Morning all,
vim wrote:wah bro Kevin bagus tuh, pake lensanya yg tele ya? berapa milli?
NYoman wrote:canon sx110 kn klo ga salah 10x optical zoom ya..kok kelihatannya dekat sekali gambarnya..
tapi bro mantep gambarnya salut..
Thanks all buat apresiasinya.
Gambar terlihat lebih besar karena itu 100% crop dari image 9MP (Superfine) dengan mentok 10x optical (36-360mm, 35mm film eq.). Itu juga baru terlihat bagus setelah di-review. Karena di LCD 3" gak gitu keliatan pas shooting. Kalo MP lebih besar (yang didukung sensor lebih besar), harusnya tuh image bisa lebih besar. Aku tetap pertahanin di ISO 200 supaya meminimalkan visible noise (karena sensor hanya 1/2.3").
Aku sengaja mau tampilin hasil foto2 amatirku agar para newbie seperti aku sadar bahwa tidak ada batas kreatif bagi yang mau berusaha. Istilah kasarnya, maksimalin dulu apa yang kita punya. Jika sudah mentok, mungkin baru beralih ke DSLR atau Prosumer DSLR buat yang punya anggaran terbatas. Jadi jangan salah paham dulu dengan apa yang aku mau paparkan di bawah ini.
Sekedar informasi. Aku pilih Canon SX110IS karena fitur IS dan APSM-nya setelah banding2kan review2 di internet. Plus harganya yang terjangkau (sekitar 3jt non garansi - termasuk belanja SDHC 8GB <Class 6>, 2 set battery 2850mAh dan tripod). Coba bandingkan kamera pocket super zoom (10x optical) seperti Panasonic yang bisa 4-5jt (itupun masih ada masalah noise atau NR berlebihan). Sementara super zoom yang lain seperti Fuji, Sony dan Kodak, body-nya gendut2. Akan menyolok dan membebani kalo lagi jalan2 (seperti ada yang cerita di atas). Nah, kalo yang ini meski tak bisa dimasukkan ke dalam pocket, minimal bisa ditaruh di pinggang tanpa terlalu menyolok (kayak bawa communicator aja

). [BUKAN PROMOSI, LHO ....

]
Cepat atau lambat akan keluar tipe2 yang lebih keren dan canggih serta body lebih langsing/ringan meskipun optical zoomnya nambah. Siapa tau juga sensornya diperbesar sehingga noise akan diminimalkan meskipun dengan ISO tinggi.
Menurutku sayang kalo beli kamera mahal2 trus ketinggalan jaman dan dijual dengan harga jatuh atau dikasih ke orang karena gak ada yang mau beli (yang pasti ini mungkin turun ke anak

). Apalagi kalau hasil fotonya lebih sering/banyak dinikmati oleh kita pribadi. Bukan untuk dijual atau kepentingan publik. Benar, gak?
Lain kalau hasil foto kita dihargai mulai dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah dimana dari hasil penjualannya kita bisa beli lensa2 mahal seperti kacang goreng dan berwisata sering2 hanya untuk hunting.
Tapi ada juga yang buat kepuasan pribadi atau kejar momen2 penting seperti foto anak yang baru berjalan. Tapi khan kamera pocket juga sudah ada yang bisa sampai 2-5fps dengan kualitas terbaiknya. Bayi kecil seberapa cepat jalan dan jatuh, sih? Atau "capture" aja dengan movie mode 640x480. Bisa 30fps dengan kualitas hampir DVD (800x600). Dan bisa dinikmati rame2 di tv seperti yang aku alami meskipun dulu hanya didukung dengan Nikon E3700 (maklum gak ada dana lebih saat itu).
Sayang USB ketinggalan di rumah. Sekarang lagi coba2 "High Dynamic Range (HDR) image" ala kamera non DSLR. Nanti siang atau besok pagi aku upload, deh.
Ehem... sekedar mengingatkan. Yang di atas itu cuma komentar pribadi, lho. Hanya untuk menanamkan semangat kreativitas kepada para newbie yang punya anggaran terbatas, seperti aku....
Have a nice day ...