Cara Baru Pembobolan ATM Bank Mandiri

[eresiie]

Lha kan ada tanda tangannya.

[avansa]

Bro Risol..Bank Swis nggak amanya di mana,kasih dung pencerahan.
Btw cerita duit nyasar aku juga punya cerita,,ini memang benar benar kesalahan manusianya.Waktu itu ane ada di jogja di Rumah sakit Sarjito,anak ane kebetulan sakit dan perlu opname di sana.karena kebetulan atm bank rekening saya jauh,saya buka rekening dan taroh uang di bank yang masih satu lokasi dengan Rumah sakit.
Ceritanya saat saya kembali ke Rumah dan akan mengambil uang di Atm,ane terkaget kaget waktu melihat saldo ane masih di atas 5 juta,padahal terakhir melakukan penarikan lewat teler 5 juta dan harusnya saldo masih 3 juta.Spontan ane langsung berniat ambil semua tuh duit,pikiran ane kan ane gak tahu,mungkin ane lupa,lah kalau suruh balikin nanti yah ane balikin ajah,eh saat penarikan ternyata atm ane udah di blokir..wadoh ane jadi tambah kaget,,berarti duit ane yang asli 3 jeti alamat nggak bisa di ambil.Lalu ane hubungi petugas dan ane di sambungkan ke bank yang ada di jogja,lah dari situ ketahuan saat saya ambil uang, teler si cewek cantik pakai kacamata lupa mendebet sejumlah uang yang saya ambil karena alesan saya ambilnya buru buru,saya di suruh mentransfer uang lima juta ke rekening ane,baru rekening ane di buka,terus ane bilang buka dulu rekening ane nanti duitnya ane kembalikan,tapi bank nggak mau ,akhirnya ane transper duit lima juta,baru rekening ane di buka,heran kok bisa begitu...

[Abu2]

aku malah dulu pas kuliah, saldo tabungan bisa minus...

gak ada saldo/saldo dikit, tarik di ATM masih bisa....sampe di cetak di butab minus...
gak tau knapa...

[Risol1]

Bro Risol..Bank Swis nggak amanya di mana,kasih dung pencerahan.

Sebenernya bank itu kan sebuah bisnis kepercayaan, artinya bank yg lebih dipercaya nasabah dan debitor lah yg secara jangka panjang pasti lebih berhasil dibanding bank yg kurang dipercaya. gak perduli bank itu adalah bank2 terkenal di swiss atau amerika atau indonesia sekalipun......bank2 tsb secara hakikat, ya sama saja di seluruh dunia.

Kenapa orang2 selalu bilang taro duit di bank itu aman? karena memang lebih aman dibanding ditaro dibawah kasur atau dipinjemin ke rentenir/individual lain untuk dikelola.
Secara hakikat, Bank pun sebenernya tidak 100% aman termasuk bank2 di swiss, karena sebenernya kita2 (nasabah) cuma MEMPERCAYAKAN uang kita ke bank untuk dikelola secara logis dan benar sehingga menguntungkan secara finansial (dapet bunga) dan emosional/psikological (rasa aman, dll).

Jaman dulu, kalo kita mempercayakan uang kita ke bank yg salah atau bank yg tidak bertanggung jawab sehingga bank tsb bangkrut, maka uang kita akan habis alias ludes seiring dgn bankrutnya bank tsb
Sampe sekarang pun sebenernya teori dasar tersebut tetap berlaku (kalo bank bangkrut, maka dana nasabah ludes) makanya bank2 sampe sekarang tetep berlomba2 mempromosikan bahwa "banknya tetep paling terpercaya", "bank nya udah berdiri lebih dari seabad lalu" untuk memberikan re-assurance ke pada nasabahnya bahwa banknya AMAN dan akan TERUS AMAN.

Nah, seiring dgn perkembangan jaman dan peran bank yg semakin vital dalam perekonomian suatu negara, maka bbrp pemerintah mulai menjamin dana nasabahnya, tentu saja gak semua dana nasabah bisa dijamin, ada cap tertentu yg mungkin didasarkan pada rata2 dana nasabah kebanyakan sehingga kalo bank tersebut kolaps, kebanyakan nasabah (bukan semua nasabah lho) bisa mendapat balik dananya sehingga tidak terjadi chaos.

nah, dgn penjaminan inilah baru bisa disebut dana kita "100% aman". Sebagai contoh di Indonesia kan penjaminan dana nasabah tertinggi sebesar 2M, nah kalo bro Avansa punya uang kurang dari 2M, ya tenang2 aja karena kalo bank kolaps, dana bro avansa akan digantiin penuh oleh pihak asuransi (pemerintah). Tapi kalo dana bro Avansa lebih dari 2M, maka selisihnya akan hilang.
Nah hal ini jg berlaku termasuk di bank2 swiss....cuma cap-nya aja yg beda2 tergantung dari pemerintah masing2.

