Ad blocker detected: Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker on our website.
zweifellos wrote:menurut saya kencang ga masalah, asal kondisi memungkinkan dilihat dari sisi keselamatan. mending 'lari' 180 kmh tapi mementingkan keselamatan dibanding 80-100 kmh tapi membahayakan, tak hanya itu mobil juga orang lain, IMO.
zweifellos wrote:menurut saya kencang ga masalah, asal kondisi memungkinkan dilihat dari sisi keselamatan. mending 'lari' 180 kmh tapi mementingkan keselamatan dibanding 80-100 kmh tapi membahayakan, tak hanya itu mobil juga orang lain, IMO.
SETUJU!!!
Sejak kapan namanya lari 180kpj mementingkan keselamatan? Namanya sdh ngebut, nda ada lagi tu namanya keselamatan... Even hanya lari 100 di ruas Caruban..!
Yg ane maksud, biasanya yg berani lari macam 180kpj di tol, belum tentu nyalinya juga setebell kalo balapan sama bus SK.. Karena biasanya yang lari di tol itu kan lempeng2 doang macam drag race (balap banci) yang lempeng doang..
BTT aja deh...
" It is not the eyes that are blind, but the hearts "
gw paling ketawa kalo baca postingan MPV terus pada ribut soal top speed lah, mana yg lebih cepet lah kalo buat gw jenis kendaraan MPV bukan sports car jadi who cares about top speed MPV buat gw kriteria penilaian MPV lebih ke: muat berapa banyak orang, tingkat kebisingan, karakter suspensi, konsumsi bahan bakar dan sejenisnya masalah waktu 0-60mph, top speed atau score lateral g di skidpad berapa bukan prioritas.
biasalah..realita di indonesia kebanyakan orang2 berekspektasi 1 mobil untuk semua...selain sebagai mbl keluarga juga merangkap mbl balap...
"It took Japan 40 years to become a great automotive nation. It took South Korea 20 years. I think it will take China as little as
10 to 15 years." ~ Giorgetto Giugiaro
VanzMatic wrote:Sejak kapan namanya lari 180kpj mementingkan keselamatan? Namanya sdh ngebut, nda ada lagi tu namanya keselamatan
Betul - lari 180 sudah melanggar aturan dan membahayakan orang lain di jalanan. Mau jadi pembalap di sirkuit...jangan di jalan umum.
Setuju, karena pembalap beneran, dia malah jiper untuk ngebalap di jalan umum...!!
Terlalu banyak bahayanya. Lain kalok di sirkuit. Kalo dia cilaka, paling banter yaa dengan sesama pembalap, yang sama2 sudah tau, tiap detiknya, mereka diintai maut. Tapi, ya itu tadi, udah Tau Sama Tau..!
Btt yuk ke Pret!
" It is not the eyes that are blind, but the hearts "
jalu wrote:biasalah..realita di indonesia kebanyakan orang2 berekspektasi 1 mobil untuk semua...selain sebagai mbl keluarga juga merangkap mbl balap...
kan dr namanya aja multi purpose vehicle.... Jd apa aja bole donk... Tergantung ownernya..... Termasuk balapan.....Hehehe...... Cm pndpt pribadi aja.....
zweifellos wrote:menurut saya kencang ga masalah, asal kondisi memungkinkan dilihat dari sisi keselamatan. mending 'lari' 180 kmh tapi mementingkan keselamatan dibanding 80-100 kmh tapi membahayakan, tak hanya itu mobil juga orang lain, IMO.
SETUJU!!!
Sejak kapan namanya lari 180kpj mementingkan keselamatan? Namanya sdh ngebut, nda ada lagi tu namanya keselamatan... Even hanya lari 100 di ruas Caruban..!
Yg ane maksud, biasanya yg berani lari macam 180kpj di tol, belum tentu nyalinya juga setebell kalo balapan sama bus SK.. Karena biasanya yang lari di tol itu kan lempeng2 doang macam drag race (balap banci) yang lempeng doang..
BTT aja deh...
