMs..sekarang ini di negara2 Europe jumlah S-class/7-series lebih banyak diesel yang terjual daripada their petrol counterparts..
Betul sekali apa yg dikatakan Conan. Bahkan suaranya mesin diesel modern sekarang ini sudah sangat halus, dan tidak seribut mesin diesel zaman dulu.
caldina
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 73
Joined: Thu Jul 01, 2004 14:29
Location: Jakarta

Post by caldina »

Chalupa wrote:
conan wrote: Kalau diesel zaman dulu aku setuju, tapi kalau diesel modern yg sudah commonrail bisa lebih bagus drpd mesin bensin, lower emission, better mileage (more fuel efficient), and more torque at lower RPMs..sekarang ini di negara2 Europe jumlah S-class/7-series lebih banyak diesel yang terjual daripada their petrol counterparts..
Betul sekali apa yg dikatakan Conan. Bahkan suaranya mesin diesel modern sekarang ini sudah sangat halus, dan tidak seribut mesin diesel zaman dulu.
Yang jadi perhatian justru masalah solar yang mutunya jelek banget, yang sudah ada saja, pada kewalahan, mending kita beli yang pasti saja. Yang pakai bensin saja gara-gara agar dapat diisi premium, tenaga diturunkan, contohnya honda jazz, di Jepang dengan power segitu cukup 1300 cc lebih dikit, di sini harus 1500 cc. Terus saat ini mood orang Indo ke solar lebih jelek dibandingkan tahun-tahun yang lalu, akibat %tase kenaikan harga solar yang tinggi. Akibatnya resale value mobil yang pakai solar lebih rendah dibandingkan yang pakai bensin.

Mesin Innova kalau diberi pertamax plus, dan disetting lagi ECU-nya gue yakin pasti kembali ke kondisi normal mesin Toyota untuk 2000 cc, yaitu kurang lebih 150 ps. 136 ps itu sebenarnya standard Toyota untuk 1800 cc bukan 2000 cc.
hdrw
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 433
Joined: Sat Aug 21, 2004 19:46

Post by hdrw »

Bung observer,
Kalo yg bensin type G dan V harga jual secondnya kira2 jatuhan mana? (berdasarkan pengalaman secondnya kijang bensin LGX dan Krista).
User avatar
pinoh_boy
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1136
Joined: Thu Mar 04, 2004 6:47

Post by pinoh_boy »

Kalo menurut g akan jatuhan yang V soalnya yang beli tipe V pasti sedikit, otomatis harga secondnya pasti anjlok.
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

hdrw wrote:Bung observer,
Kalo yg bensin type G dan V harga jual secondnya kira2 jatuhan mana? (berdasarkan pengalaman secondnya kijang bensin LGX dan Krista).
Berdasarkan pengalaman secondnya kijang bensin LGX & Krista, kan jatuhan yang Krista. Saya kira hal serupa akan terjadi dengan tipe V, apalagi selisih harga diantara tipe V & G lebih besar sekarang yaitu Rp26.5juta dari pada dulu yang hanya Rp14jutaan.
User avatar
Chalupa
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1664
Joined: Mon May 10, 2004 7:22
Location: Taco Bell

Post by Chalupa »

Kadang walaupun suatu model mobil itu laku keras dan demandnya banyak, belum tentu pasti menjamin harganya pasti stabil. Contohnya Nissan Maxima, merupakan produk bestsellernya Nissan tuh di Amerika, tapi harganya tetap saja jatuh sekali.

Sebaliknya SAAB, volume penjualannya di Amerika sangat sedikit (walaupun SAAB itu sebenarnya mobil yg sangat bagus), faktanya tho sangat sedikit orang Amerika yg tertarik untuk membeli SAAB, demand sangat sedikit, tapi harganya stabil sekali.

Another example, Camry di Amerika merupakan BESTSELLER di segment mid-zise sedan (volume penjualannya terbanyak di Amerika, dan menduduki urutan teratas di segment tsb), demand terhadap Camry di Amerika sangatlah tinggi, tho resale value-nya anjlok sekali dibandingkan dengan Accord (walaupun volume penjualan Accord lebih rendah daripada Camry).

So realitas di real world itu tidak se-simple pelajaran basic ECON 101 and ECON 201 yg kalian pelajari di sekolah (supply and demand curve, elasticity theory, and so on), there's more to it. Masih banyak faktor lain. So, jangan terlalu textbook minded dulu, karena realitas di real world itu sering sekali jauh lebih complex daripada basic theories yg terpampang di textbooks sekolah. Bahkan theory supply and demand pun pernah dikritik keras oleh seorang internationally renowned modern management guru yg bernama Peter F. Drucker. Peter F. Drucker ini pernah mengatakan there's a flaw in the supply and demand theory, karena realitas di dunia nyata itu, it doesn't always follow the supply and demand curve.
User avatar
pinoh_boy
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1136
Joined: Thu Mar 04, 2004 6:47

Post by pinoh_boy »

Itu kan untuk pasar amerika bung, nah pasar indonesia kan berbeda sekali. Pasar indonesia kan sangat unik sekali. Di handphone juga sama, nokia yang merupakan pemimpin pasar handphone di indoensia, harga secondnya pasti lebih bagus dari merk lain soalnya banyak yang pakai.

