Saya tau nih yang model begini wkwkwk. Ya memang dia butuh R sebagai samsak aja. Gitu terus berulang tiap hari. Pas mau dikonfrontasi, play victim kayak dia korbannya.Venturtle wrote: Wed Mar 08, 2023 12:55Lebih tepatnya ibu R ini diibaratkan setan yang makanannya itu amarah.. supaya kenyang, dari pagi sampai malam harus memarahi, membentak, menceramahi, dan memukul (memukul kalau sudah kalap atau dibantah perkataannya)..ibu R akan membentak R terus menerus apapun yang dilakukan R dengan tujuan supaya R membantah..kalo R membantah maka ibu R punya alasan kuat untuk menambah durasi membentaknya, bahkan memukul R dan meminta R untuk meminta maaf kepadanya sambil berlutut dan bersumpah untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi.. ibu R bisa menangis tersedu sedu karena menganggap R telah berani membantahnya..
Ibu R akan memarahi, membentak, menceramahi R tanpa alasan yang jelas (seperti moodnya yang sedang jelek) atau gara gara hal sepele.. misalnya ketika R baru selesai mencuci mobil.. R akan ke kamar mandi untuk mencuci beberapa kain yang digunakan baik untuk mencuci ataupun mengelap mobil.. Ibu R bisa tiba tiba datang ke kamar mandi dan membentak R seperti ini : “lama sekali cuci kain 3 potong saja” “kalau pembantu sudah dari dulu kau kupecat” “ kau kalo kerja sama orang, pasti dipecat sama bosmu “ “dasar anak tidak berguna” diteruskan sambil berceramah panjang lebar sambil mengumpat.. kalau R secara refleks membantah dengan mengatakan “kok mama tiba tiba datang langsung membentakku, ini pun baru mulai cuci” makin senanglah ibu R karena dibantah.. dia punya alasan bagus untuk membentak R lebih lama lagi..
Setelah puas memarahi R, ibarat baterai yang sudah penuh 100%, ibu R pun tidur dengan nyenyak.. pagi harinya, ibarat baterainya turun ke 0%, ibu R akan terus memarahi sampai baterainya full 100% di malam hari.. siklus ini berulang terus sampai sekarang R pindah ke asrama karyawan di tempat kerjanya saat ini.
Pertanyaan saya:
1. Apakah setelah R pindah, dia merasa kehilangan samsaknya? It's a good thing R sudah pindah. Untuk orang model R begini, peer yang sulit adalah mengembalikan kepercayaan dirinya, bahwa dia berharga dan punya value di dunia, dan bisa hidup sendiri tanpa ibunya. Kalau nanti berpasangan, calon istrinya punya peer berat tuh...
2. Kalau si Ibu merasa kehilangan samsaknya, jangan pernah tertipuuu. As soon as R balik lagi, ya dimulai lagi siklus eksploitasi itu.
Best way to approach menurut gw ya R hidup di luar rumah aja, dan agak masa bodoh sama Ortunya. Tata kehidupan sendiri, sepahit2nya ya modal sendiri, gak usah minta atau berutang budi sama ortunya. Tapi kl ortu sakit, yaa bantu urusin dari jauh
Buat yang bilang Ibu R harus disembuhin. My point is this, kalian harus inget posisi R itu anak. So tetap ada relasi kuasa disitu. Gak bisa dia menyembuhkan ibunya, wong buat menguasai diri sendiri aja sulit... Dan umur segitu, kalau watak tuh udah beyond repair, gak mungkin bisa diubah. Jadi yaa emang cuma R aja yang harus menyesuaikan responsnya. Karena Ibu gw begini, maka gw harus begini biar gak babak belur, gitu...
Contoh lagi, nanti kalau R mau nikah, gausah berharap restu keluar. Nikah aja sendiri.