Toyota plans hybrid vehicle plant in Asean

Ingin membahas hal-hal umum mengenai mobil dan otomotif, silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Toyota plans hybrid vehicle plant in Asean

Post by observer »

Teman2, siapa tahu hybrid bakal masuk lebih cepat dari dugaan!

Wednesday October 26, 2005

Toyota plans hybrid vehicle plants in Asean

BY TOMMY LEE IN TOKYO

TOYOTA Motor Corp may consider setting up plants in Asean countries to
produce its range of hybrid vehicles.

Its president, Katsuaki Watanabe, said the decision would depend on the
market in the region.

“However, we don't have immediate plans yet. The production of the
environmental-friendly vehicles involves very sophisticated machines,” he
said to a question raised by StarBiz at a dinner hosted by Toyota for
international journalists attending the 39th Tokyo Motor Show 2005.

The show is from Oct 22 to Nov 6 at the International Convention Complex
in Chiba.

Watanabe said production plants for hybrids could be set up in any of the
Asean countries, including Malaysia.

“But it all depends where the demand comes from,” he said.

On whether Toyota planned to market its hybrid cars in Malaysia, Watanabe
said it was considering it, but could not say when this could be
realised.

Hybrid vehicles, although more expensive, promote fuel efficiency and low
emissions, as well as smooth acceleration and low noise.

Toyota, Japan's largest carmaker, is the first manufacturer of hybrids,
which is the future direction for cars, especially with escalating cost
of fuel and increased awareness of a clean environment.

Watanabe said Toyota planned to achieve accumulated sales of a million
hybrid units by early 2010.

To date, Toyota – since rolling out its first hybrid Prius in 1997 – has
sold some 470,000 hybrid units worldwide.

On counter measures to beat car thieves, Watanabe said: “We may consider
fitting all Toyota cars sold in Malaysia with the immobiliser anti-theft
device.”

At the moment, he said, only certain cars were fitted with the device.
But, in view of its popularity, Toyota might have to fit all its cars
with the mechanism, he added.

According to statistics, Toyota topped the list of foreign cars stolen
last year (946 cars) followed by Nissan (481) and Honda (322).

URL: http://biz.thestar.com.my/news/story.as ... c=business
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Wow, great news item Mr. Obs! :)
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

Saya kira dibuat atau tidaknya hybrid plant di Asean tergantung apakah ada pemerintah yang akan memberi insentif khusus untuk hal tersebut. Tanpa adanya insentif khusus (misalnya keringanan pajak kendaraan dll sbb), harga hybrid yang lebih tinggi dari biasanya akan membatasi jumlah pasarnya. Menurut saya Toyota sedang memancing reaksi dari pemerintah Asean, siapa tahu ada negara yang mau memberi insentif khusus.

Sebetulnya jauh lebih masuk akal untuk Toyota membangun hybrid plant di Cina. Selain pasarnya jauh lebih besar, juga pengembangan jaringan SPBU di Cina masih di tahap awal sehingga masih dimungkinkan dibangun banyak SPBU baru dengan fasilitas untuk mobil hybrid.
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Guess what, Mr. Obs :

- Toyota akan mulai memproduksi Prius di China, very soon (if not already began).

- Singapore sudah memberlakukan incentive untuk model hybrid : discount 40% (!) dari OMV (open market value) dan 10% dari road tax! Sebuah Civic hybrid di Singapore akan lebih murah atau at least dekat sekali harganya dengan Civic biasa!

- Malaysia and Thailand are preparing their own incentives, especially to attract Japanese carmakers to assembly their hybrid models there.

- Indonesia : Dark Lord mengatakan bahwa Prius sempit.
observer wrote:Sebetulnya jauh lebih masuk akal untuk Toyota membangun hybrid plant di Cina. Selain pasarnya jauh lebih besar, juga pengembangan jaringan SPBU di Cina masih di tahap awal sehingga masih dimungkinkan dibangun banyak SPBU baru dengan fasilitas untuk mobil hybrid.
No, no, You got it all wrong, Mr. Obs. Mobil hybrid sama sekali tidak membutuhkan SPBU khusus karena menggunakan bensin biasa dan tangki bensin biasa. You mistook it with a hydrogen-powered car, which needs special hydrogen-filling stations. :e-naughty: :wink:
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

conan wrote: - Singapore sudah memberlakukan incentive untuk model hybrid : discount 40% (!) dari OMV (open market value) dan 10% dari road tax! Sebuah Civic hybrid di Singapore akan lebih murah atau at least dekat sekali harganya dengan Civic biasa!
Mau dong!!
conan wrote: - Malaysia and Thailand are preparing their own incentives, especially to attract Japanese carmakers to assembly their hybrid models there.
Itulah pemerintah yang pro-bisnis dan punya visi ke depan!!
conan wrote: - Indonesia : Dark Lord mengatakan bahwa Prius sempit.
Di Indonesia UUD, jadi tergantung pemerintah mau beri tax incentive atau tidak?
conan wrote: No, no, You got it all wrong, Mr. Obs. Mobil hybrid sama sekali tidak membutuhkan SPBU khusus karena menggunakan bensin biasa dan tangki bensin biasa. You mistook it with a hydrogen-powered car, which needs special hydrogen-filling stations. :e-naughty: :wink:
Oya, you're right.
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

Bukan pemerintah ngak mau, tapi duitnya lagi kepepet terus gimana ?