180 kmh di jalan lintas?
kencang menghalangi orang untuk memntingkan keselamatan? menurut saya orang tetap bisa mementingkan keselamatan meskipun kencang. yang penting jangan memaksakan kencang kalo memang tak memungkinkan alias riskan dengan kecelakaan. tentu banyak faktor2 yang mesti diperhatikan. ya jangan mobil yang gak (tidak disarankan) buat kencang malah dihajar buat kencang, ini mah mengesampingkan keselamatan namanya.
kalo menurut saya, jalan di tol itu bukan balapan, apalagi sampe nyebut balapan banci. wah, sampe segitunya menanggap berjalan di tol. jalan tol merupakan (semestinya) jalan bebas hambatan. jadi kalo memang memungkinkan (dari banyak faktor seperti mobil, kondisi jalan, keramaian, etc), tidak masalah kencang. lagi2, jangan kencang malah bikin membahayakan orang lain.
saya ga tau dengan bus SK. poin saya adalah, bukan mencari siapa lebih nekat (= gila)tapi membahas mana lebih penting: keselamatan atau kecepatan kendaraan. buat saya yang pertama keselamatan, terserah mo pelan mo lambat mesti memperhatikan keselamatan.
No one’s opinion is more correct than anyone else’s - All have a right to voice their opinions.
If you want to be respected, you need to show respect for others.
ak4ng wrote:kan dr namanya aja multi purpose vehicle.... Jd apa aja bole donk... Tergantung ownernya..... Termasuk balapan.....Hehehe...... Cm pndpt pribadi aja.....
FortunerMan wrote:Ada yg gak ngerti konsep kecepatan maksimum di jalan raya
Seperti yg om doq pernah bilang jg siy.... kalo blom 'kejedot', atau minimal nyariiiss jaraknya tinggal sehelai rambut lagi dengan maut, pasti tetep engga ngerti max speed on the road.. Mantep mencari pembolehan dan pembenaran
Padahal point saya engga kesana.
Kalo hanya mau kebut2an di tol mah, ababil macam member kita yg paling culun juga paling pinter mentokin pedal gas, ya itu, karena di jalan tol. Lempengan doank. Tapi saya engga yakin, skill mentokin gas di tol engga bakal se mumpuni kalo dihadapkan pada kondisi jalan non tol.
Yo wis lah... jadi kejauhan OOT nya..
BTT BTT ah..!
" It is not the eyes that are blind, but the hearts "
Mengikuti batas maksimal kecepatan di jalan tol DI INDONESIA 100kmh, silahkan. Toh itu aturan resmi.
Kalau ada yang lebih dari itu selama kondisi memungkinkan (mobil, jalan, dll) silahkan. Poinnya ya safety. Apakah 100kmh menjadi patokan safety dari batas kecepatan dari seluruh mobil? Ini tentu masih bisa diperdebatkan (banyak negara menganut prinsip yang berbeda, bahkan ada negara eropa yang peduli ama keselamatan tak membatasi kecepatan di jalan bebas hambatan kecuali di bagian2 tertentu dari jalan tol tersebut).
No one’s opinion is more correct than anyone else’s - All have a right to voice their opinions.
If you want to be respected, you need to show respect for others.
zweifellos wrote:Mengikuti batas maksimal kecepatan di jalan tol DI INDONESIA 100kmh, silahkan. Toh itu aturan resmi.
Kalau ada yang lebih dari itu selama kondisi memungkinkan (mobil, jalan, dll) silahkan. Poinnya ya safety. Apakah 100kmh menjadi patokan safety dari batas kecepatan dari seluruh mobil? Ini tentu masih bisa diperdebatkan (banyak negara menganut prinsip yang berbeda, bahkan ada negara eropa yang peduli ama keselamatan tak membatasi kecepatan di jalan bebas hambatan kecuali di bagian2 tertentu dari jalan tol tersebut).
Ngeliat ke negara barat kalo hal begituan doank...pas seneng2nya doank, hanya dari hal dimana ada secuil ruas jalan di Autobahn yg boleh bejek gas sepuasnya. Itu doang yang diajukan sebagai pembenaran?
" It is not the eyes that are blind, but the hearts "
jadi inget pengalaman lama
pernah dulu sekali naik city, lari sekitar 120km/h, mau nyalip truk pelan
eh pas dah deket ga taunya tu truk tiba2 pindah jalur kedepan saya
ya wes dah jungkir balik ngebejek rem habis2an, untung ga sampe kena
tapi ngeliat mobil dibelakang ane, semuanya dah ikut2an ngerem jaga jarak semua
evolution21 wrote:jadi inget pengalaman lama
pernah dulu sekali naik city, lari sekitar 120km/h, mau nyalip truk pelan
eh pas dah deket ga taunya tu truk tiba2 pindah jalur kedepan saya
ya wes dah jungkir balik ngebejek rem habis2an, untung ga sampe kena
tapi ngeliat mobil dibelakang ane, semuanya dah ikut2an ngerem jaga jarak semua
Saya jadi teringat stiker jadul yg bunyinya: Klakson dulu, baru nyalip..!
