Nissan Grand Livina Test Drive saya di Bali - Part 1
Moderators: r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit, Ryan Steele, sh00t
-
- Full Member of Junior Mechanic
- Posts: 120
- Joined: Fri Mar 16, 2007 5:13
-
- Full Member of Junior Mechanic
- Posts: 68
- Joined: Fri Mar 30, 2007 4:20
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
Sepertinya cukup signifikan karena kabarnya generasi berikut Fit (Jazz) tidak akan menggunakan CVT lagi.. seperti Yaris yang tidak pakai CVT.liongkiky wrote:
oya apa ada data brp qty cvt belt jazz yg putus? apa cukup signifikan dgn failure x-tronic, mulitronic, DSG, atau malah kopling manual bermasalah lebih signifikan.
Lineup Honda sekarang, hanya City dan Jazz yang pakai CVT.
Dan, X-Tronic dan Multitronic itu ya = CVT. X-Tronic itu nama dagang Nissan untuk CVT, Multitronic merk dagang Audi, Steermatic merk dagang Honda.
-
- Visitor
- Posts: 4
- Joined: Sun Mar 04, 2007 11:02
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 225
- Joined: Thu Feb 22, 2007 4:31
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 312
- Joined: Mon Feb 05, 2007 8:55
Bung conan, jika diambil pendekatan ekonomi khusus untuk mobil 2nd dimana jika supply sedikit sedangkan demand yang membutuhkan mobil 2nd tersebut banyak maka harusnya harga second mobilnya akan bagus.conan wrote:
Tapi kalau angka produksi Nissan banyak, maka untuk setahun pertama depresiasi akan cukup besar.. karena kalau hanya turun sedikit, orang akan pilih beli baru.. ini berlaku untuk semua jenis mobil baru..
Tetapi untuk case seperti bung conan katakan diatas seharusnya jika populasi Livina banyak tapi semuanya masih pada dipegang sama pemakainya, sedangkan peminat mobil 2nd Livina sangat susah cari dipasaran maka seharusnya harga 2nd sangat bagus.
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 183
- Joined: Mon Aug 16, 2004 18:19
[quote="conan"][quote="liongkiky"]
oya apa ada data brp qty cvt belt jazz yg putus? apa cukup signifikan dgn failure x-tronic, mulitronic, DSG, atau malah kopling manual bermasalah lebih signifikan.[/quote]
Sepertinya cukup signifikan karena kabarnya generasi berikut Fit (Jazz) tidak akan menggunakan CVT lagi.. seperti Yaris yang tidak pakai CVT.
Lineup Honda sekarang, hanya City dan Jazz yang pakai CVT.
Dan, X-Tronic dan Multitronic itu ya = CVT. X-Tronic itu nama dagang Nissan untuk CVT, Multitronic merk dagang Audi, Steermatic merk dagang Honda.[/quote.
tentu semua line-up honda pun civic ke atas pakai matic konvensional dgn electronic (grade logic).
Tp walaupun memang cvt ada torque limitation, tetap saja tidak ada sedinamis & seefisien cvt (penyaluran tenaga & konsumsi bbm) jk bisa diaplikasikan di drivetrain kendaraan power & bobot kecil, masih byk model yg mengunakan terutama produk JDM. CVT mirip halnya dgn FWD yg perlu waktu lama diterima oleh market (Bahkan oleh produsen2 ternama sendiri) & memang cocok untuk kendaraan bertenaga menengah ke bawah.
http://asia.vtec.net/Reviews/JazzVtec/index.html
jika mesin bertenaga besar saat ini masih cocok matic biasa, & DSG. note: ini bukan trouble free. yg menjadin pertanyaan apakah livina pakai electronic controlled spt ECT-S / Gradelogic atau benar2 konvensional mekanis?
oya apa ada data brp qty cvt belt jazz yg putus? apa cukup signifikan dgn failure x-tronic, mulitronic, DSG, atau malah kopling manual bermasalah lebih signifikan.[/quote]
Sepertinya cukup signifikan karena kabarnya generasi berikut Fit (Jazz) tidak akan menggunakan CVT lagi.. seperti Yaris yang tidak pakai CVT.
