Efek paling dominan dengan pemakaian Fuel dibawah standard adalah gejala knocking.
Knocking pun secara umum dapat dibedakan oleh 2 hal sebagai berikut :
1. Fuel yang research octane number dibawah standard
hal ini bergantung dari kemampuan bagian dalam sistem pengapian untuk melakukan adjustment
terhadap mutu bahan bakar yang kurang baik.
di beberapa kendaraan terkini, knocking sensor bekerja agar gejala knocking bisa diminimalisir dengan memajukan
dan memundurkan sistem pengapian secara otomatis bergantung kualitas bahan bakar.
Belum tentu setiap SPBU memiliki kualitas bahan bakar yang seragam karena berbagai faktor.
2. Tumpukan karbon
adanya tumpukan karbon didalam ruang bakar, pada saat terjadi proses pembakaran, karbon tersebut akan membara yang mengakibatkan
sisa bahan bakar yang belum terbakar sempurna ikut kembali terbakar sehingga menyebabkan detonasi susulan.
Nah... sepanjang mesin memiliki kemampuan untuk melakukan self adjustment pada sistem pengapian, pemakaian bahan bakar dibawah standard masih dalam batas ambang toleransi. Namun hal ini tentu bukanlah kondisi ideal karena bisa berdampak pada kemampuan alat semacam knocking sensor yang lama kelamaan pasti akan ikut mengalami penurunan performa.
Siasat ekonomis yang juga masih mempertimbangan keawetan mesin adalah dengan melakukan:
1. Mixture antara ron 88 dengan ron 92 / 94
2. Penekanan pedal gas hingga rpm tertentu dijalan bebas hambatan
Secara umum, pemakaian bahan bakar dengan ron88 untuk jangka waktu lama dibandingkan dengan pemakaian bahan bakar ron 92 tidak memiliki dampak yang sangat serius.
CMIIW
Risol1 wrote:
tapi pertanyaannya: apakah konsekwensinya sebanding dengan jumlah uang yang dihemat kalo pake premium?
soalnya kalo bensinnya gak sesuai spek mesin, bukan cuma CC aja yang bisa jebol, itu jeroan mesin juga lama2 bisa ancur