Anyway, rakyat Indonesia ngak seperti rakyat Singapura / Malaysia / America etc yang middle classnya kuat dan level kekayaannya lebih rata. So if the government subsidizes the hybrids like Singapore with 40% discount, nobody will protest, even though bisa saja orang Singapura yang naik MRT dan bis dalam hati lihat orang beli hybrid dia pikir " Enak dong lu, uang pajak yang saya store di pakai untuk bantu lu ".

Apalagi di Indo. Kaum middle class yang belum mampu beli mobil murah pun masih banyak. Apalagi mobil hybrid. Apakah mereka tidak akan marah jika lihat uang pajaknya di pakai untuk bantu orang mampu dapat discount besar untuk beli mobil hybrid ?

The best solution is for Toyota to be able to sell these hybrids to us at normal prices, without any need for incentives. Everybody will be happy. Nobody complains.

Kalau negaranya makmur, subsidi macam gitu sih bisa jalan lama. Tapi negara seperti Indonesia, subsidi tidak akan bisa, atau tidak akan tahan lama. Lihat kasus subsidi BBM yang sudah tidak bisa di sustain lagi.

Istriku, jangan marah dulu. Saya sudah bilang saya kalau bisa beli mobil hybrid dengan harga say 250 juta dan irit banyak BBM , siapa yang ngak mau ? Jadi saya bukan anti-hybrid.

Tapi for the Indonesian government to take taxes from all Indonesians, including many middle and lower middle class people, and give big discounts to hybrid buyers (yang mayoritas adalah kaum mampu), apakah adil ? Apakah tidak bikin banyak orang iri dan kesal ?

Tunggu Indonesia sudah makmur, uangnya banyak, kaum miskinnya lebih dikit, baru bisa expect the government to do that kind of thing. Otherwise, don't expect affordable hybrids here anytime soon. Unless of course Toyota is kind enough to subsidize us !

As for the prius, benar ! Sempit. Tapi kalau satu hari ada minivan Toyota hybrid berharga 250 juta, gue pasti ambil !
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Anda ngaco!

Anda menyamakan subsidi BBM dengan tax incentive, yang jelas2 adalah dua hal yang sangat berbeda!

Anda baca saja baik2 di atas, Mr. Observer juga sama sekali tidak pernah menggunakan kata 'SUBSIDI', ya gak??

Sesuatu itu disubsidi untuk dijual dengan harga lebih murah daripada harga pasar.

Berbeda sekali dengan tax incentive!
Discount 40% dari OMV yang diberikan oleh pemerintah Singapore untuk pembeli mobil ramah lingkungan, sama sekali tidak mengambil uang pajak dari rakyat yang lain! Pajaknya 'kan tetap dibayar yang 60%! Bagi pemerintah, tidak ada uang yg keluar kantong! Tetap masuk kantung, dan pemerintah yang baik akan bersedia mengurangi sedikit revenue-nya, untuk sesuatu yang berharga lebih di masa depan! Ini pemikiran jangka panjang, untuk masa depan Pak!

Tahukah Anda, berapa dana yang dikeluarkan pemerintah Singapore untuk memelihara zone2 hijau di sana, supaya udara tetap bersih? Atau investasi pemerintah China pada teknologi untuk memperbaiki polusi di sana yang sudah sedemikian parah (China has 7 of the world's 10 most polluted cities)?

Mereka menyambut baik mobil2 hybrid seperti Prius! Makanya Prius akan dirakit di China, dan Singapore, yang tidak mungkin merakit Prius, juga menyediakan jalan bagi penduduknya supaya bisa membelinya!

Tidak seperti Anda yang selalu berpikiran negative tentang hybrid, kebijakan ini disambut baik oleh semua orang! Pemerintah Singapore juga bisa membuat kebijakan seperti ini, karena feedback dari penduduknya!

Bukan main, aku tidak menyangka bahwa Anda of all people, sama sekali tidak bisa membedakan antara subsidi dan tax incentive!

Dan selain itu, mungkin Anda ini memang lebih suka anak2 dan cucu2 Anda tidak akan pernah bisa menghirup udara segar di Jakarta selain AC di dalam mall dan mobil, hmm?
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

Something costs lets say 400 juta. Now I as the consumer pay only 0.6 X 400 = 240 juta.

Now Toyota ngak mungkin mau jual rugi besar. So my question is, sisa 160 juta itu kalau bukan saya yang bayar, kalau bukan Toyota yang talanggin, siapa yang tanggung ? Udara ? Tuhan ? Kalau bukan pemerintah siapa ?

Its like how di USA banyak company bilang stock options are not real cash outlays, and so they should not go into the calculation of profit and loss. Dan mereka ngotot stock options should not be regarded as an expense that will reduce the company's P&L.

