




Jalur kereta yg hilang.. Padahal kalo direaktifasi malah bagus. Jalan raya sekarang banyak macet.
Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
memang skrg sharus nya udah ndak pake kata2 api lage gm newrublenewrubble wrote: Fri Nov 10, 2017 7:26 kereta api (skrg pake listrik, api nya ga ada lg n kalo di indo masih byk yg diesel powered krn apa apa stand alone bases) mmg ga kenal macet tapi
kalo di indo (yg listrik powered) sering mati listrik atau (krn pake yg space aged level) sering tabrak mobil, motor, bus, truck n org jadi sama sj spt kena macet di tempat normal
lambat juga n jalan cuma skitar 30 km/h
mrt spore sedang diguncang berbagai cobaan shingga kepercayaan publik merosotKompasProperti – Insiden tabrakan kereta mass rapid transit ( MRT) Singapura terus bergulir. Perdana menteri negeri singa ikut berkomentar terkait peristiwa memalukan itu.
Untuk diketahui, dua rangkaian MRT bertabrakan pada Rabu (15/11/2017) lalu di stasiun Joo Koon. Kala itu, sedikitnya 28 orang mengalami luka-luka dan mesti mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.
Menurut Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong, ada pelajaran penting dari insiden tabrakan MRT dan juga rentetan kasus-kasus sebelumnya. Akar permasalahannya perlu segera dibenahi agar kejadian serupa tak terulang.
"Kami telah membuat kemajuan, tetapi ada juga kemunduran," kata Lee di Jurong, Minggu (19/11/2017) seperti dilaporkan Channel News Asia.
Ia merujuk bahwa sebelum peristiwa kereta bertabrakan, MRT Singapura juga sempat lumpuh 20 jam pada Oktober lalu akibat terowongan banjir. Hal itu dipandangnya menggerus kepercayaan publik terhadap keandalan MRT.
“Warga menjadi frustrasi serta khawatir dengan rangkaian peristiwa tersebut dan hal itu bisa dipahami,” imbuhnya.
Lee mengakui bahwa peningkatan layanan MRT merupakan masalah rumit. Meski begitu, penguatan organisasi mesti terus dilakukan untuk mendorong kepuasan publik.
“Menteri Perhubungan Khaw Boon Wan dan timnya amat kecewa dengan kasus demi kasus MRT. Sekali pun usaha memperbaiki layanan membuahkan hasil, namun hal itu belum tentu dirasakan warga. Kepercayaan publik telah sedemikian merosost,” paparnya.
Lebih lanjut, Lee mengklaim, sistem transportasi massal di Singapura tetap sebagai “kelas satu” meski tengah dilanda guncangan layanan.
Dia mengutip artikel New York Times bahwa Singapura merupakan empat kota teratas dunia dalam hal keandalan jaringan kereta, selain Hongkong, Taipei, dan Los Angeles.
"Kami memang bukan yang terbaik. Hongkong lebih baik, Taipei lebih baik," pungkas Lee.
Nah memang yg bikin susah sejak dulu adalah, jalur2 cabang di pantura itu sejak awal didesain sebagai trem. Jalurnya sebagian besar ngikutin pinggiran jalan aspal. Akibatnya gk bs ditingkatkan kecepatannya kyk jalur rel yg modern krn alasan keamanan. Sehingga kalah cepat dgn mobil & keretanya jd gk laku. Akhirnya Tutup deh...imsan wrote: Thu Mar 22, 2018 1:45 Tumben di SM nemu trit lokomotifdi Page 6
Saya di Pati, Jawa Tengah.
Dan di sini ada beberapa pabrik Gula, yang saya tahu ada di Kudus ada 1, di Pati ada 2 (Trangkil dan Pakis). Awalnya masih menggunakan loko dengan bahan bakar bongkahan sepah tebu kering. Tapi itu dulu, saat tahun 90-an. Sekarang, yang milik PG Trangkil, rel nya sudah dicopotin. Denger-denger, loko nya dibawa balik ke Londo. Bule-nya sampe poto2, pontang-panting di sawah mengabadikan last ride-nya.
Mesin loko ini sekali angkut, bisa sampai dua puluhan lori, kasarnya sama dengan 20 truk. Kalo nanjak, harus ancang-ancang dulu. Dan itupun dibantu dengan dua orang tabur pasir di rel depan lokonya.
Btw, jalur KAI Semarang-Pati di Atlas jaman dulu (bukan google map), bakalan kelihatan ularnya rel, yang sekarang rel tersebut jadi harta kirun dan lahannya pun kalo mau diambil lagi sudah susah. Aktivasi ya mikir pembebasan lahan dulu. Belum lagi urusan dengan PO bus Semarang-Surabaya yang bakalan tersaingi, belum lagi PO bus Semarang-Lasem yang makin berkurang penumpangnya. Lahan mata pencaharian bakal berkurang. Mass Transportation >< Lapangan Pekerjaan.
Tapi, kepengin naik Jakarta-Pati naik kereta, tanpa berhenti di Semarang lebih dahulu. Kalo bisa, dalam kota pun ada kereta, kepenginnya dulu jalur loko itu ada yang ngubah jadi jalur trem atau apa gitu. Di sini motor dan mobil sudah banyak sangat. Nyeberang jalan yang 2 jalur saja susah, karena konvoi motornya ga berhenti-berhenti.
proyek kreta cepat malesia spore kmungkinana besar batalJakarta, CNBC Indonesia - PM Malaysia Mahathir Mohamad membatalkan proyek kereta cepat Malaysia - Singapura senilai US$ 17 miliar. Alasan pemimpin tertua di dunia itu adalah utang Malaysia yang sudah terlalu tinggi.
Kereta itu sejatinya melayani perjalanan masyarakat mulai dari Jurong East Terminus (Singapura) ke Bandar Malaysia Terminus (Kuala Lumpur), dan sebaliknya, dengan total jarak tempuh 350 km dan berdurasi 90 menit perjalanan.
Total, ada delapan titik keberangkatan di sepanjang perjalanan: satu titik di Singapura yakni Jurong East, dan sisanya di Malaysia yakni Iskandar Puteri, Batu Pahat, Muar, Melaka, Seremban, Sepang-Putrajaya dan Bandar Malaysia Terminus.
Sejumlah konsorsium pun sudah memasukkan proposal untuk pembangunan jalur kereta cepat itu.
Namun, proyek mercusuar itu rupanya akan tinggal kenangan karena dibatalkan Mahathir.
Apa yang terjadi di Malaysia soal kereta cepat, berbanding terbalik dengan yang ada di Indonesia.
Seperti diketahui, Indonesia memiliki proyek kereta cepat Jakarta - Bandung yang dikerjakan oleh konsorsium dengan salah satu anggotanya PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Proyek ini memang sempat terkendala pencairan dana pinjaman dari China Development Bank.
Pada April lalu, Menteri BUMN Rini Soemarno juga langsung terbang ke Beijing bertemu dengan pihak China Railway Corporation untuk menegaskan komitmen bersama.
Kini, proyek KA Cepat Jakarta - Bandung sudah mendapat titik terang seiring dengan cairnya pinjaman tahap pertama dari China Development Bank sebesar US$ 170 juta atau setara Rp 2,28 triliun.
Proyek yang digagas pemerintahan Presiden Joko Widodo ini sendiri membutuhkan total investasi Rp 81 triliun di antaranya untuk membangun rel sepanjang 143 km dengan empat stasiun yaki Halim, Karawang, Walini dan Tegalluar di Bandung. (ray/ray)