Tertarik ikut pembahasan topik ini.
Kalau melihat di short term sebetulnya depresiasi mobil Cina itu tinggi, terutama yang range di atas Rp. 250 juta. Jadi kalau ada uang cukup seakan akan lebih baik beli brand Jepang yang sudah lebih refined di driving experience, mesin tuning,dll.
Kalau liat review Chery baik Chery Tiggo 4 sd 8 , reviewer baik yang di Philipines (karena review pakai Bahasa Inggris) dan Rusia (marketnya besar di sana sd ampe web chinamobil.ru lengkap dengan data sales dll), review nya mirip dengan pabrikan China 'umumnya' yaitu fuel cons ga bisa hemat, perpindahan transmisi kurang 'familliar' , akselerasi ga spesial dan intinya driving experience kurang.
BYD sih baru lihat beberapa review BYD Han , BYD Tang. Nah ini sebetulnya cukup menjanjikan karena EV maka bawaan hal2 yang disebut di atas bisa lebih di toleransi. Fuel cons jelas ga worry karena EV, akselerasi juga bisa under 8 detik kalau EV kali. Tapi tetap aja nih mobil ga murah2 amat untuk pabrikan China . Dan kalau infrastruktur charger station dll belum komplit akan susah juga recharge nya. BYD Han di reviewer Norwegia bisa charge 10 sd 80% dalam waktu 30 menit - tapi ga tau kwh charger nya berapa.
Menarik juga kalau ada pabrikan China yang main di hybrid contohnya Haval. Brand ini pas launching Haval H6 dan Jolion hybrid di Thailand , langsung bikin heboh karena as always Interior uda top notch , fitur lengkap (sampai bisa self parking segala, mau paralel, mundur biasa bisa tuh - mungkin cuman valet aja kali belum bisa kaya di Mercy) . Harganya juga ya under pabrikan Jepang. Tapi tetap pas liat reviewer Thailand (sayang nya banyak video Thailand nya ga ada subtitle, jadi bingung ini ngomong apaan) pasti ada kelemahan nya.
Ya mungkin balik lagi ke kebutuhan masing-masing orang ya fokus nya mobil untuk apa.
![Big Smile :big_smile]](./images/smilies/big_smile.gif)