Lineup Honda sekarang, hanya City dan Jazz yang pakai CVT.
Dan, X-Tronic dan Multitronic itu ya = CVT. X-Tronic itu nama dagang Nissan untuk CVT, Multitronic merk dagang Audi, Steermatic merk dagang Honda.[/quote.
tentu semua line-up honda pun civic ke atas pakai matic konvensional dgn electronic (grade logic).
Tp walaupun memang cvt ada torque limitation, tetap saja tidak ada sedinamis & seefisien cvt (penyaluran tenaga & konsumsi bbm) jk bisa diaplikasikan di drivetrain kendaraan power & bobot kecil, masih byk model yg mengunakan terutama produk JDM. CVT mirip halnya dgn FWD yg perlu waktu lama diterima oleh market (Bahkan oleh produsen2 ternama sendiri) & memang cocok untuk kendaraan bertenaga menengah ke bawah.
http://asia.vtec.net/Reviews/JazzVtec/index.html
jika mesin bertenaga besar saat ini masih cocok matic biasa, & DSG. note: ini bukan trouble free. yg menjadin pertanyaan apakah livina pakai electronic controlled spt ECT-S / Gradelogic atau benar2 konvensional mekanis?
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1746
- Joined: Tue May 30, 2006 7:02
Mungkin masalah utamanya bukan QTY yg rusak. Tapi besar nya resiko yg ditanggung konsumen kalo rusak. Resiko kalo belt putus atau kalo "pulley/gear ??" yg bisa berubah2 diameternya itu rusak dibanding kalo torque conventer atau salah satu gear di AT konvensional rusak.conan wrote:Sepertinya cukup signifikan karena kabarnya generasi berikut Fit (Jazz) tidak akan menggunakan CVT lagi.. seperti Yaris yang tidak pakai CVT.liongkiky wrote:
oya apa ada data brp qty cvt belt jazz yg putus? apa cukup signifikan dgn failure x-tronic, mulitronic, DSG, atau malah kopling manual bermasalah lebih signifikan.
Lineup Honda sekarang, hanya City dan Jazz yang pakai CVT.
Dan, X-Tronic dan Multitronic itu ya = CVT. X-Tronic itu nama dagang Nissan untuk CVT, Multitronic merk dagang Audi, Steermatic merk dagang Honda.
Mungkin lho... atau Nissan kurang pede kali kalo make CVT buat mobil 7 seater dgn kondisi jalan kayak di JKT. Atau sebaliknya, mungkin jg dia mikir " aaah... ini terlalu bagus buat Indo......" He...he.. just kidding.
Last edited by uch on Thu Apr 05, 2007 9:48, edited 1 time in total.
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
Bukan, bukan begitu maksudku. Begini. Kalau jumlah penginden sekarang sangat banyak, lalu NMI berskenario optimis dalam menetapkan target penjualan ke depan. Tapi jika 'ledakan' pembeli hanya pada satu dua bulan pertama, lalu menurun dan stabil pada bulan-bulan berikut, sementara NMI berskenario di atas itu, maka nantinya akan banyak supply di dealer. Pada saat itu dealer yg supplynya bertumpuk akan memberikan diskon besar, dan pada saat itu jika ada yg mau jual Livina bekas maka harganya akan bukan hanya di bawah harga barunya yg dia bayar dulu,, tapi harus di bawah harga diskon dan harus dikurangi lagi cukup besar karena kalau tidak, orang akan simply beli baru.ifmarch wrote:Bung conan, jika diambil pendekatan ekonomi khusus untuk mobil 2nd dimana jika supply sedikit sedangkan demand yang membutuhkan mobil 2nd tersebut banyak maka harusnya harga second mobilnya akan bagus.conan wrote:
Tapi kalau angka produksi Nissan banyak, maka untuk setahun pertama depresiasi akan cukup besar.. karena kalau hanya turun sedikit, orang akan pilih beli baru.. ini berlaku untuk semua jenis mobil baru..
