Review Yamaha TFX150 a.k.a. Xabre
Posted: Mon Jan 16, 2017 10:36
Permisi om momod dan seluruh suhu di republik seraya motor saya sudah cukup lama menjadi silent reader di forum ini, dan ada kejanggalan disini bahwa mobil lebih laku daripada motor entah kenapa di daerah motor sangat sepi pengunjungnya hehe
Saya merupakan penikmat baik roda empat maupun roda dua (bukan ahlinya tapi ). Tapi mumpung tunggangan anak kuliah seperti saya masih roda dua, yasudah saya coba buat review seadanya dan semoga para penikmat roda dua juga semakin berdatangan untuk semakin meramaikan republik seraya motor ini.
Story
Awalnya saya bingung untuk memilih sportbike kelas bawah macam Honda CBR150R dan Yamaha R15. Karena harga yang cukup tinggi, biaya perawatan tinggi, dan lebih haus meminum bensin, maka dari itulah akhirnya saya mengurungkan niat untuk meminang motor dikelas 250cc. Kembali ke dua pilihan diatas. Setelah mencoba dua motor diatas, akhirnya saya sadar kalo tulang punggung saya tidak diciptakan untuk menunggang sport fairing bike pegal dibagian punggung dan telapak tangan langsung datang ketika riding dalam jangka waktu diatas 30 menit. Sebenarnya itu juga karena postur tubuh saya yang tidak begitu tinggi sehingga harus lebih bungkuk untuk menggapai stang
Akhirnya saya putuskan untuk menghapus sport fairing bike dari daftar saya. Pilihan berikutnya jatuh kepada sport naked/streetfighter bike dan matic 150cc a.k.a. Nmax. Vixion dan CB150 pun saya coret dari daftar karena tidak ada kesan 'prestige' ketika ditunggangi apalagi jumlah peredarannya cukup banyak. Kemudian berlanjut ke Yamaha Nmax, yang pada akhirnya saya coret kembali karena jok nya cukup lebar dan mengakibatkan kaki saya susah menapak
Kemudian ketika mengunjungi salah satu dealer Yamaha, Xabre cukup kuat untuk menarik hati saya. Akhirnya dengan segala konsekuensi (karena teman belum ada yang punya, dealer tidak punya unit testride, akhirnya sama sekali belum tau gimana feel riding diatas motor ini), saya putuskan untuk meminang si Xabre karena tampilannya cukup eyecatching dan posisi riding ala naked bike yang cukup tegak. Apalagi shock upside downnya itu loh, bikin jadi gagah sekali
Tampilan
Gagah. Itu satu kata yang pas buat gambarin tampilan motor ini. Walaupun warna yang saya pilih jadi mengaburkan kesan garangnya karena terlalu flashy Untuk orang awam yang ga terlalu ngerti motor pasti nyangkanya ini motor minimal 250cc, walaupun akhirnya setelah suara knalpotnya didenger langsung ilfeel karena suaranya kaya banci
Motor ini punya engine kill switch yang sama persis seperti saudara tak sedarahnya, klan MT series. Ya, klan dari salah satu bigbike nya Yamaha. Tidak seperti motor motor dikelasnya yang pada umumnya engine kill switch dan switch starter nya terpisah. Kalo motor ini switch-switch itu jadi menyatu. Posisi keatas untuk engine kill, posisi tengah untuk posisi on, dan digeser kebawah untuk switch starternya. Di kelas motor non bigbike yang baru make model gini hanya Xabre dan yang terbaru itu Honda CBR250RR CMIIW
Kemudian dia pakai sasis tipe deltabox, walaupun belum alumunium seperti klan bigbike Yamaha yang lainnya.
