2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
- ChZ
- SM Specialist
- Posts: 16449
- Joined: 08 Oct 2013, 21:30
- Location: Semarang
- Daily Vehicle: Civic FK4
2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
Seeing is Believing
Setidaknya itu adalah prinsip saya setiap kali melihat sebuah penawaran. Bahkan puluhan review mobil yang saya buat pun, selalu berawal dari ketidakpuasan melihat spek brosur dan review orang. Tentu saja tiap orang beda - beda, ada yang puas dan bisa beli mobil bermodal baca brosur, ada yang harus test drive dulu, ada yang bahkan saking kaya dan berduitnya penasaran sekali langsung coba.
Saya tipe yang kedua…. karena tidak ada duitnya buat beli 1-1 wkwk.
OK kita sama - sama tau di jagat SM ini setiap ada bahasan tentang EV (tentu saja thread ini juga) pasti rame pro-kontra. Saya selalu di pihak yang kontra jika membahas dampak environmental dan sosial nya. Buat saya EV is pure business. Omon-omon kosong soal environment itu hanya bumbu marketing seperti sedotan kertas dan plastik - yang dua - duanya sama juga merusak lingkungan. Hanya yang satunya terurai lebih cepat - saking cepatnya kita masukkan ke minuman pun langsung meleyot dan akhirnya pakai lebih banyak karena cepat rusak.
Tapi di sisi lain, saya tetaplah seorang enthusiast otomotif - dalam arti, jika ada sebuah pabrikan bisa offer sesuatu yang lebih dari sekedar daily econoboxes yang hanya mementingkan konsumsi BBM atau konsumsi listrik murah.
Sayangnya, sudah kadung selama ini tawaran EV itu semua membosankan. Saya bisa terima EV kalau memberi Tesla-level of performance spt yang didemonstrasikan oleh reviewer kondang luar. Tapi jika anda beri saya sebuah AirEV atau Binguo, itu hanya 2 mobil yang diciptakan untuk lucu - lucuan saja. Nggak meant for serious performance. Lebih baik beli Honda Brio lalu dioprek krn lebih murah dan tetap irit plus twice more fun.
Yes, we want these kind of EVs.
Tapi belakangan, penetrasi China mulai santer di urusan EV. Termasuk mulai merangseknya brand top mereka urusan EV (akhirnya) masuk pasar passenger car : BYD.
BYD sejujurnya bukan merek baru di Indonesia. Sudah dari 2016 tapi menyasar pasar fleet. Taxi Blue Bird pun sudah pakai BYD dari lama.
BYD memasukkan 3 varian mobil : Dolphin, Atto 3, dan top of the line : Seal. Nah, yang terakhir ini menarik. Klaimnya 0-100 bisa dalam 3.8 detik yang type AWD. Artinya mobil ini memang dilahirkan untuk performa tinggi, dan tentu saja, jika anda punya sebuh EV company, penting untuk punya 1 lineup untuk performance stunt, karena itu kelebihan anda.
Tentu saja saya nggak tertarik, atau paling tidak belum ingin punya - tapi nggak ada salahnya juga dicoba. Kalau saya nggak bisa pegang Tesla setidaknya saya udah pernah nyentuh “Chinese copy” nya Tesla - BYD Seal.
Mampirlah saya siang itu ke BYD Arista Semarang yang masih separuh under construction krn saya juga dapet kebagian orderan ke sana beberapa kali oleh subkontraktornya. Sempat kecewa karena adanya hanya unit TD Dolphin, tapi nggak lama ada Seal hitam muncul. Gayung bersambut, langsung saja saya sepik untuk TD.
Seal nya putih... iya iya ini show unit
The Chinese Model 3 ?
Melihat Seal, susah buat saya nggak menganggap mobil ini mengcopy formula dari Tesla Model 3. Modelnya sangatlah mirip, sizenya hampir - hampir mirip, figur performanya mirip, bahkan interior yang kontrolnya hampir semua dipusatkan pada layar pun sangat Tesla-like.
Tesla Model 3
Bentuknya sangat biasa aja mungkin kalau kita bukan pecinta mobil kita juga nggak akan ngeh ini mobil apa, bakal dikira semacam Mazda atau Chevrolet. Inilah masalah utama saya dengan EV - semuanya dibuat seperti smartphone yang akan dilupakan 3 detik begitu melihatnya karena tak ada beda antara iPhone dan Samsung, misalnya.
Pada EV, semua bentuknya nyaris mirip dan nggak ada unsur kreativitas - form follow function seperti pada ICE. Pada EV hanya plain battery dan body saja. Sementara ICE ada unsur “seni” karena ia harus ngikutin kemana arah pendinginan mesin, kemana tunnel transmisi, pendinginan rem, letak tangki bensin, dll. Memang jadi repot, tapi otak kreatif manusia itu akan main jika banyak limitasi pada desain.
Bannya menggunakan r19, 235/45/19 dengan ban Continental ….. EcoContact 6, yang mana implikasi penggunaan ban ini akan saya jabarkan di driving.
Too much gimmick, too little substance
Interiornya juga sangat Tesla-like. Layar besar di tengah itu menjadi pusat kontrol hampir 80% fungsi mobil kecuali perseneling. Layarnya bisa rotate, gimmick keren yang bentar lagi akan jadi mainan anak anda dan ujungnya ketika layarnya rusak maka AC pun nggak berfungsi karena hal sesimpel kontrol semburan AC pun harus lewat layar. Phew.
Kualitas panel - panelnya pun cukup rapih, walaupun secara desain rada acakadul karena itu dashboard rasanya kayak ventilasi AC semua. Steernya punya feel sporty, enak digenggam, ukurannya pas, tapi information display nya ntah kenapa pelit sekali. Padahal ini lebih penting daripada layar besar di tengah itu.
Sayangnya buat saya interior Seal lebih banyak gimmick daripada fungsi yang saya banyak sekali pertanyakan :
Pertama jika ini memang diperuntukkan sebagai family sedan maka duduk belakangnya kurang bersahabat untuk orang tinggi. Kaki penumpang tidak bisa masuk ke bawah jok depan. Artinya terima nasib saja paha agak naik.
Yang kedua adalah jika orang rame - rame membully sunroof HR-V, Seal punya model panoramic roof yang mirip. Malah sepanjang perjalanan covernya tidak dipasang. Ok peredam kacanya memang ada, tapi tetap saja saya nggak terlalu suka nyetir dengan cover dibuka covernya siang - siang. HR-V yang diberi shade tambahan saja tidak membantu. Kemarin sepanjang sesi saja saya ngerasain terik matahari masuk dikit2 makanya saya langsung kaget kok cover panoramic roofnya tidak ada.
Ketiga ya tentu saja semua kontrol terpusat ke layar besar. Di saat orang itu protes dengan tombol touch capacitive yang berpotensi bahaya ketika mengemudi, ini malah hal sesimpel AC saja semua kontrolnya di layar.
They didn't tell you it can't handle its power, eh?
Model yang dicoba adalah Extended Range Premium. Single motor, Range 650 Km claimed, power 308hp dan torsi 360 Nm. Claimed 0-100 adalah di sekitar 5.5 detikan. Jadi ini bukan tipe tertinggi yang 0-100 nya dalam 3.8 detik.
Seating position, perfect. Duduk di dalam Seal ini feelnya memang seperti mobil sport. Steernya juga mengingatkan saya dengan McLaren 650S yang pernah saya coba. Walau nggak bisa dibilang rendah-rendah banget duduknya, tapi tetap nggak terasa aneh karena biasa mobil China bahkan seperti Chery Omoda5 saja duduknya tetap terasa aneh. So far, semua soal ergonomi nyetir di mobil ini saya cukup positif.