Now Warren Buffett said " If stock options are not a form of compensation, then what are they ? If compensations are not an expense then what are they ? And if expenses should not go into the profit and loss statement, then where in the world should they go ? "

So my question is " If government allows hybrid buyers to enjoy a 40% discount is not a subsidi, then what are they ? If subsidies do not mean a cash outflow to Toyota, then where does the cash go ? Back to the government ? And if these cash outlays are not taken from the taxpayers, then where do the money come from ? The ministers salary ?

Come on. I know U love hybrids. But poorer people do not wish to help reduce your burden when U buy a hybrid. They have enough trouble making ends meet and pay taxes.

And pls do not dream abt hybrids anytime soon here in Indonesia. Even the Innova do not have a catalytic converter ! Don't confuse Toyota in USA with the Toyota here !

Now tens of thousands of Innovas are belging dirtier emissions, and using leaded fuel. Who is the most pollutant car in Indonesia ?
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

If U really really are THAT fanatical about the hybrid, and refuse to understand that economics also play a part in people's decision abt buying such things, then I have a good suggestion for U.

U should now sell yr very dirty kapsul, then add some money to buy the Prius in Kelapa Gading. It cost only 400+ juta. Very cheap because U can help reduce pollution, reduce fuel consumption, and help save the world's oil reserves !

Bukan saya benci hybrid. Tapi saya dan mayoritas orang Indonesia itu bukan anaknya Soedono Salim. Bukan anaknya pejabat. Bukan anaknya Gudang Garam ! Not many people can afford a 400+ juta hybrid car !

And if U are SBY, anda mau ikut Singapura. Now anda kasih tax incentive 40% juga supaya harga Prius di Kelapa Gading itu jadi 240 juta ! Iyah ! Pasti langsung booming !

Tapi dengan demikian, apakah APBN Indonesia tidak terganggu sama sekali ? Apalagi jika yang beli dan menikmati 40% discount itu say 2000 per bulan ? Thats 160 juta X 2000 = 320 milliar sebulan = 3.84 Trilliun setahun ! Nah siapa yang tanggung beban uang sebesar itu ? Toyota ? Importir umum itu ?
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

And if U mean not 40% discount from the price tag but a 40% tax deductable item in the tax return (U did not make this clear), sama juga.

Come on. When I buy a 400+ hybrid, I pay less taxes. All the middle and upper class people enjoying this tax deductable hybrid all pay less taxes.

So what is the result ? Less taxes paid. But the governments expenses to run this country remains the same and keep increasing of course.

So without the extra 40% from the hybrid tax, the government also have to dig deeper into their coffers to serve the public. THUS, more of the other tax money from the non-hybrid car buying public will be used.

Now if that is not a kind of subsidi for the rich hybrid buyers, then what are they ? Some accounting gimmick that does not involve less money for the government ?

Buddy, U cannot make something out of NOTHING ! One cannot get such a generous tax incentive without somebody else footing the bill !

If U still don't get it, here is another example. Say tomorrow SBY takes pity on me. I love the Alphard hybrid so much but cannot afford one.

So SBY said, OK Sithlord, go ahead and buy the 700 juta Alphard hybrid, but I give U 40% tax relief / incentive which U can use to lighten yr tax return ! Thanks to people like U, our air will be cleaner !

Result, I pay a lot less taxes this year. Say normally I report say 200 juta in income a year. Thus I pay 0.3 x 200 = 60 juta in taxes a year normally.

Now thanks to SBY, I pay only 200-(0.4X700) = 200-280 = -ve 80 ! Nah gimana hitung pajaknya ? Di kuranggi tax incentive hybrid ini saja sudah -ve. Apakah mau hitung 30% kali -ve 80 ? Saya bukan tax consultant. So tell me kasus gini gimana hitungnya ?

How abt if I am very rich ? OK. So my tax return will be say 500 - (Hybrid tax incentive of 0.4x700) = 220 x 0.3 = 66 juta. in taxes paid.

Without this tax incentive, I will normally pay 0.3 x 500 = 150 juta. Selisih 84 juta.

Nah, misalnya gaji satu pejabat pas banget 84 juta setahun. Biasanya pakai uang pajak saya misalnya.

Tapi gara gara beli hybrid, saya kurang store 84 juta. Tapi gaji pejabat 84 juta ini harus tetap di bayar. So who pays for it ? Toyota ? Of course the government have to take someone's tax money ! Now isn't that a kind of subsidi ?

So the difference of 150-66 = 84 juta siapa yang tanggung ? Maybe U my detective ? How do U feel if at that time saya sudah show-off hybrid saya dan anda masih pakai kapsul soalnya anda belum mampu beli Alphard hybrid ?

Mungkin hitunggan saya caranya salah ! Tapi mau hitung gimana pun, anda akan sadar, someone's got to foot the bill ! And that someone is the taxpayers !

Dan jika yang beli Alphard hybrid ini tiap bulan jumlahnya say 500 orang ? Berapa uang yang harus di bebanin tax payer lain ?
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

Dan benar, jika tidak ada orang yang beli hybrid, government tidak akan rugi sesen pun.

Tapi lets make it simple. Kasus ini seperti misalnya pajak biasanya 30% dari income. Tapi misalnya satu hari SBY bilang : Sithlord, nafas dari mulut anda segar sekali ! Lebih segar dari manusia lain yang lebih bau ! Ngak tau kenapa.

