Posisi Knalpot pengaruh ngga ? (mobil)

Otak2ik peforma mesin? Silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

wah pak penyuturbo jago banget kalo soal modif2 mesin,punya rumah modifikasi juga ya pak
User avatar
PenyuTurbo
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1247
Joined: Wed Jan 11, 2006 5:21
Location: Subang

Post by PenyuTurbo »

Krolla wrote:Teorinya kenapa tabung tengah diganti dengan ukuran pipa standar, tarikan jadi lebih enteng? Mohon penjelasannya. Tks lagi :)
Jika ada tabung tengah (resonator), pada saat gas buang memasuki resonator, gas akan mengalami ekspansi (pengembangan) ... terjadi proses pendinginan atau cooling, akibatnya kecepatan gas dalam resonator akan berkurang. Berkurangnya kecepatan ini akan mengakibatkan tekanan bertambah sehingga akan menaikkan "BACK PRESSURE". Back pressure ini akan membalikan gas yang sudah terbakar sebagian masuk kembali ke dalam ruang bakar saat terjadi overlap katup masuk dan katup buang terbuka bersama-sama (walaupun orde hanya dalam mili second, sudah cukup sebagian gas buang masuk dalam ruang bakar - kondisi yang paling buruk bisa menyeberang masuk ke intake manifold). Masuknya sebagian gas buang (gas yang udah nggak bisa terbakar lagi) akan mengurangi Volumetric Efficiency yang datang dari intake manifold. Akibatnya Air-Fuel ratio akan menjadi berkurang atau lebih rendah dari harga stoichiometric (14.7 : 1), dalam arti kata jumlah BBM yang diinjeksi berlebih atau running RICH.

Karena Volumetric Efficiency berkurang (jumlah oksigen berkurang), pembakaran jadi sedikit alias powernya kurang. Ini yang menyebabkan tenaganya ngempos. Jika menggunakan straight pipe ... proses physic di atas nggak terjadi sehingga tenaga yang dihasilkan tinggi (power besar) yang berakibat Tarikannya Ringan.

Sekiranya nggak ada batasan kebisingan suara, memang akan lebih bagus menggunakan straight pipe ketimbang pakai resonator. Resonator ini lah yang sering disebut dengan EXHAUST RESTRICTION. Restriction ini yang akan mengorbankan power yang tersedia.

Secara umum, gambaran sederhana Power, Torque dan RPM adalah :

POWER = VE x (3.14 x B x S /4) x HV x AR x RPM

Yang mana :

VE adalah Volumetric Efficiency. Untuk N/A engine lebih kecil dari satu. Sedang untuk Turbocharge Engine akan lebih besar dari satu pada saat turbo spooling.

B adalah Bore (Cylinder) dan S adalah Stroke. Parameter dalam kurung (dicetak tabal) tidak lain adalah engine displacement (Kapasitas mesin).

HV adalah heating Value dari BBM. Energy yang terkandung dalam standard BBM (dalam hal ini adalah BENSIN) adalah sekitar 33 MJ/liter.

AR adalah Air Fuel Ratio. Kondisi Stoichiometric 14.7 : 1 (14.7 bagian udara dan 1 bagian uap BBM) - pembakaran akan sempurna yang mana bahan bakar habis dan oksigen juga habis. Kurang dari Stoichiometric disebut Running RICH sedang lebih dari stoichiometric disebut Running LEAN.

RPM adalah Kecepatan Putar Mesin.

Jika dibandingkan dengan formula : POWER = TORQUE x RPM .... maka bisa disimpulkan dari mana datangnya TORQUE.

Volumetric Efficiency itu bergantung (fungsi) terhadap intake design dan RPM. VE ini akan meningkat dengan naiknya RPM.

Pada kasus penggunaan resonator, VE akan berkurang berakibat berkurangnya AR ... menyebabkan HV akan berkurang. Pada formulasi diatas bisa didapat gambaran bahwa pada RPM yang sama POWER akan berkurang - pengorbanan power karena menghargai manusia yang lain ... nggak kebisingan suara knalpot. Demikian sebaliknya jika menggunakan straight pipe ... pada RPM yang sama POWER akan Bertambah sehingga tarikannya ringan walaupun tetangga kebisingan suara brum2 knalpot.

Dari rumus diatas bisa didapat gambaran bahwa :

Untuk mendapatkan POWER yang BESAR pada RPM rendah maka Engine Displacement (kapasitas mesin) mesti digedein. Jadi mobil-mobil 3 liter ke atas pada RPM rendah POWER nya udah gede.

Mesin yang kapasitas mesinnya kecil, untuk mendapatkan POWER yang BESAR, mesti pada RPM yang tinggi. Untuk memperoleh tanga yang besar pada RPM yang lebih rendah, maka yang dinaikkan adalah VE, dari sini lahirlah VVTI, VTEC, VANOS, SUPERCHARGE, TURBOCHARGE ... semuanya bermain di VE ... ini untuk mobil jepang dan eropa. Sedang orang USA lebih suka CC yang besar (4 liter keatas) ... VE kagak digubris.