Tuas transmisi walau bentuknya aneh tapi mudah dioperasikan. Walau saya juga bingung kenapa China suka bentuk tuas transmisi yang hora umum begini. Well tapi nggak cocok sih disebut tuas transmisi wong nggak ada transmisinya juga.
Jalankan mobil dan as expected. Effortless. Pertama mobil jalan masih eco mode. Mobilnya terasa jinak tapi ntah kenapa feel nya seperti kekuatan regen brakingnya terlalu kuat. Ini jujur yang bikin saya nggak terlalu suka nyetir EV atau hybrid atau apapun di mode eco karena akhirnya rasa yang didapatkan ndut-ndutan, nggak loss. Sama seperti nyetir Kicks atau IONIQ5. tetap saja mode paling enak itu sport karena lebih loss dan minim regen braking.
Ya sudah, selama test drive jalanin saja mode sport langsung. Toh memang itu tujuan mobilnya diciptakan, bukan?
360 Nm itu angka yang wajar saja untuk sebuah mobil. Itu angka torsi Toyota Fortuner 2GD. Tapi masalahnya, di mobil ini 360 Nm itu langsung di berikan dan melesat begitu cepat. Sekedipan mata, mobil sudah sampai ke 100 km/h dalam jarak pendek. Wow. Kulkas berjalan ini mampu melejit secepat itu. Untuk overtaking mobil apapun di jalan tentu saja tidak sulit. Apalagi hanya meladeni bocil pakai Fortuner arogan modif dibayarin bapaknya. Dengan tampang sebuah sedan biasa, tentu saja nggak akan terlihat flashy seperti bawa M3 atau Porsche 911 yang ditabrak Xpander mabuk. Mobil ini dilimit secara elektronik di 180 km/h yang mana mudah sekali dicapai pastinya. Agak sayang.
Tapi untuk mobil sekencang ini…. I don’t feel safe driving it.
Entah kenapa setiap kali berakselerasi, ada feeling bahwa mobil ini sulit dikontrol dengan torsi se-instan dan sebesar itu. Problemnya yang juga saya baru lihat setelah test drive : type ban nya “Continental EcoContact 6”. Dengan judul ban “Eco”contact, saya akan sangat berprasangka buruk karena artinya betapapun BYD mendesain mobil ini sebagai sport sedan, Range tetaplah concern utamanya. Karena ini praktek yang umum di semua EV di manapun akan dilengkapi ban yang “Eco” untuk meningkatkan jarak tempuh. Sampai pada taraf saya merasa lebih percaya diri ngebut pake Fortuner 1GD modif dibanding pake Seal. Kenapa BYD, kalian bikin sedan bisa lari kenceng gini dan masih mikirin range?
OK mungkin fans EV akan bilang ya tinggal ganti bannya saja. Ya itu membantu, tapi treadwear ban performa tinggi seperti Michelin Pilot Sport 4 itu tidak akan panjang jika diberi torsi instan dan bobot mobil seberat Seal yang kurang lebih 1.8-1.9ton. Belum potensi range berkurang drastis.
Lalu seluruh set suspensi mobil ini didesain lebih pada kenyamanan dan tidak ada air suspension atau adaptive suspension. Artinya walaupun di upgrade dengan ban performa tinggi, balance mobilnya tetap nggak bagus. Beberapa kali terasa untuk manuver mobilnya terasa berat dan terlalu soft. Mirip dengan bawa IONIQ 5 yang rasanya demikian kalau belok.
Ketiga, steernya tetap saja terlalu ringan ketika di sport mode.
Artinya, ya nggak salah claim BYD bahwa ini sedan kenceng di lurusan, tapi BYD memang nggak pernah mengklaim suspensi mobilnya mumpuni buat belok kenceng.
Still, the cheaper alternative.
Silahkan kalo ada yang bilang saya hater mobil China atau hater EV atau apalah. Tapi beberapa pengalaman masih membuktikan bahwa mobil China itu mungkin bagus - tapi bukan sebagai sebuah engineering prowess. Belum ada yang mengagumkan atau breakthrough. Saya percaya Jepang dan Jerman punya jam terbang lebih tinggi - dan itu yang belum dipunyai China sehingga mobilnya terkesan half-baked walau tentu saja secara resources mereka sekarang menang banyak.
Mobilnya terkesan dibuat oleh satu tim yang nggak saling komunikasi dan hanya terkesan hasil reverse engineering mobil - mobil yang mereka “bajak”. Alhasil, suspensi, mesin (atau motor), interior, semuanya seperti nggak sinkron. Beruntungnya EV itu tidak pakai transmisi jadi nggak ada itu seperti Wuling Almaz yang berantakan sekali. Buat saya, secara engineering Tesla lebih matang di model 3 karena fitur - fitur di Tesla pun dapat menyokong kemampuan mobilnya.
Tapi don’t get me wrong - sebagai consumer product, BYD Seal adalah produk yang dapat dikatakan mumpuni untuk bersaing dengan Tesla. Bahkan BYD pun terjual lebih banyak dari Tesla. Tentu saja sudah rahasia umum betapa kacrutnya build quality Tesla di manapun, dan saya rasa BYD tak punya reputasi punya build quality kacrut walau dipertanyakan juga reputasinya sebagai mobil yang “gampang kebakar”.
Dan dengan harga 1/2 nya Model 3, saya nggak akan bilang Seal sebagai mobil yang nggak menarik. Tentu saja gimmick 0-100 kenceng nya menarik, dan untuk orang yang sekedar punya-punyaan mobil listrik kenceng, lebih enak beli BYD Seal daripada IONIQ5. minimal bisa kita bawa ke Sentul drag race untuk flexing sama seperti awal - awal tren modifikasi diesel dulu ngasepin Evo sampai Porsche.
So yes, welcome BYD!
Setidaknya itu adalah prinsip saya setiap kali melihat sebuah penawaran. Bahkan puluhan review mobil yang saya buat pun, selalu berawal dari ketidakpuasan melihat spek brosur dan review orang. Tentu saja tiap orang beda - beda, ada yang puas dan bisa beli mobil bermodal baca brosur, ada yang harus test drive dulu, ada yang bahkan saking kaya dan berduitnya penasaran sekali langsung coba.
Saya tipe yang kedua…. karena tidak ada duitnya buat beli 1-1 wkwk.
OK kita sama - sama tau di jagat SM ini setiap ada bahasan tentang EV (tentu saja thread ini juga) pasti rame pro-kontra. Saya selalu di pihak yang kontra jika membahas dampak environmental dan sosial nya. Buat saya EV is pure business. Omon-omon kosong soal environment itu hanya bumbu marketing seperti sedotan kertas dan plastik - yang dua - duanya sama juga merusak lingkungan. Hanya yang satunya terurai lebih cepat - saking cepatnya kita masukkan ke minuman pun langsung meleyot dan akhirnya pakai lebih banyak karena cepat rusak.
Tapi di sisi lain, saya tetaplah seorang enthusiast otomotif - dalam arti, jika ada sebuah pabrikan bisa offer sesuatu yang lebih dari sekedar daily econoboxes yang hanya mementingkan konsumsi BBM atau konsumsi listrik murah.
Sayangnya, sudah kadung selama ini tawaran EV itu semua membosankan. Saya bisa terima EV kalau memberi Tesla-level of performance spt yang didemonstrasikan oleh reviewer kondang luar. Tapi jika anda beri saya sebuah AirEV atau Binguo, itu hanya 2 mobil yang diciptakan untuk lucu - lucuan saja. Nggak meant for serious performance. Lebih baik beli Honda Brio lalu dioprek krn lebih murah dan tetap irit plus twice more fun.
Yes, we want these kind of EVs.
Tapi belakangan, penetrasi China mulai santer di urusan EV. Termasuk mulai merangseknya brand top mereka urusan EV (akhirnya) masuk pasar passenger car : BYD.
