ok, sebelum baca review ini pastikan anda sudah baca thread review saya sebelumnya yang saya buat sekitar 4 tahun lalu : viewtopic.php?f=19&t=26824 , disitu sudah dipaparkan bagaimana awal mula saya beli mobil ini, dari mulai kepikiran untuk beli, pemilihan dan eliminasi kandidat sampai keputusan akhir untuk beli Toyota Camry 3.5Q ini, plus bagaimana saya beresin PR yang sudah pasti ada ketika kita beli mobil bekas, serta tentu saja review lengkap mulai dari exterior, interior, kualitas ride dll
Sekarang saya akan ceritakan secara user experience, sejak mulai pakai mobil ini sampai saya jual beberapa bulan lalu.
2017-2018, Honeymoon Period Masa-masa ini adalah saat hampir semua tentang mobil ini terasa indah. Bagaimana tidak, sebelum pakai Camry 3.5Q, mobil harian yang saya pakai adalah Honda Brio 1.3 dan mobil terkencang yang pernah saya punya adalah Honda Accord CM5 dengan tenaga 160hp. Nyetir 3.5Q bener-bener serasa petrolhead heaven, power lebih besar 117 hp dari Accord CM5 plus raungan mesin V6 yang bikin kaki selalu pengen bejek aja, karena saking enaknya mobil ini begitu ketemu space lengang di jalan tol, sekali bejek dapet 180 kpj. Nyetir mobil ini akhirnya membuka mata saya yang dulu sangat mendewakan mobil dengan bantingan keras, bahwa mobil dengan bantingan empuk dengan set suspensi yang baik pun kualitas ride nya menyenangkan. Pada Camry, Suspensi belakang bukan torsion beam tapi multi link, so walaupun karakter suspensinya empuk tetap masih cukup menyenangkan diajak manuver Masa-masa ini juga merupakan masa dimana saya lagi semangat-semangatnya ngebengkel. Beresin PR satu persatu itu rasanya asik banget, mulai dari tune-up, carbon clean, sampe beresin kaki-kaki di berbagai bengkel. Manfaat yang saya dapat adalah jadi tahu jenis dan karakteristik tiap bengkel berdasarkan spesialisasinya. Saya juga jadi ngerti diagnosa problem berdasarkan symptom nya, melalui knowledge yang didapat dari membaca forum web dan nonton youtube. Beberapa kali diagnosa yang saya perkirakan justru lebih tepat dari diagnosa bengkel. Intinya di masa honeymoon ini saya masih sangat kompromi dan forgiving dengan PR-PR mobil ini, karena troubleshoot nya relatif mudah dan murah
2018-2019, Realistic Period
Ini adalah periode dimana semua berangsur normal, karena mobil ini saya pakai harian, rasanya jadi sudah biasa. Nah disini mulai timbul problem, ternyata kaki-kaki Camry ini memang cukup ringkih, selama 2018 sampai akhir 2019 saya ganti shockbreaker 2 kali, ganti brakepad 2 kali, ganti komponen-komponen pritilan seperti link stabiliser, tierod, rackend, shock support dan bushing arm 2 kali. Sekali lagi, walaupun harganya sangat murah, tapi mulai merepotkan karena load dan tanggung jawab di kantor meningkat, makin sulit membagi waktunya. Untuk list harga, biar jelas saya kasih list nya ya :
- Shock absorber Rp.1,5 jt sepasang
- Shock Support Rp.400rb per pcs
- Brake pad Rp.400 rb sepasang
- Link Stabiliser Rp.500 rb sepasang
- Tierod Rp.500 rb sepasang
- Rackend Rp.700 rb sepasang
- Ball Joint Rp.350 rb per pcs
- Disc Brake Rp.600 rb sepasang
- dan lain-lain
Itu adalah pricelist parts aftermarket dengan kualitas yang bagus, klo mau dibawahnya lebih murah lagi.