Lanjut kebagian swingarm, motor ini pakai tipe banana, which is good buat dikelasnya. Kompetitor lainnya hanya pakai swingarm kotak/tahu biasa seperti motor bebek. Kemudian yang unik adalah footstepnya. Gaada yang salah dengan tampilan footstepnya. Fleksibel (tidak fix sehingga untuk cornering lebih aman) dan modelnya juga cukup bagus. Yang buat unik adalah posisinya yang agak sedikit kebelakang, tidak seperti tipe streetfighter 150cc yang beredar dipasaran. Ini kayanya footstep Yamaha R15 langsung dicomot begitu aja tanpa disesuaikan posisinya.
Speedometer tipe negative nya keren kalo dimalam hari. Ya, dimalam hari doang. Kalo disiang hari masih kalah dari sinar matahari. Tetap masih keliatan, tapi agak kurang gimana aja gitu
Tombol klakson yang kecil trus posisinya menjorok kedalam sukses bikin kalo setiap mau nglakson harus nengok kebawah dulu.
Rumah kuncinya saya suka. Keren aja gitu kalo menurut saya. Tipe kuncinya 'masih' pakai yang pengaman magnet. Jadi menghilangkan kesan bigbike nya
Tipe jok model split seat. Seat belakangnya bisa dipakai buat modus, kecil banget soalnya (kecil untuk ukuran dikelasnya. Tapi menurut saya kalo didudukin masih nyaman nyaman aja kok )
Headlamp dan stoplamp nya sudah led. Headlamp nya menurut saya sangar sekali, apalagi kalo nyala pas malam hari. Sayang dibagian lampu seinnya masih make bohlam biasa. padahal kompetitornya udah make tipe led yang keren banget.
Posisi plat tadinya disini, tapi udah saya pindahin kebawah radiator. Kalo posisinya disini jelek blas.
Dan part yang paling saya suka dari motor ini adalah suspensi upside down nya. Kalo diluar negeri sih biasanya nyebutnya inverted telescopic. Intinya handling motor waktu hajar lubang atau kalo lagi miring-miring jauh lebih terkendali dari suspensi teleskopik biasa karena yang bergerak bannya, bukan bodi motornya. Merknya Kayaba, yang cukup bagus (kalo CBR250RR make merk Showa yang lebih sering dipakai di kelas bigbike), diameternya 37mm. Hasilnya positif lainnya adalah motor ini jadi sekilas 'moge look' . Harga di beres Yamaha resmi sekitar 5jt untuk satu set suspensi ini. Kalo gasalah juga pnp di R15 (mungkin vixion juga) karena motor-motor ini satu basis.
Lanjut kebagian ban, make merk IRC tipe Exato, yang performanya ga terlalu bagus buat dipakai cornering. Ukuran belakang 130/70 ring 17 dan depan 110/70 ring 17. Ukuran cukup gambot. Mungkin buat menopang suspensi upside downnya. Knalpot sama persis dengan R15, yang berhasil merusak tampilanya yang udah cukup oke. Masa panjangan knalpot daripada buntut belakangnya
Dan terakhir, mesinnya sama persis dengan Vixion dan R15. Mesin SOHC yang paling sering dihina-hina sama fansboy merk sebelah. Tenaganya 'hanya' 16 hp (on wheel mungkin sekitar 14hp) dan torsi sekitar 14,3 Nm. Mungkin spek diatas kertas keliatannya lemah. Tapi engga selemah yang dibayangkan kok
Riding Feel
Kesan pertama ketika nunggang motor ini, gagah. Stang yang cukup lebar, posisi seat height yang tinggi (bahkan dibanding MT-25 masih lebih tinggi Xabre) sukses bikin kesan gagah di motor ini. Footstep yang agak menjorok kebelakang ini sebenarnya untuk bigbike tipe naked juga footstepnya agak ketarik kebelakang. Tapi karena bigbike tanki bensinnya cukup besar jadi posisinya masih rada bungkuk. Sedangkan di Xabre tanki bensinnya kecil sekali ukurannya (lebar nya cukup lebar, tapi panjangnya itu pendek ) Jadi untuk tipe postur bongsor feel ridingnya bakalan aneh banget di motor ini. Feel ridingnya kaya bawa tipe supermoto. Tapi berhubung postur saya tidak begitu besar jadinya feel nya lebih kearah naked (karena jangkauan tangan ga terlalu panjang, posisi terpaksa 'sedikit' bungkuk). Efek positifnya adalah motor ini enak buat dipake cornering. Footstep yang agak kebelakang bikin makin pede (walaupun bagian belakangnya agak ngebuang kalo bikin gerakan tiba-tiba. Pernah lagi cornering trus matic main nyelonong seenak jidat, saya hampir lowside).