BYD sejujurnya bukan merek baru di Indonesia. Sudah dari 2016 tapi menyasar pasar fleet. Taxi Blue Bird pun sudah pakai BYD dari lama.
BYD memasukkan 3 varian mobil : Dolphin, Atto 3, dan top of the line : Seal. Nah, yang terakhir ini menarik. Klaimnya 0-100 bisa dalam 3.8 detik yang type AWD. Artinya mobil ini memang dilahirkan untuk performa tinggi, dan tentu saja, jika anda punya sebuh EV company, penting untuk punya 1 lineup untuk performance stunt, karena itu kelebihan anda.
Tentu saja saya nggak tertarik, atau paling tidak belum ingin punya - tapi nggak ada salahnya juga dicoba. Kalau saya nggak bisa pegang Tesla setidaknya saya udah pernah nyentuh “Chinese copy” nya Tesla - BYD Seal.
Mampirlah saya siang itu ke BYD Arista Semarang yang masih separuh under construction krn saya juga dapet kebagian orderan ke sana beberapa kali oleh subkontraktornya. Sempat kecewa karena adanya hanya unit TD Dolphin, tapi nggak lama ada Seal hitam muncul. Gayung bersambut, langsung saja saya sepik untuk TD.
Seal nya putih... iya iya ini show unit
The Chinese Model 3 ?
Melihat Seal, susah buat saya nggak menganggap mobil ini mengcopy formula dari Tesla Model 3. Modelnya sangatlah mirip, sizenya hampir - hampir mirip, figur performanya mirip, bahkan interior yang kontrolnya hampir semua dipusatkan pada layar pun sangat Tesla-like.
Tesla Model 3
Bentuknya sangat biasa aja mungkin kalau kita bukan pecinta mobil kita juga nggak akan ngeh ini mobil apa, bakal dikira semacam Mazda atau Chevrolet. Inilah masalah utama saya dengan EV - semuanya dibuat seperti smartphone yang akan dilupakan 3 detik begitu melihatnya karena tak ada beda antara iPhone dan Samsung, misalnya.
Pada EV, semua bentuknya nyaris mirip dan nggak ada unsur kreativitas - form follow function seperti pada ICE. Pada EV hanya plain battery dan body saja. Sementara ICE ada unsur “seni” karena ia harus ngikutin kemana arah pendinginan mesin, kemana tunnel transmisi, pendinginan rem, letak tangki bensin, dll. Memang jadi repot, tapi otak kreatif manusia itu akan main jika banyak limitasi pada desain.
Bannya menggunakan r19, 235/45/19 dengan ban Continental ….. EcoContact 6, yang mana implikasi penggunaan ban ini akan saya jabarkan di driving.
Too much gimmick, too little substance
Interiornya juga sangat Tesla-like. Layar besar di tengah itu menjadi pusat kontrol hampir 80% fungsi mobil kecuali perseneling. Layarnya bisa rotate, gimmick keren yang bentar lagi akan jadi mainan anak anda dan ujungnya ketika layarnya rusak maka AC pun nggak berfungsi karena hal sesimpel kontrol semburan AC pun harus lewat layar. Phew.
Kualitas panel - panelnya pun cukup rapih, walaupun secara desain rada acakadul karena itu dashboard rasanya kayak ventilasi AC semua. Steernya punya feel sporty, enak digenggam, ukurannya pas, tapi information display nya ntah kenapa pelit sekali. Padahal ini lebih penting daripada layar besar di tengah itu.
Sayangnya buat saya interior Seal lebih banyak gimmick daripada fungsi yang saya banyak sekali pertanyakan :
Pertama jika ini memang diperuntukkan sebagai family sedan maka duduk belakangnya kurang bersahabat untuk orang tinggi. Kaki penumpang tidak bisa masuk ke bawah jok depan. Artinya terima nasib saja paha agak naik.
Yang kedua adalah jika orang rame - rame membully sunroof HR-V, Seal punya model panoramic roof yang mirip. Malah sepanjang perjalanan covernya tidak dipasang. Ok peredam kacanya memang ada, tapi tetap saja saya nggak terlalu suka nyetir dengan cover dibuka covernya siang - siang. HR-V yang diberi shade tambahan saja tidak membantu. Kemarin sepanjang sesi saja saya ngerasain terik matahari masuk dikit2 makanya saya langsung kaget kok cover panoramic roofnya tidak ada.
Ketiga ya tentu saja semua kontrol terpusat ke layar besar. Di saat orang itu protes dengan tombol touch capacitive yang berpotensi bahaya ketika mengemudi, ini malah hal sesimpel AC saja semua kontrolnya di layar.
They didn't tell you it can't handle its power, eh?
Model yang dicoba adalah Extended Range Premium. Single motor, Range 650 Km claimed, power 308hp dan torsi 360 Nm. Claimed 0-100 adalah di sekitar 5.5 detikan. Jadi ini bukan tipe tertinggi yang 0-100 nya dalam 3.8 detik.
Seating position, perfect. Duduk di dalam Seal ini feelnya memang seperti mobil sport. Steernya juga mengingatkan saya dengan McLaren 650S yang pernah saya coba. Walau nggak bisa dibilang rendah-rendah banget duduknya, tapi tetap nggak terasa aneh karena biasa mobil China bahkan seperti Chery Omoda5 saja duduknya tetap terasa aneh. So far, semua soal ergonomi nyetir di mobil ini saya cukup positif.
Tuas transmisi walau bentuknya aneh tapi mudah dioperasikan. Walau saya juga bingung kenapa China suka bentuk tuas transmisi yang hora umum begini. Well tapi nggak cocok sih disebut tuas transmisi wong nggak ada transmisinya juga.
Jalankan mobil dan as expected. Effortless. Pertama mobil jalan masih eco mode. Mobilnya terasa jinak tapi ntah kenapa feel nya seperti kekuatan regen brakingnya terlalu kuat. Ini jujur yang bikin saya nggak terlalu suka nyetir EV atau hybrid atau apapun di mode eco karena akhirnya rasa yang didapatkan ndut-ndutan, nggak loss. Sama seperti nyetir Kicks atau IONIQ5. tetap saja mode paling enak itu sport karena lebih loss dan minim regen braking.
Ya sudah, selama test drive jalanin saja mode sport langsung. Toh memang itu tujuan mobilnya diciptakan, bukan?
360 Nm itu angka yang wajar saja untuk sebuah mobil. Itu angka torsi Toyota Fortuner 2GD. Tapi masalahnya, di mobil ini 360 Nm itu langsung di berikan dan melesat begitu cepat. Sekedipan mata, mobil sudah sampai ke 100 km/h dalam jarak pendek. Wow. Kulkas berjalan ini mampu melejit secepat itu. Untuk overtaking mobil apapun di jalan tentu saja tidak sulit. Apalagi hanya meladeni bocil pakai Fortuner arogan modif dibayarin bapaknya. Dengan tampang sebuah sedan biasa, tentu saja nggak akan terlihat flashy seperti bawa M3 atau Porsche 911 yang ditabrak Xpander mabuk. Mobil ini dilimit secara elektronik di 180 km/h yang mana mudah sekali dicapai pastinya. Agak sayang.
Tapi untuk mobil sekencang ini…. I don’t feel safe driving it.
Entah kenapa setiap kali berakselerasi, ada feeling bahwa mobil ini sulit dikontrol dengan torsi se-instan dan sebesar itu. Problemnya yang juga saya baru lihat setelah test drive : type ban nya “Continental EcoContact 6”. Dengan judul ban “Eco”contact, saya akan sangat berprasangka buruk karena artinya betapapun BYD mendesain mobil ini sebagai sport sedan, Range tetaplah concern utamanya. Karena ini praktek yang umum di semua EV di manapun akan dilengkapi ban yang “Eco” untuk meningkatkan jarak tempuh. Sampai pada taraf saya merasa lebih percaya diri ngebut pake Fortuner 1GD modif dibanding pake Seal. Kenapa BYD, kalian bikin sedan bisa lari kenceng gini dan masih mikirin range?
