Teman2 SM-ers.
Hebohnya berita tentang Youtuber membuat saya menemukan thread ini. Salut dengan SM
Setelah membaca komentar suhu2 di sini, saya ingin coba share beberapa hal berdasarkan pengalaman saja. Semoga bisa jadi tambahan informasi yang bermanfaat bagi teman2.
Untuk mobil ex-taxi sebenarnya setiap operator taxi memiliki SOP sebelum ex-taxinya bisa dipasarkan ke publik. Informasi ini hanya general saja ya, tanpa bermaksud menyudutkan pihak mana pun. Unit yang diputuskan untuk tidak lagi bertugas itu ada beberapa kategori, dari umur, kerusakan akibat kecelakaan, mesin dan bahkan ada yang karena kasus dengan ex-drivernya. Kategori berikutnya adalah kondisi unit ada beberapa level, sebut saja dari tinggi ke rendah level 1 ke 5 (rangenya bisa lebih banyak dari itu di beberapa kategori). Untuk level 1 (yang paling tinggi) misalnya sampai level 4, itu umumnya sudah ada destinasi kepemilikkannya, bisa jadi ke partner bisnis, ke showroom, ke karyawan, management dsb. Proses itu bisa direct atau indirect melalui lelang internal. Level terakhir yang akan dilepas ke publik (bisa saja sudah dimutilasi sparepartnya untuk level di atasnya). Sampai di sini bisa kita simpulkan sendiri kondisi yang dilepas ke publik itu seperti apa.
Perlu diketahui, kalo dari awal kondisi baru rata-rata mobil taxi ini menggunakan komponen yang berbeda dengan mobil sejenis yang dipasarkan ke publik. Saya tidak sebut mereknya, kebetulan saya pernah bekerjasama dengan salah satu brand yang digunakan, jadi dari mulai komponen mesin, interior, suspensi, trim, electrical, tuning injeksi BBM dsb. untuk pasar Taxi akan berbeda dengan yang dipasarkan ke publik (padahal jenis & tipenya sama). Oleh sebab itu, mereka memiliki divisi khusus Taxi di pabriknya. Jadi, berdasarkan hal ini, teman-teman bisa berpendapat sendiri ya, apakah benar komentar misalnya "Mobil Sultan ex-taxi harga kaki lima"
Untuk itu, kembali kepada keyakinan masing-masing untuk mempertimbangkan mobil ex-taxi.
Kalo untuk pembahasan YouTuber, pertanyaan saya satu, apakah para YouTuber yakin platform YouTube akan menjadi pegangan dan sumber penghasilan hidupnya di tahun-tahun mendatang. Disisi lain, saat ini ada beberapa pemodal besar yang sedang bersiap untuk menjadi pesaingnya. Aturan Adsense yang dapat berubah tanpa perjanjian yang bisa saja merugikan sang content creator akan jadi PR buat para YouTuber. Saat kompetitornya menawarkan harga iklan yang lebih rendah, tentunya akan berimbas kepada aturan Adsense YouTube berikutnya demi bisa bersaing
Kalo buat saya, yang penting kita selalu menjaga kepercayaan publik. YouTuber berbeda dengan artis non-digital yang bisa hilang pamor seiring bergantinya waktu, namun mereka adalah figur publik digital yang track recordnya kemungkinan akan selalu dapat di-flashback oleh siapapun.
Semoga berkenan & bermanfaat.