Getaran distang masih cukup terasa. Dan entah hanya motor saya atau semuanya begitu, kalo dipakai dikecepatan 40-50kpj ada getaran didaerah sasis atau swing arm belakang. Udah coba konsultasi ke bengkel tapi gaada solusinya Dan kekurangan lain yang saya rasakan adalah suka nyangkut kalo lagi downshift. Udah coba stel kopling diberes. Pas begitu keluar beres jadi enak, eh begitu dipake beberapa lama langsung kambuh lagi
Tipe suspensi depan yang upside down sukses bikin motor ini stabil ditikungan. Gaada tuh yang namanya gejala mental mentul. Asli pede banget kalo buat dipakai melahap tikungan Suspensi belakang juga di set keras. Kayanya sama plek kaya R15. Jadi buat yang suka dengan karakter suspensi belakang streetfighter macam Vixion atau CB150 ga akan cocok dengan motor ini. Tapi positifnya dipakai miring-miring stabil
Satu kekurangan lainnya adalah menurut saya performa remnya kurang. Mungkin untuk kondisi dalam kota gaada masalah, tapi begitu dipakai ngerem dari >100kpj agak kewalahan. Upgrade rem mungkin jadi salah satu PR buat yang suka speeding. Tapi untuk riding dalam kota atau touring, no complaint.
Performa
Dibagian ini, gaada yang bisa terlalu dibanggakan. Tarikannya so so. Akselerasinya kuat, tapi engga lemah juga. Sering riding bareng CBR150 K45A dan CBR150 K45G, masih sanggup ngeladenin kok walaupun agak sedikit kewalahan. Padahal mesin CBR terkenal cukup kencang di kelas 150cc apalagi dengan tagline DOHC yang dibangga-banggakan Tapi untuk urusan top speed masih kalah dari dua motor itu. Yang jadi minus pointnya adalah tenaga mesti dicapai di rpm yang cukup tinggi, 7000 rpm. Mungkin kalo dikondisi jalan yang lurus dan mulus enak enak aja, tapi kalo dipakai didalam kota (buat ngeladenin 150cc lain yang nantangin) agak kewalahan. Solusinya harus mainin rpm rada tinggi. Tapi kalo riding dalam kota dan gasuka speeding, no complaint. Redline di 10,500 rpm juga sukses bikin motor ini gampang kecekek kalo dipakai speeding
Kesimpulan
Segmentasi motor ini sebenarnya lebih kecil, makanya penjualannya ga semengkilap dua saudara kembar lainnya. Banyak orang berpikir untuk harga Xabre, kenapa harus ambil motor naked, mending ambil fairing. Masyarakat dikelas 150cc sepertinya masih mikir kalau harga nakedbike tidak pantas disetarakan dengan fairing bike. Kemudian performa mesin yang tidak lebih baik dari Vixion (padahal harganya melambung cukup tinggi diatas Vixion) juga menjadi penghalang lainnya. Padahal kalau mengerti motor, pasti tau kenapa motor ini dihargai lebih mahal dari naked/streetfigher bike 150cc lainnya. Untuk yang suka speeding saya sarankan jangan ambil motor ini. Agak kewalahan kalau dipakai speeding. Kemudian salah satu sisi negatif lainnya yang belum disebutkan diatas adalah mesinnya yang cukup panas (mungkin sengaja diset Yamaha supaya kesan bigbike nya semakin kentara ). Tapi untuk yang lebih senang tampil bak Ariel Noah, senang diliatin orang-orang, senang miring-miring, silahkan ambil motor ini.