Cukup dulu ... dah panjang ... kalau ngikutin tangan .... bisa kayak cerpen atau novel ......
Image
User avatar
PenyuTurbo
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1247
Joined: Wed Jan 11, 2006 5:21
Location: Subang

Post by PenyuTurbo »

mpoezz wrote:wah pak penyuturbo jago banget kalo soal modif2 mesin,punya rumah modifikasi juga ya pak
Jangankan rumah modifikasi ... rumah tinggal pun kagak punya ... dari tahun ke tahun hanya jadi KONTRAKTOR .... alias ngontrak/sewa rumah terus... hehehehehe ....

Ada yang mau nyediain rumah modifikasi ??? biar saya yang njalanin.
Image
User avatar
PenyuTurbo
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1247
Joined: Wed Jan 11, 2006 5:21
Location: Subang

Post by PenyuTurbo »

frontier wrote:Pak Penyu pernah nanya header Jeskonengku jenis apa... Nah sekarang baru bisa nyawab : jenis 4-1 pak, dan diameter pipa2nya nampak jelas lebih besar daripada manifold standarnya.... Cat Conv sudah dicopot, diganti pipa biasa tapi tetap ada baut tempat 2 sensor oxygen ke ECU.... resonator dan muffler tetap standar... tenaga oke2 aja. Cuman kan mau pasang Spoon N-1 yang katanya bisa nambah sampai 4 HP, tapi kata Pak Singgih bengkel Gut, harus disetel di resonatornya supaya tenaga tidak malah ngempos....
Kalau mau pasang muffler SPOON N-1, sudah tentu resonatornya mesti di tuned balik sehingga Back Pressure nya berkurang atau setidaknya sama dengan jika nggak diubah. Kurangnya Back Pressure inilah yang menyebabkan naiknya Power. Sebaik-baik back pressure-nya adalah NOL, tapi nggak mungkin karena ada batasan kebisingan knalpot.

Jenis Header yang berdiameter besar dan konfigurasinya 4-1 bertujuan untuk mendapatkan HIGH END Performance (TOP SPEED) - diatas 4500 RPM, sedang yang 4-2-1 untuk mendapatkan performance pada LOW and MID-RANGE RPM (2500 s/d 4500).
Image
User avatar
Mike
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2010
Joined: Tue Apr 11, 2006 3:03
Location: Casablanca

Post by Mike »

PenyuTurbo wrote:....

Ada yang mau nyediain rumah modifikasi ??? biar saya yang njalanin.
Speedshop maksudnya? di KL apa di JKT?
sapa tau Om Frontier mau diajak patungan... :lol: :lol:
tapi harus ada mesin CNC digital utk ngebubut tuh...
Ratusan yuta harganya...

Anyway, seru juga idenya, gemes juga ngeliat si Taqwa (Garden Speed)
merajalela di Sentul dgn Vios-nya...
Image
User avatar
PenyuTurbo
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1247
Joined: Wed Jan 11, 2006 5:21
Location: Subang

Post by PenyuTurbo »

Mike wrote: Speedshop maksudnya? di KL apa di JKT?
sapa tau Om Frontier mau diajak patungan... :lol: :lol:
tapi harus ada mesin CNC digital utk ngebubut tuh...
Ratusan yuta harganya...

Anyway, seru juga idenya, gemes juga ngeliat si Taqwa (Garden Speed)
merajalela di Sentul dgn Vios-nya...
SpeedShop ?
SpeedWorks ?
PowerTune ?
SpeedFront(...ier) ? atau Front(...ier)Speed ?
M(...ike)Power ? ... yang ini nggak bisa dibalik jadi PowerM(...ike) ... Audio-nya yang jadi kenceng.

SMers-POWERSHOP ??????

Apa saja ... di JKT atau SBY.

Tentang mesin CNC ... bisa kerjasama dengan Cihampelas Motor-nya Bung DigitALL ... subcontract ke PTDI (aka IPTN) ... dari pada nganggur nggak bikin pesawat.
Image
frontier

Post by frontier »

Ya kalo Mike, Turboman, Digitall dll mau kerjasama dengan Pak PenyuTurbo, aku tentu mau ikut juga, gak mau ketinggalan dooong.... Targetnya = ngalahin Pak Taqwa (Garden Speed) di Sentul hehehehe....
Krolla
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 44
Joined: Wed Aug 03, 2005 13:35

Post by Krolla »

Ic ic.. Nah kalo tekuk2an pipa diknalpot bikin 'back pressure' jg ya? Apalagi kalo ngak mulus? Di sini sepertinya ngak ada tukang knalpot yg bisa nekuk knalpot dengan mulus.

Masih soal exhaust, saya ditawari pasang exhaust wrap untuk mengurangi panas di ruang mesin. Kl header dibungkus exhaust wrap, apakah gas yg balik ke ruang bakar jadi lebih panas jg?
User avatar
PenyuTurbo
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1247
Joined: Wed Jan 11, 2006 5:21
Location: Subang

Post by PenyuTurbo »

Krolla wrote:Ic ic.. Nah kalo tekuk2an pipa diknalpot bikin 'back pressure' jg ya? Apalagi kalo ngak mulus? Di sini sepertinya ngak ada tukang knalpot yg bisa nekuk knalpot dengan mulus.

