andy1800 wrote:menyela sebentar.
FYI saja....dikatakan oleh dokter yg memeriksanya:
secara medis, beliau meninggal karena dadanya terhantam dg sangat keras.
mengakibatkan ada tulang rusuk yg patah...
ada kemungkinan patahan ini juga menusuk organ dalam.... tp yg jelas, paru2nya mengalami pendarahan fatal.
Saya ikut menyela yg bagian medis ini aja yah?
Menurut apa yg saya ketahui,kebanyakan kasus kecelakaan lalin(kll) yg melibatkan trauma/hantaman ke dada itu sangat riskan,bisa di katakan korbannya akan mengalami situasi 'life threatening' yg klo gak di tangani dg cepat bisa mengakibatkan kematian seketika.
Kenapa?
Trauma dada (tergantung besar kecil nya hantaman)bisa berpotensi:
Patah tulang iga,yg konsekuensi berikutnya adalah patahannya menusuk paru2.Ini betul2 situasi kritis yg butuh management cepat dlm itungan detik!
Paru2 yg tertusuk akan dg cepat akan terisi darah,shg gak bisa berfungsi,terjadi apa yg disebut flail chest,kolaps paru dan tentu saja korbannya meninggal krn gak bisa napas....
Saya kurang tau apakah beliau sempat masuk ambulance,dan apakah kru ambulance cukup mendapat pelatihan yg tepat dalam menangani kasus kritis macam ini?
Apakah ada seorang dokter umum di dalam ambulance(dokter bedah sbrnya yg plg ideal)?
Apakah peralatan di dalam ambulance 'memadai' utk menangani kasus ginian?
Apakah petugas di lapangan medisnya quailified utk di panggil sbg EMT(emergency medical team)?
Saya pribadi menyangsikan....
Klo head nya free(gak kehantam di kepala,asumsi kepala terprotek helmet)dan pula tdk cedera leher yg jg berkontribusi thd kematian mendadak,maka trauma to chest sbrnya asal cepat di tangani (dlm itungan detik spt saya sebut diatas)sebnarnya masih ada peluang utk tertolong,asalkan pula tim medis dg cepat melakukan tindakan bedah sederhana di tempat.
Namun sbg komunitas yg beradab dan beragama,kita semua juga melihat bhw sebaik apapun usaha kita,ada takdir yg mutlak berlaku atas tiap diri....