Pros:
- Upside Down.
- Moge look.
- Stabil melahap tikungan.
Cons:
- Performa mesin tidak 'wow'.
- Mesin panas.
- Seat belakang sempit.
Saya merupakan penikmat baik roda empat maupun roda dua (bukan ahlinya tapi ). Tapi mumpung tunggangan anak kuliah seperti saya masih roda dua, yasudah saya coba buat review seadanya dan semoga para penikmat roda dua juga semakin berdatangan untuk semakin meramaikan republik seraya motor ini.
Story
Awalnya saya bingung untuk memilih sportbike kelas bawah macam Honda CBR150R dan Yamaha R15. Karena harga yang cukup tinggi, biaya perawatan tinggi, dan lebih haus meminum bensin, maka dari itulah akhirnya saya mengurungkan niat untuk meminang motor dikelas 250cc. Kembali ke dua pilihan diatas. Setelah mencoba dua motor diatas, akhirnya saya sadar kalo tulang punggung saya tidak diciptakan untuk menunggang sport fairing bike pegal dibagian punggung dan telapak tangan langsung datang ketika riding dalam jangka waktu diatas 30 menit. Sebenarnya itu juga karena postur tubuh saya yang tidak begitu tinggi sehingga harus lebih bungkuk untuk menggapai stang
Akhirnya saya putuskan untuk menghapus sport fairing bike dari daftar saya. Pilihan berikutnya jatuh kepada sport naked/streetfighter bike dan matic 150cc a.k.a. Nmax. Vixion dan CB150 pun saya coret dari daftar karena tidak ada kesan 'prestige' ketika ditunggangi apalagi jumlah peredarannya cukup banyak. Kemudian berlanjut ke Yamaha Nmax, yang pada akhirnya saya coret kembali karena jok nya cukup lebar dan mengakibatkan kaki saya susah menapak
Kemudian ketika mengunjungi salah satu dealer Yamaha, Xabre cukup kuat untuk menarik hati saya. Akhirnya dengan segala konsekuensi (karena teman belum ada yang punya, dealer tidak punya unit testride, akhirnya sama sekali belum tau gimana feel riding diatas motor ini), saya putuskan untuk meminang si Xabre karena tampilannya cukup eyecatching dan posisi riding ala naked bike yang cukup tegak. Apalagi shock upside downnya itu loh, bikin jadi gagah sekali
Tampilan
Gagah. Itu satu kata yang pas buat gambarin tampilan motor ini. Walaupun warna yang saya pilih jadi mengaburkan kesan garangnya karena terlalu flashy Untuk orang awam yang ga terlalu ngerti motor pasti nyangkanya ini motor minimal 250cc, walaupun akhirnya setelah suara knalpotnya didenger langsung ilfeel karena suaranya kaya banci
Motor ini punya engine kill switch yang sama persis seperti saudara tak sedarahnya, klan MT series. Ya, klan dari salah satu bigbike nya Yamaha. Tidak seperti motor motor dikelasnya yang pada umumnya engine kill switch dan switch starter nya terpisah. Kalo motor ini switch-switch itu jadi menyatu. Posisi keatas untuk engine kill, posisi tengah untuk posisi on, dan digeser kebawah untuk switch starternya. Di kelas motor non bigbike yang baru make model gini hanya Xabre dan yang terbaru itu Honda CBR250RR CMIIW
Kemudian dia pakai sasis tipe deltabox, walaupun belum alumunium seperti klan bigbike Yamaha yang lainnya.
Lanjut kebagian swingarm, motor ini pakai tipe banana, which is good buat dikelasnya. Kompetitor lainnya hanya pakai swingarm kotak/tahu biasa seperti motor bebek. Kemudian yang unik adalah footstepnya. Gaada yang salah dengan tampilan footstepnya. Fleksibel (tidak fix sehingga untuk cornering lebih aman) dan modelnya juga cukup bagus. Yang buat unik adalah posisinya yang agak sedikit kebelakang, tidak seperti tipe streetfighter 150cc yang beredar dipasaran. Ini kayanya footstep Yamaha R15 langsung dicomot begitu aja tanpa disesuaikan posisinya.