Tapi soalnya mulut saya lebih fresh, SBY bilang, ya sudah ! To reward me, I don't pay 30%. I pay only 10% ! Betul, government tidak keluar extra uang.

TAPI, APAKAH INI ADIL ?

People betul want to have cleaner cars and more irit cars, but people also want JUSTICE !

Indonesia saja sudah kurang justice. Apakah mau nambah lagi 1 kasus ketidak adilan macam ini ?
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

U might say, well, its to reward me for buying a cleaner car.

But do U think the other non-car buying public cares ? They will probably say " Emang Gue Pikirin ! " Lu mau mobilnya sebersih apa, pokoknya saya taunya lu beli barang mewah, tapi bayar pajaknya lebih dikit !

But to conclude my lecture, if one day people buy hybrid cars and did not receive any incentives at all, malah they pay the full tax from the car payment, CAP JEMPOL ! Itu baru HEBAT ! Itu baru WIN-WIN solution !
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

Misalnya seperti conglomerate yang misalnya di kasih tax incentive yang sangat sangat ringgan. Orang lain bayar 30% tapi mereka cuman bayar 5%. Atau bahkan tax holiday 0 percent sampai 10 tahun !

Mereka sudah kaya. Mereka incomenya ratusan juta per bulan. Tapi mereka teriak " Oi ! pemerintah kasih saya incentive soalnya proyek saya yang banyak kan bantu negara tumbuh ! "

How many people can accept this kind of explanation ?

Yang adil kan U earn more, U pay more. U buy expensive stuff, I got to pay the full tax !

If this kind of thing keeps going on, the rich will get richer, the poor get poorer, and there will be more social disturbances in the future !
hdrw
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 433
Joined: Sat Aug 21, 2004 19:46

Post by hdrw »

Saya memahaminya yang di potong 40% itu pajaknya, jadi bukan 40% dari harga mobilnya.

Dengan demikian orang jadi mau membeli mobil hybrid, yang harganya lebih mahal dari harga mobil bukan hybrid.

Jadi dalam hal ini, semua gotong royong.

1.Pemerintah beri discount pajak agar negaranya dimasa mendatang bebas polusi.

2.Yang beli misalnya Alphard hybrid karena peduli polusi udara, keluar uang lebih banyak.
Padahal kalau dari segi irit BBM, mungkin bertahun2 baru impas, dibanding beli Alphard biasa.
Jadi dia beli hybrid bukan karena gengsi, tapi karena peduli lingkungan, sehingga mendapat keringanan pajak 40% atas Alphard hybridnya.

3.Masyarakat yang tidak beli mobil hybrid ikut andil juga menjaga polusi udara melalui discount pajak 40%.

4.Produsen mobil hybrid yang juga peduli lingkungan memberi harga khusus untuk mobil2 hybridnya.

Dengan demiklian semua unsur ikut andil menjaga polusi udara.
Soalnya kalau gak begitu, siapa yang mau beli mobil hybrid ?
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

Begini loh darklord, insentif itu kan ada 2. Satu diberikan kepada pembeli mobil hybrid, seperti yang dilakukan Singapore, dan yang kedua diberikan kepada produsen mobil hybrid dalam bentuk fiscal insentif atau apa kek.

Insentif yang pertama, mungkin seperti darklord katakan, is a zero-sum game. Kalau pajak kendaraan dikorting, berarti kekurangannya harus ditombokin dari pajak lain. Bagi Indonesia sekarang masih belum waktunya.

Sedangkan insentif yang kedua (misalnya tax holiday atau apalah), kalau bisa memancing investasi baru, menciptakan lapangan kerja baru, kenapa tidak? Daripada tarif pajak tinggi tapi ngak ada yang invest, meningan diberlakukan tax rate lebih rendah khusus untuk pabrik mobil hybrid, dan ada yang invest, betul gak?

Jangan sampai kita kalah langkah melulu ke Thailand. Kan boleh dong Indonesia jadi the 2nd detroit of the east.
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

sithlord wrote:Something costs lets say 400 juta. Now I as the consumer pay only 0.6 X 400 = 240 juta.

Now Toyota ngak mungkin mau jual rugi besar. So my question is, sisa 160 juta itu kalau bukan saya yang bayar, kalau bukan Toyota yang talanggin, siapa yang tanggung ? Udara ? Tuhan ? Kalau bukan pemerintah siapa ?

Its like how di USA banyak company bilang stock options are not real cash outlays, and so they should not go into the calculation of profit and loss. Dan mereka ngotot stock options should not be regarded as an expense that will reduce the company's P&L.

Now Warren Buffett said " If stock options are not a form of compensation, then what are they ? If compensations are not an expense then what are they ? And if expenses should not go into the profit and loss statement, then where in the world should they go ? "

So my question is " If government allows hybrid buyers to enjoy a 40% discount is not a subsidi, then what are they ? If subsidies do not mean a cash outflow to Toyota, then where does the cash go ? Back to the government ? And if these cash outlays are not taken from the taxpayers, then where do the money come from ? The ministers salary ?

