Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Forum untuk mengobrol hal-hal bebas.
Bisa dibuka oleh visitor dan member.

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

Venturtle
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2111
Joined: Wed Jan 25, 2017 9:12

Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by Venturtle »

Sekitar 32 tahun lalu, lahirlah seorang anak laki laki dari suatu pasangan suami istri yang cukup kaya yang diberi nama R.. Ayah R lulusan SMA adalah seorang yang sangat royal pada teman tapi pelit pada keluarga sendiri, tapi termasuk golongan suami takut istri..Ibu R lulusan S2 adalah orang yang sangat pelit, hampir tidak pernah mempekerjakan supir ataupun pembantu meski duitnya ada.. semua mau dikerjakan sendiri, tapi selalu mengeluh capek tidak ada yang bantu.. pas mau dibantu anaknya, disuruh tidak usah bantu.. pas dikerjakan sendiri, mengomel dan mengeluh terus tidak ada yang mau bantu..pusing kan dengarnya? pernah tes mempekerjakan pembantu, hanya tahan paling lama seminggu, rekor setengah hari.. pembantu tidak boleh bersantai.. harus sapu, pel, lap terus.. tidak boleh ketahuan bersantai sedikit saja.. tutur kata ibu R juga kasar.. segala sumpah serapah keluar dari mulut ibu R layaknya kebun binatang.. sering membentak R dan suaminya dikala moodnya tidak bagus (99% hidupnya dipenuhi mood tidak bagus dengan alasan ngawur dan tidak jelas)

R tidak menjalani kehidupan layaknya anak orang kaya pada umumnya.. R harus mencuci bajunya sendiri.. menyetrika bajunya sendiri, menyapu, mengepel kamarnya sendiri.. ibu R menganut prinsip “gara gara nila setitik, rusak susu sebelanga” ..misalnya kalau R 100 kali mencuci piring makan sekeluarga, sekali saja R tidak mencuci piring makan akan dikatakan R anak tidak berbakti dan anak tidak tahu diri serta hanya tau menumpang hidup.. R dibatasi pergaulannya oleh ibunya dan selalu dimarahi, diceramahi, dibentak, dipukul karena alasan sepele.. misalnya saat SD, R tidak menghabiskan minuman dari botol Tupperware, akhirnya R dihukum berdiri tidak boleh masuk rumah selama 1 jam.. begitu masuk rumah dibentak bentak dulu dengan mata melotot selama beberapa jam dan disuruh berlutut dan bersumpah untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi.. R hanya bisa berinteraksi dengan teman temannya di sekolah dan tempat kursus.. Tidak boleh sekedar hang out ke mall atau main ke rumah teman.. Didukung oleh kepribadian R yang berbakti dan introvert, R pun mengikuti arahan ibunya.. Hal ini berlanjut sampai R lulus SMA.. saat R kuliah juga sama, ibu R selalu mau antar jemput R dari tempat kuliahnya selama 4 tahun sampai R menamatkan studinya.. ibu R tidak membiarkan R hang out bersama teman kuliahnya layaknya anak seusia R.. lagi lagi R yang introvert juga tidak masalah dengan kemauan ibunya.. Berbagai hal konyol tapi nyata terjadi dalam kehidupan R.. R selalu diceramahi, dibentak, dimarahi, dipukul tanpa alasan jelas.. contoh lain : rumah R mempunyai 4 kamar mandi dan 4 wastafel.. tapi oleh ibu R cuma 1 kamar mandi lantai bawah yang boleh dipakai.. alasannya supaya kalau mau sikat/bersihkan kamar mandi cukup 1 saja.. wastafel yang boleh dipakai cuma 1 (juga yang di lantai bawah) yaitu wastafel cuci piring merangkap wastafel cuci gigi merangkap wastafel cuci tangan.. alasannya sama yaitu supaya kalau mau bersihkan cukup 1 saja.. jadi pas sekali ada kejadian kamar mandi lagi dipakai ayah R mandi.. wastafel lagi dipakai ibu R untuk mencuci ikan yang baru dibeli dari pasar.. jadi R yang baru selesai membuang sampah makanan “khilaf” dan mencuci tangan di wastafel lantai 2.. dengan telinga super sensitifnya, ibu R berteriak kepada R kenapa dia berani membantah perintahnya untuk tidak memakai wastafel lantai 2.. dengan mata melotot seperti mau melompat keluar dan tangan yang menunjuk nunjuk R, ibu R membentak dan memarahi R seolah olah R baru saja melakukan kesalahan yang sangat fatal.. Ibu R bereaksi seolah olah dunia mau kiamat dan menangis histeris.. ibu R menyuruh anaknya berlutut dan bersumpah supaya tidak boleh membuka wastafel lantai 2 lagi..R sering diancam disuruh keluar dari rumah kalau tidak mau mendengarkan ucapannya.. ibu R melakukan sesuatu dengan menganggap dirinya adalah seorang diktator.. komunikasi selalu satu arah.. egois, mau menang sendiri, tetapi merasa paling teraniaya.. ayah R kadang menginterupsi tapi malah ibu R juga cari gara gara dengan suaminya..

ibu R juga masternya dalam “playing victim”.. ketika Ibu R memukul R dan suaminya, kadang reflek R dan suaminya menangkis pukulan tersebut.. namun itu malah dikategorikan sebagai R dan suaminya yang “memukul”.. jadi ketika Ibu R sedang memarahi R, selalu keluar kata kata “mana ada anak yang memukul ibunya” .. padahal R hanya menangkis karena tidak tahan dipukul.. ibu R selalu bilang kalau dirinya adalah sosok wanita yang lemah.. memangnya kalo teriak teriak , membentak, dan memukul bisa dikategorikan lemah? Mental R sudah hancur sehancur hancurnya saat itu.. usia remaja R tapi diperlakukan dengan tidak semestinya .. R juga tidak boleh punya pendapat sendiri.. R juga tidak boleh bertanya alasan ibunya melarang ini itu dengan alasan yang ngawur.. pernah suatu ketika, R mencuci piring, lap piring, buang sampah, mengurus banyak hal lainnya.. ibu R yang setelah makan langsung mandi, setelah keluar mandi langsung membentak R, meja sudah dilap? R yang kecapekan mengatakan “mama apakah lihat saya bersantai.. saya dari tadi didapur mengerjakan ini itu, setelah selesai nanti baru lap meja.. dijawab ibu R :” oh,kamu berani membantah ya.. sudah kurang ajar ya kamu..mana ada anak yang berani membantah orang tuanya.. ngapain mamak lahirkan dan besarkan kamu sampai besar..kamu ingat statusmu di rumah ini ya.. kamu itu cuma anak.. gak ada hakmu untuk bicara di rumah ini”.. ibu R selalu bertindak layaknya orang yang teraniaya, playing victim, padahal ibu R lah yang sebenarnya menganiaya anaknya..
R selalu tampak normal di sekolahnya namun di dalam batinnya , dia sudah tidak mengharapkan apa apa lagi.. Tamat kuliah di usia 22 tahun, setelah itu R melamar kerja, tapi tidak ada satu pun yang cocok dengan kriteria ibunya.. baik itu gaji yang terlalu kecil ataupun tempat kerja yang terlalu jauh.. Dari sini, para pembaca yang terhormat sudah dapat menilai kalau ibu R mau “menguasai” anaknya (R).. ibu R menyuruh R untuk meneruskan usaha keluarganya yang kebetulan memiliki tanah yang cukup luas di beberapa lokasi.. tanah tersebut disewakan baik untuk menanam sayur/buah, ada juga yang disewakan untuk dijadikan tempat daur ulang..
Masalah mulai muncul 1 tahun kemudian ketika tanah tersebut satu per satu sudah dijual hingga habis karena ada tawaran bagus yang datangnya beruntun dan jelas menghasilkan uang yang jumlahnya tidak sedikit.. Ayah R mengambil bagian 50%, ibu R mengambil bagian 50% karena menilai sifat suaminya yang royal, gegabah dan spekulatif dapat membahayakan keuangan keluarga..Benar saja,ayah R adalah golongan manusia yang tidak boleh memegang uang dalam jumlah besar.. hanya dalam tempo waktu 2 tahun, dari 50% bagian ayah R , bisa dibilang 49% habis semua karena investasi yang gagal.. ada yang ditipu teman, ada yang karena serakah, ada yang pinjam ke saudara dan teman tapi tak balik lagi.. ayah R sudah tua , usia menuju 70 tahun karena lambat menikah.. seumur hidup bermain tanah dan sisa uangnya kini nyaris tak ada..