Tetapi untuk case seperti bung conan katakan diatas seharusnya jika populasi Livina banyak tapi semuanya masih pada dipegang sama pemakainya, sedangkan peminat mobil 2nd Livina sangat susah cari dipasaran maka seharusnya harga 2nd sangat bagus.
Hal ini biasa terjadi pada peluncuran mobil baru, dimana ledakan pembelian terjadi pada bulan-bulan pertama dan menurun di bulan-bulan berikut. Jadi hal ini akan tergantung pada, apakah Livina bisa mempertahankan momentum penjualan atau tidak..
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 183
- Joined: Mon Aug 16, 2004 18:19
[quote="ifmarch"][quote="conan"]
Tapi kalau angka produksi Nissan banyak, maka untuk setahun pertama depresiasi akan cukup besar.. karena kalau hanya turun sedikit, orang akan pilih beli baru.. ini berlaku untuk semua jenis mobil baru..[/quote]
Bung conan, jika diambil pendekatan ekonomi khusus untuk mobil 2nd dimana jika supply sedikit sedangkan demand yang membutuhkan mobil 2nd tersebut banyak maka harusnya harga second mobilnya akan bagus.
Tetapi untuk case seperti bung conan katakan diatas seharusnya jika populasi Livina banyak tapi semuanya masih pada dipegang sama pemakainya, sedangkan peminat mobil 2nd Livina sangat susah cari dipasaran maka seharusnya harga 2nd sangat bagus.[/quote]
oiya CVT juga sepertinya cikal bakal transmisi masa depan, krn design objective nya = fuel eficient.
justru yg menggunakan cvt biasanya adalah line-up tertinggi di kastanya.
sebagian contoh aja:
nissan : Teana dgn mesin VQ35DE; Quashqai CVT, MUrano CVT, NIssan Rouge CVT.
mitsubishi : selain lancer lalu, colt yg mivec pakai cvt, SUV medium Outlander pakai ini.
Toyota future car : prius pakai ini. estima hybrid juga.
daihatsu move generasi terakhir
mazda mx sport tourer
Subaru R2
ford escape hybrid
mercedes: a180 cdi avantgarde
masih ada lagi yg kembangkan pakai cvt.
kalo mobil sport saat ini mungkin blm cocok pakai ini.
kembali ke...
livina
Tapi kalau angka produksi Nissan banyak, maka untuk setahun pertama depresiasi akan cukup besar.. karena kalau hanya turun sedikit, orang akan pilih beli baru.. ini berlaku untuk semua jenis mobil baru..[/quote]
Bung conan, jika diambil pendekatan ekonomi khusus untuk mobil 2nd dimana jika supply sedikit sedangkan demand yang membutuhkan mobil 2nd tersebut banyak maka harusnya harga second mobilnya akan bagus.
Tetapi untuk case seperti bung conan katakan diatas seharusnya jika populasi Livina banyak tapi semuanya masih pada dipegang sama pemakainya, sedangkan peminat mobil 2nd Livina sangat susah cari dipasaran maka seharusnya harga 2nd sangat bagus.[/quote]
oiya CVT juga sepertinya cikal bakal transmisi masa depan, krn design objective nya = fuel eficient.
justru yg menggunakan cvt biasanya adalah line-up tertinggi di kastanya.
sebagian contoh aja:
nissan : Teana dgn mesin VQ35DE; Quashqai CVT, MUrano CVT, NIssan Rouge CVT.
mitsubishi : selain lancer lalu, colt yg mivec pakai cvt, SUV medium Outlander pakai ini.