Teori dan hukum permintaan dan penawaran berlaku di indonesia(pendapat pribadi lo). Tapi di belahan dunia yang lain kaga tau deh.
User avatar
Chalupa
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1664
Joined: Mon May 10, 2004 7:22
Location: Taco Bell

Post by Chalupa »

pinoh_boy wrote:Itu kan untuk pasar amerika bung, nah pasar indonesia kan berbeda sekali. Pasar indonesia kan sangat unik sekali.

Teori dan hukum permintaan dan penawaran berlaku di indonesia(pendapat pribadi lo). Tapi di belahan dunia yang lain kaga tau deh.

Kalau memang theori supply and demand itu tidak bisa salah, tentu theory ini akan works di mana saja tho? Gak mungkin cuma di Indonesia. Coba direnungkan. Jangan terlalu hafal mati textbooks dulu, coba sekali-kali challenge your brain to think, itu akan jauh lebih berguna daripada cuma menghafal mati theori-theori dan concept-concept yg tertera di dalam textbooks sekolah.
User avatar
pinoh_boy
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1136
Joined: Thu Mar 04, 2004 6:47

Post by pinoh_boy »

Iya bung saya tau, tapi topik pembicaraan kita kan di indonesia. Anda pasti tau pola pikir orang indonesia seperti apa.
User avatar
pinoh_boy
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1136
Joined: Thu Mar 04, 2004 6:47

Post by pinoh_boy »

Uda lah bung, back to the topic aja. Kok jadi bicara ngawur neh.
User avatar
Chalupa
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1664
Joined: Mon May 10, 2004 7:22
Location: Taco Bell

Post by Chalupa »

pinoh_boy wrote:Iya bung saya tau, tapi topik pembicaraan kita kan di indonesia. Anda pasti tau pola pikir orang indonesia seperti apa.
Iya betul, memang saya tau pola pikir mayoritas orang Indonesia itu kayak apa, but still, sangatlah KONYOL kalo dikatakan supply and demand theory works better in Indonesia than in the U.S. or in any other countries.

Hanya ada satu explanation, yaitu:
There's a flaw in the supply and demand theory.
Theory ini tidak 100% wrong, yet juga tidak 100% benar, karena ada flawnya.
User avatar
Chalupa
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1664
Joined: Mon May 10, 2004 7:22
Location: Taco Bell

Post by Chalupa »

pinoh_boy wrote:Uda lah bung, back to the topic aja. Kok jadi bicara ngawur neh.
Ngawur sih sebenarnya engga, karena kita kan sedang membicarakan masalah resale value, kestabilan harga, dan keterkaitannya dengan demand dan supply terhadap model mobil tsb. So, apanya yg ngawur? It's still within the topic of discussion.
User avatar
pinoh_boy
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1136
Joined: Thu Mar 04, 2004 6:47

Post by pinoh_boy »

Oke deh.

There's a flaw in the demand and supply theory.
User avatar
Chalupa
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1664
Joined: Mon May 10, 2004 7:22
Location: Taco Bell

Post by Chalupa »

pinoh_boy wrote:Oke deh.

There's a flaw in the demand and supply theory.
Kalo pinoh gak setuju yah gak apa-apa, gak usah dipaksain.
Ini kan kebetulan saja opini gue sama dengan opini Peter F. Drucker dalam hal supply and demand theory.
caldina
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 73
Joined: Thu Jul 01, 2004 14:29
Location: Jakarta

Post by caldina »

Ingat resale value jadi ingat Range Rover 4.6L dan Toyota Crown :D
Itu mobil dibeli, terus tiga bulan kemudian dijual, pasti sudah discount minimal discount 30%, tapi herannya tetap saja ada yang beli :D

Yang pasarannya kuat pasti Kijang yang paling banyak populasinya yaitu manual yang Type G yang harganya Rp. 164 juta :D
Masyarakat Indo itu masih gak biasa matic, gak percaya ? coba saja bikin polling di forum yang umum.
Mereka yang notabene melek internet saja begitu, apalagi masyarakat awam :D
Itulah uniknya Indonesia, alasannya segubrak, takut banjirlah, gak bisa ngebutlah, suka nyelononglah, kalau rusak mahal, dan alasan-alasan lainnya yang bagi warga negara lain akan membuat orang untuk mengerutkan kening :D
User avatar
pinoh_boy
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1136
Joined: Thu Mar 04, 2004 6:47

Post by pinoh_boy »

Ga kok, g setuju aja kok. Pendapat setiap orang kan harus di hargai, dan g sangat menghargai pendapat dari bung cha.