" It is not the eyes that are blind, but the hearts "
zweifellos wrote:Mengikuti batas maksimal kecepatan di jalan tol DI INDONESIA 100kmh, silahkan. Toh itu aturan resmi.
Kalau ada yang lebih dari itu selama kondisi memungkinkan (mobil, jalan, dll) silahkan. Poinnya ya safety. Apakah 100kmh menjadi patokan safety dari batas kecepatan dari seluruh mobil? Ini tentu masih bisa diperdebatkan (banyak negara menganut prinsip yang berbeda, bahkan ada negara eropa yang peduli ama keselamatan tak membatasi kecepatan di jalan bebas hambatan kecuali di bagian2 tertentu dari jalan tol tersebut).
Ngeliat ke negara barat kalo hal begituan doank...pas seneng2nya doank, hanya dari hal dimana ada secuil ruas jalan di Autobahn yg boleh bejek gas sepuasnya. Itu doang yang diajukan sebagai pembenaran?
Bukannya diluar negeri sudah lebih canggih? ada speed trap nya, kalau melebihi kecepatan ya otomatis kena tilang.
Rambu batas kecepatan maksimum itu ada artinya. Jalannya sudah didesain untuk kecepatan segitu. Kalau ada kecelakaan di tol melebihi kecepatan maksimum, elo gak bisa menuntut pengelola jalan tol.
Hehe...yaa sudahlah, emang susah kalo mengakui kesalahan, yang dijadiin alibi malah luar negeri. Dibikin bias, engga mengakui bahwa tidak patut membawa kendaraan melebihi batas kecepatan maksimum baik di tol maupun non tol. Kalo dialihkan ke luar negeri, keliatannya jadi tertib amat, tapi kalo di dalam negeri, keliatannya jadi bangga banget bisa bejek topspeed di tol?
Tapi begitu ada masukan yang mengingatkan...sebelum ada apa2 terjadi,....malah ngeles lari ke luar negeri...
Orang bodo bisa diajarin jadi pinter..
Tapi menjadi jujur pada diri sendiri, memang sulit diajarkan, karena musuh terbesar memanglah tetap diri sendiri dan hawa nafsunya sendiri..
Saya udh ngingetin dari tadi balik ke topik loo...!!
" It is not the eyes that are blind, but the hearts "
ilhami wrote:Bukannya diluar negeri sudah lebih canggih? ada speed trap nya, kalau melebihi kecepatan ya otomatis kena tilang.
Rambu batas kecepatan maksimum itu ada artinya. Jalannya sudah didesain untuk kecepatan segitu. Kalau ada kecelakaan di tol melebihi kecepatan maksimum, elo gak bisa menuntut pengelola jalan tol.
Betul om - polisi nangkring dimana mana siap nengkram, bayar dendanya bikin bangkrut - malah di Amerika kalo diatas 100 mph bisa digiring ke penjara, berulang ulang begitu SIM dicabut.
Tepat sekali batas kecepatan itu sudah dihitung - kalo lebih dari segitu berbahaya. Ada autobahn yg mulus dan bisa kecepatan tinggi, ya memang sudah diperhitungkan safetynya. Lah jalanan Indonesia?
VanzMatic wrote:Orang bodo bisa diajarin jadi pinter..
Tapi menjadi jujur pada diri sendiri, memang sulit diajarkan, karena musuh terbesar memanglah tetap diri sendiri dan hawa nafsunya sendiri..
Betul om, kalo orang mau belajar gampang diajarin - kalo cuman mau ngeyel gak jelas, susah.
Polisinya suka ngumpet di semak2....dgn radar yang dibidik ke jalan....
Pengguna pintar pasang scrambler....tapi skg kayanya di bbrp state itu udah illegal(atay nationwide ya)....taun 2002 marak nich radar scrambler atau pengingat nya....cmiiw...メίίメίίメίίメίίメίίメίί
Those damn patrol are especially hard to see in winter....
bla bla bla bla thread freed jadi ribut soal ngebut di jalan umum udah daripada ribut sana pada ke track lihat siapa yg punya bakat atau cuma modal darwin candidate aja.
Sedikit info aja ya balapan di track lebih aman daripada balapan di jalan raya karena di track ada aturan2nya, driver2 yang lain tau limit kendaraan dan kendaraannya sudah di persiapkan jadi namanya calculated risk kalau ngebut di jalan raya bukan calculated risk just simply an idiot karena berasumsi pengendara lain bisa beraksi tepat.