Nah walaupun murah, tapi problematika diatas seakan tidak ada akhirnya, biasanya setiap 6 bulan ada aja yang bunyi di bagian kaki-kaki dan harus ngebengkel lagi. Sekitar bulan Agustus 2018, ketika sedang nyetir ke Cirebon, tiba2 temperatur naik dan saat dicek dikolong mobil sudah banjir, ternyata radiator mobil ini jebol di bagian upper tank nya. Akhirnya terdampar dipinggir jalan kayak Fitra Eri yang mobil Kona Electric-nya kehabisan Baterei. Langsung minta tolong temen untuk cari penggantinya di sentra onderdil disana dan ternyata..nggak ada yang nyetok, bahkan dealer Toyota sana pun nggak ada stok, rata-rata hanya nyetok yang punya tipe 2.4, yes radiator adalah salah satu parts yang berbeda antara versi 2.4 dan 3.5. Akhirnya panggil montir dan cuma bisa diakalin dengan ditambal dan diikat kawat. Saya memberanikan diri utk balik ke jakarta dangan cara nyetir yang harus smooth dan tidak digeber diatas 3000 rpm. Cuma bisa gigit jari melihat Fortuner dan Pajero Dokar yang biasanya saya ayam-ayamin merajalela di tol cipali. Sampai jakarta langsung ganti upper tank radiator, DC Rp.1,7 juta.
Untuk yang berminat owning Camry 3.5Q harus diperhatikan parts & komponen yang tidak common dengan tipe 2.4, diantaranya ; Radiator, CV-Joint (As Roda), seluruh komponen transmisi dan seluruh komponen engine berikut engine mounting nya, karena harga parts yang tidak sama tersebut berbeda jauh dengan versi 2.4, contoh satu set As Roda (Drive Shaft/CV Joint) utk tipe mesin 2.4 harganya 3-4 jutaan, sedangkan tipe 3.5Q harganya bisa 12-13 jutaan.
Karena saya baik hati, ini saya infokan beberapa trouble shooting Toyota Camry yang DC nya cukup mengerikan, ini tidak hanya versi 3.5Q saja ya, namun kasus yang sama sering terjadi di tipe 2.4 :
- Drive Shaft / as roda (tipe 3.5) = 10-15 juta
- Balancer Shaft (tipe 2.4 & 3.5) = 10-15 juta
- Sensor ABS (tipe 2.4) = diatas 20 juta
- Overhaul / turun mesin atau transmisi (2.4 & 3.5) = 10-20 juta
Untungnya kasus diatas tidak terlalu sering terjadi dan satupun tidak terjadi di mobil saya, just info biar nanti klo ada yang mengalami nggak kaget.
2020-2021, UGAL Period Ini adalah masa dimana saya sudah seperti menyatu dengan mobil ini, udah paham karakternya, udah tau potensi kerusakannya apa aja dan cara menghindarinya, dan udah tau berapa biayanya jika bagian tersebut bermasalah. So yang ada hanyalah Enjoyment, tiap ketemu jalan lengang saya bejek, tiap ada yang agresif di tol saya main-mainin, saya tinggal, terus tungguin, pas dia mendekat saya tinggal lagi. Saya juga jadi sering nyoba jalan Tol Baru dan rela mengambil jalan memutar demi lewat tol, ya karena sebegitu enaknya mobil ini, kencang tapi bantingannya empuk. Pernah balapan sama BMW F30 di tol Andara, pas section yang ada tikungan dia didepan, tapi begitu masuk section yang bumpy dia braking dan saya melenggang tanpa mengurangi kecepatan, menyalip dia dan menjauh.