Contoh yg real adalah UBS (bank swiss) yg kemaren ini hampir kolaps kalo engga keburu dibailout sama pemerintah swiss. Kalo UBS kolaps maka dana nasabah diatas cap jaminan akan hilang.

Sebenernya bank2 di swiss sama aja gak ada bedanya dgn bank2 negara lain, bank2 di swiss bisa terkenal karena:
1. Privasi, bank2 swiss sangat menjunjung tinggi privasi nasabahnya terutama yg kakap2. Prinsip ini sekarang udah mulai longgar dan bank2 swiss udah mulai mao kerja sama dgn pihak2 ketiga yg inquire ttg nasabahnya
2. Kalo kita bukan WN swiss dan menabung di Bank international (non swiss) di negara swiss, maka kita gak usah bayar pajak.........hal ini jg udah berubah karena semenjak bbrp tahun yg lalu: kalo kita WN USA, IRS (badan pajak amerika) tetep mengharuskan kita bayar pajak walaupun nabung di bank2 di swiss.

Makanya sekarang tujuan utama penabung2 kelas kakap (yg duitnya halal ataupun haram) adalah cayman island di negara Panama.

[datsu]

di indonesia jaminan maximum LPS 100 juta per nama per bank bos..

[maxx]

di indonesia jaminan maximum LPS 100 juta per nama per bank bos..

Udah di naikkan bos.. jadi 2M per nama per bank.

[avansa]

nah untuk bank swiss vs bank mandiri,kasus kayak seperti yang di ceritakan di atas responya gemana..? mungkin belon pernah ada kasusnya,tapi kita berandai andai aja.
kita bisa melihat ada yang bisa kita jadikan alasan tuntutan kepada bank,yaitu CCTV mati.itu kesalahan Bank,harusnya tanggung jawab Khan.
Teman saya pernah ngalami kejadian aneh di bank,saat mo ngambil uang di atm,sebelon memasukan kartu atm tiba tiba kotak uang nya membuka dan setumpuk uang nongol di depan muka,kayaknya teman saya nggak salah karena dia manusia biasa ,ambil duit itu dan bawa pulang.Tapi saya saranin untuk tidak di pakai dan tunggu perkembangan selanjutnya,waktu itu kejadianya malam saya dan teman juga udah tahu dan yakin kalau cam cctv nggak mati.
Pagi harinya petugas bank dateng ama satpam dan seorang bapak bapak,uang akhirnya di kembalikan,dan sebelumnya teman ane juga sampaikan kalau kejadianya malam dan belon sempat ke bank untuk mengembalikan tuh duit.
He..he..he bukan rejeki kita

[edward]

@edward: kalo ente withdraw semua ente gak bakal kenapa2.. ente ada di posisi yang bener.. belom ada hukum yang bisa mengatur itu.. kalo kasus gt biasanya pihak bank yang "tanggung jawab"

hehehe sebenarnya gw jg sempat berpikiran begitu..
tapi lagi2 nurani yg berontak dan bilang tidaaaaakkkkk.....akhirnya ya di diemin aja tuh duit.

Kayaknya memang dari kesalahan transfer tuh,kesalahan menulis satu digit aja dari nomor rekening dipastikan udah masuk rek orang lain...
So rekan2 klo urusan transfer uang,hati2lah,cek nomor rek nya klo perlu smp 3kali sebelum tekan transfer.

Kejadian yg hampir serupa namun tak sama saya alami di transfer pulsa HP.
Pernah seseorang salah mentransfer pulsanya ke nomor HP saya,saya tungguin gak nelpon2,ya udah dapat pulsa gratisan,mgk dua kali kejadian.Berikutnya lagi dapat pulsa kagetan (smp Rp.300rb dalam mata uang Rp),eh yg ini orangnya nelpon,ya udah gw transfer lagi pulsanya....