Toyota future car : prius pakai ini. estima hybrid juga.
daihatsu move generasi terakhir
mazda mx sport tourer
Subaru R2
ford escape hybrid
mercedes: a180 cdi avantgarde
masih ada lagi yg kembangkan pakai cvt.
kalo mobil sport saat ini mungkin blm cocok pakai ini.
kembali ke...
livina
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
Juga kenapa Livina Indo tidak dipasang CVT, ya? Terutama untuk varian 1500cc yang sama saja dengan Jazz.liongkiky wrote: yg menjadin pertanyaan apakah livina pakai electronic controlled spt ECT-S / Gradelogic atau benar2 konvensional mekanis?
Karena kalau pakai CVT kan bisa lebih irit bahan bakar, sedangkan matic konvensional tentu lebih boros apalagi untuk mesin berkapasitas sekecil itu.
Apalagi ketika diluncurkan pertama kali, mesin HR15DE dan MR18DE ini justru dioptimasi dengan X-Tronic CVT.
Padahal seharusnya malah bisa menjadi keunggulan dalam marketing Livina : "Perpindahan gigi tidak terasa" (karena memang tidak ada gigi yg berpindah).
Tapi koq bahkan Livina 1800cc masih pakai 4 AT, padahal ini mobil terbaru Nissan. Honda new Stream 1800 cc juga sudah pakai 5 AT with Gradelogic.
Kalau dibilang Nissan tidak memberikan barang terbarunya untuk pasar Indo, seperti kasus Serena, tapi koq aku yakinnya nanti X-Trail baru akan cepat diluncurkan disini untuk menghadapi new CRV. Kecuali ternyata seperti Serena, X-Trail sekarang akan terus dijual untuk beberapa tahun ke depan.
Sayang sekali, Livina Indo tidak diberi transmisi CVT ini..
Last edited by conan on Thu Apr 05, 2007 10:09, edited 1 time in total.
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
Percayalah, bung Liongkiky, dulu juga aku berpikir CVT itu transmisi masa depan. Tapi setelah mengikuti perkembangannya selama ini, tampaknya tidak demikian. CVT mulai ditinggalkan banyak pabrikan yang selama ini mempeloporinya.liongkiky wrote:
oiya CVT juga sepertinya cikal bakal transmisi masa depan, krn design objective nya = fuel eficient.
justru yg menggunakan cvt biasanya adalah line-up tertinggi di kastanya.
Yang akan menjadi transmisi masa depan adalah transmisi dual clutch yang memberikan the best of both worlds dari jenis manual dan matic : bahkan lebih responsif dari manual, dengan perpindahan gigi lebih mulus drpd matic dan konsumsi BBM yg irit seperti manual (karena memang manual). Juga minim gesekan karena terendam dalam oil bath tank.
Setelah VW/Audi dengan DSGnya, BMW akan segera menyusul dengan ZSG, Porsche dengan PDK, bahkan Nissan juga akan memakai double-clutch untuk the new GTR.
Setelah para pabrikan Eropa, para pabrikan Jepang akan lambat laun menyusul..
Back to Livina.
-
- Full Member of Junior Mechanic
- Posts: 96
- Joined: Wed Nov 30, 2005 11:44
Bung conan,conan wrote:Juga kenapa Livina Indo tidak dipasang CVT? Terutama untuk varian 1500cc yang sama saja dengan Jazz.liongkiky wrote: yg menjadin pertanyaan apakah livina pakai electronic controlled spt ECT-S / Gradelogic atau benar2 konvensional mekanis?
Karena kalau pakai CVT kan bisa lebih irit bahan bakar, sedangkan matic konvensional tentu lebih boros apalagi untuk mesin berkapasitas sekecil itu.
Apalagi ketika diluncurkan pertama kali, mesin HR15DE dan MR18DE ini justru dioptimasi dengan X-Tronic CVT.
Seharusnya malah bisa menjadi keunggulan dalam marketing Livina : "Perpindahan gigi tidak terasa" (karena memang tidak ada gigi yg berpindah).
Tapi koq bahkan Livina 1800cc masih pakai 4 AT, padahal ini mobil terbaru Nissan. Honda new Stream 1800 cc juga sudah pakai 5 AT with Gradelogic.