OK mungkin fans EV akan bilang ya tinggal ganti bannya saja. Ya itu membantu, tapi treadwear ban performa tinggi seperti Michelin Pilot Sport 4 itu tidak akan panjang jika diberi torsi instan dan bobot mobil seberat Seal yang kurang lebih 1.8-1.9ton. Belum potensi range berkurang drastis.
Lalu seluruh set suspensi mobil ini didesain lebih pada kenyamanan dan tidak ada air suspension atau adaptive suspension. Artinya walaupun di upgrade dengan ban performa tinggi, balance mobilnya tetap nggak bagus. Beberapa kali terasa untuk manuver mobilnya terasa berat dan terlalu soft. Mirip dengan bawa IONIQ 5 yang rasanya demikian kalau belok.
Ketiga, steernya tetap saja terlalu ringan ketika di sport mode.
Artinya, ya nggak salah claim BYD bahwa ini sedan kenceng di lurusan, tapi BYD memang nggak pernah mengklaim suspensi mobilnya mumpuni buat belok kenceng.
Still, the cheaper alternative.
Silahkan kalo ada yang bilang saya hater mobil China atau hater EV atau apalah. Tapi beberapa pengalaman masih membuktikan bahwa mobil China itu mungkin bagus - tapi bukan sebagai sebuah engineering prowess. Belum ada yang mengagumkan atau breakthrough. Saya percaya Jepang dan Jerman punya jam terbang lebih tinggi - dan itu yang belum dipunyai China sehingga mobilnya terkesan half-baked walau tentu saja secara resources mereka sekarang menang banyak.
Mobilnya terkesan dibuat oleh satu tim yang nggak saling komunikasi dan hanya terkesan hasil reverse engineering mobil - mobil yang mereka “bajak”. Alhasil, suspensi, mesin (atau motor), interior, semuanya seperti nggak sinkron. Beruntungnya EV itu tidak pakai transmisi jadi nggak ada itu seperti Wuling Almaz yang berantakan sekali. Buat saya, secara engineering Tesla lebih matang di model 3 karena fitur - fitur di Tesla pun dapat menyokong kemampuan mobilnya.
Tapi don’t get me wrong - sebagai consumer product, BYD Seal adalah produk yang dapat dikatakan mumpuni untuk bersaing dengan Tesla. Bahkan BYD pun terjual lebih banyak dari Tesla. Tentu saja sudah rahasia umum betapa kacrutnya build quality Tesla di manapun, dan saya rasa BYD tak punya reputasi punya build quality kacrut walau dipertanyakan juga reputasinya sebagai mobil yang “gampang kebakar”.
Dan dengan harga 1/2 nya Model 3, saya nggak akan bilang Seal sebagai mobil yang nggak menarik. Tentu saja gimmick 0-100 kenceng nya menarik, dan untuk orang yang sekedar punya-punyaan mobil listrik kenceng, lebih enak beli BYD Seal daripada IONIQ5. minimal bisa kita bawa ke Sentul drag race untuk flexing sama seperti awal - awal tren modifikasi diesel dulu ngasepin Evo sampai Porsche.
So yes, welcome BYD!
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
2017 FK4 L15B7
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2863
- Joined: 03 Jul 2013, 13:23
- Location: Indonesia
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
Masuk riviu jg nih. Yg dibahas semalem di group wkwkw
Major drawback buat gw ya top speed 180 km/h nya itu seh. Dan ternyata alesan krn motor penggeraknya yg limitasi si top speed.
Belom lg penjelasan dari om VIM. Yg jd main concern bukan batre LFP. Justru motor penggeraknya yg gampang kalah kalo kita gaspol mentok top speed terus. Reliability-nya dipertanyakan
Urusan Batre LFP jauh lebih kuat daya tahannya. Kasus meleduk / auto kebakar jg udah jarang kedengeran jg sehh
So it doesn’t suit my needs
Balik berburu lekses / audi lagi buat gantiin e90
Major drawback buat gw ya top speed 180 km/h nya itu seh. Dan ternyata alesan krn motor penggeraknya yg limitasi si top speed.
Belom lg penjelasan dari om VIM. Yg jd main concern bukan batre LFP. Justru motor penggeraknya yg gampang kalah kalo kita gaspol mentok top speed terus. Reliability-nya dipertanyakan
Urusan Batre LFP jauh lebih kuat daya tahannya. Kasus meleduk / auto kebakar jg udah jarang kedengeran jg sehh
So it doesn’t suit my needs
Balik berburu lekses / audi lagi buat gantiin e90
S̶h̶e̶e̶r̶ ̶D̶r̶i̶v̶i̶n̶g̶ ̶P̶l̶e̶a̶s̶u̶r̶e̶
Sheer Repairing Pleasure
Sheer Repairing Pleasure
- ChZ
- SM Specialist
- Posts: 16449
- Joined: 08 Oct 2013, 21:30
- Location: Semarang
- Daily Vehicle: Civic FK4
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
nah iya persis diskusi kite kapan hari kan mbah. yg orang ributin itu selalu batre batre batre padahal bisa jadi motor nya kalah duluan. blom kalo motor yang kalah ngelesnya gampang bangetKielConstantine wrote: ↑16 Mar 2024, 11:58 Masuk riviu jg nih. Yg dibahas semalem di group wkwkw
Major drawback buat gw ya top speed 180 km/h nya itu seh. Dan ternyata alesan krn motor penggeraknya yg limitasi si top speed.
Belom lg penjelasan dari om VIM. Yg jd main concern bukan batre LFP. Justru motor penggeraknya yg gampang kalah kalo kita gaspol mentok top speed terus. Reliability-nya dipertanyakan
Urusan Batre LFP jauh lebih kuat daya tahannya. Kasus meleduk / auto kebakar jg udah jarang kedengeran jg sehh
So it doesn’t suit my needs
Balik berburu lekses / audi lagi buat gantiin e90
"ya itu menyesuaikan cara berkendara"
akhirnya repair billnya skyrocket di atas miara BMW modern
problem terbesar mobil ini balance dan tuningnya jelek sih. POV nya ane pernah bawa 991 Turbo PDK dan Panamera Turbo yg akselerasinya sama-sama malah 991 turbo itu 4 detikan deh... itu mobil kemana-mana lebih berasa confident bawanya ketimbang ini. ini mobilnya maju kitanya serem kayak sasis nggak bisa imbangin.
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
2017 FK4 L15B7
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 527
- Joined: 02 Jan 2016, 18:03
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
Itu regen ada settingnya enggak oom ?, kalo I5 sama Polestar ada 3 set+1 freewheeling, Model 3 ada 3 set jg tp ndak ada freewheeling-nya, tapi 3-3nya ada one pedal, tp hal paling unnatural buat driver ICE tua kayak saya itu ya belajar ngerem dengan ngangkat gas
Handling celeng itu emang penyakit EV, bahkan model 3 sekalipun masih kerasa celeng-nya , udah coba 3 macam (daily I5, Model 3 & Polestar), yang berasa bawa ICE bener, dibawa belok2 nurut banget cuma si Polestar. Kalo EV RWD, bawa pake sport mode harus aware ama understeer pokoknya, tp. Kan Seal itu AWD ya, masa masih belum bisa kontrol traksi depan belakang ya ?
