Kenapa rupiah masih ngotot bertengger di 12000 an padahal mestinya sudah melorot ke 15500?Indonesia secara ekonomi mirip dengan Afrika Selatan dan Brazil, yaitu lebih bergantung pada sektor komoditi dan pertambangan, serta dipersepsikan sebagai negara dengan laju pertumbuhan yang tinggi (mukjizat) selama dekade 2000an. Dana asing meluruk ke negara-negara ini mencari peluang bisnis. Tetapi harus diingat, ketika arus balik melanda negara-negara ini, seharusnya depresiasi rupiah akan mempunyai alur jalan yang sama dengan real Brazil dan rand Afrika Selatan, yaitu depresiasi sebesar 45%, pada saat ini. Artinya saat ini rupiah yang masih bertengger di level Rp 12,800 per US dollar masih over-value. Nilai tukar Rp15,500 per US dollar adalah nilai wajar saat ini. Sehingga ada jurang selebar 18% yang harus ditutup. Oleh sebab itu EOWI meramalkan dalam tahun kambing kayu 4713 gap ini akan tertutup dan nilai tukar rupiah akan ke Rp 15,500 per US dollar.
Sepertinya ini juga menjadi sebagian alasan kenapa chevrolet mulai ancang-ancang menutup/merelokasi beberapa pabriknyaMemang hambatan ada faktor psikologis yang harus ditembus di benak kalangan pemerintah dan juga investor. Level Rp 14,000 Rp 15,000 adalah level yang dikaitkan dengan trauma sejarah krismon tahun 1998, yang memakan korban jiwa, harta, penderitaan dan kesengsaraan dimana siapapun enggan untuk kembali ke masa itu. Level ini akan menjadi resistan yang kuat. Dikalangan otoritas keuangan dan pemerintah, akan berpikir bahwa level ini harus dijaga sebab kalau bisa tertembus maka kepercayaan rakyat akan hilang. Sedangkan di kalangan investor ada kepercayaan bahwa level ini akan dijaga oleh pemerintah sampai titik darah penghabisan. Tetapi alam akan berjalan mengikuti jalurnya. Tidak ada yang bisa membendung prahara dan tsunami 2014 – 2020. Menahannya untuk sementara mungkin bisa. Tetapi untuk membendungnya untuk selamanya........sangat meragukan.
Jadi yang mau beli mobil/motor/laptop, segera tanda tangan tanda jadi, sebelum harganya dan cicilannya naik.
sumber ramalan:
http://ekonomiorangwarasdaninvestasi.bl ... -4713.html