Saat R berusia 25tahun, ayahnya boleh dikatakan bangkrut.. istrinya (ibu R) tergolong wanita hemat.. harta 50% nya dilipatgandakan melalui deposito dan investasi lainnya yang aman.. nah, ibu R ini akhirnya membayar semua tagihan rumah, membayar semua kebutuhan rumah tangga.. ibu R yang sekarang pegang uang banyak selalu menyindir suaminya dengan kata “bangkrut” dan laki laki tak berguna.. “sudah berapa tahun kamu tidak kasih aku nafkah” “memangnya aku ini pembantu”.. suaranya yang sudah keras pun makin keras di rumah.. kata kata kebun binatang keluar dari mulutnya sudah wajar ibarat ucapan selamat pagi.. kalau rumah bukan atas nama ayah R, bisa bisa ayah R sudah diusir keluar rumah oleh ibu R.. ibu R bisa membentak R selama beberapa jam non stop.. entah energi setan dari mana sebanyak itu yang didapatnya.. ibarat setan yang makin kuat ketika mengeluarkan amarah.. kalau marah, bola matanya melotot seperti mau meloncat keluar.. Selama itu pulalah , R takut untuk keluar bekerja..selama ini terbiasa membantu mengurus tanah keluarganya.. kini tidak ada yang bisa diurus lagi.. R takut menghadapi manusia lain, takut mengenal wanita karena trauma dengan ibunya.. Terakhir, ibunya selalu mengatakan kalau dia ingin meninggalkan R dan suaminya karena tidak tahan dengan perlakuan R dan suaminya terhadap dirinya.. lagi lagi “playing victim”
ibu R mengatakan R anak tidak berguna dan tidak tahu malu karena tidak bekerja dan menghasilkan uang banyak untuk dirinya.. ibu R juga menyebut suaminya tidak tahu malu, hanya bisa menumpang hidup pada dirinya..

Di usia 32 tahun, R bertemu dengan kenalan ibunya (sebut saja A) yang kebetulan berkunjung ke rumah R.. A bertanya pekerjaan R dan kemudian menawarkan pekerjaan pada R.. ibu R awalnya menolak karena menganggap R tidak akan bisa mandiri karena pekerjaannya di lokasi yang cukup jauh di luar kota sehingga harus menginap di asrama karyawan.. tapi R membujuk ibunya dan akhirnya diijinkan meski diremehkan ibunya dengan bilang, paling sebulan saja kamu sudah minta pulang, awas ya, jangan buat malu.. Meski gaji tidak tinggi dan tinggal di asrama karyawan, tapi R merasa lega..R tidak pernah bicara diluar masalah pekerjaan dengan rekan kerjanya.. R sudah malas dengan dunia ini.. dia tidak punya keinginan apa apa..R mencari uang hanya untuk menyambung hidup.. dia bekerja hanya untuk menghabiskan waktu.. Mari kita semua member SM dan silent reader dimanapun kalian berada untuk mendoakan yang terbaik untuk R.

Pesan Moral :
1. Ketika mencari istri, ketika jenjang pendidikan istri lebih tinggi dari suami maka bersiap siaplah diremehkan ketika suami tidak punya uang apalagi kalau penghasilan istri lebih tinggi dari penghasilan suami
2. Laki laki harus punya uang simpanan sendiri.. jangan pernah berpikir kasih semua uang ke istri , berharap istri yang bayar semua tagihan dan semua kebutuhan.. ketika wanita memegang uang, wanita tidak akan membutuhkan laki laki lagi.. wanita selalu berpikir kenapa sih wanita yang harus mengeluarkan uang.. padahal aslinya itu kan uang dari laki laki.. maunya wanita selalu “uang suami itu uang istri, uang istri ya uang istri” .. awalnya ane rasa ini cuma lucu lucuan, tapi ternyata benar terjadi di kehidupan bermasyarakat selama ini.. ingat “ada uang, abang kusayang, gak ada uang abang kutendang”
3. Hati hati dengan wanita yang mulutnya kasar dan ringan tangan..wanita sering membentak laki laki dianggap pantas.. sekali saja pria membentak wanita dianggap bukan pria sejati dan diingat wanitanya seumur hidup.. wanita memukul pria.. kalau ditangkis dianggap laki laki yang memukul.. kalau tidak ditangkis tapi tangan wanita merah karena memukul laki laki maka dianggap gara gara laki laki yang menyebabkan tangan wanita menjadi merah..
4. trend konten wanita “playing victim” .. coba lihat saja di IG saat ini.. banyak trend konten “playing victim” wanita terhadap pria.. misalnya wanita bertanya kepada pria apakah dia (wanita) agak gendutan? Mau dijawab apapun jawabannya pasti ujung ujungnya pria dianggap salah menjawab dan si wanita kemudian ngambek, si pria kemudian yang meminta maaf dan melakukan berbagai cara untuk membuat mood wanitanya bagus lagi..contoh lain, wanita menyuruh prianya melihat ke arah wanita lain.. ketika prianya melihat wanita lain, langsung digeplak di bagian wajah/kepala oleh wanitanya.. contoh lain lagi, banyak konten dimana ketika wanita yang bersalah, tetap pria yang meminta maaf.. banyak yang mengira ini semua adalah konten belaka, namun nyatanya memang terjadi di kehidupan kita dan secara tidak langsung masuk ke alam bawah sadar kita seolah olah membenarkan bahwa inilah interaksi pria dan wanita yang normal.. konten konten semacam ini disadari atau tidak telah menggerus maskulinitas pria sampai ke titik terendah..tidak terlihat adanya “alpha men”. tidak terlihat adanya tanda tanda laki laki sebagai pemimpin keluarga.. yang ada hanyalah laki laki yang membawa tas ransel berisi pembalut kemana mana kalau kalau wanitanya yang sedang datang bulan lupa memakai/membawa pembalut.