Mungkin celeng ini gara2 mayoritas beban (batere > 500 kg) diantara 2 sumbu ya ?, jd inersia beban bukan diatas sumbu tapi diantara sumbu. Kalo ICE diantara 2 sumbu kan malah kosong, sumbu depan ada mesin (kl FWD plus transmisi+transaxle), sumbu belakang ada transaxle (kl RWD).
Perkara EV jadi gampang ngatur layout jangan salah, urusan naruh batere itu bikin runyam lho. Pertama, ngatur distribusi bobot batere susah, rata2 jalan pintas 100% ditaruh dibawah floorpan, yg bener2 itu distribusi bobot baru Polestar; kedua, naruh batere di floorpan itu makan tinggi kursi (pada nggantung kan kaki penumpang belakang, Vinfast malah nyaris jongkok yg naik), Ioniq 5 lumayan, tp kursi depan harus disetel naik dikit biar kakinya bisa masuk; ketiga, kw batere gede butuh space gede, mainan lebar ada batasnya, paling gampang mainin panjang, I5 wheelbase jd 3 meter , Seal jd pendekan 8 cm pake pendekatan structural pack, alias batere packnya las mati semua, nah wheelbase panjang ini kan nambah2in masalah handling.....
Handling celeng itu emang penyakit EV, bahkan model 3 sekalipun masih kerasa celeng-nya , udah coba 3 macam (daily I5, Model 3 & Polestar), yang berasa bawa ICE bener, dibawa belok2 nurut banget cuma si Polestar. Kalo EV RWD, bawa pake sport mode harus aware ama understeer pokoknya, tp. Kan Seal itu AWD ya, masa masih belum bisa kontrol traksi depan belakang ya ?
Mungkin celeng ini gara2 mayoritas beban (batere > 500 kg) diantara 2 sumbu ya ?, jd inersia beban bukan diatas sumbu tapi diantara sumbu. Kalo ICE diantara 2 sumbu kan malah kosong, sumbu depan ada mesin (kl FWD plus transmisi+transaxle), sumbu belakang ada transaxle (kl RWD).
Perkara EV jadi gampang ngatur layout jangan salah, urusan naruh batere itu bikin runyam lho. Pertama, ngatur distribusi bobot batere susah, rata2 jalan pintas 100% ditaruh dibawah floorpan, yg bener2 itu distribusi bobot baru Polestar; kedua, naruh batere di floorpan itu makan tinggi kursi (pada nggantung kan kaki penumpang belakang, Vinfast malah nyaris jongkok yg naik), Ioniq 5 lumayan, tp kursi depan harus disetel naik dikit biar kakinya bisa masuk; ketiga, kw batere gede butuh space gede, mainan lebar ada batasnya, paling gampang mainin panjang, I5 wheelbase jd 3 meter , Seal jd pendekan 8 cm pake pendekatan structural pack, alias batere packnya las mati semua, nah wheelbase panjang ini kan nambah2in masalah handling.....
- ChZ
- SM Specialist
- Posts: 16449
- Joined: 08 Oct 2013, 21:30
- Location: Semarang
- Daily Vehicle: Civic FK4
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
wah ga tau om, saya nanya salesnya malah diteranginnya pake 3 mode itu buat ngatur regen nya aja ntah deh kepalang pusing kontrolnya di layar semua.Bibieight wrote: ↑16 Mar 2024, 14:31 Itu regen ada settingnya enggak oom ?, kalo I5 sama Polestar ada 3 set+1 freewheeling, Model 3 ada 3 set jg tp ndak ada freewheeling-nya, tapi 3-3nya ada one pedal, tp hal paling unnatural buat driver ICE tua kayak saya itu ya belajar ngerem dengan ngangkat gas
Handling celeng itu emang penyakit EV, bahkan model 3 sekalipun masih kerasa celeng-nya , udah coba 3 macam (daily I5, Model 3 & Polestar), yang berasa bawa ICE bener, dibawa belok2 nurut banget cuma si Polestar. Kalo EV RWD, bawa pake sport mode harus aware ama understeer pokoknya, tp. Kan Seal itu AWD ya, masa masih belum bisa kontrol traksi depan belakang ya ?
Mungkin celeng ini gara2 mayoritas beban (batere > 500 kg) diantara 2 sumbu ya ?, jd inersia beban bukan diatas sumbu tapi diantara sumbu. Kalo ICE diantara 2 sumbu kan malah kosong, sumbu depan ada mesin (kl FWD plus transmisi+transaxle), sumbu belakang ada transaxle (kl RWD).
Perkara EV jadi gampang ngatur layout jangan salah, urusan naruh batere itu bikin runyam lho. Pertama, ngatur distribusi bobot batere susah, rata2 jalan pintas 100% ditaruh dibawah floorpan, yg bener2 itu distribusi bobot baru Polestar; kedua, naruh batere di floorpan itu makan tinggi kursi (pada nggantung kan kaki penumpang belakang, Vinfast malah nyaris jongkok yg naik), Ioniq 5 lumayan, tp kursi depan harus disetel naik dikit biar kakinya bisa masuk; ketiga, kw batere gede butuh space gede, mainan lebar ada batasnya, paling gampang mainin panjang, I5 wheelbase jd 3 meter , Seal jd pendekan 8 cm pake pendekatan structural pack, alias batere packnya las mati semua, nah wheelbase panjang ini kan nambah2in masalah handling.....
ini yang ane coba yang RWD om, cuma yg AWD ya katanya sama gitu juga.
nah mungkin downside nya itu dan ini yang selalu ane kritik dari EV. boleh lah ngomong stabil karena berat dan CoG nya rendah karena batre di bawah, tapi untuk bikin EV jadi cornering machine itu susah juga karena titik beratnya ngga pas. alhasil waktu belok belok pun dia menahan bobot sebesar itu dan jadi nggak lincah.
maksud ane lebih ke estetika - form follow function nya om. kalau ergonomi, EV itu lebih challenging akhirnya yg long range batre besar itu harus dikompensasi dengan ukuran jumbo kayak IONIQ5. yang imut2 kayak airEV ma binguo desainnya harus lonjong ke atas.
kalo di ICE, muka mobil tuh jadi variatif karena dia harus imbangin antara keindahan sama atur jalur pendingin. misalnya ketika mobil kayak Civic FK8 type R itu dari pabrik lahir macem boy racer itu semua ada fungsinya om. sedangkan EV secara estetika itu mudah dilupakan - rata-rata kan udah kayak ganti-ganti casing tamiya aja. modelnya dibuat se clean mungkin tanpa bolong2 demi ngejer range dan less drag.
coba lihat sedan2 EV dari IONIQ6, Seal, Model 3, Model S, itu bentuknya hampir sama semua keliatan mau ngejer drag coefficient kecil.