Come on. I know U love hybrids. But poorer people do not wish to help reduce your burden when U buy a hybrid. They have enough trouble making ends meet and pay taxes.

And pls do not dream abt hybrids anytime soon here in Indonesia. Even the Innova do not have a catalytic converter ! Don't confuse Toyota in USA with the Toyota here !

Now tens of thousands of Innovas are belging dirtier emissions, and using leaded fuel. Who is the most pollutant car in Indonesia ?
If U really really are THAT fanatical about the hybrid, and refuse to understand that economics also play a part in people's decision abt buying such things, then I have a good suggestion for U.

U should now sell yr very dirty kapsul, then add some money to buy the Prius in Kelapa Gading. It cost only 400+ juta. Very cheap because U can help reduce pollution, reduce fuel consumption, and help save the world's oil reserves !

Bukan saya benci hybrid. Tapi saya dan mayoritas orang Indonesia itu bukan anaknya Soedono Salim. Bukan anaknya pejabat. Bukan anaknya Gudang Garam ! Not many people can afford a 400+ juta hybrid car !

And if U are SBY, anda mau ikut Singapura. Now anda kasih tax incentive 40% juga supaya harga Prius di Kelapa Gading itu jadi 240 juta ! Iyah ! Pasti langsung booming !

Tapi dengan demikian, apakah APBN Indonesia tidak terganggu sama sekali ? Apalagi jika yang beli dan menikmati 40% discount itu say 2000 per bulan ? Thats 160 juta X 2000 = 320 milliar sebulan = 3.84 Trilliun setahun ! Nah siapa yang tanggung beban uang sebesar itu ? Toyota ? Importir umum itu ?
And if U mean not 40% discount from the price tag but a 40% tax deductable item in the tax return (U did not make this clear), sama juga.

Come on. When I buy a 400+ hybrid, I pay less taxes. All the middle and upper class people enjoying this tax deductable hybrid all pay less taxes.

So what is the result ? Less taxes paid. But the governments expenses to run this country remains the same and keep increasing of course.

So without the extra 40% from the hybrid tax, the government also have to dig deeper into their coffers to serve the public. THUS, more of the other tax money from the non-hybrid car buying public will be used.

Now if that is not a kind of subsidi for the rich hybrid buyers, then what are they ? Some accounting gimmick that does not involve less money for the government ?

Buddy, U cannot make something out of NOTHING ! One cannot get such a generous tax incentive without somebody else footing the bill !

If U still don't get it, here is another example. Say tomorrow SBY takes pity on me. I love the Alphard hybrid so much but cannot afford one.

So SBY said, OK Sithlord, go ahead and buy the 700 juta Alphard hybrid, but I give U 40% tax relief / incentive which U can use to lighten yr tax return ! Thanks to people like U, our air will be cleaner !

Result, I pay a lot less taxes this year. Say normally I report say 200 juta in income a year. Thus I pay 0.3 x 200 = 60 juta in taxes a year normally.

Now thanks to SBY, I pay only 200-(0.4X700) = 200-280 = -ve 80 ! Nah gimana hitung pajaknya ? Di kuranggi tax incentive hybrid ini saja sudah -ve. Apakah mau hitung 30% kali -ve 80 ? Saya bukan tax consultant. So tell me kasus gini gimana hitungnya ?

How abt if I am very rich ? OK. So my tax return will be say 500 - (Hybrid tax incentive of 0.4x700) = 220 x 0.3 = 66 juta. in taxes paid.

Without this tax incentive, I will normally pay 0.3 x 500 = 150 juta. Selisih 84 juta.

Nah, misalnya gaji satu pejabat pas banget 84 juta setahun. Biasanya pakai uang pajak saya misalnya.

Tapi gara gara beli hybrid, saya kurang store 84 juta. Tapi gaji pejabat 84 juta ini harus tetap di bayar. So who pays for it ? Toyota ? Of course the government have to take someone's tax money ! Now isn't that a kind of subsidi ?

So the difference of 150-66 = 84 juta siapa yang tanggung ? Maybe U my detective ? How do U feel if at that time saya sudah show-off hybrid saya dan anda masih pakai kapsul soalnya anda belum mampu beli Alphard hybrid ?

Mungkin hitunggan saya caranya salah ! Tapi mau hitung gimana pun, anda akan sadar, someone's got to foot the bill ! And that someone is the taxpayers !

Dan jika yang beli Alphard hybrid ini tiap bulan jumlahnya say 500 orang ? Berapa uang yang harus di bebanin tax payer lain ?
Dan benar, jika tidak ada orang yang beli hybrid, government tidak akan rugi sesen pun.

Tapi lets make it simple. Kasus ini seperti misalnya pajak biasanya 30% dari income. Tapi misalnya satu hari SBY bilang : Sithlord, nafas dari mulut anda segar sekali ! Lebih segar dari manusia lain yang lebih bau ! Ngak tau kenapa.

Tapi soalnya mulut saya lebih fresh, SBY bilang, ya sudah ! To reward me, I don't pay 30%. I pay only 10% ! Betul, government tidak keluar extra uang.

TAPI, APAKAH INI ADIL ?