Ane dengar kisah ini dari teman ane.. zaman sekarang harus pintar pintar mengelola keuangan dan pintar pintar memilih pasangan hidup.

Terima kasih bagi rekan rekan SM dan silent reader yang bersedia ikut mendoakan supaya R bisa sukses dan sembuh dari tekanan mental yang dialaminya serta juga doakan supaya ibu R segera bertobat.. R anak berbakti tapi disia siakan dan tidak dihargai oleh ibunya. :big_cry:
KielConstantine
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2526
Joined: Wed Jul 03, 2013 6:23
Location: Indonesia

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by KielConstantine »

Bahahahha… itu biasanya kejadian di negara third world khususnya asian countries

Gw pernah baca artikel tuh judulnya “wanita inflasi”

Ceritanya model2 kek gitu. Perempuan berasa ada di atas laki2, ngerasa harga diri lebih tinggi. Framingnya laki2 musti jadi provider, ibarat jd dispenser buat puasin mereka (dlm hal harta; kebutuhan hidup dan sgala macem) . Kalo udh kek gitu yahh kg beres ya, even dalem ngebangun rumah tangga, ud salah jalan duluan

Laki2 kodratnya tetep jd pemimpin; pembuat keputusan. Namanya jg kepala rumah tangga. Kalo perempuannya / istri / pasangannya udh mulai macem2 dalam artian mau jadi kepala (naek tingkat diatas suami) bagusnya ya di cutloss aja :upss:


Anak? Cuman bisa jadi korban.. selalu lah. Kcuali berani kluar dari rumah, cari kerjaan layak; gaji ok; bisa hidup sendiri. Jadi hidup ud kg dicampur tangan ortu lg. Cuman lagi2 karena indon third world mau ngapain? Mau coba2 kabur dari kluarga yang udah bisa dibilang tajir, trus kerja sama orang dpt gaji paling UMR . Boro2 mau hidup layak & mandiri.. Iya bisa hidup sendiri, tapi asal nyambung hidup doang kek cerita diatas. Serba salah lah :big_biglaugh:


Paling banter tahan2in mental sambil nunggu orang tuanya mati aja. Atau di cerita ini nunggu emaknya mampus.. :mky_07:


Sembari belajar buat nerusin usaha keluarga yg udah berjalan sekarang. Jadi bgitu tu emak mampus, bisa handle mata pencaharian kluarga yg emang udh berjalan :mky_03:
S̶h̶e̶e̶r̶ ̶D̶r̶i̶v̶i̶n̶g̶ ̶P̶l̶e̶a̶s̶u̶r̶e̶
Sheer Repairing Pleasure :big_smoking:
zonepublic
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 588
Joined: Thu Feb 20, 2014 19:08

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by zonepublic »

Menurut saya kesalahannya ada ketika emansipasi/kesetaraan diperbolehkan
Jika dirunut lebih awal lagi jaman dulu ketika orang2 masih pada "taat beragama" di mayoritas atau 3 agama paling banyak dipeluk di dunia ini selalu menempatkan laki2 sebagai pemimpin (dalam kehidupan berumah tangga),karena mmg dari kitab sucinya yang sudah ditulis sejak jutaan bahkan ribuan tahun lalu menuliskan demikian (boleh dicek di kitab suci agama masing2) lalu kenapa tempat ibadah/para pembicara menggembar gemborkan kesetaraan gender? Menurut saya mmg karena terpaksa,sebenarnya sudah banyak sekali penyimpangan ajaran yg dilakukan oleh para pemuka2 agama demi meloloskan "perkembangan zaman" ,bayangkan klo ada agama tertentu yg tetap bersikeras mempertahankan prinsip ketidaksetaraan itu,pasti agama itu akan diboikot/ditinggal atau bahkan didemo
Yang kedua,emansipasi dan pendidikan,beberapa ratus tahun kebelakang ketika wanita tidak diberikan pendidikan (banyak negara yang menerapkannya,meskipun negara semaju eropa yang dianggap peradaban tertua di dunia juga sangat membatasi pendidikan untuk wanita)
Ketika di tahun 1900an wanita mulai dibukakan pintu pendidikan dan kesetaraannya maka makin susah diatur karena wanita jadi merasa bisa berpikir,mengambil sikap dan hidup tanpa dinomer 2kan apalagi slogan2 dari orang tua2 yg diturunkan turun temurun seperti ,"cinta itu buta","wanita selalu ditipu laki2" dan banyak lainnya ,ditambah ibu yg berusaha melindungi anak wanitanya secara berlebihan supaya tidak mengalami pengalaman buruk ibunya ketika menikah
Ditambah dengan kesetaraan itu muncullah gerakan SJW,childfree,wanita yang memilih selibat,wanita karier,dll
Boleh dilihat jaman sekarang anak2 generasi sekarang yang menjadi ibu2 muda,bisa dihitung dengan jari yang masih bisa jadi "istri dan ibu yang baik"
Berapa banyak wanita sekarang yang bisa masak untuk keluarganya?berapa banyak wanita sekarang yang bisa memilih buah,sayuran dan daging segar?berapa banyak yang bisa mendidik dan mengurus anak dengan benar?berapa banyak yang bisa memperlakukan suami dan berperan sebagai "penopang rumah tangga" dalam arti (support suami secara mental,menghibur,melayani suami)
Banyak wanita yang salah kaprah,wanita memang diciptakan kuat,perannya penting untuk menjadi bantalan akhir penopang keluarga,tapi wanita tidak akan pernah bisa menjadi pemimpin yang baik karena wanita sangat terpengaruh oleh emosi dalam mengambil keputusan,beda dengan laki2 yang lebih logic
Ada beberapa nasehat bijak orang jaman dulu yg sekarang dilupakan
1 setiap kapal hanya boleh punya 1 nahkoda (no excuses)
2 wanita yang baik adalah wanita yang bijaksana dan tahu menempatkan diri
3 dibalik laki2 yang sukses,dibelakangnya ada wanita yang mensupport,bukan mengkudeta
User avatar
hosea
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 502
Joined: Wed Mar 27, 2013 2:05

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by hosea »

Wah baca cerita gini bukin ati panas rasanya mau tempeleng tuh wanita. Eh tapi ntar dia playing victim lagi :mky_06:

Untung istri ane ga gitu...meski ada juga sifat anehnya yang saya ga pernah bisa paham...ada fasilitas mesin cuci, vacum cleaner, tapi ngotot mayoritas pakaian dicuci pakai tangan dan bersih rumah manual pakai tangan....alasannya ga percaya sama mesin. Trus kalau sdh capek ngomel ngomel sama anak. Cape deh.

Soal keuangan saya termasuk golongan konservatif, manajemen keuangan saya yang atur, uang saya selalu punya simpanan sendiri, uang belanja saya yang kasih sesuai kebutuhan plus tambahan uang jajan.