Masih soal exhaust, saya ditawari pasang exhaust wrap untuk mengurangi panas di ruang mesin. Kl header dibungkus exhaust wrap, apakah gas yg balik ke ruang bakar jadi lebih panas jg?
Yang paling bagus sih tekukan-nya dengan Madrel .... dipanasin dulu kemudian di tekuk ... kebanyakan bengkel hanya nekuk pakai cara paksa ... kontur jadi nggak bener (nggak mulus) ... ini ngurangin Speed Flow ... kalau speed flow berkurang tentunya back pressure akan meningkat. Kalau tekukannya bisa mulus sih nggak jadi masalah. Memang sih kalau tekukan pakai mandrel harganya akan lebih mahal.

Exhaust Header Wrap ini ada beberapa tujuan. Yang pertama adalah supaya gas buang dalam pipa suhunya tetap tinggi ... kecepatan gas buangnya keluar dari exhaust port bisa dipertahankan tinggi, hingga backpressure-nya jadi berkurang ketimbang nggak pakai Wrap. Jika back pressure bisa dikurangi tentunya power akan bertambah. Yang kedua adalah mengurangi panas dalam engine compartment sehingga udara yang disedot oleh dan disaring oleh filter udara nggak panas sekali. Dengan berkurangnya suhu udara dalam engine compartment, maka udaranya akan lebih rapat (dense atau istilahnya lebih padat) yang mana kandungan oksigennya akan lebih banyak ketimbang udara yang panas (udara renggang). Dengan bertambahnya jumlah kandungan oksigen dalam udara yang lebih dingin, maka maka pembakaran dalam ruang mesin akan lebih sempurna dan Power yang diperoleh akan lebih besar. Sebagai indikasi, untuk setiap penurunan suhu udara intake berkurang 10 derajad celcius (10 deg. C), engine power bisa nambah antara 5 HP s/d 10HP ... Itu mengapa kebanyakan para antusias mobil mengubah standard Air Intake nya ... ngambil langsung dari luar engine compartment.
Image
Krolla
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 44
Joined: Wed Aug 03, 2005 13:35

Post by Krolla »

Iya, header saya sudah bikin di Standar Adi, masih saja ada kempot. Mengingat di sini ngak ada yg sedia header mandrel bent buat Great (mobil dah kelamaan). Pemasangan exhaust wrap ini apakah akan menimbulkan karat di header? Karena header saya bukan stainless steel, tapi pake galvanis.

Lalu kalo suara knalpot nembak saat deselerasi itu akibat dari apa. Suara knalpot mobil saya begitu kalo digeber siang hari saat panas terik. Kalo pd saat hujan/malam hari tidak.
User avatar
PenyuTurbo
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1247
Joined: Wed Jan 11, 2006 5:21
Location: Subang

Post by PenyuTurbo »

Krolla wrote:Iya, header saya sudah bikin di Standar Adi, masih saja ada kempot. Mengingat di sini ngak ada yg sedia header mandrel bent buat Great (mobil dah kelamaan). Pemasangan exhaust wrap ini apakah akan menimbulkan karat di header? Karena header saya bukan stainless steel, tapi pake galvanis.
Problem yang akan timbul pada pemasangan exhaust wrap adalah sebagai berikut :

1. Akan timbul "Heat Stresses" pada header, akibatnya header akan retak retak (Cracking). Dibarengi dengan adanya "soak up" carbon hasil pembakaran, material header akan menjadi lemah, terlebih-lebih pada bagian sambungan las (welding) ... akibatnya header mudah dilepas tanpa effort karena sudah banyak retak (crack) pada header.

2. Jika pemasangan Exhaust wrap, ada uap air yang terjebak antara header dengan wrap tape nya, maka ini yang akan menjadi sumber korosi pada header bagian luar (interface antara header dengan wrap tape).

3. Betapapun panas yang berlebihan pada header mesti dibuang, ini akan menyebabkan kerusakan seal/gasket sambungan pipa knalpot dibelakang header ... knalpot akan cepat bocor ... khususnya pada sambungan sambungan sistem knalpot yang menggunakan gasket.

Ada manfaat ... ada juga kerugiannya. Dilihat dari kerugian yang terjadi ... seyogyanya pemasangan exhaust wrap ini dihindarkan.
Krolla wrote:Lalu kalo suara knalpot nembak saat deselerasi itu akibat dari apa. Suara knalpot mobil saya begitu kalo digeber siang hari saat panas terik. Kalo pd saat hujan/malam hari tidak.
Pada siang hari udara cukup panas ... efek pendinginan knalpot nggak berlangsung efisien, dalam arti kata knalpot cukup panas, sedang pada saat hujan atau malam hari ... udara cukup dingin ... transfer panas dari knalpot ke lingkungan sekitar jadi cukup besar ... artinya suhu knalpot nggak panas banget.