People betul want to have cleaner cars and more irit cars, but people also want JUSTICE !

Indonesia saja sudah kurang justice. Apakah mau nambah lagi 1 kasus ketidak adilan macam ini ?
U might say, well, its to reward me for buying a cleaner car.

But do U think the other non-car buying public cares ? They will probably say " Emang Gue Pikirin ! " Lu mau mobilnya sebersih apa, pokoknya saya taunya lu beli barang mewah, tapi bayar pajaknya lebih dikit !

But to conclude my lecture, if one day people buy hybrid cars and did not receive any incentives at all, malah they pay the full tax from the car payment, CAP JEMPOL ! Itu baru HEBAT ! Itu baru WIN-WIN solution !

Misalnya seperti conglomerate yang misalnya di kasih tax incentive yang sangat sangat ringgan. Orang lain bayar 30% tapi mereka cuman bayar 5%. Atau bahkan tax holiday 0 percent sampai 10 tahun !

Mereka sudah kaya. Mereka incomenya ratusan juta per bulan. Tapi mereka teriak " Oi ! pemerintah kasih saya incentive soalnya proyek saya yang banyak kan bantu negara tumbuh ! "

How many people can accept this kind of explanation ?

Yang adil kan U earn more, U pay more. U buy expensive stuff, I got to pay the full tax !

If this kind of thing keeps going on, the rich will get richer, the poor get poorer, and there will be more social disturbances in the future !
Anda ini 'kan pernah sekolah di Singapore, apa tidak mengerti car taxing disana? Coba research dulu dong, sebelum membabi-buta mengetik angka2 yg semuanya hanya asumsi Anda saja!

Di Sing, mobil baru itu kena pajak lebih dr 100%, di antaranya ada tax sebesar 100% Open Market Value (OMV) yaitu harga mobil tersebut. Kalau disini, ya Bea Masuk + PPnBm. Yang di-discount adalah OMV ini sebesar 40%.

Jelas ADIL!!

Pikir saja. Di Sing, pajak untuk semua new car hitungannya sama. Kalau disini, pajak mobil 1500cc ke bawah lebih murah, paling murah, mobil 1500cc-2500cc juga lebih murah daripada mobil 3000cc ke atas. Itu kan namanya INCENTIVE!! Supaya orang yang beli mobil ber-cc kecil, bisa lebih murah!!

SEKARANG, TERAPKAN SENDIRI ARGUMEN ANDA YANG SUPER PANJANG DI ATAS, PADA SISTEM PPN-BM DI INDO SENDIRI!! COBA!!

Anda beli Serena hanya bayar PPn-Bm lebih kecil daripada orang yang beli Alphard 3000cc, LALU SIAPA YANG MAU BAYAR KEKURANGANNYA?? HAH? ANDA SEBUT INI TIDAK ADIL?? Berarti seharusnya pajak Serena disamakan dengan Alphard, DONG!! Lalu nanti Anda akan bilang lagi, "TIDAK ADIL!! Si A yg beli Alphard kan kaya, dia harus bayar pajak lebih dari saya dong!!"

Anda juga ketika berdebat, tapi sadarkah Anda kalau mobil hybrid itu cc-nya pasti lebih kecil dari versi biasanya?? Kan ditambah motor listrik, pak!! Civic hybrid hanya 1300 cc Pak!! Civic biasa itu 1800 cc!!

Nanti Civic hybrid masuk ke Indo juga, otomatis dia akan mendapat insentif karena cc-nya di bawah 1500cc!!

Ini kan yang diinginkan pemerintah juga, supaya lebih sedikit orang beli mobil 3000cc ke atas yg boros BBM, seperti Alphard 3000cc, tapi supaya orang itu beli saja Alphard hybrid 2400cc yang tenaganya seperti 3000cc, tapi iritnya seperti mobil 2000cc!! Pemerintah senang, konsumsi BBM untuk transportasi turun. Pembeli itu senang, diberi insentif. DAN ORANG LAIN JUGA SENANG, KARENA POLUSI BERKURANG!!

Di forum ini, Anda selalu bersuara paling lantang bahwa mobil 1500cc dan ke bawah, PAJAKNYA PALING MURAH!! Lalu 1500cc - 2500cc juga, LEBIH MURAH daripada 3000cc dan ke atas!!

Kalau Anda bisa bilang kalau sistem incentive Singapore TIDAK ADIL, berarti Anda juga mengatakan bahwa sistem PPN-BM mobil di Indo juga sama saja, TIDAK ADIL!!!

Sekali-kali, konsisten dong, Pak!! Dan kalau mau berdebat, coba pikirkan dulu, apakah argumen Anda itu bertentangan tidak dengan hal yang biasanya Anda ucapkan berkali2!!
Sithlord wrote:How do U feel if at that time saya sudah show-off hybrid saya dan anda masih pakai kapsul soalnya anda belum mampu beli Alphard hybrid ?
But do U think the other non-car buying public cares ? They will probably say " Emang Gue Pikirin ! " Lu mau mobilnya sebersih apa, pokoknya saya taunya lu beli barang mewah, tapi bayar pajaknya lebih dikit !
Huh, tidak semua orang berpandangan SEMPIT seperti Anda, yang hanya bisa iri hati pada yang lebih beruntung, atau yang bekerja lebih keras!!

