Ada Indikasi yang mengatakan bahwa kesalahan bukan pada kualitas premium , tetapi karena ada ulah nakal dari pemilik spbu atau adanya kemungkinan ada yang kencing di jalan saat perjalanan menuju SPBU.imsus2c wrote:yg aneh, kenapa kejadiannya hanya menimpa premium yg beredar di jakarta ya (paling tidak sampai kejadian tempo hari itu)KIOS3R wrote:perusahaan apaan tuh nipu gitu,,,Dino_lowrider wrote:Info pagi ini : Disebabkan Oktan premium menurun drastis yaitu RON 80.![]()
![]()
btw oktan rendah emang ada hubungannya sama fuelpump jebol ya om? kalo sama piston jebol sih ane tau![]()
kalau kerusakan/cacat produksi ada di kilang refinery-nya, bukannya bakal menimpa ke seluruh premium tanpa melihat lokasi distribusinya?
Ini adalah pernyataan untuk menghindar dari tanggung jawab. SPBU sebagai penjual dan Pertamina sebagai Produsen , merupakan satu kesatuan dalam system kerja , yang harusnya dilindungi dengan pengawasan dan rules yang mengikat. SPBU adalah Mitra kerja Pertamina. Sebagai Mitra Kerja yang baik tidak seharusnya memberikan pernyataan yang menghindar dari tanggung jawab dan menyalahkan pihak lain.
Kalau pengawasan dari pertamina ketat , sangsi hukum juga kuat , kejadian seperti itu tidak akan terjadi.Semuanya harus dilandasi oleh keinginan untuk bekerja sama dengan baik dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat sebagai konsumen.
Yup Bener. Memang nggak ada hubungannya antara RON dan fuell Pump Jebol. Tapi itu sudah menandakan indikasi bahwa ada yang NGGAK BERES dengan mutu PREMIUM.
Sampai saat inipun tidak ada klarifikasi mengenai penyebab fuell pump jebol.
Semua saling menyalahkan pihak lain.
Pertamina mengatakan tidak ada yang salah dengan premium , jadi kerusakan fuell pump bukan karena kualitas premium. Berarti secara implisit mengatakan kerusakan FP bukan karena kualitas premium tetapi karena kesalahan pengguna mobil atau cacat fuell pump dari pabrik. Bukankah demikian ?
Tetapi secara logika , kalau asumsi ada cacat fuell pump dari pabrik , mengapa jumlah FP yang rusak secara serentak dari ratusan mobil bersamaan.Mengapa pula kerusakan itu bukan hanya terjadi pada 1 merk mobil saja , tetapi ada berbagai macam merk mobil ?
Dari alasan ini saja kita sudah tahu , bahwa pernyataan Pertamina adalah pernyataan lempar batu sembunyi tangan. Kualitas Premium kurang baik dan tidak konsisten.
Ane yakin , pasti semua orang pernah menjadi korban penipuan di SPBU. Pertamina berbenah dengan slogan PASTI PAS , bukan karena keinginan yang murni untuk berbenah , tetapi karena adanya persaingan dengan Vendor2 lain seperti Shell , Petronas dan lainnya.
kalau system Monopoli Minyak Bumi masih tetap terjadi seperti dulu , ane juga yakin tidak ada itu yang namanya SLOGAN PASTI PAS.
Tetapi karena masyarakat sekarang sudah pandai , dan ada alternatif pilihan lain selain Pertamina , mau nggak mau , PASTI PAS harus dijalankan oleh Pertamina .
Sekarang aja , Program Pasti Pas , dijalankan dengan setengah hati. Karena penetrasi SHELL dan PETRONAS masih belum begitu besar , pelaksanaan program pasti pas dijalankan dengan tidak konsisten. Ane masih banyak melihat penipuan terjadi , penjualan premium menggunakan JIRIGEN juga masih banyak terjadi.
Apakah Pertamina menunggu perkembangan Penetrasi Kompetitor , baru akan melakukan Program Pasti Pas dengan sepenuh hati ???
Kalau pengen hasil yang baik , lakukanlah perbaikan pelayanan secara profesional. Bukan terombang ambing tak menentu mengikuti arah angin....