Kalau dibilang Nissan tidak memberikan barang terbarunya untuk pasar Indo, seperti kasus Serena, tapi koq aku yakinnya nanti X-Trail baru akan cepat diluncurkan disini untuk menghadapi new CRV. Kecuali ternyata seperti Serena, X-Trail sekarang akan terus dijual untuk beberapa tahun ke depan.
Beda harga Xtronic CVT dgn A/T 4-speed sekitar Rp 15-18 juta-an, jadi klu NMI pake Xtronic CVT di Grand Livina 1500cc maka harga automatic tansmission-nya saja sudah lebih dari 30 juta-an (20% dari harga mobilnya sendiri).
Btw Latio 1500cc A/T-4 speed di Singapore (dgn bobot 77 kg/1 penumpang lebih ringan dp Grand Livina 1500cc A/T 4-speed) rata-rata mengkonsumsi bensin RON 92-nya (sekelas Pertamax/Shell Super) sekitar 12-13 km/liter utk Singapore traffic (dibandingkan Latio Premium yg dilengkapi CVT dapat s/d 14,5-15 km/liter dgn 50% highway-50% city) jadi konsumsi bensinnya sudah cukup baik utk kelas sedan 1500cc berbobot 1110 kg dgn A/T-4 speed.
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 312
- Joined: Mon Feb 05, 2007 8:55
Kalau gak salah resale value suatu produk sangat tergantung pada Faktor Cost Product & Faktor Supply dan Demand.conan wrote: Bukan, bukan begitu maksudku. Begini. Kalau jumlah penginden sekarang sangat banyak, lalu NMI berskenario optimis dalam menetapkan target penjualan ke depan. Tapi jika 'ledakan' pembeli hanya pada satu dua bulan pertama, lalu menurun dan stabil pada bulan-bulan berikut, sementara NMI berskenario di atas itu, maka nantinya akan banyak supply di dealer. Pada saat itu dealer yg supplynya bertumpuk akan memberikan diskon besar, dan pada saat itu jika ada yg mau jual Livina bekas maka harganya akan bukan hanya di bawah harga barunya yg dia bayar dulu,, tapi harus di bawah harga diskon dan harus dikurangi lagi cukup besar karena kalau tidak, orang akan simply beli baru.
Hal ini biasa terjadi pada peluncuran mobil baru, dimana ledakan pembelian terjadi pada bulan-bulan pertama dan menurun di bulan-bulan berikut. Jadi hal ini akan tergantung pada, apakah Livina bisa mempertahankan momentum penjualan atau tidak..
Biasanya harga cost produk terdiri dari FIX COST & VARIABLE COST. Fix cost dari suatu mobil adalah harga penjualan mobil itu sendiri sedangkan variable cost : harga bbm, keiritan mobil, biaya maintenance dan biaya repair dll.
Jika suatu mobil yang biaya maintenance dan biaya repairnya tinggi seperti biaya service dan harga sparepart, lokasi tempat service jauh (timbul cost tambahan) maka akan mempengaruhi penurunan resale value. Begitupun dgn keiritan bbm mobil.
Sedangkan Faktor Supply dan Demand artinya semakin banyak demand / permintaan dari suatu produk maka harga resale valuenya akan semakin tinggi. Sedangkan semakin kecil permintaan terhadap suatu produk maka resale valuenya juga akan rendah.
Jika kita ambil contoh mobil second JAZZ yg kalau gak salah demand terhadap mobil secondnya tinggi, hal ini akan menyebabkan resale valuenya juga tinggi. Sehingga penurunan depresiasi harganya juga tidak terlalu besar.
Back to Livina, jika 2 faktor tersebut dimiliki Livina, yaitu faktor cost of product : harga gak terlalu mahal, service murah dan mudah, livina irit bbm TERPENUHI. Dan faktor demand & supply dimana orang-orang senang dengan semua aspek dari Livina sehingga banyak yg suka dan banyak yang berniat untuk memilikinya berarti faktor DEMAND juga tinggi. Bisa jadi RESALE VALUEnya juga bagus.
