Betul, kalau di indonesia sptnya diposisikan sebagai 'halo' brand - jadi nggak ngejar volume (utk atpm nya), tapi kalau IU ya kejar target, makanya harga rx iu lebih murah ketimbang atpm. Tapi apapun semakin banyak lexus secara umum good for toyota. Gitu dulu kasusnya dengan harrier, alphard, IU yg masukin dulu - tapi toyota spt dapet durian runtuh, brand toyoped secara umum naik.dubz wrote:Di Indonesia yah begitulah strategi pemasarannya - sepertinya dia gak nyari volume dulu, rugi ya gpp tapi cari pamor dulu - kan Toyotanya udah profitable.
Di Amerika sih biasa aja...dimana mana dealernya.
Seperti honda masukin cr-z itu strategi marketing, launch faceliftnya dipilih di Indonesia - emang mau laku brp unit sebulan? Harga segitu cuma dapet hatchback 150hp (mesin N/A nya bahkan cuma 120hp). HPM gak peduli mau laku berapa, yg penting ada imagenya.
Ada juga pendapat, walau saya nggak sepenuhnya agree, bahwa lexus gak bakal go downstream utk kejar volume, maklum sudah ada toyota di bawahnya. Laen dengan mercs / bimmer, kalo mau kejar omzet mereka harus bikin mobil2 yg 'terjangkau'. Jadi buat lexus di indo, gak masalah IS gak laku, yg penting jualan LS jalan terus. Kalau mercs gak mungkin mengandalkan S klasse doank, itu bukan volume seller. Volume seller ya E dan C klasse. Jadi ke depan, kalau image toyoped bikin produk2 high end, lexus akan lebih high end lagi. Yg menarik ya kasusnya toyota harrier - diposisikan sebagai premium CUV, lexus udah gadang2 mau ada NX, dan RX ke depan akan diposisikan lebih tinggi lagi (i.e. dimensi lebih besar lagi). Yg dikorbankan GX stop produksi. Kalau LX tetep flagship suv lexus.
Sebetulnya lexus gak bisa dibandingin sama mobil eropa, feel nya laen. Kalau bicara soal teknikal, inovasi teknologi mesin - eropa punya keunggulan. Untuk kelas sports car, yes eropa lebih unggul, AMG dan M series gak bisa disaingin sama lexus F series. Tapi untuk kelas everyday car, yg dipake se hari2 - toyota lebih reliable ketimbang mercy / bmw. Maklum mobilnya juga lebih simpel, jadi gak banyak trouble.ChZ wrote:anyway kalo ane punya bajet 1M - 1,3M untuk beli mobil mewah... mungkin ane belom akan melirik Lexus... meskipun banyak dari produk Lexus bukan produk asal-asalan.... produk yang digarap dengan serius... beberapa kualitas dan finishingnya melebihi Mercedes atau BMW...
pilihan ane mungkin jatuh pada Mercedes E-klasse, BMW 5-series, atau bisa jadi ane lebih ngelirik Audi A6... meskipun secara durabilitas dan ASSnya Audi kalah jauh dari Lexus/Toyota...
alasannya... ya sekali lagi, Mercedes lebih berkarakter, dan imej Lexus adalah Toyota yang "dipermewah" jelas ga bisa lepas dari pikiran ane... meskipun pada kenyataannya skrg sedikit sekali produk Lexus yang identik dengan Toyota selain ES250 dan LX....
mungkin Mercedes atau Beemer nggak memberi "special treatment" buat para konsumennya seperti konsumen Lexus ATPM... tapi soal kharisma dan imej produk, Lexus masih belom bisa ngalahin Mercedes
pada prakteknya ane justru ngeliat Lexus sebagai brand mewah yang mainstream, tidak lagi eksklusif.... bisa diliat banyaknya populasi RX270 yang kaya kacang goreng di jalanan....
bukan sales merc
Saya pernah pake bmw e90 - elektrical problem, kecuali pintu driver gak bisa dibuka, pdhl saat itu lagi sama staff 3 org, alhasil mereka harus merangkak keluar. Bukan problem serious, cuma blown fuse, ganti fuse dari 15A ke 20A, beres. But that is just one problem, masih ada yg lain2 nya. Sejauh ini pake lexus rx, ga ada problem. Servis juga relatif murah - memang cuma servis kecil ganti oli, cek ini itu, tapi terakhir saya lihat tagihannya - filter oli cuman 170rb doank. BMW free servis 5 tahun, betul, tapi penyakitnya sedan kan di kaki2, nah spare part kaki2 ini nggak dijamin. Yg dijamin itu cuma ongkos kerja waktu ganti oli, filter oli, gitu doank setau saya, cmiiw.
Anyway, lexus itu tetap rasanya jepang, dan saya kira mereka nggak mau tiru2 bikin mobil rasa eropa. But it is a very fine japanese car. Tapi kalau yg dicari rasa mewah eropa, gak bakal dapet. Tapi, kalau bicara soal mewah eropa, masih ada bentley, rolls royce, bahkan porsche mulai bermain dengan panamera yg notabene passenger car - brand2 tersebut entry levelnya jauh di atas entry level mercs / bimmer (maksud saya harga produk termurahnya). Kalau bicara exotic, gak ada yg ngalahin italy macem ferrari, lambo, maserati. Jadi tiap brand punya karakteristik sendiri2.
Lexus itu japanese brand, kalo kepengen eropa - jangan beli lexus, daripada kecewa. Tapi kalau anda impressed dengan interior alphard misalnya, itu citarasa jepang, gak akan kecewa dengan lexus. Tapi kalo bicara mobil jepang di indonesia, saya kira nggak akan ada debat mana yg paling mewah, udah jelas jawabannya.