[Risol1]

nah untuk bank swiss vs bank mandiri,kasus kayak seperti yang di ceritakan di atas responya gemana..? mungkin belon pernah ada kasusnya,tapi kita berandai andai aja.
kita bisa melihat ada yang bisa kita jadikan alasan tuntutan kepada bank,yaitu CCTV mati.itu kesalahan Bank,harusnya tanggung jawab Khan.

Kalo soal kesalahan teknis atau kesalahan yg bersifat human error, kayaknya dimana aja bisa terjadi. Tapi mungkin cara penyelesaiannya orang swiss sono lebih professional, lebih mao bantu, cepet ngaku salah, minta maaf, dan gak malah nyalahin kita.
Kalo soal CCTV bisa mati, ya mungkin aja bisa kejadian jg di swiss sono, tapi kayaknya kalo di swiss beneran mati bukannya sengaja dimatiin hehehe.....
Intinya sih kesalahan bisa aja terjadi di mana2, di bank swiss sekalipun. TAPI keprofessionalan bank ttg bagaimana menyelesaikan masalah itu yg sebenernya "dinilai" oleh konsumennya

[avansa]

Ane barusan baca berita, ternyata nggak cuman Mandiri atau BCA aja Nasabah Lippo Bank pun diutnya raib sebesar 32 jetian.
dan dari ada ulasan Oleh Solichul Huda

Ada berita di Suara Merdeka edisi 18 Februari 2009. Seorang nasabah Bank Lippo kehilangan uang Rp 31.186.340, dan pembobolan itu terjadi melalui kartu kredit. Rekening itu digunakan untuk bertransaksi secara online lewat internet. Ini merupakan kasus yang kerap terjadi, dengan modus penarikan / berbelanja lewat internet, menggunakan kartu ATM-debit.

SAAT ini transaksi perdagangan melalui internet, atau biasa disebut e-commerce, makin ngetren di kalangan pebisnis. Selain berbelanja online, ada juga yang memanfaatkanya untuk transfer antarbank. E-banking, SMS banking, serta phone banking merupakan beberapa jenis layanan e-commerce yang disediakan perbankan.

Secara teori, tidak ada yang aman di internet. Apapun dapat dilakukan para hacker / cracker di internet untuk tujuan tertentu. Keamanan bertransaksi di internet tergantung pada dua hal.

Pertama, sistem pengamanan yang digunakan perbankan untuk menjaga kemungkinan gangguan yang merugikan perusahaan serta nasabah. Kedua, pengetahuan nasabah tantang kemungkinan kecurangan yang bisa dilakukan orang lain terhadap rekeningnya saat bertransaksi lewat internet.

Carding adalah istilah yang dipakai para pengguna jaringan komputer untuk orang-orang yang melakukan aktivitas ilegal dalam sebuah jaringan komputer, khususnya mencuri data kartu ATM-debit yang dikeluarkan bank. Aktivitas carder adalah mencari informasi sekitar kar-tu. Dia akan berusaha keras mencari celah keamanan yang dipakai perbankan.

Mulanya, seorang carder berusaha mencari informasi mengenai data yang diperlukan pada nasabah saat bertransaksi belanja lewat internet. Dari informasi ini, dia akan tahu persis data yang dibutuhkan nasabah saat melakukan pembayaran via internet. Selanjutnya carder mencari sasaran nasabah bank yang dapat diambil data kartu ATM-debitnya

Untuk memuluskan tindakan ilegalnya, carder mempelajari transaksi pembelian salah satu perusahaan/toko yang melayani pembelian lewat internet. Makin banyak informasi yang dibutuhkan untuk bertransaksi di internet, makin susah seorang carder membobolnya.

Carder akan menentukan target, kemudian mempelajari data dari kartu yang dibutuhkan toko/perusahaan saat bertransaksi. Misalnya nomor kartu, nama, password, tanggal transaksi terakhir, dan mungkin juga nama ibu kandung pemegang kartu.

Ada beberapa cara yang biasa dilakukan carder dalam mencari sasaran, antara lain: a) secara elektronis, b) secara manual, serta c) mencari data kartu ATM-debit dengan membuat duplikasi web.

Cara Elektronis
Dalam metode ini, terdapat tiga cara. Pertama, melalui seaching (pencarian) database kartu ATM di internet, menggunakan tool (paket aplikasi) atau tanpa tool (lewat google). Dengan cara ini, carder dapat memperoleh database tempat penyimpanan data nasabah yang punya kartu ATM-debit.