Tinggal sekarang kita melihat INTEREST masyarakat terhadap Livina gmana ? Jika INTEREST tinggi, artinya bisa jadi resale value Livina akan sekuat Kijang Kapsul atau Jazz.
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
Kalau begitu Honda itu sangat murah hati dengan harga Jazz/City, ya. Pembeli Jazz/City sebenarnya mendapatkan lebih dari daripada kalau mereka membeli Yaris/Vios.Smatic wrote: Bung conan,
Beda harga Xtronic CVT dgn A/T 4-speed sekitar Rp 15-18 juta-an, jadi klu NMI pake Xtronic CVT di Grand Livina 1500cc maka harga automatic tansmission-nya saja sudah lebih dari 30 juta-an (20% dari harga mobilnya sendiri).
Btw, darimana Anda mendapatkan perbedaan harga CVT dengan 4 AT sebesar Rp 15-18 juta?
Karena setahu aku harga mereka sebenarnya hampir sama saja, karena itulah Jazz sama saja harganya dengan Yaris. Juga Serena bisa sama harganya dengan Noah/Voxy.
-
- Full Member of Junior Mechanic
- Posts: 96
- Joined: Wed Nov 30, 2005 11:44
conan wrote:Kalau begitu Honda itu sangat murah hati dengan harga Jazz/City, ya. Pembeli Jazz/City sebenarnya mendapatkan lebih dari daripada kalau mereka membeli Yaris/Vios.Smatic wrote: Bung conan,
Beda harga Xtronic CVT dgn A/T 4-speed sekitar Rp 15-18 juta-an, jadi klu NMI pake Xtronic CVT di Grand Livina 1500cc maka harga automatic tansmission-nya saja sudah lebih dari 30 juta-an (20% dari harga mobilnya sendiri).
Btw, darimana Anda mendapatkan perbedaan harga CVT dengan 4 AT sebesar Rp 15-18 juta?
Latio 1500cc A/T-4 speed S$ 57.000
Latio Premium 1500cc CVT S$ 60.000
Beda S$ 3.000 = Rp 15-18 jutaan.
Karena setahu aku harga mereka sebenarnya hampir sama saja, karena itulah Jazz sama saja harganya dengan Yaris. Juga Serena bisa sama harganya dengan Noah/Voxy.
Bedanya Xtronic CVT dgn CVT Honda Jazz yi utk gigi mundurnya Xtronic CVT fixed sedangkan CVT Honda Jazz gigi mundurnya pake CVT juga (mungkin krn hal itulah CVT Honda Jazz sering bermasalah).
Klu AT 4-speed nya Daihatsu yg dipasangkan ke Avanza/Rush/Terios sudah dilengkapi pengaman yi ketika mobil masih melaju ke depan jika tuas A/T-nya digeser dr posisi "D" ke "R" maka A/T-nya tidak akan rusak & kec mobil akan turun gradually s/d berhenti total & kemudian baru mundur.
Last edited by Smatic on Thu Apr 05, 2007 11:11, edited 3 times in total.
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 578
- Joined: Wed Apr 27, 2005 9:47
- Location: jakarta
-
- Member of Junior Mechanic
- Posts: 52
- Joined: Tue Apr 03, 2007 14:24
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
Wah, perbedaan harga di atas bukan murni harga CVT, karena Latio Premium dibanding Latio biasa ini ada perbedaan feature2 yang lain, bukan hanya CVT. Selain itu, Anda mungkin lupa ya bahwa harga mobil di Singapore itu sekitar 200%-nya itu pajak, jadi tidak bisa dihitung begitu saja.Smatic wrote:
Latio 1500cc A/T-4 speed S$ 57.000
Latio Premium 1500cc CVT S$ 60.000
Beda S$ 3.000 = Rp 15-18 jutaan.
