Selama ini ane naik Fortie Diesel punya temen cuma muter2 di sekitar Jakarta jd nggak begitu terlihat kemampuan yg sesungguhnya. Kebetulan dalam 1 bulan terakhir, ane ada proyek di Sulsel dan kebetulan disediakan mobil Fortie Diesel M/T tahun 2008 dgn drivernya anak muda yg sedikit "gila" bawa Fortie kayak bawa Avanza. Terus terang kondisi Fortie tsb ane nggak tau masih "standar" atau tidak, baik mesin atao suspensinya.
Rute yg di tempuh bolak balik Makasar ke Enrekang, lalu ke Tana Toraja. Makasar ke Enrekang yg kondisi normal saat ini ditempuh 6 - 7 Jam, dapat dicapai dgn 5 jam-an dgn medan jalan menuju enrekang banyak tanjakan dan banyak tikungan. Persepsi ane ttg Fortie Diesel yg Boyo dan tidak nyaman menjadi sirna krn Fortie tsb terasa powerful tarikannya dan tidak pernah kehilangan tenaga di tanjakan (tentu dgn penggunaan gigi transmissi yg sesuai) dan manuver di tikungan tergolong lumayan utk mobil sebongsor Fortie dan ane masih bisa tidur nyenyak dalam perjalanan. BBM yg diminum juga selalu Solar Pertamina. Ane liat jarak tempuh Fortie-nya, sudah jalan 60 ribuan km. Sudah cukup menyimpulkan mesin D4D Fortie/Ipah tergolong reliable.
Di Sulsel, Ipah Diesel juga banyak dijadikan mobil kenderaan komersial (plat kuning) antar kota.
Waktu ada proyek di Kaltim, ane naik Mitsu Triton Double Cabin. Performance mesin Triton juga bertenaga, baik di jalan aspal maupun melintas di jalan offroad di daerah KP Batubara. Torsi terasa berlimpah dan mesin powerful. Dan yg pasti Mitsu Triton yg basis mesinnya dipake di PS juga tidak ada masalah dgn solar pertamina.Oh ya sepanjang yg ane lihat di Kaltim, populasi Mitsu Triton lebih bnyak dibanding double cabin merk pesaing.
Kesimpulan ane : Fortie atau PS, semua pilihan yg bagus. Tinggal sesuaikan dgn kebutuhan dan selera.
PS standar lebih bertenaga dibanding Fortie standar, tp mesin D4D Fortie juga punya "potensi" utk dikembangkan tenaganya. Liat aja di Innova Community, Ipah "terkencang" bukanlah Ipah bensin melainkan Ipah Diesel.
Peace

M90