Speedometer tipe negative nya keren kalo dimalam hari. Ya, dimalam hari doang. Kalo disiang hari masih kalah dari sinar matahari. Tetap masih keliatan, tapi agak kurang gimana aja gitu
Tombol klakson yang kecil trus posisinya menjorok kedalam sukses bikin kalo setiap mau nglakson harus nengok kebawah dulu.
Rumah kuncinya saya suka. Keren aja gitu kalo menurut saya. Tipe kuncinya 'masih' pakai yang pengaman magnet. Jadi menghilangkan kesan bigbike nya
Tipe jok model split seat. Seat belakangnya bisa dipakai buat modus, kecil banget soalnya (kecil untuk ukuran dikelasnya. Tapi menurut saya kalo didudukin masih nyaman nyaman aja kok )
Headlamp dan stoplamp nya sudah led. Headlamp nya menurut saya sangar sekali, apalagi kalo nyala pas malam hari. Sayang dibagian lampu seinnya masih make bohlam biasa. padahal kompetitornya udah make tipe led yang keren banget.
Posisi plat tadinya disini, tapi udah saya pindahin kebawah radiator. Kalo posisinya disini jelek blas.
Dan part yang paling saya suka dari motor ini adalah suspensi upside down nya. Kalo diluar negeri sih biasanya nyebutnya inverted telescopic. Intinya handling motor waktu hajar lubang atau kalo lagi miring-miring jauh lebih terkendali dari suspensi teleskopik biasa karena yang bergerak bannya, bukan bodi motornya. Merknya Kayaba, yang cukup bagus (kalo CBR250RR make merk Showa yang lebih sering dipakai di kelas bigbike), diameternya 37mm. Hasilnya positif lainnya adalah motor ini jadi sekilas 'moge look' . Harga di beres Yamaha resmi sekitar 5jt untuk satu set suspensi ini. Kalo gasalah juga pnp di R15 (mungkin vixion juga) karena motor-motor ini satu basis.
Lanjut kebagian ban, make merk IRC tipe Exato, yang performanya ga terlalu bagus buat dipakai cornering. Ukuran belakang 130/70 ring 17 dan depan 110/70 ring 17. Ukuran cukup gambot. Mungkin buat menopang suspensi upside downnya. Knalpot sama persis dengan R15, yang berhasil merusak tampilanya yang udah cukup oke. Masa panjangan knalpot daripada buntut belakangnya
Dan terakhir, mesinnya sama persis dengan Vixion dan R15. Mesin SOHC yang paling sering dihina-hina sama fansboy merk sebelah. Tenaganya 'hanya' 16 hp (on wheel mungkin sekitar 14hp) dan torsi sekitar 14,3 Nm. Mungkin spek diatas kertas keliatannya lemah. Tapi engga selemah yang dibayangkan kok
Riding Feel
Kesan pertama ketika nunggang motor ini, gagah. Stang yang cukup lebar, posisi seat height yang tinggi (bahkan dibanding MT-25 masih lebih tinggi Xabre) sukses bikin kesan gagah di motor ini. Footstep yang agak menjorok kebelakang ini sebenarnya untuk bigbike tipe naked juga footstepnya agak ketarik kebelakang. Tapi karena bigbike tanki bensinnya cukup besar jadi posisinya masih rada bungkuk. Sedangkan di Xabre tanki bensinnya kecil sekali ukurannya (lebar nya cukup lebar, tapi panjangnya itu pendek ) Jadi untuk tipe postur bongsor feel ridingnya bakalan aneh banget di motor ini. Feel ridingnya kaya bawa tipe supermoto. Tapi berhubung postur saya tidak begitu besar jadinya feel nya lebih kearah naked (karena jangkauan tangan ga terlalu panjang, posisi terpaksa 'sedikit' bungkuk). Efek positifnya adalah motor ini enak buat dipake cornering. Footstep yang agak kebelakang bikin makin pede (walaupun bagian belakangnya agak ngebuang kalo bikin gerakan tiba-tiba. Pernah lagi cornering trus matic main nyelonong seenak jidat, saya hampir lowside).