Lihat saja harga di atas, Latio harganya Rp 360 jutaan, padahal disini saja yg pajaknya sudah besar, harganya hanya Rp 200 jutaan.
Beda Rp 18 juta dipotong pajak 200% = tinggal beda Rp 6 juta. Beda tambahan feature dr Latio versi Premium ke versi biasa saja dengan mudah bisa Rp 6 juta.
Jadi sebenarnya selisih harga CVT dengan AT itu kecil atau bahkan tidak berbeda sama sekali. Makanya Jazz bisa dijual sama harganya dengan Yaris, Murano bisa sama dengan Harrier, dan Serena bisa sama dengan Noah/Voxy (di Jepang).
Odyssey JDM ada yang CVT dan lebih murah daripada yang matic biasa, tapi juga disebabkan perbedaan tipe, bukan hanya dr transmisi.
Makanya di Jepang, CVT banyak digunakan di mobil2 kecil yang murah meriah. Ini tidak mungkin terjadi kalau CVT jauh lebih mahal drpd matic konvensional.
Keputusan tidak memberikan CVT pada Livina, aku yakin, bukan disebabkan karena cost issue, lebih karena hal yang lain..
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
Begini, Mr. the-mantal. Karena kita beli mobil baru yang keluar tahun 2007, tentu ingin mendapatkan teknologi tahun 2007 juga. Jadi aku mengerti kalau ada yang kecewa dengan 4 AT, terutama jika produsennya sebenarnya punya X-Tronic. Lagipula, X-Tronic ini dari dulu sudah dipromosikan di forum ini akan ada di Livina, jadi penasaran kalau sekarang ternyata tidak ada.the-mantal wrote:Hihi, pakai matic aja koq repot milih CVT and conventional???!!!
-
- Full Member of Junior Mechanic
- Posts: 96
- Joined: Wed Nov 30, 2005 11:44
conan wrote:Wah, perbedaan harga di atas bukan murni harga CVT, karena Latio Premium dibanding Latio biasa ini ada perbedaan feature2 yang lain, bukan hanya CVT. Selain itu, Anda mungkin lupa ya bahwa harga mobil di Singapore itu sekitar 200%-nya itu pajak, jadi tidak bisa dihitung begitu saja.Smatic wrote:
Latio 1500cc A/T-4 speed S$ 57.000
Latio Premium 1500cc CVT S$ 60.000
Beda S$ 3.000 = Rp 15-18 jutaan.
Lihat saja harga di atas, Latio harganya Rp 360 jutaan, padahal disini saja yg pajaknya sudah besar, harganya hanya Rp 200 jutaan.
Betul bung conan di Singapore Suzuki APV 1600cc dijual S$ 65.000 lebih mahal dp Latio, klu di sini kebalikannya Suzuki APV 1500cc cuman 70% harganya Latio.![]()
Beda Rp 18 juta dipotong pajak 200% = tinggal beda Rp 6 juta. Beda tambahan feature dr Latio versi Premium ke versi biasa saja dengan mudah bisa Rp 6 juta.
Jadi sebenarnya selisih harga CVT dengan AT itu kecil atau bahkan tidak berbeda sama sekali. Makanya Jazz bisa dijual sama harganya dengan Yaris, Murano bisa sama dengan Harrier, dan Serena bisa sama dengan Noah/Voxy (di Jepang).
Odyssey JDM ada yang CVT dan lebih murah daripada yang matic biasa, tapi juga disebabkan perbedaan tipe, bukan hanya dr transmisi.
Makanya di Jepang, CVT banyak digunakan di mobil2 kecil yang murah meriah. Ini tidak mungkin terjadi kalau CVT jauh lebih mahal drpd matic konvensional.
Keputusan tidak memberikan CVT pada Livina, aku yakin, bukan disebabkan karena cost issue, lebih karena hal yang lain..