Kalau Anda beli hybrid dan aku belum mampu pun, aku akan ikut senang!! Kenapa aku harus berkata, "Emang Gue Pikirin ! " Lu mau mobilnya sebersih apa, pokoknya saya taunya lu beli barang mewah, tapi bayar pajaknya lebih dikit ! "?? Kenapa?? Daripada mencaci-maki Anda begitu, lebih baik aku jadikan motivasi, untuk bekerja lebih keras, supaya mampu juga seperti Anda!!

Percuma saja Anda dulu sekolah di Sing, kalau sampai sekarang pun sikap Anda masih seperti begini, selalu iri pada orang yg lebih kaya?? Orang di Sing itu kalau melihat orang kaya, bukannya iri, tapi dijadikan motivasi : "Kalau dia bisa, mengapa saya tidak? Kami sama2 makan nasi!"

Bukan main. Baru pertama kali aku bertemu orang seperti ini di forum diskusi tentang otomotif. Bukannya senang kalau teknologi terbaru bisa dibeli dengan harga lebih murah, dan ketiga pihak : penjual, pemerintah dan pembeli sama2 diuntungkan, supaya teknologi ini semakin maju dan bisa tersedia secara massal untuk orang banyak.
EH, malah mengumpat2 dan seakan2 berharap teknologi baru itu supaya gagal saja! Halo Pak, mobil yang Anda pakai itu hasil perkembangan teknologi juga, CVT-nya, mesin dengan katup variabelnya, captain seatsnya, segalanya!

:x :? :x

Rekan2, siapa yg setuju denganku, dan siapa yg setuju dengan the Dark Lord?? :)



[/b]
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

Hehehe, I prefer not to get involved in family squabbles :mrgreen: :mrgreen: :wink:

Kita ambil contoh Civic saja deh. Dengan struktur pajak sekarang, Civic 1.800cc biasa akan dikenakan pajak 40%, sedangkan kalau Civic hybrid 1.300cc dikenakan pajak 30%. Selama struktur pajak tidak dirubah, kan adil adil aja dong.

Cuman apakah selisih pajak 10% itu cukup untuk kompensasi biaya produksi hybrid yang lebih tinggi??? Kalau ngak bisa, berarti harga jual civic hybrid akan lebih tinggi dari bermesin biasa. Ya akhirnya UUD. Kalau menurut gue sih, rata2 orang Indonesia belum mau bayar lebih untuk mesin hybrid. Ya terkecuali pembeli mobil mewah....

Katakanlah pemerintah membuat struktur pajak baru, khusus mesin hybrid dikenakan pajak hanya 10%, dan harga civic hybrid jadi imbang dengan harga civic biasa. Apakah hal ini fair??

Menurut darklord itu ngak fair, betul gak?? :wink:

Kalau saya bilang sih kita harus melihat secara keseluruhan, dengan mempertimbangkan semua cost benefitnya, sebelum mengambil keputusan.

Hehehe, not the Conan's way, nor the Dark pit's way, but the Observer's way!! 8) 8)
TomS
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 296
Joined: Mon Jul 04, 2005 13:55
Location: Shinjuku

Post by TomS »

Struktur pajak di Indo kan terdiri dari bea masuk/import tariffs dan ppnbm/luxury tax, yang pengenaannya persentasenya berdasarkan lapisan-lapisan.
Jika pemerintah mau bisa saja untuk mobil hybrids dimasukkan ke lapisan yang prosentasenya kecil (bisa saja di import tariffs ataupun di luxury tax-nya ataupun mungkin keduanya)

Contoh saja, Prius termasuk sedan (1600 cc ???), kalau masuk cbu kena bea masuk 70% dan ppnbm 40%, bisa saja bea masuk untuk hybrid misalnya cuma jadi 25% atau mungkin ppnbm-nya jadi 10% saja, atau mungkin mau keduanya diturunkan ???

Mengenai import tariff dapat dilihat di : (lihat yg new tariffs, untuk luxury taxes jangan lihat site ini karena sudah gak berlaku peraturannya, lihat site yang ada di topik Nissan Tiida)

CBU : http://ilmea.dprin.go.id/otomotif/pub/inaautos.html
CKD : http://ilmea.dprin.go.id/otomotif/pub/inackd.html
Spare-part : http://ilmea.dprin.go.id/otomotif/pub/inacomp.html

Suatu policy bisa saja didebat, bahkan peraturan perpajakan yang berlaku sekarang ini saja banyak kelemahannya.

Contoh saja mengapa ppnbm untuk mobil diesel lebih mahal dibandingkan mobil bensin ? Untuk prosentase yang sama mobil bensin kapasitasnya bisa sampai 3.000 cc sedangkan diesel cuma sampai 2.500 cc (padahal mobil diesel perlu cc gede untuk mencapai power yang sama dibanding mobil bensin)

Jelas kebijakan itu diskriminatif !!!
Orang pakai diesel pengen murah kenapa pajak barang mewahnya justru lebih gede ???
Kalau alasannya mobil diesel emisinya jelek dan tarif itu merupakan penalti bagi mesin diesel, itu orang yang buat policy pasti gak pernah main ke forum sm !!!