Pada saat deselerasi, jumlah pasokan udara (oksigen) berkurang mendadak, sedang pasokan bensin (BBM) measih cukup besar, akibatnya sebagian besar BBM yang masuk ke ruang bakar nggak semuanya terbakar. BBM yang nggak terbakar ini keluar melalui knalpot yang cukup panas (siang hari) ... maka BBM yang nggak terbakar tadi akan terbakar di saluran knalpot dan menimbulkan suara dentuman (nembak).

Ada beberapa cara untuk mengurangi tembakan ini :

A. Untuk mobil yang belum menggunakan ECU :

1. Atur kembali proporsi/perbandingan BBM dengan udara, dengan memperkecil pasokan BBM.

2. Advance Timing dimajukan, sampai dekat dengan kondisi ngelitik ... tapi jangan sampai ngelitik.

B. Untuk mobil yang sudah menggunakan ECU :

Re-MAP ECU untuk Air/Fuel Ratio ... ini mesti pergi ke bengkel yang expert ...

C. Memperbesar ukuran/diameter pipa knalpot ... akan tetapi sampai ke sambungan dengan muffler ukuran (diameter) nya diperkecil sesuai dengan ukuran lubang muffler yang ada (standard). Contohnya jika sekarang ukuran pipa dari collector ke muffler adalah 1.5" .... dibesarkan ke 2" ... dan begitu dekat muffler dikecilkan kembali ke 1.5" seperti asalnya. Atau bisa juga menambahkan center bullet (resonator) atau muffler (silencer) ukuran sederhana yang diletakkan antara muffler tengah dengan muffler belakang. Atau ganti muffler tengah dengan ukuran yang lebih besar dari yang sekarang ada.


Mudah2-an bisa membantu .....
Image
User avatar
Turboman
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 21997
Joined: Mon Dec 12, 2005 5:14

Post by Turboman »

Pak Penyu


Berarti bila mesin gasoline standard normal aspirated 2000 cc diberi pipa lebih besar dari angka baku dlm tabel anda (2,5 inchi misalnya) yang terjadi bila mesin berputar pada RPM bawah & menengah adalah ketika exhaust gas memasuki pipa exhaust yg besar, terjadi cooling down pada tempratur, volume mengembang, kecepatan aliran fluida (exhaust gas) melambat dan menimbulkan back pressure tersendiri ?

Lalu ketika diameter exhaust pipe kita kecilkan menjadi 2 - 2,25 inch maka aliran fluida (exhaust gas) dalam pipa akan menjadi lebih lancar & selaras hingga sampai ke exhaust tip, sehingga unwanted back pressure tidak tergenerate di dlm exhaust system ?



Pertanyaan kedua :

Utk mesin Turbodiesel dengan exhaust system standard dimana terdapat 1 muffler besar sbg resonator yg mana konstruksi dalamnya membuat aliran fluida menjadi melambat, bila muffler tsb. kita ganti dengan muffler free flow spt replika Mercedes 200 Tiger yg Internal diameternya 2,5 inchi, pipa dalamnya straight perforated pipe (sisi pipa dalamnya ber-lubang2, lalu tabung resonator berisi glass wool dipadatkan) apakah sesungguhnya akan membuat efek negative pada RPM rendah & menengah ?

Catatan : Mesin 2500 cc Turbodiesel dng torque 260 Nm, diameter exhaust pipe standard sudah 2,5 inchi, tidak dirubah, muffler free flow yg akan dipasang juga memiliki inner diameter pipe 2,5 inchi, utk meredam suara dipasang pre muffler free flow berkonstruksi sama dng. ukuran lebih kecil sebelum main muffler dng inner diameter 2,5 inch juga.



Mohon Pencerahannya
* Bukan ajakan Beli *
Krolla
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 44
Joined: Wed Aug 03, 2005 13:35

Post by Krolla »

Bung PenyuTurbo, tks buat pencerahannya. Hehe.. saya sudah puas dengan jawaban2 dr anda untuk sekarang ini. Nanti ngobrol2 lagi kl sudah dirubah2. Tks lagi. GBU.
User avatar
PenyuTurbo
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1247
Joined: Wed Jan 11, 2006 5:21
Location: Subang

Post by PenyuTurbo »

Krolla wrote:Bung PenyuTurbo, tks buat pencerahannya. Hehe.. saya sudah puas dengan jawaban2 dr anda untuk sekarang ini. Nanti ngobrol2 lagi kl sudah dirubah2. Tks lagi. GBU.
Sama-sama .... selamat bereksperimen ... jangan lupa reportnya.
Image
User avatar
PenyuTurbo
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1247
Joined: Wed Jan 11, 2006 5:21
Location: Subang

Post by PenyuTurbo »

Turboman wrote:Pak Penyu

Berarti bila mesin gasoline standard normal aspirated 2000 cc diberi pipa lebih besar dari angka baku dlm tabel anda (2,5 inchi misalnya) yang terjadi bila mesin berputar pada RPM bawah & menengah adalah ketika exhaust gas memasuki pipa exhaust yg besar, terjadi cooling down pada tempratur, volume mengembang, kecepatan aliran fluida (exhaust gas) melambat dan menimbulkan back pressure tersendiri ?
Bung Turboman,

Ada dua parameter yang perlu kita perhatikan dalam exhaust ini, yaitu GAS SPEED dan GAS QUANTITY (DISCHARGE RATE). Mesin mobil ini ibarat sebuah mesin pompa ... apa yang dihisap memalui intake mesti dikeluarkan melalui exhaust.