Ga pernah setuju kalau semua uang suami dipegang istri, meski ada orang bilang istri lebih pintar urus uang
b0ku
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 4198
Joined: Fri Jul 12, 2013 4:18
Daily Vehicle: DAKAR 2012 AND 2013 GE8 TYPE S

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by b0ku »

:big_think: ngalamin si saya sama nyokap dari kecil selalu di doktrin suruh kerja sama orang karena bokap anak orang kaya di modalin usaha terus bangkrut akhirnya nganggur 10thn itu bikin dia trauma keliatannya, tapi saya tuh gak suka kerja sama orang karena gak bebas idup saya :big_bored:

makanya setiap saya mau coba usaha selalu kata2xnya omongan jelek semua nanti kayak bokap lah males lah dll, mau coba dagang mobil bekas pun di bilang pedagang kan males padahal adek sama cicinya dia showroom semua, intinya dia selalu doktrin saya mendingan kerja atau idup cari aman aja padahal dia sendiri statusnya pengangguran elit, saya gak kasih maen saham malah dia bandel maen saham akhirnya banyak ilang duit :big_bored:

sampai suatu hari saya merried jujur si dulu kriteria istri saya mau kayak nyokap mandiri bisa segala jago gaul cuma saya lupa nyokap itu tipe ngatur ini yang bikin saya selalu berantem sama beliau, dan saya dapet istri males dan bisa di bilang manja :big_biglaugh:

tapi plus sidenya istri saya mah orangnya ngikut2x aja makannya selama 6thn meried ampir gak pernah ribut dan saya bersyukur banget dapet istri kek gitu di banding kayak nyokap biarpun ya minusnya sih kalo di mata orang banyak minusnya, cuma idup saya happy2x aja sama dia, kalo dapet kek nyokap pasti ribut mulu saya sama istri :big_biglaugh:

sampe suatu hari di kantor saya ada ribut2x dan saya emosi akhirnya saya cabut nyokap gak terima dia ngarep saya nyari kerja lagi, nah inilah saya mulai usaha kecil2xan :mky_03:, terus ya penghasilan saya masih receh waktu itu akhirnya nyari kerja lagi nah pas dapet kerjaan terakhir ini saya kasih tau nyokap dia happy banget saya jadi mikir, keknya selama ini saya kerja cuma buat nyenengin dia padahal saya beneran gak suka idup saya di atur2x orang :big_think:

terus mikir lagi saya kerja gini mulu gak bakalan bisa kasih apa2x ke istri saya :big_think:, dan saya liat nyokap juga sejak saya merried dia takut sama istri saya karena takut kalo ribut sama kita be 2 bakalan ditinggal pergi, mungkin dia sering denger cerita temennya yang ud tua ditinggal anaknya :big_biglaugh:

jd ya inilah kesempatan akhirnya saya resign dan nekat fokus di usaha kecil saya ya biarpun belom suksess tapi penghasilan saya ud lebih besar dari gaji saya waktu kerja, sempet sih boongin nyokap dengan pura2x pergi kerja sebulan padahal saya nongkrong di perpustakaan bawah sambil ngerjain dagangan, akhirnya sih dengan istri yang selalu ngikut saya dan gak pernah ngejudge atau ngomong jelek dan nyokap yang akhirnya support2x aja ud 5thn idup dari hasil usaha kecil saya :mky_03:

satu lagi yang saya dapet dari pengalaman saya nyokap saya selalu jagain saya di sekolah takut saya gak naek kelas karena saya anak bodo di sekolah akhirnya dia mati2xan backing saya biar naek kelas mulu sebenernya dia salah juga mustinya biarin aja saya gak naek kelas biar berlajar gagal dan tanggung jawab :big_bored:

karena dia kek gitu akhirnya saya jadi orang yang mentalnya takut gagal dan susah nyoba apa2x ditambah kalo saya mau ngapain gak seusai sama dia pasti ngomongnya jelek2x mulu, makanya bisa di bilang saya juga masih belajar buat lepas dari mental2x takut gagal :big_bored:

intinya nyokap saya sih sayang sama anaknya cuma kadang orang tua gak sadar maksudnya baik tapi dia juga lagi ngejrumusin anaknya :big_bored:
nyotsaeba
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 433
Joined: Thu May 04, 2017 14:22
Location: Jakarta
Daily Vehicle: Innova

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by nyotsaeba »

Nice sharing, yakin byk jg yg ngalamin gini sm istri. Sy sih sdh sering banget denger temen ktr yg atm nya aja sampe dipegang istri. Kl ada duit lebih yg didapet tanpa istri tahu (misal komisi jualin mbl dll) disebut "uang laki" ya diem2 aja dipakai buat seneng2 pribadi.

Saya sndr malah terbalik, semua duit penghasilan berdua sy yg manage, krn emang lebih teratur urusan budgeting,catatan, dsb nya,yg penting saling percaya dan jujur kl mau spending yg diluar rutin yg jumlahnya lumayan.

Mayoritas agama yg saya tahu ajarannya itu laki2 kepala keluarga,itu memang ordo yg ditetapkan dari atas. Kalau ada yg mau ubah ordo tsb dijamin kacau krn melanggar hukum alam. Sampai pendeta sy aja bilang gini "perempuan yang ga mau dikuasai laki2, mending jangan nikah".

Sedikit input buat rekan yg belum nikah, hati2 cari pasangan, salah pilih,siap2 tiap hari cuci muka sama air mata. Cari Fisik yg ok memang ga salah, tp hati2 ada hal yg lebih penting dr itu.
kendibocor
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 3406
Joined: Mon Aug 10, 2015 13:13
Location: Jakarta

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by kendibocor »

Mirip cerita sodara ane tp versi litenya.

Sodara ane punya 2 anak cewe n cowo, yg sulung si cowo. Nah sodara ane kisaran tahun 90an sd 2015an masih lumayan berduit walaupun ga bisa dibilang kaya2 banget. Anaknya dua2nya kuliah bisa sampe double degree. Nah yg jadi masalah emang pendidikannya dari kecil diktator banget. Kalo dlu lg ngumpul2, anak2 seumuran pasti maen rame2 jg kan trus suka jajan2 segala tp anak dia sendiri yg ga boleh main keluar rumah or jajan sembarangan. Dari mulai tidur, makan, main, dll semua diatur sangat ketat. Sampe dua2nya kuliah mau main keluar rumah aja harus minta izin, kuliah diantar jemput supir biar bisa terkontrol.

Sekitaran 2015an sodara ane mulai turun usahanya sampe puncaknya sekitaran 2019an sodsra ane kena bener2 collapse, keluarganya baru tahu ternyata sodara ane ada utang dimana2 n kurleb dari tahun 2015an itu hidup udah dr berhutang gali lubang tutup lubang. Sialnya pas2an saat itu kena stroke jg, Alhasil akhirnya semua aset dijual2in, untungnya bisa impas dengan hutangnya tp ya ga sisa apa2. Pas 2019 itu untungnya posisi kedua anaknya uda selesai kuliah n kerja.

Saat ini anak cewenya uda nikah, hidup boleh dibilang cukup tp ga
berlebih jg . Nah yg jd masalah anak cowonya yg uda kerja kurleb 5 thn tp pendapatan masi deket2 umr dki. Anaknya pinter tp ceroboh n yg paling fatal ga bisa jadi decision-maker, akhirnya ya jabatan disitu2 aja pendapatan jg disitu2 aja. Posisinya saat ini sodara ane tinggal jg dirumah kontrakan, anaknya yg cowo ngekos tp ya ga bs fully support hidup si bapaknya. Sering ane denger sodara ane ini stress ribut2 trus sama istrinya sampe belakangan kedengeran mau cerai (istrinya yg sekarang istri kedua karena istri pertama yg ortu kandung kedua anak ini meninggal, jarak usia sodara ane sama istri keduanya jg cukup jauh). Kedua anaknya jg ga bisa berbuat banyak selaen support sesuai kemampuan mereka aja.

