Terakhir pake Spin jalan jauh ke Kulon, kampungnya pembokat, lewat jalanan rusak selama 2 jam naik-turun bukit, penumpang sampe row ketiga (6 orang termasuk sopir), gak ada yg ngeluh pegel apalagi mabok. Posisi duduk supir yg katanya terlalu tinggi malah bagi saya sangat menunjang postur tubuh sehingga gak membebani tulang punggung walaupun perjalanannya pul-per makan waktu total 16 jam.
Keoknya pas dalam perjalanan pulang ketemu tanjakan penuh batu kali. FWD + ban bawaan gak sanggup ngegrip dengan penumpang full, walaupun transmisi sudah dipindah ke M. Sebelumnya ada mobil pickup kosong dgn RWD pun gak sukses lewat tanjakan itu tanpa terlebih dahulu membebani bak kosongnya dengan 2 orang yg kebetulan lewat. Kalo dengan tipe diesel 1.3, mungkin tanjakan itu baru bisa takluk.


Padahal sebelumnya Spin dipake ke Tangkuban Perahu bisa nanjak sampai atas dengan enteng tanpa ubah transmisi.

Yg jadi ganjalan ya memang bagasinya terasa sempit, apalagi pulangnya kita dibekali kelapa, singkong, dan segala macam hasil kebon oleh keluarga pembokat.