Hukum BERNOULLI mengatakan bahwa Jumlah Tekanan Statis dan volumetrik energi kintetik (energy kinetik tiap satua volume) adalah Tetap :

p + 0.5 d x v x v = tetap (konstan)

p adalah tekanan statik
v adalah kecepatan
d adalah density (kerapatan atau massa jenis).

Ini memberikan gambaran bahwa jika kecepatan aliran gas naik maka tekanan statisnya akan menurun. Sebaliknya jika kecepatan aliran gas berkurang maka tekanan statisnya akan naik. Sebagai contohnya adalah aliran sayap pada pesawat. Kecepatan aliran udara dibagian atas sayap (cembung) akan lebih besar ketimbang kecepatan udara pada bagian bawah sayap. Akibatnya ada perbedaan tekanan tekanan yang menyebabkan gaya angkat sehingaa pesawat bisa terangkat dan terbang.

Di lain pihak, saudara2 kita Maxwell and Boltzman memberikan hubungan antara kecepatan molekul gas (dinyatakan dalam RMS - Root Mean Square) adalah berbanding langsung dengan Temperaure molekul Gas. Dalam arti kata jika Kecepatan gas berkurang maka dengan sendirinya temperaturnya akan menurun.

Jadi bila exhaust gas memasuki pipa yang lebih besar, akan terjadi ekspansi, temperaturnya akan menurun dan pada gilarannya kecepatan akan menurun. Dengan turunnya kecepatan, maka tekanan statis dalam pipa yang besar akan meningkat, gelombang takanan akan menjalar ke bagian/ruang yang lebih kecil tekanan statisnya ... termasuk balik lagi ke up stream (manifold and exhaust port). Baliknya gelombang tekanan ini yang dinamai BACKPRESSURE.

Perlu kita ingat bahwa Terjadinya Peak Torque adalah pada saat Volumetrik efisiensi mencapai harga maksimum pada RPM tertentu dan ini bergantung pada "HEADER DESIGN", dan kecepatan gas buang dari exhaust port mencapai 73 m/s s/d 79 m/s. Penggunaan pipa header yang kecil ... Peak Torque akan terjadi pada RPM rendah ... dengan mempebesar diameter pipa header ... maka Peak Torque akan bergeser ke RPM yang lebih tinggi.

Supaya Peak Torque tak terganggu, maka Sispem pipa POST Collector (Post Header - setelah Header) ... mesti bisa mengalirkan gas dengan kecepatan 73m/s s/d 79m/s. Dengan diketahuinya Engine displacement (kapasitas mesin) ... maka dari dua parameter tersebut barulah dapat dilakukan sizing pada pipa knalpot ... tentu saja ditambahkan batasan-batasan lingkungan sebagai parameter tambahan.

Turboman wrote:Lalu ketika diameter exhaust pipe kita kecilkan menjadi 2 - 2,25 inch maka aliran fluida (exhaust gas) dalam pipa akan menjadi lebih lancar & selaras hingga sampai ke exhaust tip, sehingga unwanted back pressure tidak tergenerate di dlm exhaust system ?


Secara teori memang begitu, akan tetapi perlu ada optimasi/balance antara Kecepatan Gas dengan jumlah gas yang mengalir (debit) ... "Optimum diameter Knalpot". Jika intake nyedot 2 liter dalam waktu 1 detik, maka gas buang mesti keluar 2 liter per detik juga. Memperkecil dan memperbesar diameter pipa knalpot secara BERLEBIHAN akan mempengaruhi performance mesin. Jika diamter terlalu kecil, memang kecepatan gas akan meningkat tapi debitnya berkurang (2 liter dalam 2 detik misalnya). Jika diameter terlalu besar, walaupun debitnya cukup besar, tapi kecepatan pembuangan gas akan berkurang.

Dalam batas2 tertentu pengecilan atau pembesaran pipa knalpot yang tidak terlalu kecil atau tidak terlalu besar tidak berpengaruh banyak pada performance mesin, Torque and Powerbands, dan hanya mempengaruhi bunyi nada dasar knalpot. Yang menentukan Torque dan Powerbands adalah EXHAUST HEADER. Memperbesar, memperkecil memanjangkan dan memendekkan Pipa Utama Header akan mengubah Torque dan Powerbands.
Image
User avatar
PenyuTurbo
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1247
Joined: Wed Jan 11, 2006 5:21
Location: Subang

Post by PenyuTurbo »

Turboman wrote:Pak Penyu

Pertanyaan kedua :

Utk mesin Turbodiesel dengan exhaust system standard dimana terdapat 1 muffler besar sbg resonator yg mana konstruksi dalamnya membuat aliran fluida menjadi melambat, bila muffler tsb. kita ganti dengan muffler free flow spt replika Mercedes 200 Tiger yg Internal diameternya 2,5 inchi, pipa dalamnya straight perforated pipe (sisi pipa dalamnya ber-lubang2, lalu tabung resonator berisi glass wool dipadatkan) apakah sesungguhnya akan membuat efek negative pada RPM rendah & menengah ?