Btw, menarik ya membahas soal istri. Karena istri itu bener2 support system suami yg paling berpengaruh jika sudah nikah. Saya sendiri sudah nikah menginjak tahun ke 8, selama nikah relatif ga pernah ribut2. Kuncinya sih cari calon istri yg paling cocok dengan kepribadian anda. Cara untuk tahunya ya saat single carilah pacar sebanyak2nya :big_biglaugh:
Tp ini serius loh sebab untuk tahu pilihan mana yg terbaik ya harus pernah "menjelajah" dlu. Kalau kita ga tau jenis2 sifat ciptaan Tuhan yg paling unik ini gimana kita bisa tahu mana yg terbaik untuk kita.
Soal masalah keuangan, saya jg ga kasih pendapatan saya ke istri. Kebetulan istri mandiri jg masih kerja sendiri, jadi untuk kebutuhan rumah tangga saya full biayain semua sisanya ya untuk saya tabung sendiri atau ya untuk jajan. Pendapatan istri uda di set untuk tabungan keluarga disaat2 darurat setelah dipotong pengeluaran dia. Tiap bulan ga ada jatah khusus untuk istri, sesekali aja kalo lg jalan2 di mall dia mau beli apa2 ya saya yg bayar.
2022 KS Smartstream 1.5G MPi
2022 DM Skyactiv-G PE-VPS
2019 DJ Skyactiv-G P5 VPS
2016 F30 B48B20
fansdiesel
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 299
Joined: Thu Jul 19, 2018 5:30

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by fansdiesel »

semua wanita bisa jadi istri tapi belum tentu bisa jadi ibu

terutama carilah wanita yang mempu dan memiliki empati tinggi , kalau enggak wah rumah bagaikan neraka
ariswp
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 521
Joined: Mon Dec 19, 2016 8:39

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by ariswp »

Bacaan bermanfaat buat saya yang baru mau menikah tahun ini
Apalagi calon saya ini tipikal wanita mandiri, terbiasa sendiri dan apa2 beli sendiri
Present
R20A 5AT 08 / Shell Helix City SP 0w20 / Aisin AFW VI
R18Z CVT 17 / Mobil Super SP 0w20 / HCF2
L12B CVT 17 / Pertamina Fastron Eco SN 0w20 / HCF2

Past
G15B 5MT 00
K20A 5MT 03
J20A 5MT 08
User avatar
ChZ
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 15537
Joined: Tue Oct 08, 2013 14:30
Location: Semarang
Daily Vehicle: Civic FK4

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by ChZ »

ane coba kasih perspektif yang berbeda yah. krn ane tidak pro dengan patriarki (laki laki di atas perempuan) ataupun matriarki (perempuan di atas laki laki). nikah itu mutual respect. kerjasama. bukan boss ama babu.

kenapa? karena ane tidak dibiasakan dengan istri manut suami atau sebaliknya. bokap dan nyokap hidup dalam hubungan yang mutual respect. ya mungkin nggak imbang 50-50 lah, tapi menurut ane udah mendekati.

tapi nyokap segimanapun galaknya tetep kalo urusan duit ya ngobrolnya berdua. kaga ada tuh duit dipegang siape. buat urusan domestik keuangan semua nyokap, ya wajar lah dikasi kebebasan toh bokap jg orangnya ga mau ribet. mo pake ART berapa biji jg terserah nyokap. yg penting mah bokap pake duit jg kaga diatur-atur juga. untuk beberapa hal macem rumah sama kendaraan mah nyokap cenderung sembarang juga.

ane jg tidak terlalu pro narasi kesetaraan gender yang populer karena banyak absurdnya SJW SJW ini. jatohnya malah matriarki biasanya.

balik ke cerita ini... pertama jadi perempuan di asia yang masih kental patriarki itu berat banget. ya ngurus rumah, ya ngurus anak, ya ngurus suami, ya kadang ngurusin tetangga juga, makanya perempuan di rumah tangga itu terkesan lebih "dominan" karena lebih banyak ngurusin sana-sini. dan kebanyakan emak-emak hampir semua punya kecenderungan OCD (obsessive compulsive disorder) karena harus ngurusin segitu banyak.

ini nyambungnya ke parenting juga yang cenderung akhirnya "overprotektif", "helicopter parent", dll. padahal anaknya udah gede tua. ane punya sodara udah umur gocap munggah punya 2 anak punya istri, msh belom punya kerja jelas, isinya judi, utang utang ga jelas, duit abis ya dikasih mulu sama maknya. spoiled child banget deh pdhl kaga kaya-kaya amat. adik adiknya sampe kesel kalo dia udah minta minta duit lagi krn dibelain maknya terus.

kadang ane cukup salut sama nyokap ane dan emang butuh mental baja doi ngurusin segitu banyak jadi kadang ya memang suka marah-marah random. namanya perempuan itu punya masalah hormon lagi. makanya emosi perempuan cenderung tidak stabil. sebelum menopause lumayan bisa ketebak lagi PMS, kalo udah menopause wih gila kaya roller coaster kadang kalo seneng seneng banget, kalo lagi sebel satu dunia dimarahin wkwkwkwkw.

nurut ane gak adil cuma nyalahin perempuannya. balik lagi. kl perempuan suka melampiaskan emosinya secara abusive gitu itu nggak terjadi dalam semalam. pasti memang dari sono nya bermasalah (keluarganya) gak ada yang ngajarin kalo ngamuk2 ga jelas itu ga bener ampe dewasa. mungkin lakinya jg selama pacaran (assuming pacaran kec emang beberapa ajaran agama yang melarang pacaran) cenderung maklum pdhl kayak gini kan makin lama makin parah.

atau lakinya tipe yang nggak bisa problem solving, kalo cewenya marah dia otomatis bilang "ya udah aku yang salah" tidak nyentuh akar masalahnya bahkan tidak pernah dibahas kali yah, mo bahas takut tersinggung. yekan itu cuma kasih makan ego perempuannya tapi enggak membantu perempuannya ngerti kalo itu masalah buat hubungan.

pdhl perempuan kalo marah itu yah kalo kita ngerti caranya "menyayangi" mah 5 menit ajakin keluar jajan jg kelar :mky_03: perempuan emang cenderung lbh mudah melampiaskan emosi kok. sebagai laki laki yah musti ngerti emang klo orang emosi jangan dilawan, bonyok bareng yg ada.
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
User avatar
Dat510
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 787
Joined: Sat Jan 03, 2015 12:58

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by Dat510 »

1. Perlu ditelusuri masa kecil ibu nya R kenapa bisa sampai begitu.
2. Kalau ingin punya anak kita harus assessment dlu siap atau ngga, kalau ternyata ngga siap ya mending child free sekalian kaya gita.
lexnic
New Member of Senior Mechanic
New Member of Senior Mechanic
Posts: 147
Joined: Wed Mar 30, 2022 12:00
Location: Jakarta

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by lexnic »

soal kesetaraan gender, saya netral aja. soalnya bagi saya, tiap orang pnya tanggung jawab masing2. trus urusan kesetaraan gender ini udh terlalu banyak direcoki sama SJW SJW gk jelas yg ujung2nya cuma mau enaknya doang.