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
2017 FK4 L15B7
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 3753
- Joined: 10 Aug 2015, 20:13
- Location: Jakarta
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
Di ripiu juga akhirnya mbah
Penasaran sama yg AWD apakah handlingnya bisa lebih baik dibanding ini ya? Tp kalo memang bannya yg kalah ya bakalan sama2 aja sih ya. Suspensinya jg settingnya comfort toh, jadi memang agak ga nyambung antara tenaga gede + model mayan sporti tp suspensi n ban celeng
Mengenai interior dengan layar segede tv dan semua pengaturan disitu kita 1 selera sih, ga demen yg bentukannya kayak ginian. Tetep tombol pencet2 manual lebih joss
Penasaran sama yg AWD apakah handlingnya bisa lebih baik dibanding ini ya? Tp kalo memang bannya yg kalah ya bakalan sama2 aja sih ya. Suspensinya jg settingnya comfort toh, jadi memang agak ga nyambung antara tenaga gede + model mayan sporti tp suspensi n ban celeng
Mengenai interior dengan layar segede tv dan semua pengaturan disitu kita 1 selera sih, ga demen yg bentukannya kayak ginian. Tetep tombol pencet2 manual lebih joss
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 5189
- Joined: 12 Jul 2013, 11:18
- Daily Vehicle: DAKAR 2012 AND 2013 GE8 TYPE S
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
OE ud bilang handlingnya cuma ngandelin jimat batu mana enak sih??? cuma susah tebalik aja tapi undertserr mulu, kalo si duo gajah diesel kan biarpun berat mereka gampang overster nah overtserr itu justru yang bikin mereka lincah selama masih bisa di counter ya
lagian tenaga gede gitu chasisnya gak support juga akhirnya tenaganya cuma jadi teror buat drivernya sendiri akhirnya aliran siksa diiri nyetir pelan2x kalo si engkong ketawa2x dia kan pro driver kita yang amatir nyari yang gampang2x aja lah makannya enakan nyetir mobil pelan kenceng di banding mobil kenceng pelan
lagian tenaga gede gitu chasisnya gak support juga akhirnya tenaganya cuma jadi teror buat drivernya sendiri akhirnya aliran siksa diiri nyetir pelan2x kalo si engkong ketawa2x dia kan pro driver kita yang amatir nyari yang gampang2x aja lah makannya enakan nyetir mobil pelan kenceng di banding mobil kenceng pelan
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 527
- Joined: 02 Jan 2016, 18:03
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
Tapi kayaknya di Tiongkok sana pabrikan enggak ada yang perhatian sama 'fun to drive' ya ?, yang ada malah nambahin aneh2 : https://fortune.com/asia/2024/03/10/chi ... tures-byd/
Makanya si Seal cukup dikasih 3.8 sec. aja, perkara ndak bisa belok si belakangan..... Bayangin ntar 5-10 tahun lagi Honda berasa Peugeot gitu, punah , pilihan nyetirnya EV Tiongkok yg kenceng lurus doang sama ICE Tiongkok yg mesin sama transmisinya ndak kompak.....
Makanya si Seal cukup dikasih 3.8 sec. aja, perkara ndak bisa belok si belakangan..... Bayangin ntar 5-10 tahun lagi Honda berasa Peugeot gitu, punah , pilihan nyetirnya EV Tiongkok yg kenceng lurus doang sama ICE Tiongkok yg mesin sama transmisinya ndak kompak.....
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 299
- Joined: 27 Jan 2017, 12:17
- Location: Jakarta
- Daily Vehicle: HRV RV SE CVT MGM
- Contact:
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
Same impression pas gw TD yang tipe performance AWD bro.
Gw bejek dari 0 ke 40 aja berasa kayak cuma sedetik dua detik.
Bener2 kaya roller coaster pas lg dibejek, bodi depannya sampe naik.
Filing gw setahun dua tahun kedepan bakalan banyak kasus ni mobil crash either melintir di toll ato nabrak motor di jalanan. Powernya sangat tidak friendly untuk jalanan jakarta
Balik lagi, kalo cari sedan performance yang bisa mejeng mending BMW sekalian deh hahahaha
Gw bejek dari 0 ke 40 aja berasa kayak cuma sedetik dua detik.
Bener2 kaya roller coaster pas lg dibejek, bodi depannya sampe naik.
Filing gw setahun dua tahun kedepan bakalan banyak kasus ni mobil crash either melintir di toll ato nabrak motor di jalanan. Powernya sangat tidak friendly untuk jalanan jakarta
Balik lagi, kalo cari sedan performance yang bisa mejeng mending BMW sekalian deh hahahaha
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 5189
- Joined: 12 Jul 2013, 11:18
- Daily Vehicle: DAKAR 2012 AND 2013 GE8 TYPE S
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
halah awalnya flop kok ini seal terus di kasih DMI ,langsung laris pada lari KE DMI yang beli di china sono mayoritas juga cuma peduli yang penting gelinding gak nyusahin mereka lebih kepincut model tapi gak mau REPOT EVnyaBibieight wrote: ↑16 Mar 2024, 18:25 Tapi kayaknya di Tiongkok sana pabrikan enggak ada yang perhatian sama 'fun to drive' ya ?, yang ada malah nambahin aneh2 : https://fortune.com/asia/2024/03/10/chi ... tures-byd/
Makanya si Seal cukup dikasih 3.8 sec. aja, perkara ndak bisa belok si belakangan..... Bayangin ntar 5-10 tahun lagi Honda berasa Peugeot gitu, punah , pilihan nyetirnya EV Tiongkok yg kenceng lurus doang sama ICE Tiongkok yg mesin sama transmisinya ndak kompak.....
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1126
- Joined: 14 Jun 2012, 10:39
- Location: jakarta
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
kalo rwd + torsi gede dan instan + ban eco2 = formula tepat buat drift gak sih? gampang ngedrift gitu maksudnya?
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 5189
- Joined: 12 Jul 2013, 11:18
- Daily Vehicle: DAKAR 2012 AND 2013 GE8 TYPE S
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
KALO chasisnya ringan kek 86 kalo bawa jimat batu petimati antitebalik mah bisa nyungsep yang ada, bisa aja sih cuma susah buat presisi paling biasa mereka beraninya di tempat gede kek dulu tuh ada merek H miring pamer2x ngedrift evnya di lapangan drifting
- ChZ
- SM Specialist
- Posts: 16449
- Joined: 08 Oct 2013, 21:30
- Location: Semarang
- Daily Vehicle: Civic FK4
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
Nah premise ane bener kan, mobcin itu nggak peduli urusan refinement selama mobilnya kejual. Setidaknya semua mobcin yang saya coba rasanya begitu.Bibieight wrote: ↑16 Mar 2024, 18:25 Tapi kayaknya di Tiongkok sana pabrikan enggak ada yang perhatian sama 'fun to drive' ya ?, yang ada malah nambahin aneh2 : https://fortune.com/asia/2024/03/10/chi ... tures-byd/
Makanya si Seal cukup dikasih 3.8 sec. aja, perkara ndak bisa belok si belakangan..... Bayangin ntar 5-10 tahun lagi Honda berasa Peugeot gitu, punah , pilihan nyetirnya EV Tiongkok yg kenceng lurus doang sama ICE Tiongkok yg mesin sama transmisinya ndak kompak.....
Makanya mobilnya lebih banyak menonjolkan gimmick... Yang mana lebih dipeduliin sama pembeli mayoritas
Itu dia, bahkan yang AWD juga bahaya yak. Masalahnya karena mode sport gak dibantu regen braking, remnya gw yakin bakal jadi sumber masalah suatu saat. Misal ni mobil di tangan bocil belum lulus nyetir, yakin akan banyak crash karena gak bisa ngerem atau ngendaliin.marr wrote: ↑16 Mar 2024, 19:19 Same impression pas gw TD yang tipe performance AWD bro.
Gw bejek dari 0 ke 40 aja berasa kayak cuma sedetik dua detik.
Bener2 kaya roller coaster pas lg dibejek, bodi depannya sampe naik.
Filing gw setahun dua tahun kedepan bakalan banyak kasus ni mobil crash either melintir di toll ato nabrak motor di jalanan. Powernya sangat tidak friendly untuk jalanan jakarta
Balik lagi, kalo cari sedan performance yang bisa mejeng mending BMW sekalian deh hahahaha
Soal handling sih bahkan mending 320i basic jauh. Seal nya kedodoran belok dan ngerem, stock 3-series ampe tikungan udah ngejer.
Spt yang dibahas om b0ku dan om bibieight,
Masalah terbesar EV itu adalah bobotnya dan titik inertianya. Jadi walau stabil tapi mobilnya gak bisa lincah, termasuk buat ngeslide itu butuh lintasan lebar buat bikin dia oversteer. Blom wheelbasenya yang aduh panjangnya.