Catatan : Mesin 2500 cc Turbodiesel dng torque 260 Nm, diameter exhaust pipe standard sudah 2,5 inchi, tidak dirubah, muffler free flow yg akan dipasang juga memiliki inner diameter pipe 2,5 inchi, utk meredam suara dipasang pre muffler free flow berkonstruksi sama dng. ukuran lebih kecil sebelum main muffler dng inner diameter 2,5 inch juga.

Mohon Pencerahannya
Untuk Turbocharged Engine, agak berbeda, maka yang paling critical pengaruhnya pada Performance adalah HEADER, TURBINE dan DOWNPIPE (Post Turbin - Setelah Turbine) sampai didepan CAT (Catalytic Converter). Turbine itu sendiri menjadi restrictor/pembatas.

Penggantian Chambered Muffler dengan Free Flow Muffler akan mengurangi back pressure ... dan sepanjang diameter pipanya dipertahankan maka pengubahan ini hanya akan berpengaruh pada bunyi nada dasar knalpot yang dihasilkan. Efek negatifnya pada RPM rendah dan menengah (sebelum Peak Torque) dikatakan hampir tidak ada, malahan ada pengaruh positif ... yaitu tubo spooling akan lebih capat (terjadi pada RPM yang lebih rendah). Terlebih-lebih lagi kalau DOWN PIPE nya yang sekarang berukuran 2.5" diganti dengan ukuran 3" .... Bung Turboman bisa merasakan sendiri pengaruh positifnya ... tarikannya jauh lebih enteng dan turbo akan spool up lebih cepat ....

Contoh itu adalah dari hasil eksperiment member yang minta advice pada project mobilnya VOLVO 850 T5 (2500cc - 5 cylinders) ... hasilnya ... power on wheel naik 17HP (dyno test), tarikan ringan at all RPM ... hanya dengan mengubah chambered muffler menjadi straight-through muffler, removing CAT replaced with 2.5" Straight Pipe and change the Down Pipe (DP) to a bigger size (from 2.5" to 3"). Hanya tone suara nada dasar berubah dari asalnya ... lebih sedap didengar.
Image
User avatar
Turboman
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 21997
Joined: Mon Dec 12, 2005 5:14

Post by Turboman »

Wah tenkiu banget pak Penyu atas penjelasannya...........hebat tenannn, serasa mengikuti kuliah kembali ke di kelas Fisika, tetapi materi pelajaran kita ini berkorelasi kuat dengan hal2 yg memang ingin kita ketahui & kita tahu aplikasinya :e-clap:

Kalau saja kelas Fisika jaman kuliah dulu semua diajarkan dengan contoh2 aplikasi nyata, anak2 yg doyan modifikasi mobil pasti demen banget ikut kelas Fisika & ujiannya bisa A semua...........wakakakakakaka :mrgreen:
User avatar
PenyuTurbo
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1247
Joined: Wed Jan 11, 2006 5:21
Location: Subang

Post by PenyuTurbo »

Turboman wrote:Wah tenkiu banget pak Penyu atas penjelasannya...........hebat tenannn, serasa mengikuti kuliah kembali ke di kelas Fisika, tetapi materi pelajaran kita ini berkorelasi kuat dengan hal2 yg memang ingin kita ketahui & kita tahu aplikasinya :e-clap:

Kalau saja kelas Fisika jaman kuliah dulu semua diajarkan dengan contoh2 aplikasi nyata, anak2 yg doyan modifikasi mobil pasti demen banget ikut kelas Fisika & ujiannya bisa A semua...........wakakakakakaka :mrgreen:
Mudah-mudahan bisa dipahami ... karena kadang-kadang kalimat yang saya buat cukup njelimet ... takut yang ngebaca nggak "dong" istilah jogyanya sedang jawanya "mudeng".

SMers ini banyank mahasiswanya nggak ? ... mudah2an mereka tertarik sehingga antara theory dan aplikasi bisa dipahami betul betul supaya nggak diberi ijazah "Mahasiswa Abadi" .... ahakahak ...

Kapan SMers bisa bikin gathering ? ... dalam musim lebaran akan datang ini kali ya ???. Harap harap bisa ngikut.
Image
frontier

Post by frontier »

Gathering di musim lebaran ide bagus... Sambil Pak PenyuTurbo bawakan produk ramuannya untuk kita2 yang mau beli untuk dites...
User avatar
Turboman
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 21997
Joined: Mon Dec 12, 2005 5:14

Post by Turboman »

Untuk Turbocharged Engine, agak berbeda, maka yang paling critical pengaruhnya pada Performance adalah HEADER, TURBINE dan DOWNPIPE (Post Turbin - Setelah Turbine) sampai didepan CAT (Catalytic Converter). Turbine itu sendiri menjadi restrictor/pembatas.