IMO, utk urusan suami istri:
1. klo udh berani married, brarti harus siap berbagi tanggung jawab dlm mengurus keluarga.
2. utk keuangan, msti dipisah antara uang utk keluarga & uang utk keperluan pribadi. uang utk keluarga dipake utk hal2 yg berhubungan dgn keluarga (kebutuhan harian, tagihan listrik, tagihan air, dll). uang utk keperluan pribadi dipake utk keperluan pribadi ybs.
3. mau punya anak ato enggak, hrus jdi keputusan bersama. mulai dri udh siap ato belum, brapa jumlah anak yg diinginkan, gmana cara mendidik sang anak, dst.

utk parenting:
1. protektif ke anak itu wajar, tapi jgn smpe overprotektif soalnya yg ada nnti menghambat tumbuh kembang sang anak.
2. ada kalanya anak perlu dikasih kesempatan utk ambil keputusan sndiri & bertanggung jawab atas keputusan yg udh diambil. tentunya gk bisa lngsung dilepas bgtu aja, tapi diajarkan sejak kecil & mulai dri kebiasaan2 kecil (misal mau pake baju apa hari ini). secara gk lngsung ini jga membantu supaya anak bisa mandiri.

terakhir, jgn selalu nurutin apa kata orang (kerabat lah, tetangga lah, temen lah). ini hidup kita, biarlah kita yg nentuin arahnya kmana. omongan orang lain yg positif bisa diambil, sisanya anggaplah angin lalu.
4 wheels:
Toyota KUN40 [2013 - now]
Nissan ND1W [2019 - now]

2 wheels:
Yamaha V100 [1987 - now]
User avatar
ChZ
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 15537
Joined: Tue Oct 08, 2013 14:30
Location: Semarang
Daily Vehicle: Civic FK4

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by ChZ »

lexnic wrote: Tue Mar 07, 2023 6:13
utk parenting:
1. protektif ke anak itu wajar, tapi jgn smpe overprotektif soalnya yg ada nnti menghambat tumbuh kembang sang anak.
2. ada kalanya anak perlu dikasih kesempatan utk ambil keputusan sndiri & bertanggung jawab atas keputusan yg udh diambil. tentunya gk bisa lngsung dilepas bgtu aja, tapi diajarkan sejak kecil & mulai dri kebiasaan2 kecil (misal mau pake baju apa hari ini). secara gk lngsung ini jga membantu supaya anak bisa mandiri.

terakhir, jgn selalu nurutin apa kata orang (kerabat lah, tetangga lah, temen lah). ini hidup kita, biarlah kita yg nentuin arahnya kmana. omongan orang lain yg positif bisa diambil, sisanya anggaplah angin lalu.
sbenernya masalah parenting itu bisa diatasi kalau ortu nya kompak mbah. kadang karena salah 1 dominan jadi berat sebelah. ujungnya karena mama boleh papa enggak boleh, tapi mama lebih dominan, jadi ya nurut nurut bae sama mama. meski mungkin solusi dari papa lebih baik, atau sebaliknya.

case paling runyam itu biasa kalo jatah anaknya sekolah/kuliah mo dilepas ke luar kota. salah 1 berat ngelepas. akhirnya malah jadi anak mami atau anak papi banget pdhl umur dah banyak. ya dari kecil dikasih fasilitas, dikekepin mulu.

nurut ane kl dari kecil cukup privileged emang musti dilepas ngekos beda kota waktu kuliah, ya tega nggak tega, ortunya musti kompak ngelepas. minim pernah kerja sama orang sampe dy mateng baru mulai dirintis jadi penerus usaha keluarga. biar ngerti tanggung jawab, ngerti gimana kerjasama, dan ngerti gimana diomelin boss.

kalo kuliah terus lulus langsung kerja jadi bos kecil di perusahaan papi sih cm nyiapin perusahaan buat bangkrut. apalagi anaknya cm masuk siang siang 1-2 jam krn kaga betah ngantor seharian terus pulang cuma tau terima setoran. wkwkwkwkwk.

dalam hal ini maaf biasa kalo orang miskin lebih nekat ngelepas anak. ya karena nggak punya duit juga sih berharap anaknya merantau jadi "orang" jadi sukses.

kalo miskin enggak tapi kaya juga belum sebenernya malah lebih over protektif daripada yang miskin sekalian atau kaya 7 turunan. wkwkwkwkwk. karena udah ngerasain hidup susah pengen melindungi anaknya terus biar gak susah anaknya.

pentingnya sih ortu memang musti demokratis dan mau dengerin. jangan maen larang-larang atau boleh bolehin doang. kaga belajar ngambil keputusan ntar. jd anak kalo udah usia 20-30an, punya penghasilan sendiri, rebel rebel dikit asal ga narkoba atau kriminal mah gpp :mky_03:

klo masih useless blom ada kerjaan minta2 duit mulu tapi rebel mah kg tau diri. wkwkwkwkkw.
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
pengendiesel
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1558
Joined: Sun May 22, 2016 4:20

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by pengendiesel »

Buset....lama gak ke sm,tau2 ada tret beginian :big_biglaugh:

Lucunya lagi karena penghuni forum ini banyakan cowok,komen2nya pada nyalahin pihak cewek,minimal bilang kudu hati2.
Coba deh kalo ke forum yang mayoritasnya cewek,yang disalahin pihak mana? :big_weee:

Imho,yang diajarkan di agama itu baik adanya,tapi juga gak bisa ditelan mentah2 begitu saja. Setiap individu,setiap pasangan punya karakternya masing2. Disesuaikan saja dengan sikon masing2. Kalo memang istri yang lebih dominan,apa salahnya? Banyak kok pasangan yang kayak gini dan mereka langgeng sampe akhir hayat :big_smile] jauh lebih baik kayak gini daripada harus maksain dan berusaha sama2 dominan dalam keluarga,ntar anak lagi yang jadi korbannya.