Dengan menggunakan teknik-teknik tertentu, carder bisa memperoleh data lengkap yang dapat dipergunakan bertransaksi pembelian di internet. Berhasil dan tidaknya metode ini tergantung keuletan carder dan ketangguhan keamanan yang dipakai bank.

Kedua, memasang mesin / komputer yang dikoneksikan dengan mesin card reader (pembaca kartu). Setiap terjadi transaksi pembelian dengan kartu debit, datanya disimpan di komputer milik carder. Informasi yang didapat melalui cara ini sangat lengkap dan mudah, tetapi harus ada kerja sama dengan toko / perusahaan yang melayani pembayaran dengan kartu debit.

Cara Manual
Cara ini dilakukan carder dengan mencari kelengahan pemilik kartu setelah bertransaksi. Biasanya pemilik kartu setelah bertransaksi di supermarket, pasar swalayan, atau toko tidak berhati-hati dengan bukti pembayaran (bon) yang dicetak dari card reader.

Padahal informasi yang tertera dalam bon tersebut sangat berbahaya jika jatuh ke tangan carder. Sebab, dengan tambahan informasi sedikit, data dalam bon itu dapat digunakan untuk bertransaksi di internet. Carder biasanya memantau di tempat sampah di mal atau pusat perbelanjaan.

Duplikasi Web
Misalnya ada bank dengan nama website www.klik.bank.com. Carder dapat membuat web yang berpenampilan sama dengan nama yang hampir sama, misalnya www.klik-bank.com, www.click.bank.com, atau www.click-bank.com.

Menduplikasi web yang sama kini bukanlah pekerjaan sulit. Dengan tool tertentu, carder dapat men-download salah satu situs, lengkap dengan foto dan animasinya. Web hasil download tadi di-upload dengan alamat yang hampir sama dengan alamat asli.

Dengan cara seperti ini, nasabah yang tidak hati-hati akan mengakses ke alamat web milik carder, sehingga data kartu debit secara otomatis dimiliki carder dan dapat digunakan untuk transaksi pembelian barang di internet.

Memang, tak ada privasi di internet. Maka hati-hati jika bertransaksi di internet. Internet menjanjikan banyak keuntungan, kemudahan, dan kecepatan bertransaksi. Namun risiko pencurian dan pemalsuan juga tinggi.

Sekarang adalah zaman e-commerce, atau lebih besar lagi e-business. Kenyamanan dan kemudahan adalah hal yang utama. Karena itu, keamanan sistem komputer harus betul-betul andal. Hacher, cracker, dan carder rata-rata ahli di bidang komputer, sehingga sistem keamanan komputer harus selalu diperbaiki secara berkala. Semoga bermanfaat. (32)

—Solichul Huda SKom MKom, dosen pengampu mata kuliah Pengamanan Sistem Komputer, Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang.




© 2008 suaramerdeka

[Fairoes]

Kalau aku sih dari dulu selalu sesedikit mungkin pakai yang namanya internet banking, apply kartu kredit jangan banyak2 dan limitnya enggak usah gede2, terus seperti yang di tulis di atas, bukti pembayaran kalau bisa selalu di musnahkan......syerem bo kalau sampai kebobolan.... tapi karena butuh mau enggak mau punya juga....

[avansa]

Memang heran juga yah semakin canggih teknologi semakin canggih juga tingkat kejahatanya,ane pakai internet bangking tapi tidak untuk transaksi hanya untuk ngecek saldo ,soalanya ane orangnya pelupa.

[Risol1]

Memang heran juga yah semakin canggih teknologi semakin canggih juga tingkat kejahatanya,ane pakai internet bangking tapi tidak untuk transaksi hanya untuk ngecek saldo ,soalanya ane orangnya pelupa.

Sebenernya sih sama aja kalo memang udah ada hacker yg lagi ngincer rekening bos Avansa. Pada saat mao cek saldo kan tetep harus masukkin user id dan password, kecuali kalo memang ada password tambahan untuk melakukan transaksi online transfer (sedikit lebih susah buat spywarenya)........Tapi tetep aja identitas bisa dicolong........hehehehe......

Kalo mao aman 100%, jangan pake online banking sekalian......tapi kalo mao pake online banking, pastiin komputernya ada anti virus yg bagus, anti spyware, jangan suka masuk ke sites2 yg meragukan, pastiin itu official websitenya bank bro avansa, bukan website tipuan, dll.....