Disaat itulah saya kepikiran untuk mendokumentasikan my Enjoyment Feeling ini, karena sayang aja, lumayan untuk dilihat-lihat lagi nanti pas sudah pensiun, dan tempat aman jika hard drive rusak adalah, Youtube. Maka di akhir tahun 2020 saya putuskan untuk membuat Channel Youtube dengan nama yang terlintas begitu saja di kepala saya, yaitu "OM UGAL" https://www.youtube.com/c/OMUGAL
Untuk konsep Channel, saya terinspirasi oleh Channel "Cars on Autobahn", dimana viewing angle-nya adalah POV, karena penonton seakan melihat dan merasakan langsung sensasi dari sisi driver.
Sebuah Channel yang simple, nggak banyak omongan berbusa-busa sambil menjelaskan bentuk mobil, tidak bertele-tele menjelaskan fitur yang sudah ada di brosur dan tidak sok bahas karakter mobil padahal cuma test drive jalan pelan dan putar-putar kompleks...Just Pure Performance Driving. Karena konten seperti ini sensitif dengan peraturan, makanya sebisa mungkin saya bikin konten di tol yang traffic-nya lengang dan tidak ada speed cam-nya.
Karena memang ini Channel untuk Enjoyment, saya tidak pernah berharap banyak yang nonton apalagi subscribe. Namun ternyata yang nonton banyak juga, dan tanpa sepengetahuan saya Channel tersebut sudah memenuhi kriteria monetisasi karena Subs nya sudah lebih dari 1500, dan beberapa video ditonton sampai puluhan ribu views..Wow, nggak nyangka..hahaha..
Late 2021 - Farewell
Banyak cerita dari para Petrolhead, bahwa kita seakan bisa berkomunikasi dengan mobil kesayangan kita. Percaya nggak percaya sih, tapi setelah menjadikan mobil ini sebagai daily driver selama 4 tahun baru saya merasa cerita-cerita itu benar. Sebetulnya sampai saat terjual, kondisi mobil ini sangat sehat, terutama mesin dan transmisinya, hanya problem minor kambuhan di kaki-kaki yang troubleshootnya murah. Namun seakan si Mobil ngomong sama saya, "Hey Bro, I love to run fast, but I'm old.. if you keep pushing me like hell, I'm afraid of getting broken".
From that moment, I never push this car to the limit anymore, dan menyadari bahwa mobil kesayangan saya yang sudah berumur 14 tahun ini sudah harus diperlakukan dan dirawat dengan baik dan halus, mesin V6 nya hanya menjadi penopang kenyamanan dan kehalusan berkendara, dan kalau beruntung, mobil ini akan jadi Future Classic ditengah makin langka-nya mobil "biasa" bermesin V6 saat ini. Saya pun merasa mobil ini sudah tidak bisa diupgrade lagi potensinya, karena Mobil ini memang terlahir dengan potensi hampir maksimal, nyaris tidak ada performance parts yang bisa mendongkrak performanya secara signifikan. Versi lebih ganas dari mobil ini yaitu TRD Aurion hanya dibuat 600 unit di Australia dan Toyota tidak pernah menjual Supercharger kit-nya secara terpisah. Belum lagi mobil ini berpenggerak roda depan (FWD) yang punya limitasi power ke roda depan. Intinya saya sudah menggeber mobil ini sampai batasnya, makanya saya rela melepas mobil ini. Ditambah memang saya dan isteri pun sudah merasa saatnya penyegaran penghuni garasi, biar makin semangat kerja.
Prestasi terbaik mobil ini selama saya geber di Tol adalah mengalahkan Half-Breed AMG, C43 dan GLE43 AMG, walaupun bukan menang power, tapi menang adu selap-selip

Topspeed terkencang yang pernah saya capai dengan mobil ini adalah 238 km/h, dimana terdapat speed limiter pada kecepatan tersebut Sedangkan Akselerasi 0-100 km/h mobil ini berdasarkan pengetesan terakhir sebelum mobilnya dijual adalah 7,7 detik
https://youtu.be/yMTLC-wp5q8
Oke mungkin segitu aja final review saya about Toyota Camry 3.5Q V6 ini, jika ada pertanyaan silahkan kita obrolin bareng di thread ini