Blom factor in semua limitasi software karena namanya EV itu traction motor bener2 diatur software. Jd sebelum ban keilangan traksi dia sudah kurangi output motor. Dan jgn dibayangin kayak mobil ICE yang gardannya mekanis mbah, di EV motor itu direct ke roda.
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
2017 FK4 L15B7
- ChZ
- SM Specialist
- Posts: 16449
- Joined: 08 Oct 2013, 21:30
- Location: Semarang
- Daily Vehicle: Civic FK4
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
Makanya ini mobil tuh cuma kayak insinyur2 china nge reverse engineering Model 3 lalu bikin sesuai selera mereka. Cuma pokoknya menang murah aja biar laku.kendibocor wrote: ↑16 Mar 2024, 15:08 Di ripiu juga akhirnya mbah
Penasaran sama yg AWD apakah handlingnya bisa lebih baik dibanding ini ya? Tp kalo memang bannya yg kalah ya bakalan sama2 aja sih ya. Suspensinya jg settingnya comfort toh, jadi memang agak ga nyambung antara tenaga gede + model mayan sporti tp suspensi n ban celeng
Mengenai interior dengan layar segede tv dan semua pengaturan disitu kita 1 selera sih, ga demen yg bentukannya kayak ginian. Tetep tombol pencet2 manual lebih joss
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
2017 FK4 L15B7
- ChZ
- SM Specialist
- Posts: 16449
- Joined: 08 Oct 2013, 21:30
- Location: Semarang
- Daily Vehicle: Civic FK4
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
Bedanya nyetir ini sama nyetir bangsanya Porsche 911 Turbo, kita ngerti kalo di hard braking itu Porsche bakal berhenti di titik yang kita udah prediksi. Porsche kita belok hajar tambah gas pantatnya geser pun masih enak kite kontrolnya.b0ku wrote: ↑16 Mar 2024, 16:17 OE ud bilang handlingnya cuma ngandelin jimat batu mana enak sih??? cuma susah tebalik aja tapi undertserr mulu, kalo si duo gajah diesel kan biarpun berat mereka gampang overster nah overtserr itu justru yang bikin mereka lincah selama masih bisa di counter ya
lagian tenaga gede gitu chasisnya gak support juga akhirnya tenaganya cuma jadi teror buat drivernya sendiri akhirnya aliran siksa diiri nyetir pelan2x kalo si engkong ketawa2x dia kan pro driver kita yang amatir nyari yang gampang2x aja lah makannya enakan nyetir mobil pelan kenceng di banding mobil kenceng pelan
Kalo ini, loe pake mode sport keilangan regen braking. Mampus lah udah mau ugal ugalan pake mobil ini. Ujungnya nyalain eco. Buat ape.
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
2017 FK4 L15B7
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 5189
- Joined: 12 Jul 2013, 11:18
- Daily Vehicle: DAKAR 2012 AND 2013 GE8 TYPE S
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
bedanya 500-600kg sama porsche 911 dengan itungan pasti chasis porsche lebih kuat dan ringan, harga taycan kalo gak salah 2x lipet tesla model s plaid aja elon ud ketar ketir ketauan kualitasnya mobil macem tesla sama byd itu kek gimana eh gak taunya taycan penyakitan elus dada dehChZ wrote: ↑16 Mar 2024, 23:23
Bedanya nyetir ini sama nyetir bangsanya Porsche 911 Turbo, kita ngerti kalo di hard braking itu Porsche bakal berhenti di titik yang kita udah prediksi. Porsche kita belok hajar tambah gas pantatnya geser pun masih enak kite kontrolnya.
Kalo ini, loe pake mode sport keilangan regen braking. Mampus lah udah mau ugal ugalan pake mobil ini. Ujungnya nyalain eco. Buat ape.
lagian itu jimat batu petimati kan cuma nolong mobilnya ngegrip doank sisanya cuma nyusahin bikin understerr kalo pelan gitu masuk zona speed oversterr juga gak kebayang olengnya kek apa tapi keliatanya susah si bikin ev oversterr
makannya banyak liat EV nyetir di track counternya mati2xan tuh pada maen setirnya
ngerasain si om chasis ringan dan kuat itu benefitnya banyak banget soalnya di GE8 ya gitu presisinya itu so far saya belom ngerasain di mobil laen
ini GE8 steroid bikinan saya loh maksudnya
lagian sejauh ini moose test saya liatin mobil ini malah paling best gerakan bodynya
soalnya enteng tapi strukturnya kuat
soalnya oe dulu masih mudanya kebanyakan dicekokin video iklan bmw M4 M2 ngedrift jadi agak bisa bedain mana yang bagus mana kagak
kayak ini contohnya presisinya bikin gemes banget jd pengen
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 527
- Joined: 02 Jan 2016, 18:03
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
Ini beneran oom mode sport-nya malah regen dimatiin ?, kebanyakan maotai kali yak injiner BYD , pengalaman pribadi, nyawa-nya EV standaran di sport mode itu malah regen kalo buat saya, perlu banget buat deccelerate, kalo ini 100% ngandelin rem yak ?. Itu Seal disc brake-nya cukup gak buat barang ampir 2 ton ?, si I5 aja diameter disc brake-nya lebih kecil dr G20, makanya bener2 ngandelin regen buat ngerem.....
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2885
- Joined: 10 Nov 2015, 09:40
- Daily Vehicle: Volvo XC60 T5 246 Jaguar XE 25t X760
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
Cari audi a4 b9 quattro om enaak, kebuutKielConstantine wrote: ↑16 Mar 2024, 11:58 Masuk riviu jg nih. Yg dibahas semalem di group wkwkw
Major drawback buat gw ya top speed 180 km/h nya itu seh. Dan ternyata alesan krn motor penggeraknya yg limitasi si top speed.
Belom lg penjelasan dari om VIM. Yg jd main concern bukan batre LFP. Justru motor penggeraknya yg gampang kalah kalo kita gaspol mentok top speed terus. Reliability-nya dipertanyakan
Urusan Batre LFP jauh lebih kuat daya tahannya. Kasus meleduk / auto kebakar jg udah jarang kedengeran jg sehh
So it doesn’t suit my needs
Balik berburu lekses / audi lagi buat gantiin e90
- ChZ
- SM Specialist
- Posts: 16449
- Joined: 08 Oct 2013, 21:30
- Location: Semarang
- Daily Vehicle: Civic FK4
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
Kalopun ada minim banget om. Nggeloyor waktu ngerem dari 0-100-0 lagi. Ngeri2 sedep bawa ni mobil kalo gak jaga jarak.Bibieight wrote: ↑17 Mar 2024, 10:58 Ini beneran oom mode sport-nya malah regen dimatiin ?, kebanyakan maotai kali yak injiner BYD , pengalaman pribadi, nyawa-nya EV standaran di sport mode itu malah regen kalo buat saya, perlu banget buat deccelerate, kalo ini 100% ngandelin rem yak ?. Itu Seal disc brake-nya cukup gak buat barang ampir 2 ton ?, si I5 aja diameter disc brake-nya lebih kecil dr G20, makanya bener2 ngandelin regen buat ngerem.....
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
2017 FK4 L15B7
- ChZ
- SM Specialist
- Posts: 16449
- Joined: 08 Oct 2013, 21:30
- Location: Semarang
- Daily Vehicle: Civic FK4
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
Ngerti sendiri kan jaman generasi 930 tuh Porsche dibilang widowmaker soalnya layoutnya bahaya bgt. sasis enteng dikasih flat six turbo di pantat tanpa kontrol traksi.b0ku wrote: ↑17 Mar 2024, 08:53
bedanya 500-600kg sama porsche 911 dengan itungan pasti chasis porsche lebih kuat dan ringan, harga taycan kalo gak salah 2x lipet tesla model s plaid aja elon ud ketar ketir ketauan kualitasnya mobil macem tesla sama byd itu kek gimana eh gak taunya taycan penyakitan elus dada deh
Skrg Porsche malah bisa bikin generasi sekarang layout tetep serupa tapi malah jadi enak bawanya pantat gampang nge slide tapi kontrolnya gampang soalnya sasis juga ringan.