Getaran distang masih cukup terasa. Dan entah hanya motor saya atau semuanya begitu, kalo dipakai dikecepatan 40-50kpj ada getaran didaerah sasis atau swing arm belakang. Udah coba konsultasi ke bengkel tapi gaada solusinya Dan kekurangan lain yang saya rasakan adalah suka nyangkut kalo lagi downshift. Udah coba stel kopling diberes. Pas begitu keluar beres jadi enak, eh begitu dipake beberapa lama langsung kambuh lagi
Tipe suspensi depan yang upside down sukses bikin motor ini stabil ditikungan. Gaada tuh yang namanya gejala mental mentul. Asli pede banget kalo buat dipakai melahap tikungan Suspensi belakang juga di set keras. Kayanya sama plek kaya R15. Jadi buat yang suka dengan karakter suspensi belakang streetfighter macam Vixion atau CB150 ga akan cocok dengan motor ini. Tapi positifnya dipakai miring-miring stabil
Satu kekurangan lainnya adalah menurut saya performa remnya kurang. Mungkin untuk kondisi dalam kota gaada masalah, tapi begitu dipakai ngerem dari >100kpj agak kewalahan. Upgrade rem mungkin jadi salah satu PR buat yang suka speeding. Tapi untuk riding dalam kota atau touring, no complaint.
Performa
Dibagian ini, gaada yang bisa terlalu dibanggakan. Tarikannya so so. Akselerasinya kuat, tapi engga lemah juga. Sering riding bareng CBR150 K45A dan CBR150 K45G, masih sanggup ngeladenin kok walaupun agak sedikit kewalahan. Padahal mesin CBR terkenal cukup kencang di kelas 150cc apalagi dengan tagline DOHC yang dibangga-banggakan Tapi untuk urusan top speed masih kalah dari dua motor itu. Yang jadi minus pointnya adalah tenaga mesti dicapai di rpm yang cukup tinggi, 7000 rpm. Mungkin kalo dikondisi jalan yang lurus dan mulus enak enak aja, tapi kalo dipakai didalam kota (buat ngeladenin 150cc lain yang nantangin) agak kewalahan. Solusinya harus mainin rpm rada tinggi. Tapi kalo riding dalam kota dan gasuka speeding, no complaint. Redline di 10,500 rpm juga sukses bikin motor ini gampang kecekek kalo dipakai speeding
Kesimpulan
Segmentasi motor ini sebenarnya lebih kecil, makanya penjualannya ga semengkilap dua saudara kembar lainnya. Banyak orang berpikir untuk harga Xabre, kenapa harus ambil motor naked, mending ambil fairing. Masyarakat dikelas 150cc sepertinya masih mikir kalau harga nakedbike tidak pantas disetarakan dengan fairing bike. Kemudian performa mesin yang tidak lebih baik dari Vixion (padahal harganya melambung cukup tinggi diatas Vixion) juga menjadi penghalang lainnya. Padahal kalau mengerti motor, pasti tau kenapa motor ini dihargai lebih mahal dari naked/streetfigher bike 150cc lainnya. Untuk yang suka speeding saya sarankan jangan ambil motor ini. Agak kewalahan kalau dipakai speeding. Kemudian salah satu sisi negatif lainnya yang belum disebutkan diatas adalah mesinnya yang cukup panas (mungkin sengaja diset Yamaha supaya kesan bigbike nya semakin kentara ). Tapi untuk yang lebih senang tampil bak Ariel Noah, senang diliatin orang-orang, senang miring-miring, silahkan ambil motor ini.
Pros:
- Upside Down.
- Moge look.
- Stabil melahap tikungan.
Cons:
- Performa mesin tidak 'wow'.
- Mesin panas.
- Seat belakang sempit.