Mengapa 4x4 juga lebih mahal ???
Padahal Indonesia kan bukan Jakarta saja
Di Kalimantan SUV 4x2 itu baru yang merupakan kemewahan, karena cuma jadi mobil hiasan / pajangan saja, begitu dibawa jalan di jalan lumpur, terperosok gak bisa kembali lagi !!!

Jadi pro dan kontra dalam setiap policy itu pasti ada, dan seharusnya pihak yang menyusun peraturan, minimal staff ahlinya harus yang benar-benar mengetahui apa yang bagus buat rakyat kebanyakan, tahu tentang teknologi otomotif terkini, termasuk juga harus tahu issue lingkungan.
Bisa saja kan kalau mau dibikin aturan 4x4 untuk khusus untuk Kalimantan tariff pajaknya harusnya lebih kecil dibanding di Jakarta

Siapa yang pernah protes dengan ketimpangan itu, gak ada kan ???
Dan jika incentive tax policy untuk mobil hybrids dibuat oleh pemerintah, pasti kebanyakan orang bisa memahami alasannya, karena alasannya kuat dan reasonable
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

TomS wrote:Jadi pro dan kontra dalam setiap policy itu pasti ada, dan seharusnya pihak yang menyusun peraturan, minimal staff ahlinya harus yang benar-benar mengetahui apa yang bagus buat rakyat kebanyakan, tahu tentang teknologi otomotif terkini, termasuk juga harus tahu issue lingkungan.
Di situlah lihainya pemerintah Singapore. Dia jeli untuk melihat peluang, dan selalu proaktif untuk meningkatkan daya saing Singapore sebagai negara investasi dan produktivitas tenaga kerja Singapore.

Makanya pegawai negeri dibayar gaji tinggi ngak papa, asal kerjanya benar betul gak??
TomS
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 296
Joined: Mon Jul 04, 2005 13:55
Location: Shinjuku

Post by TomS »

observer wrote:
Di situlah lihainya pemerintah Singapore. Dia jeli untuk melihat peluang, dan selalu proaktif untuk meningkatkan daya saing Singapore sebagai negara investasi dan produktivitas tenaga kerja Singapore.

Makanya pegawai negeri dibayar gaji tinggi ngak papa, asal kerjanya benar betul gak??
Beda dengan Indonesia, di sini peraturan dibuat abu-abu, karena kalau dibuat hitam putih pejabatnya gak dapat duit :mad:
Capek juga hidup di Indonesia kalau gini terus, cost internasional, service dunia ketiga :oops:

Prius itu ternyata cuma 1.500cc, jadi bea masuk 65 %, ppnbm 30 %

Source : http://toyota.jp/prius/spec/spec/index.html

Kode mesinnya ternyata 1NZ-FXE, mungkin basisnya sama dengan mesin vios yang 1NZ-FE
Last edited by TomS on Fri Oct 28, 2005 11:35, edited 1 time in total.
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

Ha, teman2, siapa tahu kita akan dapat Civic Hybrid tahun depan nih. :wink:

Thai berpeluang produksi Civic Hybrid

(28/10/2005) - Thailand menjadi kandidat negara produsen Civic Hybrid di luar Jepang dan USA. Hal itu diungkapkan senior managing director, Satoshi Toshida.

Meskipun belum final, Toshida menyebut kebijakan pajak untuk mobil hybrid mendorong Honda untuk mempelajari kemungkinan memproduksi Civic hybrid di negeri itu. Civic hybrid sebenarnya sudah dipasarkan di Thailand, tapi harganya cukup mahal. Sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan pajak baru tahun lalu, harga Civic hybrid generasi mendatang bisa turun. Daripada mengimpor dalam bentuk utuh dan menghadapi pajak 80%, Civic Hybrid mungkin memilih bayar pajak 30% bila didatangkan dalam kondisi terurai dan dirakit di Thailand.

Toshida yang juga big boss Asian Honda Motor, mengatakan harus ada permintaan yang tinggi terhadap Civic Hybrid agar bisa diproduksi di Thailand. Ditambahkan pula, Singapore dan Australia, dua pasar ekspor Honda Thailand, menunjukkan interes yang besar.

Meskipun Toshida belum mengungkapkan harganya, namun sumber Honda menyebut angka 1.5 juta Baht (sekitar Rp 369 juta). Ini karena teknologinya masih terhitung mahal.
User avatar
Herry
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 840
Joined: Tue May 11, 2004 4:00
Location: Asia

Post by Herry »

Kalo masuk ke Indo civic hybrid bisa 400-an tuh :(
Live as if you were to die tomorrow.
Learn as if you were to live forever.
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Civic biasa 1.8L Vti-S AT sendiri sudah mendekati Rp 300 jutaan.

Sebenarnya Civic hybrid hanya lebih mahal sedikit daripada Civic biasa, tapi karena skema pajak yang super duper tinggi yang diterapkan pemerintah negara2 Asean, selisih harga itu juga ikut melipat terkena pajak, sehingga perbedaannya terasa lebih besar lagi.