Nikah itu tentang saling melengkapi,bukan saling menguasai dan cari siapa pemenangnya.
b0ku
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 4198
Joined: Fri Jul 12, 2013 4:18
Daily Vehicle: DAKAR 2012 AND 2013 GE8 TYPE S

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by b0ku »



:wkkk: :wkkk:
lexnic
New Member of Senior Mechanic
New Member of Senior Mechanic
Posts: 147
Joined: Wed Mar 30, 2022 12:00
Location: Jakarta

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by lexnic »

ChZ wrote: Tue Mar 07, 2023 6:41 sbenernya masalah parenting itu bisa diatasi kalau ortu nya kompak mbah. kadang karena salah 1 dominan jadi berat sebelah. ujungnya karena mama boleh papa enggak boleh, tapi mama lebih dominan, jadi ya nurut nurut bae sama mama. meski mungkin solusi dari papa lebih baik, atau sebaliknya.

case paling runyam itu biasa kalo jatah anaknya sekolah/kuliah mo dilepas ke luar kota. salah 1 berat ngelepas. akhirnya malah jadi anak mami atau anak papi banget pdhl umur dah banyak. ya dari kecil dikasih fasilitas, dikekepin mulu.
mngkin ini jdi salah satu penyebab terbentuknya generasi stroberi mbah (cmiiw).
ChZ wrote: Tue Mar 07, 2023 6:41 nurut ane kl dari kecil cukup privileged emang musti dilepas ngekos beda kota waktu kuliah, ya tega nggak tega, ortunya musti kompak ngelepas. minim pernah kerja sama orang sampe dy mateng baru mulai dirintis jadi penerus usaha keluarga. biar ngerti tanggung jawab, ngerti gimana kerjasama, dan ngerti gimana diomelin boss.

kalo kuliah terus lulus langsung kerja jadi bos kecil di perusahaan papi sih cm nyiapin perusahaan buat bangkrut. apalagi anaknya cm masuk siang siang 1-2 jam krn kaga betah ngantor seharian terus pulang cuma tau terima setoran. wkwkwkwkwk.
setuju bgt, biar tau "kehidupan yg sebenarnya" gmana hahaha.
ChZ wrote: Tue Mar 07, 2023 6:41 klo masih useless blom ada kerjaan minta2 duit mulu tapi rebel mah kg tau diri. wkwkwkwkkw.
nah ini persis kyk anaknya orang pajak yg lg rame skrg ini :mky_01:
4 wheels:
Toyota KUN40 [2013 - now]
Nissan ND1W [2019 - now]

2 wheels:
Yamaha V100 [1987 - now]
User avatar
marmut
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 11013
Joined: Wed Oct 16, 2013 6:27
Location: tangerang selatan

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by marmut »

cukup 4 huruf saja untuk perempuan kek gitu :

O D G J
Salvanost
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2937
Joined: Fri Dec 14, 2012 13:44

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by Salvanost »

Gua sih kalau jadi R out aja
Maksud gua mau dijadiin babu sampai kapan???

Masalahnya ada teman kaya R
Orangnya mau sukses tapi gagal

Ujung2nya balik kerja sama ortu dan kena bantai tiap hari

Dikasarin juga
Kalau membantah langsung digampar
Kamar pribadi itu benteng tapi ortunya suka masuk ke kamarnya buat nyuruh ini itu
rakyatwkwkland
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 790
Joined: Sun Sep 01, 2019 9:45
Location: Jekardah
Daily Vehicle: K15B-4AT

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by rakyatwkwkland »

Pesan mortal berikutnya :

"Kalau Anda merasa memiliki orang tua yang 'positif' bagi anaknya, banyak-banyak bersyukurlah kepada Tuhan YME. Sebab, percayalah, tidak semua orang di luar sana bisa seberuntung Anda yang memiliki orang tua yang se-positif itu. Ada anak yang mungkin kurang kasih sayang dari ortunya, ada anak yang mungkin ortunya sayang tapi salah dalam mengungkapkan cintanya, ada yang ortunya toxic, overprotektif, ada yang bahkan datang dari keluarga broken home dll"

Kalo yang bicara mengenai hubungan laki2 dan perempuan, sebagai orang yg masih single dan masih jomblo, mungkin ane menganut prinsip pentingnya kesetaraan antara laki2 dan perempuan sih. Jangan sampai ada yang terlalu dominan, jangan sampai ada satu yang menindas yang lainnya. Intinya buat ane nyari pasangan itu nyari partner sih, bukan nyari bos atau anak buah untuk disuruh2. Susah bareng2 senang bareng2, ambil keputusan juga harus setuju bareng2. Keuangan, rumah tangga, pendidikan anak dll jangan sampai ada yang jadi bos di antara yang lainnya, tapi harus dikontrol bareng2 juga. Kalau ada masalah bisa diajak duduk bareng dan saling tukar pikiran. Emang kalau begini penting banget nyari pasangan tuh harus yang se-frekuensi, seprinsip, sepandangan.

Mungkin ane berpendapat begini juga karena pengaruh dari ortu ane yang setidaknya menurut pandangan ane begitulah cara mereka membina rumah tangga dan terbukti keluarga ane baik2 saja. Rumah tangga dan ekonomi sama2 keurus. Sebagai anak pun ane juga mendapatkan kasih sayang yang cukup baik dari bokap maupun nyokap, tidak sampai istilahnya motherless atau fatherless. Sebagai tambahan, konon katanya di negara kita termasuk yang rate anak2 yang mengalami fatherless-nya cukup tinggi lho. Padahal sebagai anak yg mendapatkan 'kasih sayang' dari kedua ortu menurut ane peran bokap itu juga penting dalam pendampingan tumbuh kembang anak. Maka dari itu, ane sendiri juga bercita2 di masa depan kalo punya anak juga harus ikut serta dalam mendampingi tumbuh kembang anak :)
Salvanost
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2937
Joined: Fri Dec 14, 2012 13:44

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by Salvanost »

Tambahan aja setuju ga setuju rapopo
Kalau mau pensiun ya siapkan asuransi kesehatan. Kalau berduit ya ambil yg bisa berobat di spore.

Banyak banget cerita ortu sakit anaknya ga bisa bantu biaya berobat ortu.

Sama duit pensiun jangan spekulan yg bisa rugi besar.

Saya keki sama bokap saya
Umur 70++ masihhh aja join gabung usaha bareng teman2nya, pas bangkrut hangus duitnya.

Minta duitnya sama keluarga
Gara2 gengsi doank makanya ikutan.
newrubble
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 7363
Joined: Fri Dec 07, 2012 3:22

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by newrubble »

ga ngerti urusan rumah tangga org lain krn sy ga pernah peduli
sy bukan ahli yg bgitu apalagi bukan yg suka diminta pendapat ini itu
tapi thn ini sy sdh berkeluarga 26 thn ... anak nomor satu (umur 24th) sdh praktek di satu rumah sakit umum di negara sebrang sejak jaman covid dulu (tapi dia masih tetep kuliah ini kuliah itu spy --kata dia-- kalo mo ganti profesi jadi lbh mudah) 2 adik dia ada yg masih kuliah (umur 16thn) n ada yg masih sma (umur 13thn)

dulu sy kenal istri krn sering surfing di bbrp negara pasific n dia tinggal di salah satu negara tujuan itu (kbtulan dia juga suka sport itu). jaman anak-anak kecil sy (berdua istri) didik mrk spy mudah adaptasi u tinggal di manapun (sama spt sy dididik spt itu jaman kecil oleh ibu n ayah sy yg dokter militer atau oleh kakek nenek sy yg pedagang - anggap sj gitu). kita sekeluarga cukup mudah berpindah dr satu ke lain negara krn tdk terkekang pd nasionalisme sempit spt yg diderita byk org yg tdk punya pilihan mo idup dimana.

urusan kerjaan dr dulu sy ga pernah kejar karir n idup pas-pas an aja. tiap x mo makan ya pas duit ada. smua serba pas.
hotoriii
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 108
Joined: Thu Jan 09, 2020 5:59
Location: Indonesia
Daily Vehicle: Toyota