[edward]

Masih berkaitan dg safety of internet banking:
Sebaiknya pake hanya 1 account/rekening yg khusus di pake utk transaksi didunia maya.
Dan sebaiknya hanya di isi uang secukupnya aja shg kalopun kena hack dg apapun dalihnya,maka kerugiannya sangat minimal.
Sementara rekening lain yg isinya Milyaran Rupiah(maupun Dolar),sebaiknya tidak di pakai untuk transaksi internet...

Cara lain yg cukup aman:pakei PayPal(utk international transaction yah)
Tapi berhubung bisa di charge back ke credit card,maka pake credit card yg limitnya bisa kita batasi,shg kerugiannya bisa di batasi juga.....

[Hikoza]

@atas gw: beberapa kartu ada namanya.. sebagian besar malah.. setau gw malah cuman BCA aja yang gak ada namanya.. CMIIW.. cara paling gampang sebetulnya catet nomor kartu di HP.. nah, kalo abis diserahin ke teller ato kasir pas belanja dan kita gak yakin itu kartu yang bener, langsung cek ke HP deh..

Bukannya setiap kartu ATM non-instant ada nama di kartunya, bro?
Setau gw yg tanpa nama itu hanyalah kartu ATM instant, alias yg 1 hari langsung jadi.
Gw punya 3 kartu ATM dari 3 Bank, 2 Platinum dan 1 biasa, yang Mandiri malah ada fotonya segala.
Tapi gw setuju sama usul bro Datsu, catet nomer kartu di HP.

[avansa]

Memang heran juga yah semakin canggih teknologi semakin canggih juga tingkat kejahatanya,ane pakai internet bangking tapi tidak untuk transaksi hanya untuk ngecek saldo ,soalanya ane orangnya pelupa.

Sebenernya sih sama aja kalo memang udah ada hacker yg lagi ngincer rekening bos Avansa. Pada saat mao cek saldo kan tetep harus masukkin user id dan password, kecuali kalo memang ada password tambahan untuk melakukan transaksi online transfer (sedikit lebih susah buat spywarenya)........Tapi tetep aja identitas bisa dicolong........hehehehe......

Kalo mao aman 100%, jangan pake online banking sekalian......tapi kalo mao pake online banking, pastiin komputernya ada anti virus yg bagus, anti spyware, jangan suka masuk ke sites2 yg meragukan, pastiin itu official websitenya bank bro avansa, bukan website tipuan, dll.....

Weleh masak Bos... soalnya begini ane kalau mau transaksi via bangking,ane harus punya key bca yang bentuknya kayak kalkulator kecil itu,dan menurut prosedur setiap transaksi paswordnya selalu berganti di dapat dari key bca tersebut .
.dan mengambilnya harus yang punya rekening alias saya sendiri,untuk saldo memang tak pernah saya sisakan di atas 10 jeti,setiap ada kas masuk saya ambil,tapi biar 10 juta tetep bagi saya sangat banyak.Karena ane memang kawatir dengan kebiasan lupa dan teledor jadi saya urungkan untuk ambil key bca nya.
Untuk anti virus ane pakai avg tapi itu yang free.
Tapi terimakasih warningnya Bos,mudah mudahan aman aman saja

[Hikoza]

Weleh masak Bos... soalnya begini ane kalau mau transaksi via bangking,ane harus punya key bca yang bentuknya kayak kalkulator kecil itu,dan menurut prosedur setiap transaksi paswordnya selalu berganti di dapat dari key bca tersebut .........

Token Ring, setiap account i-banking pasti punya ini bro, bukan hanya BCA saja.

[Fairoes]

Gw setuju banget ama rekening khusus buat internet banking... so kalaupun kebobolan tidak terlalu banyak2 karena di isinya juga seperlunya....

[avansa]

Weleh masak Bos... soalnya begini ane kalau mau transaksi via bangking,ane harus punya key bca yang bentuknya kayak kalkulator kecil itu,dan menurut prosedur setiap transaksi paswordnya selalu berganti di dapat dari key bca tersebut .........

Token Ring, setiap account i-banking pasti punya ini bro, bukan hanya BCA saja.

Kan Ane punya ini ,BCA aja,,jadi gak tahu yang lain,tank Bro.
Tapi tidak semua IB menggunakan alt semacam yang saya ilustrasikan di atas,waktu saya mukim di Korea Selatan pengamananya mengunakan sofware yang di instal ke komputer kita.