Makanya yang buat gw skrg masih males sama EV tuh setidaknya yang beredar rasanya mobil berat bener pdhl kasat mata ukuran ya cuma se BMW seri-3. Bobotnya malah deket ma seri-7
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
2017 FK4 L15B7
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 4235
- Joined: 26 Mar 2007, 15:16
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
sama ya feelnya pas launching di CP, emang cuma seuprit si tapi dari pedal gas udah berasa ini mobil kaya ga di limit responnya di low speed, kaya gokart gitu. dan ga cuma si Seal. Dolphin juga sama, heran dah, apa di negara asalnya mereka nyetir kaya angkot semua gitu jadi nyundul2 gitu.marr wrote: ↑16 Mar 2024, 19:19 Same impression pas gw TD yang tipe performance AWD bro.
Gw bejek dari 0 ke 40 aja berasa kayak cuma sedetik dua detik.
Bener2 kaya roller coaster pas lg dibejek, bodi depannya sampe naik.
Filing gw setahun dua tahun kedepan bakalan banyak kasus ni mobil crash either melintir di toll ato nabrak motor di jalanan. Powernya sangat tidak friendly untuk jalanan jakarta
Balik lagi, kalo cari sedan performance yang bisa mejeng mending BMW sekalian deh hahahaha
kalau nabrak sendiri ya repot sendiri yang repot tabrak belakang. tau sendiri driver indo noraknya kaya apa.
untung aja itu top speed limit 180 kph dan gitu mesti antre skplu jadi less likely sering ketemu ginian di trans jawa. bayangin aja driver gerobak sayur pindah ke ginian.
- darrelund
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2293
- Joined: 04 Jun 2018, 20:35
- Location: Jakarta
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
atu lagi umBibieight wrote: ↑16 Mar 2024, 14:31 Itu regen ada settingnya enggak oom ?, kalo I5 sama Polestar ada 3 set+1 freewheeling, Model 3 ada 3 set jg tp ndak ada freewheeling-nya, tapi 3-3nya ada one pedal, tp hal paling unnatural buat driver ICE tua kayak saya itu ya belajar ngerem dengan ngangkat gas
Handling celeng itu emang penyakit EV, bahkan model 3 sekalipun masih kerasa celeng-nya , udah coba 3 macam (daily I5, Model 3 & Polestar), yang berasa bawa ICE bener, dibawa belok2 nurut banget cuma si Polestar. Kalo EV RWD, bawa pake sport mode harus aware ama understeer pokoknya, tp. Kan Seal itu AWD ya, masa masih belum bisa kontrol traksi depan belakang ya ?
Mungkin celeng ini gara2 mayoritas beban (batere > 500 kg) diantara 2 sumbu ya ?, jd inersia beban bukan diatas sumbu tapi diantara sumbu. Kalo ICE diantara 2 sumbu kan malah kosong, sumbu depan ada mesin (kl FWD plus transmisi+transaxle), sumbu belakang ada transaxle (kl RWD).
Perkara EV jadi gampang ngatur layout jangan salah, urusan naruh batere itu bikin runyam lho. Pertama, ngatur distribusi bobot batere susah, rata2 jalan pintas 100% ditaruh dibawah floorpan, yg bener2 itu distribusi bobot baru Polestar; kedua, naruh batere di floorpan itu makan tinggi kursi (pada nggantung kan kaki penumpang belakang, Vinfast malah nyaris jongkok yg naik), Ioniq 5 lumayan, tp kursi depan harus disetel naik dikit biar kakinya bisa masuk; ketiga, kw batere gede butuh space gede, mainan lebar ada batasnya, paling gampang mainin panjang, I5 wheelbase jd 3 meter , Seal jd pendekan 8 cm pake pendekatan structural pack, alias batere packnya las mati semua, nah wheelbase panjang ini kan nambah2in masalah handling.....
yg bisa dinotice tuh, EV big battery rata" bannya gede" semua
kyknya bener ada sangkut paut sama GC, handling, tebel batere sama tinggi ruang interior
makanya seal mesti segede civic tapi bannya jauh lebi gede kan, coba dipasangin ukuran ban civic, paling gesrot mulu
berarti ioniq 5 masi terbaik ya um di pasar sekarang, consider usability & maintenance nya.....
Last edited by darrelund on 17 Mar 2024, 19:06, edited 1 time in total.
- darrelund
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2293
- Joined: 04 Jun 2018, 20:35
- Location: Jakarta
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
yg lawak tu motor listrik, kontroller dll di pack mati segelondongKielConstantine wrote: ↑16 Mar 2024, 11:58
Belom lg penjelasan dari om VIM. Yg jd main concern bukan batre LFP. Justru motor penggeraknya yg gampang kalah kalo kita gaspol mentok top speed terus. Reliability-nya dipertanyakan
motor rusak ganti semuanya
mending lah tesla motor listriknya cepet rusak tapi bisa ganti satu"
- darrelund
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2293
- Joined: 04 Jun 2018, 20:35
- Location: Jakarta
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
berarti emg maturity sebuah brand itu ga bohong ya um
mulai dari micro tuning sama pertimbangan untuk a-b-c-d nya termasuk long term ownershipnya
tapi emg agak lucu torsi segitu dikasih ban eco
ioniq 5 aja pke PS EV
mulai dari micro tuning sama pertimbangan untuk a-b-c-d nya termasuk long term ownershipnya
tapi emg agak lucu torsi segitu dikasih ban eco
ioniq 5 aja pke PS EV
- sahabatq8
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2271
- Joined: 26 Sep 2021, 17:49
- Location: Jakarta
- Daily Vehicle: Nissan Xtrail
- Contact:
Re: 2024 BYD Seal Extended Range Premium 2WD Short Drive
"I don’t feel safe driving it"
Bisa sama
Ya kalo yang premium sih masih ok, tapi kalo yang awd gmn ya control mobilnya.
Sebenernya suspensinya lumayan stabil, saya sempet tes slalom pas di PIK. Tapi feeling setirnya agak aneh gak sih om? Terlalu terdisconnect dari jalanan, bahkan controller logitech main simulator aja somehow lebih berasa jalanan.
Bisa sama
Ya kalo yang premium sih masih ok, tapi kalo yang awd gmn ya control mobilnya.
Sebenernya suspensinya lumayan stabil, saya sempet tes slalom pas di PIK. Tapi feeling setirnya agak aneh gak sih om? Terlalu terdisconnect dari jalanan, bahkan controller logitech main simulator aja somehow lebih berasa jalanan.
IG: @sahabatq8
https://www.kyupartners.co.id/
https://www.kyupartners.co.id/
-
- Similar Topics
- Replies
- Views
- Last post
-
- 47 Replies
- 11329 Views
-
Last post by Veyron
-
- 31 Replies
- 8548 Views
-
Last post by henbob
-
- 234 Replies
- 23112 Views
-
Last post by peterming77
-
- 5 Replies
- 4047 Views
-
Last post by Shaqilla
-
- 30 Replies
- 2249 Views
-
Last post by peterming77
-
- 504 Replies
- 31641 Views
-
Last post by darrelund
-
- 278 Replies
- 22639 Views
-
Last post by b0ku
-
- 44 Replies
- 7708 Views
-
Last post by KielConstantine
-
- 16 Replies
- 6840 Views
-
Last post by timbermaniac123
-
- 106 Replies
- 8604 Views
-
Last post by ctopher7