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 4612
- Joined: Wed Sep 15, 2004 13:33
- Location: jauh di mata, dekat di hati
Intinya, Nissan HARUS membuat konsumen Livina baru setidaknya buat bulan2 awal untuk menunggu karena inden yang cukup lama. Mengapa? karena dipastikan supply masih di atas demand dalam kurun waktu yg sama.conan wrote:Bukan, bukan begitu maksudku. Begini. Kalau jumlah penginden sekarang sangat banyak, lalu NMI berskenario optimis dalam menetapkan target penjualan ke depan. Tapi jika 'ledakan' pembeli hanya pada satu dua bulan pertama, lalu menurun dan stabil pada bulan-bulan berikut, sementara NMI berskenario di atas itu, maka nantinya akan banyak supply di dealer. Pada saat itu dealer yg supplynya bertumpuk akan memberikan diskon besar, dan pada saat itu jika ada yg mau jual Livina bekas maka harganya akan bukan hanya di bawah harga barunya yg dia bayar dulu,, tapi harus di bawah harga diskon dan harus dikurangi lagi cukup besar karena kalau tidak, orang akan simply beli baru.ifmarch wrote:Bung conan, jika diambil pendekatan ekonomi khusus untuk mobil 2nd dimana jika supply sedikit sedangkan demand yang membutuhkan mobil 2nd tersebut banyak maka harusnya harga second mobilnya akan bagus.conan wrote:
Tapi kalau angka produksi Nissan banyak, maka untuk setahun pertama depresiasi akan cukup besar.. karena kalau hanya turun sedikit, orang akan pilih beli baru.. ini berlaku untuk semua jenis mobil baru..
Tetapi untuk case seperti bung conan katakan diatas seharusnya jika populasi Livina banyak tapi semuanya masih pada dipegang sama pemakainya, sedangkan peminat mobil 2nd Livina sangat susah cari dipasaran maka seharusnya harga 2nd sangat bagus.
Hal ini biasa terjadi pada peluncuran mobil baru, dimana ledakan pembelian terjadi pada bulan-bulan pertama dan menurun di bulan-bulan berikut. Jadi hal ini akan tergantung pada, apakah Livina bisa mempertahankan momentum penjualan atau tidak..
Nah, setelah terbukti konsumen rela menunggu untuk mendapat Livina baru, Nissan juga masih harus memelihara agar tren penjualan tidak menurun. Selain tentu saja, jangan sampai overstock...
Sebagai contoh dari penjelasan saya di atas: Honda Jazz dan Toyota Avanza.
Jangan lupa, Nissan pernah melakukan kesalahan strategi produksi pada awal peluncuran Serena, yaitu Nissan yakin versi Standard bakal lebih disukai makanya diproduksi lebih banyak, nyatanya penjualannya kalah sama Highway Star. Makanya Nissan akhirnya upgrade ke Comfort Touring...
Objects In The Rear View Mirror Are Closer Than They Appear
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 183
- Joined: Mon Aug 16, 2004 18:19
Iseng liat nissan livina di webnya bagus yah http://www.nissan-geniss.com.cn
moga2 speknya mirip kaya disana
moga2 speknya mirip kaya disana
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 739
- Joined: Sun Nov 14, 2004 4:16
- Location: Near......
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 4612
- Joined: Wed Sep 15, 2004 13:33
- Location: jauh di mata, dekat di hati
Toyota Vios baru ga CVT soalnya berbagi parts dengan Yaris. Bakal extra coxt buat ganti ke CVT.villanova_7th wrote:Jadi CVT sama saja dengan 4AT kira2 harganya ? Tapi kenapa Toyota Vios baru dan Nissan Livina tidak memakai CVT yah ? apakah ada alasan lain seperti maintance ? atau variance lain seperti umur, lebih cepat rusak ? atau aftersalesnya lebih susah ?
Livina sepertinya sengaja memakai Auto biasa, meski Nissan Tiida yg bermesin sama itu CVT
Objects In The Rear View Mirror Are Closer Than They Appear