[Risol1]

Oh kalo pake token password gitu mah mayan lah, lebih aman.

Yg lebih ngeri sekarang ini bukan cuma rekening dibobol dan duitnya diambil, tapi lebih kepada identity theft. kalo cuma rekening dibobol, biasanya bank2 besar punya protection program yg akan mengganti jumlah uang nasabahnya jika ada hacker yg breach security website bank tsb. Lagian kalo kasus spt ini, pasti lebih gampang ketauan dan kasusnya bisa langsung masuk ke penyidik/polisi.
TAPI kalo identitas kita yg dicolong abis itu orang lain pura2 jadi kita dan apply credit card, pinjaman mobil, dll...wah itu yg bahaya karena bank biasanya gak mao tau bahwa bukan kita yg sebenernya pake itu kartu kredit atau loan2 lainnya. Dan buat kita juga susah karena abis 1 kasus kelar, bisa bermunculan lagi kasus lainnya......

[avansa]

semoga semoga enggak seperti ini,BTW ane sudah memolai membiasakan untuk memindah dan menyimpan uang di TAMADES BRI .kayaknya lebih security,aman karena nggak pakai ATM. untuk belanja masih makai debet card yang di isi 2 jutaan .
Ane gak kebayang,bisa gila kali kalau duit ane di bank tiba tiba raib,habis duitnya ngedapetinya susahnya setengah mati,lain kali kalau aku anggota dewan yang hanya modal omongan aja duit pada dateng sendiri dan jumlahnya besar.

[Hikoza]

Setuju pak Avansa, untuk belanja harian lebih save jika kartu debit-nya diisi secukupnya aja.
Di samping save secara security dari kejahatan, juga save dari godaan untuk belanja, hehehe....

[avansa]

Masih seputar topik,barusan ane iseng melihat info rekening di BCA via IB. Saat ane menuju ke info saldo,ane bingunng campur heran karena di kolom saldo tidak ada jumlah saldo sepeserpun alias cuman tanda -(strip) ,terus saya coba refres komputer dan log out,setelah log in ternyata juga hasilnya sama.
Saya coba untuk mengecek rekening lainya,dan Astaga ternyata saldonya juga sama,bkosong.
Wadoh ada apa ini,apa mungkin aku terkena kejahatan pembobolan atm,terakhir hari jum at jam 10 saya melakukan transaksi mentrasfer uang ke teman ke jawa timur. namun tidak di atm,melainkan di teller.
Saya berusaha untuk tenang,saya telepon ke bank ,nggak di ankat,karena hari libur.Dan saya sempatkan menulis email ke Bank.
saya biarkan sekitar 15 menit,saya tinggal makan,sehabis makan saya cek kembali,hasilnya sama,blank. Tanpa pikir panjang ane segera pergi ngecek via atm terdekat.
Agak gemetar masukan cardnya dan,setelah memasukan pasword,ternyata uangnya masih ada.
Mungkin saja administratornya eror.he..he.he..

[maxx]

lebih aman dana ngangur di pooling di deposito, .. yg ditabungan yg fast moving aja.

Heee... ga punya duit bingung.... eh yg punya duit kebanyakan juga bingung

mending dalam hidup fokus cari bahagia aja... jangan fokus cari duit .. meskipun duit salah satu media yg bisa bikin bahagia semakin lengkap

[datsu]

Bukannya setiap kartu ATM non-instant ada nama di kartunya, bro?
Setau gw yg tanpa nama itu hanyalah kartu ATM instant, alias yg 1 hari langsung jadi.
Gw punya 3 kartu ATM dari 3 Bank, 2 Platinum dan 1 biasa, yang Mandiri malah ada fotonya segala.
Tapi gw setuju sama usul bro Datsu, catet nomer kartu di HP.

Gak semuanya langsung bro.. c/o: Mandiri defaultnya memang pke nama.. Tapi toh dari awal gw ditanya mau pake nama apa gak.. kalo gak juga bisa.. Jadinya sama2 tetep 10 hr kerja..

Dan bank niaga, yang 1 hari langsung jadi alias instant malah ada namanya dan fotonya.. jadi sebetulnya itu masing2 policy bank aja... Cuman berdasarkan pengalaman punya rekening di beberapa bank dalam keluarga gw, hanya BCA yang instan dan gak pake nama.. nah, krn ini punya nyokap, gw gak pernah nanya itu sebetulnya bisa pake nama apa gak..