Penggantian Chambered Muffler dengan Free Flow Muffler akan mengurangi back pressure ... dan sepanjang diameter pipanya dipertahankan maka pengubahan ini hanya akan berpengaruh pada bunyi nada dasar knalpot yang dihasilkan. Efek negatifnya pada RPM rendah dan menengah (sebelum Peak Torque) dikatakan hampir tidak ada, malahan ada pengaruh positif ... yaitu tubo spooling akan lebih capat (terjadi pada RPM yang lebih rendah). Terlebih-lebih lagi kalau DOWN PIPE nya yang sekarang berukuran 2.5" diganti dengan ukuran 3" .... Bung Turboman bisa merasakan sendiri pengaruh positifnya ... tarikannya jauh lebih enteng dan turbo akan spool up lebih cepat ....

Contoh itu adalah dari hasil eksperiment member yang minta advice pada project mobilnya VOLVO 850 T5 (2500cc - 5 cylinders) ... hasilnya ... power on wheel naik 17HP (dyno test), tarikan ringan at all RPM ... hanya dengan mengubah chambered muffler menjadi straight-through muffler, removing CAT replaced with 2.5" Straight Pipe and change the Down Pipe (DP) to a bigger size (from 2.5" to 3"). Hanya tone suara nada dasar berubah dari asalnya ... lebih sedap didengar.




Pak Penyu

Utk mesin Turbodiesel, bila Down pipe after Turbocharger diperbesar dr 2,5" menjadi 3" bagaimana kinerja Torque pada RPM rendah ? Apakah Torque akan bergeser ke RPM yg lebih tinggi ? Sebab yg saya utamakan adalah mobil nyaman utk stop & go / city driving.

Lalu yang diganti / diperbesar hanyalah down pipe-nya saja atau seluruh exhaust pipe hingga exhaust tip ? Sebab mobil ini tidak ada Catalytic Converter, jadi down pipe langsung ke pipa panjang, menuju chambered resonator yg berukuran besar di bagian agak belakang mobil, sesudah itu exhaust tip.


Mohon pencerahannya lagi & terima kasih banyak sebelumnya
:mrgreen:
User avatar
PenyuTurbo
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1247
Joined: Wed Jan 11, 2006 5:21
Location: Subang

Post by PenyuTurbo »

Turboman wrote:
Pak Penyu

Utk mesin Turbodiesel, bila Down pipe after Turbocharger diperbesar dr 2,5" menjadi 3" bagaimana kinerja Torque pada RPM rendah ? Apakah Torque akan bergeser ke RPM yg lebih tinggi ? Sebab yg saya utamakan adalah mobil nyaman utk stop & go / city driving.

Lalu yang diganti / diperbesar hanyalah down pipe-nya saja atau seluruh exhaust pipe hingga exhaust tip ? Sebab mobil ini tidak ada Catalytic Converter, jadi down pipe langsung ke pipa panjang, menuju chambered resonator yg berukuran besar di bagian agak belakang mobil, sesudah itu exhaust tip.

Mohon pencerahannya lagi & terima kasih banyak sebelumnya.

Ada lebih banyak gain yang dapat kita peroleh dengan memperbesar DP dari 2.5" ke 3" ketimbang dari 3" ke 3.5". Jika DP ukuran 3" di rancang bangun dengan baik, maka akan memberikan LOW END TORQUE yang lebih baik ketimbang DP 2.5". Ini yang sesuai untuk Stop and Go Drivings (Low End Torque). Peak torque tidak akan mengalami pergeseran karena yang ini ditentukan oleh Exhaust manifold dan Characteristic Turbine & Housing. Yang mengalami perubahan adalah Torque Curve sebelum dan sesudah Peak Torque.

Aliran dibelakang turbine adalah penuh dengan "TURBULENSI" - turbine berputar pada RPM 80,000 s/d 120,000. Turbulensi ini akan meningkaatkan static Pressure sehingga Backpressure akan meningkat. Peningkatan backpressure ini akan bikin turbine spool up lambat ... (ada lag). Supaya turbine cepat spool up, maka backpressure ini mesti dikurangi, caranya dengan membuat aliran post turbine ini menjadi LAMINAR. Banyak cara yang bisa dilakukan, hanya ditinjau dari cost-effective and weight consideration, maka penggantian DP 2.5" ke 3" adalah yang paling banyak dilakukan (untuk engine capacity 2000cc ke 3000cc).

Dari Down Pipe menuju ke lubang resonator (muffler) dipertahankan 2.5". Akan tetapi untuk dapat meningkatkan power, maka pipa tengah - antara DP dan Muffler dibuat TAPER atau NECK DOWN dari 3" ke 2.5" ... hanya saja ini sulit dilakukan untuk pipa panjang.

Bung Turboman bisa mereka sendiri untuk pipa tengah ... yang nyambung DP (Down Pipe) ukuran diameternya 3" ... sedang yang nyambung ke Muffler diameternya 2.5" ... dan jika memungkinkan existing chambered muffler nya diganti dengan yang Straight Through (Free Flow).