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by hotoriii »

cari pasangan hidup susah ya (atau emang saya belum rejekinya), saya single & di satu sisi saya takut kalau sampai kejadian2 seperti di atas, tp di satu sisi cari pasangan yg punya potensi itu susah banget

sama si a, ga cocok karena saya kalah sama yg 'tampilannya' sehari2 lebih wah
sama si b, saya ajak ngomong selain infotainment banyak gak nyambungnya & gak ada kemauan jd lebih pintar jg
sama si c, ekonomi agak lumayan tapi semangatnya untuk terus jadi lebih baik dari sekarang gak terlalu ada

kebetulan orangtua saya role model yg bagus sekali & gak bakal cukup kalau ditulis di forum, saya lihat sendiri kalau ada dua kepala yg saling support, mau jatuh / dijatuhkan berapa kali pun pasti bisa bangkit lg & lebih baik dari sebelumnya
User avatar
Asfur
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 742
Joined: Fri Oct 24, 2008 4:19

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by Asfur »

Wahhhh sadis amat tuh nyokap si R, udah rada2 psikopat sih itu org kl kyk gitu. Bokap gw juga keras waktu masih usia produktif dan kasar kalo ngomong ke nyokap gw dan ke gw sama ade2 gw. Tp ngk se psikopat nyokap si R sih, yah skrg bokap gw udah pensiun dan sepuh, dan menuai buah yg ditaburnya, yaitu akibatnya anak2nya ngk ada yg bisa deket sama dia, nyokap gw udah meninggal cukup lama.
Walaupun gw sbg yg plg gede tetep yg ngurusin bokap gw, dan kita juga beda rumah, dan juga sudah susah buat kita org untuk bisa sampe deket gimana krn yah dr kecil sampe gede emang udah ngk deket. Tp, yah gw sih berprinsip, sejelek apapun dia, suka ngk suka dia tetep orang tua gw, so selama msh bisa gw urusin yah gw urusin lah. Buat gw sama ade2 gw, kt org no dendam ke bokap, hanya aja ngk ada klik yg bisa tercipta antara kita.
farizfsa
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2573
Joined: Tue Nov 10, 2015 2:40
Daily Vehicle: Ford Ranger T7

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by farizfsa »

newrubble wrote: Tue Mar 07, 2023 21:52 ga ngerti urusan rumah tangga org lain krn sy ga pernah peduli
sy bukan ahli yg bgitu apalagi bukan yg suka diminta pendapat ini itu
tapi thn ini sy sdh berkeluarga 26 thn ... anak nomor satu (umur 24th) sdh praktek di satu rumah sakit umum di negara sebrang sejak jaman covid dulu (tapi dia masih tetep kuliah ini kuliah itu spy --kata dia-- kalo mo ganti profesi jadi lbh mudah) 2 adik dia ada yg masih kuliah (umur 16thn) n ada yg masih sma (umur 13thn)

dulu sy kenal istri krn sering surfing di bbrp negara pasific n dia tinggal di salah satu negara tujuan itu (kbtulan dia juga suka sport itu). jaman anak-anak kecil sy (berdua istri) didik mrk spy mudah adaptasi u tinggal di manapun (sama spt sy dididik spt itu jaman kecil oleh ibu n ayah sy yg dokter militer atau oleh kakek nenek sy yg pedagang - anggap sj gitu). kita sekeluarga cukup mudah berpindah dr satu ke lain negara krn tdk terkekang pd nasionalisme sempit spt yg diderita byk org yg tdk punya pilihan mo idup dimana.

urusan kerjaan dr dulu sy ga pernah kejar karir n idup pas-pas an aja. tiap x mo makan ya pas duit ada. smua serba pas.
haha om yang saya bold sih cocok ya, karena ya kita hidup perlu uang, gaya hidup, mau makan apa ya cocokin aja sama uang nya. kalo uang nya ga pas, ya itu maksain gaya hidup.

ada uang tp ga pas-pasin sm ya hidup, di kurang2in juga nyusahin diri sendiri, misal perlu art, ada uang nya, tp ga mau karena alesan a b c d, itu ya nyusahin diri sendiri.

saya anak 2, batita semua, liat kiri kanan sih jujur gaya hidup dan gaya parenting orang2 lain ada serem2nya zaman skrg. harus pinter2 filter juga.

adik2 saya perempuan semua br mau umur 20an, yang ngurusin saya karena ortu memang sudah ga ada, awasin permainannya udah deg2an bgt sebenarnya tp saya rasa ga bisa over protective nanti mereka ga tau hidup mau jd apa karena terlalu diarahin jd ga ada survival experience nya.

sy gatau si bener apa ga tp cara saya hehehe
BMW 520d F10 14 (HRE P40 20" + Yoko Advan Sport + Stage 2 261hp 560nm)
VW Tiguan AS 1.4 21 (Rav 20' + Pirelli Dragon Sport + Stage 2 225 hp 300nm)
Venturtle
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2111
Joined: Wed Jan 25, 2017 9:12

Re: Kisah “Merusak Mental Anak” oleh ibu kandungnya sendiri

Post by Venturtle »

KielConstantine wrote: Mon Mar 06, 2023 17:41 Bahahahha… itu biasanya kejadian di negara third world khususnya asian countries

Gw pernah baca artikel tuh judulnya “wanita inflasi”

Ceritanya model2 kek gitu. Perempuan berasa ada di atas laki2, ngerasa harga diri lebih tinggi. Framingnya laki2 musti jadi provider, ibarat jd dispenser buat puasin mereka (dlm hal harta; kebutuhan hidup dan sgala macem) . Kalo udh kek gitu yahh kg beres ya, even dalem ngebangun rumah tangga, ud salah jalan duluan

Laki2 kodratnya tetep jd pemimpin; pembuat keputusan. Namanya jg kepala rumah tangga. Kalo perempuannya / istri / pasangannya udh mulai macem2 dalam artian mau jadi kepala (naek tingkat diatas suami) bagusnya ya di cutloss aja :upss:


Anak? Cuman bisa jadi korban.. selalu lah. Kcuali berani kluar dari rumah, cari kerjaan layak; gaji ok; bisa hidup sendiri. Jadi hidup ud kg dicampur tangan ortu lg. Cuman lagi2 karena indon third world mau ngapain? Mau coba2 kabur dari kluarga yang udah bisa dibilang tajir, trus kerja sama orang dpt gaji paling UMR . Boro2 mau hidup layak & mandiri.. Iya bisa hidup sendiri, tapi asal nyambung hidup doang kek cerita diatas. Serba salah lah :big_biglaugh:


Paling banter tahan2in mental sambil nunggu orang tuanya mati aja. Atau di cerita ini nunggu emaknya mampus.. :mky_07:


Sembari belajar buat nerusin usaha keluarga yg udah berjalan sekarang. Jadi bgitu tu emak mampus, bisa handle mata pencaharian kluarga yg emang udh berjalan :mky_03:
Thanks sharingnya mengenai “wanita inflasi”, om.. ngerinya sekarang banyak bener wanita model begini..yang kadang tidak terlihat oleh laki laki karena sudah duluan terpesona dengan kecantikan fisik..
Btw, tanah keluarga si R ga ada lagi, om.. sudah dijual jadi duit banyak.