Mudah-mudahan nyaman dalam Stop and Go drivings dan bisa ... ngacir ... Hahahahaha ..... lebih2 lagi kalau ditambah ramuan minyak Penyuturbo ... tambah ngacir ... ngak perlu ganti ke gear yang rendah ... hehehehehehe.
Image
frontier

Post by frontier »

Minyak PenyuTurbo.... itu istilah bagus pak... Di Bjm sini sangat populer Minyak Bulus untuk ibu2 yang ingin kulitnya hayus muyus....
User avatar
PenyuTurbo
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1247
Joined: Wed Jan 11, 2006 5:21
Location: Subang

Post by PenyuTurbo »

frontier wrote:Minyak PenyuTurbo.... itu istilah bagus pak... Di Bjm sini sangat populer Minyak Bulus untuk ibu2 yang ingin kulitnya hayus muyus....
Di Banjarmasin Minyak Bulus untuk Ibu2 ... yang umurnya berapa ? 60 tahun ke atas ?

Kalau Minyak Penyuturbo ... cara memakainya ... Oleskan Setengah jam sebelum dan setengah jam sesudah ... setelah itu .... dibakar hehehehehe ... jadi hangus kulitnya .... hitam manis .... hitam manis.
Image
User avatar
Turboman
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 21997
Joined: Mon Dec 12, 2005 5:14

Post by Turboman »

Pak Penyu


Masih tentang exhaust upgrading utk mesin TurboDiesel Common Rail 2500 cc, Down pipe berukuran 3 inchi sudah ketemu (ada yg buat), juga pipa tengah after downpipe sepanjang 140 cm.

Downpipe nya pendek, hanya 37 cm.

Ternyata diameter exhaust pipe asli dr tengah hingga exhaust tip mobil hanya 61 mm, sedang utk downpipe bawaan pabrik 2,5 inchi.

Pertanyaannya : apakah dengan mengganti Downpipe dari 2,5 inchi ke 3 inchi sepanjang 37 cm sudah cukup atau sebaiknya diikuti penggantian pipa tengah sepanjang 140 cm berdiamater 63 cm ?


Lalu si toko knalpot menyarankan utk memasang straight flow resonator di pipa tengah tsb, dan resonator besar di belakang (chambered resonator) diganti dengan yg free flow juga.

Nah apakah benar pemasangan resonator free flow di pipa tengah tsb. akan memperbaiki response pada RPM bawah ?


Mohon pencerahannya lagi & Thanks alot sebelumnya.
* Bukan ajakan Beli *
User avatar
PenyuTurbo
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1247
Joined: Wed Jan 11, 2006 5:21
Location: Subang

Post by PenyuTurbo »

Turboman wrote:Pak Penyu


Pertanyaannya : apakah dengan mengganti Downpipe dari 2,5 inchi ke 3 inchi sepanjang 37 cm sudah cukup atau sebaiknya diikuti penggantian pipa tengah sepanjang 140 cm berdiamater 63 cm ? .
Jika dimungkinkan, sebaiknya down pipe (3") diperpanjang ... 37 cm + 140 cm = 177 cm. Dibelakang ini barulah dipasang resonator.

Turboman wrote:Lalu si toko knalpot menyarankan utk memasang straight flow resonator di pipa tengah tsb, dan resonator besar di belakang (chambered resonator) diganti dengan yg free flow juga.

Nah apakah benar pemasangan resonator free flow di pipa tengah tsb. akan memperbaiki response pada RPM bawah ?.
Sebenarnya resonator itu hanya untuk meredam bisingnya knalpot. Besar kecilnya resonator akan menentukan nada dasar suara knalpot, yang kemudian diredam lagi oleh muffler belakang. Kalau aslinya nggak ada resonator, kemudian dipasang resonator, ada penurunan power (hanya sedikit saja) ... antara 1 s/d 2 HP aja. Memang suaranya jadi agak enakan didengar ketimbang nggak ada resonator. Yang jelas penambahan resonator tidak memperbaiki response pada RPM rendah, malah turun sedikit .... POWER = TORQUE x RPM .... Jika pemasangan resonator dilakukan maka power akan turun sedikit (1 HP s/d 2 HP) ... maka pada RPM yang sama ... Torque-nya akan menurun sedikit. sesuai dengan relasi di atas.

Jika dikombinasikan dengan Muffler (Straight Through - Free Flow), maka tidak akan mempengaruhi apa-apa baik torque maupun power, hanya suara knalpot aja ... mungkin lebih nge-BASS.

Yand ada pengaruhnya besar adalah Down Pipe yang tadinya 37 cm menjadi 177 cm ... ini yang akan memperbaiki drivability pada RPM rendah.

---------------------------

Catatan :

Sebenarnya lebih bagus lagi, kalau yang panjangnya 37 cm diatas diganti dengan tabung cylinder berdiameter 6" ... lihat pada gambar ... hehehehe ... sorry sketsanya nggak proportional ... yang penting ada gambarannya.
You do not have the required permissions to view the files attached to this post.
Image